Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017
Sanur - Bali, 8 Juli 2017
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana i
KATA PENGANTAR
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan
manusia. Namun dalam pengembangan dan aplikasinya, disamping memberi dampak positip juga
berdampak negatip. Dampak negatip ini sering tidak mendapatkan perhatian dan pengembangan
selanjutnya mempengaruhi ketersediaan sumber daya alam dan kondisi lingkungan. Kondisi ini,
sampai tingkat tertentu, dapat mengurangi manfaat yang dituju atau bahkan membahayakan
keberlanjutan eksistensi bumi dan kehidupannya. Kesadaran akan hal ini mendorong ilmuwan,
rekayasawan maupun praktisi dalam berbagai bidang mengembangkan teknologi ramah
lingkungan yang menjamin keberlanjutan bumi dan isinya.
Bidang Teknik Sipil merupakan salah satu pelaku utama dalam pembangunan infrastruktur yang
berperan penting dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Adanya dampak kemajuan
teknologi di bidang konstruksi mengharuskan pengguna maupun pelaku industri konstruksi agar
tetap menjaga keseimbangan lingkungan. Tak dapat dipungkiri, faktor pelestarian lingkungan
memegang peranan penting untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Untuk mendukung perspektif tersebut, maka Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas
Teknik, Universitas Udayana pada hari Sabtu tanggal 8 Juli 2017 menyelenggarakan Seminar
Nasional Teknik Sipil (SeNaTS) 2 dengan tema “Menuju Pembangunan Infrastruktur Yang
Berkelanjutan” di Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali.
Kegiatan ilmiah sehari ini diharapkan dapat menjadi salah satu sarana komunikasi dan wadah
tukar informasi bagi pendidik, peneliti dan praktisi di bidang Teknik Sipil maupun mahasiswa
untuk mendukung upaya terlaksananya pembangunan infrastruktur berkelanjutan. Sejumlah tujuh
puluhan makalah dipresentasikan dalam kegiatan SeNaTS 2 ini dari beberapa bidang keahlian
meliputi bidang keahlian: Struktur dan Material, Geoteknik, Transportasi, Manajemen Proyek dan
Rekayasa Konstruksi, Sumber Daya Air dan Lingkungan. Penulis makalah berasal dari berbagai
institusi di seluruh Indonesia.
Terselenggaranya kegiatan seminar ini berkat peran serta dan bantuan berbagai pihak, dari tahap
persiapan sampai pelaksanaannya. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya. Semoga komunikasi dan kerjasama yang telah terjalin dapat berlanjut di kemudian hari.
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017
Sanur - Bali, 8 Juli 2017
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana ii
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017
Sanur - Bali, 8 Juli 2017
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana iii
SAMBUTAN
Puji syukur kami panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa dengan
diselenggarakannya Seminar Nasional Teknik Sipil ke-2 (SeNaTS 2) pada hari Sabtu, tanggal 8
Juli 2017 di Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali. Konferensi ini diselenggarakan oleh Program
Studi Program Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana.
Tema pada seminar ini “Menuju Pembangunan Infrastruktur Yang Berkelanjutan” dimaksudkan
sebagai salah satu wadah komunikasi dan tukar informasi serta pengalaman bagi ilmuwan,
rekayasawan, mahasiswa maupun praktisi yang memiliki perhatian dan atau pengalaman di bidang
Teknik Sipil. Dengan demikian kegiatan ini dapat dimanfaatkan bagi para peneliti dan praktisi
untuk mempublikasikan pengalaman maupun hasil-hasil penelitian yang berhubungan dengan
pengembangan infrasturktur dalam menunjang sasaran pembangunan yang berkelanjutan. Topik
publikasi mencakup bidang keahlian : Struktur dan Material, Geoteknik, Manajemen Proyek dan
Rekayasa Konstruksi, Transportasi, Sumber Daya Air, Lingkungan serta bidang keahlian sipil
terkait lainnya.
Diharapkan kegiatan SeNaTS 2 ini menjadi media efektif untuk komunikasi dan tempat bertukar
pikiran serta pengalaman antara sesama ilmuwan, rekayasawan, mahasiswa maupun praktisi
Teknik Sipil dari seluruh Indonesia. Dengan demikian dapat memperkaya perkembangan dunia
ketekniksipilan dan memberikan kontribusi bagi pembangunan nasional yang berkelanjutan.
Semoga acara ini bermanfaat bagi kita semua dan kami mengucapkan terima kasih kepada para
narasumber, pemakalah dan panitia yang telah bekerja keras dalam menyiapkan kegiatan ini
sehingga dapat terlaksana dengan baik. Terima kasih juga kami sampaikan kepada seluruh peserta
dan para sponsor yang telah berpartisipasi dan mendukung penyelenggaraan SeNaTS 2 ini.
Sampai berjumpa lagi pada pertemuan yang akan datang.
Denpasar, Juli 2017
Prof. Putu Alit Suthanaya, ST, MEngSc, Ph.D
Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017
Sanur - Bali, 8 Juli 2017
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana iv
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017
Sanur - Bali, 8 Juli 2017
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana v
KOMITE ILMIAH
Endah Wahyuni, ST., MSc., Ph.D (ITS)
Ir. Akhmad Suraji, MT, PhD (Unand)
Prof. Ir. I Nyoman Norken, SU, PhD (Unud)
Prof. Ir. I Wayan Redana, MASc, PhD (Unud)
Prof. Ir. I Nyoman Arya Thanaya, ME, PhD (Unud)
Prof. Dr. Ir. I Made Alit Karyawan Salain, DEA (Unud)
Prof. Putu Alit Suthanaya, ST, MEngSc, PhD (Unud)
Ir. Made Sukrawa, MSCE, PhD (Unud)
I Ketut Sudarsana, ST, PhD (Unud)
Ir. I Gusti Bagus Sila Dharma, MT, PhD (Unud)
Dr. Ir. I Gusti Agung Adnyana Putera, DEA (Unud)
Ir. Nyoman Martha Jaya, MConstMgt, PhD, GCinstCES (Unud)
Dr. Ir. Dewa Ketut Sudarsana, MT (Unud)
Kadek Diana Harmayani, ST, MT, PhD (Unud)
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017
Sanur - Bali, 8 Juli 2017
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana vi
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017
Sanur - Bali, 8 Juli 2017
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana vii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………….. i
SAMBUTAN………………………………………….............................................. iii
KOMITE ILMIAH ………………………………………….................................. v
DAFTAR ISI ……………………………………………......................................... vii
KEYNOTE SPEAKER
SUSTAINABLE BUILDING MATERIALS ADALAH KEBUTUHAN…………………………… KS-1
PERAN ENERGI TERBARUKAN DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI
INDONESIA………………………………………………………………………………………….. KS-11
BIDANG STRUKTUR DAN MATERIAL
PEMANFAATAN STEEL SLAG SEBAGAI SUBSTITUSI SEMEN PADA CAMPURAN BETON
NORMAL ……………………………………………………………………………………………. SM-1
PERENCANAAN BETON MUTU TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN
SUPERPLASTICIZER SULPHONAT DAN PENAMBAHAN FLY ASH ………………………… SM-9
ANALISIS STRUKTUR BETON BERTULANG SRPMK TERHADAP BEBAN GEMPA
STATIK DAN DINAMIK DENGAN PERATURAN SNI 1726 2012 …………………………….. SM-19
EVALUASI SIMPANGAN STRUKTUR AKIBAT PENAMBAHAN LANTAI DENGAN
METODE ANALISIS STATIK DAN DINAMIK RESPONSE SPECTRUM (STUDI KASUS :
PEMBANGUNAN GEDUNG DEKANAT FAKULTAS TEKNIK UNTIRTA) …………………... SM-27
PENGARUH PENGURANGAN PENAMPANG TERHADAP KERUSAKAN RANGKA
BAJA…………………………………………………………………………………………………. SM-35
STUDI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MOMENT RESISTING FRAME
DAN ECCENTRICALLY BRACED FRAME PADA GEDUNG CDAST ………………………… SM-43
PENGARUH PENAMBAHAN SERAT DRAMIX DAN PERAWATAN TERHADAP KUAT
TEKAN, KUAT TARIK DAN BIAYA BETON ……………………………………………………. SM-49
PENINGKATAN KINERJA BETON HIGH VOLUME FLY ASH DENGAN VARIASI UKURAN
BUTIR MAKSIMUM AGREGAT KASAR ………………………………………………………… SM-55
KEKUATAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MENGGUNAKAN SERBUK BATU
BATA SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN ……………………………………………. SM-63
STUDI PEMASANGAN PANEL BETON PRACETAK CORRUGATED SEBAGAI BADAN
REL-KERETA API: KASUS JALUR PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG …………. SM-71
ANALISIS PEMBEBANAN SEISMIK STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG
DENGAN DAN TANPA INTERAKSI TANAH-STRUKTUR (KASUS GEDUNG 5 LANTAI
DENGAN PONDASI TIANG)………………………………………………………………………. SM-87
STUDI PERBANDINGAN PERILAKU SEISMIK STRUKTUR RANGKA BETON
BERTULANG DENGAN PEMODELAN PONDASI KAKU DAN FLEKSIBEL ………………… SM-101
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017
Sanur - Bali, 8 Juli 2017
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana viii
STUDI PERBANDINGAN PERILAKU DAN KINERJA STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN
KOLOM KOMPOSIT CONCRETE ENCASED DAN CONCRETE FILLED TUBE, SERTA NON
KOMPOSIT…………………………………………………………………………………………... SM-113
EVALUASI POTENSI ABU TERBANG SISA PEMBAKARAN ASPALT MIXING PLAN
(AMP) PT.HARAPAN JAYA BETON BALI SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN
PORTLAND …………………………………………………………………………………………. SM-125
STUDI PEMASANGAN PANEL BETON PRACETAK CORRUGATED SEBAGAI BADAN
REL-KERETA API: KASUS JALUR PELABUHAN TANJUNG EMAS
SEMARANG…………...…………………………………………………………………………….. SM-135
ANALISIS PERILAKU HUBUNGAN PELAT-KOLOM TEPI STRUKTUR PELAT DATAR
DENGAN CONCRETE DAMAGE PLASTICITY (CDP) DARI ABAQUS………………………….. SM-151
PENGARUH VARIASI CAMPURAN DAN FAKTOR AIR SEMEN TERHADAP KUAT
TEKAN BETON NON PASIR DENGAN AGREGAT GRANIT PULAU BANGKA …………….. SM-161
ANALISIS PERILAKU STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG TIDAK BERATURAN
DENGAN PENAMBAHAN TINGKAT MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA………………… SM-169
PERBANDINGAN KINERJA STRUKTUR RANGKA BREISING KONSENTRIK (SRBK) TIPE
X-2 LANTAI DENGAN STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN BIASA (SRPMB)……….. SM-179
PENGUJIAN LABORATORIUM BETON SERAT DENGAN AGREGAT RINGAN SM-189
BIDANG GEOTEKNIK
ANALISIS KONSOLIDASI PDA TANAH LEMPUNG LUNAK DENGAN METODE
PREFABRICATED VERTICAL DRAIN (PVD) ……………………………………………………
GT-1
ANALISIS WAKTU PENURUNAN KONSOLIDASI PADA KASUS PERBAIKAN TANAH
MENGGUNAKAN STONE COLUMN……….……………………………………………………..
GT-11
ANALISIS PENGARUH PEMERAMAN TERHADAP TANAH LEMPUNG YANG
DICAMPUR DENGAN ASPAL EMULSI……….…………………………………………….......... GT-25
PEMANFAATAN LIMBAH BATUBARA SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH
LEMPUNG LUNAK……………………………................................................................................. GT-41
PERBANDINGAN DAYA DUKUNG PONDASI AKIBAT PERBEDAAN METODE
KONSTRUKSI PONDASI DALAM.................................................................................................... GT-55
KAJIAN EFEK PNGEMBANGAN TERHADAP KUAT GESER DAN PERUBAHAN VOLUME
TANAH LEMPUNG BOBONARO...................................................................................................... GT-63
PENGARUH KONSOLIDASI TERHADAP DEFORMASI DAN FAKTOR KEAMANAN
DENGAN MODEL MATERIAL TANAH LUNAK............................................................................ GT-75
DAYA LAYAN PILE SLAB BETON BERTULAN SEBAGAI STRUKTUR PERKERASAN
JALAN PADA TANAH LUNAK…………………………………...……………………………….. GT-83
BIDANG MANAJEMEN PROYEK DAN REKAYASA KONSTRUKSI
KENDALA DALAM PENERAPAN METODE TERINTEGRASI PADA PROYEK
KONSTRUKSI……………………………………………………………………………………… MK-1
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017
Sanur - Bali, 8 Juli 2017
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana ix
STUDI KECUKUPAN INFRASTRUKTUR PENUNJANG SOSIAL EKONOMI DAN
LINGKUNGAN DI BALI …………………………………………………………………………… MK-9
STANDAR GREEN BUILDING INDONESIA: STUDI KOMPARASI …………………………… MK-17
ANALISIS PENGARUH PENERAPAN TQM (TOTAL QUALITY MANAGEMENT) DAN
KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA KONSTRUKSI (STUDI
KASUS: PROYEK KONSTRUKSI DI PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA) ……………. MK-23
PERAN TEKNOLOGI INFORMASI (TI) TERHADAP TOTAL QUALITY MANAGEMENT
(TQM) DAN SUPPLY CHAINT MANAGEMENT (SCM) PADA INDUSTRI KONSTRUKSI
(STUDI KASUS PADA KONTRAKTOR DI DAERAH DKI JAKARTA) ………………………... MK-31
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS FAKTOR COST OVERRUN DALAM MENINGKATKAN
KINERJA BIAYA KONSTRUKSI DI PERUSAHAAN ”X” ……………………………………… MK-39
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS FAKTOR PENYEBAB REWORK PROYEK KONSTRUKSI
BANGUNAN GEDUNG APARTEMEN DI PERUSAHAAN X…………………………………… MK-47
IDENTIFIKASI FAKTOR – FAKTOR RISIKO PENTING PERUSAHAAN KONSTRUKSI ”X”
DALAM PROYEK KERJA SAMA OPERASI DENGAN PERUSAHAAN ASING DI
INDONESIA …………………………………………………………………………………………. MK-57
PENGARUH TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN
REHABILITASI REKONSTRUKSI DALAM RANGKA PERBAIKAN RUMAH TINGGAL DI
KOTA PADANG PASCA GEMPA 30 SEPTEMBER 2009 (STUDI KASUS: KOTO TANGAH
DAN KURANJI) …………………………………………………………………………………… MK-65
EVALUASI TEKNIS DAN SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG KANTOR PELAYANAN
PUBLIK “GRAHA SEWAKA DHARMA” PEMERINTAH KOTA DENPASAR………………… MK-77
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESUKSESAN PELAYANAN IZIN MENDIRIKAN
BANGUNAN DI KOTA DENPASAR……………………………………………………………… MK-89
EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI REGULASI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DALAM
PENATAAN PEMBANGUNAN DI KOTA DENPASAR………………………………………… MK-95
ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KLAIM KONTRAK DAN PENYELESAIANNYA PADA
PROYEK KONSTRUKSI…………………………………………………………………………… MK-105
PERSPEKTIF PEMILIK PROYEK TERHADAP PERMASALAHAN DALAM MANAJEMEN
KLAIM KONSTRUKSI……………………………………………………………………………… MK-113
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3)
MENGGUNAKAN OHSAS PADA PROYEK PEMBANGUNAN FAVE HOTEL KARTIKA
PLAZA KUTA……………………………………………………………………………………….. MK-121
FAKTOR PENUNJANG MANAJEMEN MUTU TERPADU UNTUK MENINGKATKAN
KINERJA KONTRAKTOR KECIL DI KOTA DENPASAR……………………………………….. MK-129
BIDANG TRANSPORTASI
JALAN LAYANG SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF PRASARANA TRANSPORTASI
RAMAH LINGKUNGAN…………………………………………………………………………… TRANS-1
SKENARIO PENGEMBANGAN SISTEM ANGKUTAN UMUM DI KOTA PALANGKA
RAYA BERBASIS SISTEM TRANSPORTASI BERKELANJUTAN……………………………... TRANS-9
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017
Sanur - Bali, 8 Juli 2017
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana x
POLA PERGERAKAN PEJALAN KAKI ANAK SEKOLAH PADA JALUR PEDESTRIAN……. TRANS-19
ANALISIS KARAKTERISTIK DAN BIAYA KECELAKAAN DI JALAN TOL TANGERANG –
MERAK (KM 31 – KM 72)………………………………………………………………………….. TRANS-29
EVALUASI KINERJA ANGKUTAN UMUM DI KOTA SALATIGA …………………………… TRANS-43
MODEL PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP NILAI KAPASITAS JALAN
DAN BIAYA OPERASI KENDARAAN PADA RUAS JALAN JAWA KABUPATEN
JEMBER……………………………….……………………………….…………………………….. TRANS-55
KARAKTERISTIK BANGKITAN PERJALANAN BERBAGAI ODTW DI BALI……………….. TRANS-63
ANALISIS KORBAN DAN KECELAKAAN LALU LINTAS FATAL DI KABUPATEN
TABANAN……………………………….……………………………….…………………………. TRANS-71
KARAKTERISTIK VISCO ELASTIC ASPAL AKIBAT PENUAAN DITINJAU DARI NILAI
SUDUT PHASE………………………….…………………………………………………………... TRANS-79
DESAIN JALAN REL UNTUK TRANSPORTASI BATU BARA RANGKAIAN PANJANG
(STUDI KASUS: SUMATERA SELATAN)………………………………………………………... TRANS-87
KARAKTERISTIK CAMPURAN AC-WC MODIFIKASI JENIS BNA BLEND PADA NILAI
ABRASI AGREGAT KASAR YANG BERBEDA YANG TERSEDIA DI BALI…………………. TRANS-95
EVALUASI TINGKAT KERUSAKAN JALAN DENGAN METODE PAVEMENT CONDITION
INDEX (PCI) UNTUK MENUNJANG PRIORITAS PENANGANAN PERBAIKAN JALAN DI
BEBERAPA RUAS JALAN KOTA SAMARINDA………………………………………………… TRANS-105
KAJIAN EFEKTIVITAS PENGELOLAAN SIMPANG DENGAN UNDERPASS (STUDI
KASUS SIMPANG TUGU NGURAH RAI DI PROVINSI BALI)…………………………………. TRANS-111
ANALISIS KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PARKIR DI BANDARA
INTERNASIONALI GUSTI NGURAH RAI-BALI…………………………………………........... TRANS-119
ANALISIS PERILAKU PEMILIHAN RUTE BERDASARKAN SISTEM INFORMASI LALU
LINTAS REAL TIME (STUDI KASUS: PENGARUH PENGGUNAAN APLIKASI WAZE)…….. TRANS-129
ANALISIS MANAJEMEN PENGANGKUTAN SAMPAH KABUPATEN TABANAN (STUDI
KASUS : KECAMATAN TABANAN DAN KECAMATAN KEDIRI)……………………………. TRANS-139
KAPASITAS LINGKUNGAN JALAN SEBAGAI PENDUKUNG REKOMENDASI
ANDALALIN PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT METRO MEDIKA MATARAM……………. TRANS-149
PENANGANAN JALANDAN PEMASANGAN UTILITASDI WILAYAH KOTA DENPASAR:
KONDISI DAN KENDALA…………………………………………………………………………. TRANS-159
ANALISIS KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN (CAED) DENGAN
EPOXY SEBAGAI BAHAN TAMBAH……………………………………………………………... TRANS-167
KAJIAN EMISI GAS RUMAH KACA AKIBAT SEKTOR TRANSPORTASI DI KOTA
CILEGON…………………………………………………………………………………….............. TRANS-179
ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PEMILIHAN RUTE JALAN TOL
BALI MANDARA…………………………………………………………………………………… TRANS-189
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017
Sanur - Bali, 8 Juli 2017
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana xi
BIDANG SUMBER DAYA AIR
KURVA IDF DESAIN KOLAM RETENSI DAN DETENSI SEBAGAI UPAYA KONSERVASI
AIR TANAH…………………………………………………………………………………………. SDA-1
ANALISA INDEKS DAN SEBARAN KEKERINGAN MENGGUNAKAN METODE
STANDARDIZED PRECIPITATION INDEX (SPI) DAN GEOGRAPHICAL INFORMATION
SYSTEM (GIS) UNTUK PULAU LOMBOK………………………………………………………… SDA-9
WATER ALLOCATION AND DISTRIBUTION IN JATILUHUR IRRIGATION AREA
INDONESIA : EVALUATION AND CHALLENGES……………………………………………… SDA-17
IMPLEMENTASI TRI HITA KARANA PADA SUBAK PULAGAN SEBAGAI WARISAN
BUDAYA DUNIA DI KECAMATAN TAMPAKSIRING, KABUPATEN GIANYAR…………… SDA-29
SIMULASI OKSIGEN TERLARUT (DO) AKIBAT POLUSI DI ANAK SUNGAI CITARUM
MENGGUNAKAN HEC-RAS………………………………………………………………………. SDA-41
PEMODELAN BAK PENGENDAP (SETTLING BASIN) UNTUK MEREDUKSI PENGARUH
SEDIMENTASI SALURAN IRIGASI PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
MIKROHIDRO (STUDI KASUS PADA SALURAN IRIGASI PROVINSI GORONTALO)……... SDA-49
EFEKTIVITAS LUBANG RESAPAN BIOPORI DALAM PENGENDALIAN BANJIR DI
KOTA DENPASAR.…………………………………………………………………………………. SDA-57
ANALISIS KETERSEDIAAN AIR PADA BENDUNGAN PANDANDURI KABUPATEN
LOMBOK TIMUR UNTUK KEBUTUHAN AIR IRIGASI DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR
BAGIAN SELATAN………………………………………………………………………………….. SDA-69
UNJUK KERJA BANGUNAN PEMECAH GELOMBANG AMBANG RENDAH BLOK BETON
BERKAIT…………………………………………………………………………………………….. SDA-79
MANAJEMEN RISIKO PELAKSANAAN UJI MODEL FISIK DI LABORATORIUM PANTAI
BALAI LITBANG TEKNOLOGI PANTAI…………………………………………………………. SDA-89
PERAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN KAWASAN PANTAI DI PANTAI
SANUR……………………………………………………………………………………………….. SDA-95
BIDANG LINGKUNGAN
PERANAN BAMBU DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN WILAYAH YANG
BERKELANJUTAN....……...………………………………………………………………………..
LK-1
PENGARUH TANAMAN RAMBAT TERHADAP SUHU RUANG BAWAH ATAP
TRANSPARAN POLIKARBONAT...………………………………………………………………..
LK-9
ANALISIS TIMBULAN DAN KOMPOSISI LIMBAH PADAT BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN (B3) DARI SUMBER KOMERSIL DI KOTA PADANG……………........................... LK-15
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR HIJAU DALAM MENGURANGI GENANGAN DI
KOTA GORONTALO………………………………………………….............................................. LK-23
BUCKET SYSTEM AS ALTERNATIVE OF URBAN GROWTH SIMULATION USING
AGENT BASED MODEL…………………………………………………………………………… LK-29
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017Sanur - Bali, 8 Juli 2017
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana TRANS-79
KARAKTERISTIK VISCO ELASTIC ASPAL AKIBATPENUAAN DITINJAU DARI NILAI SUDUT PHASE
I Made Agus Ariawan1
1Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran BaliEmail: [email protected]
ABSTRAKAspal sebagai bahan pengikat dalam perkerasan lentur bersifat visco elastic, ini artinya aspalberperilaku padat elastic (deformasi akibat beban dipulihkan atau mampu kembali ke bentuksemula setelah beban dihilangkan) dan berperilaku sebagai cairan kental (deformasi akibat bebantidak dapat dipulihkan atau tidak bisa kembali ke bentuk semula setelah beban dihilangkan).Dalam proses konstruksi, aspal mengalami penuaan akibat oksidasi pada proses pemanasan danpengaruh iklim lingkungan selama masa layanannya, ini tentu mempengaruhi karakteristik viscoelasticnya. Sudut phase (δ) merupakan salah satu indikator nilai visco elastic aspal yangmerupakan jarak antara tegangan geser yang diterapkan dan regangan geser yang dihasilkan.Untukmensimulasi penuaan aspal pada umur awal, dilakukan pengujian Rolling Thin Film Oven Test(RTFOT) aspal murni dan pengujian Pressure Aging Vessel (PAV) residu RTFOT aspal murniuntuk umur menengah hingga akhir rencana. Nilai sudut phase diperoleh dengan pengujianmenggunakan alat Dynamic Shear Rheometer (DSR), dan sebagai pembanding, pengujian jugadilakukan terhadap aspal recovery dari campuran aspal yang dibuat dilaboratorium untukmensimulaksi umur aspal di awal umur rencana dan aspal recovery dari campuran aspal dilapangan yang berumur 3 tahun. Pada perlakuan waktu pembebanan tetap (1,59 hz atau 90km/jam), rentang temperatur 46 oC – 88 oC dan variasi peningkatan temperatur 6 oC, padatemperatur yang sama terdapat perbedaan nilai sudut phase. Penuaan aspal berpengaruh terhadapnilai sudut phase, pada aspal yang berumur lebih tua memberikan nilai sudut phase yang lebihkecil dan berarti cendrung mempunyai perilaku elastic solid yang lebih kaku.
Kata kunci: Aspal, Viscous Elastic, Sudut Phase
ABSTRACT
Asphalt as a binder in flexible pavement is viscous-elastic, this means that asphalt behaves elasticsolid (deformation due to the load is restored or able to return to its original shape after the load isremoved) and behave as a viscous liquid (deformation due to the load can not be recovered or arenot able to return to shape after the load is removed). In the construction process, asphalt aging dueto oxidation in the heating process and the environment climate influence during its service, thiscertainly affects the characteristics of its viscous-elastic. Phase angle (δ) is one indicator of theviscous-elastic asphalt value which is the distance between the applied shear stress and theresulting shear strain. To simulate aging asphalt at early age, testing the Rolling Thin Film OvenTest (RTFOT) original asphalt and testing Pressure Aging Vessel (PAV) residue RTFOT originalasphalt for middle age until the end of the plan. Value angle phase is obtained by testing using aDynamic Shear Rheometer (DSR) and as a comparison, tests were also conducted on recoveryasphalt from the asphalt mixture created a laboratory to simulate aged of asphalt in the early life ofthe plan and recovery asphalt of asphalt mixture on the field which is 3 years old. In the fixedloading time (1.59 hz or 90 km / h) treatment, temperature range 46 ° C - 88 ° C and temperaturevariations increase in 6 ° C, at the same temperature there is a difference phase angle values.Asphalt aging effect on the phase angle value, the older aged asphalt provides smaller phase anglevalues and mean tends to behave in a more rigid elastic solid.
Keywords: Asphalt, Viscous Elastic, Phase Angle
I Made Agus Ariawan
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana TRANS-80
1. PENDAHULUAN
Aspal merupakan material visco elastic, dimana aspal berperilaku sebagian seperti padat elastis (deformasiakibat beban dapat dipulihkan atau mampu kembali ke bentuk semula setelah beban dihilangkan) dan sebagianseperti cairan kental (deformasi akibat beban tidak dapat dipulihkan atau tidak bisa kembali ke bentuk semulasetelah beban dihilangkan). Karakteristik visco elastic ini sangat dipengaruhi oleh temperatur, dimana aspalakan melunak dan mencair bila mendapat cukup pemanasan dan sebaliknya. Oleh karenanya, sifat inilah yangmembuat aspal dapat menyelimuti dan menahan agregat tetap pada tempatnya.
Dalam proses konstruksi, aspal mengalami pemanasan dan ketika kembali pada temperatur normal, aspalmengalami pengerasan (penuaan) dari aspal murni (original binder), karena disebabkan terutama oleh oksidasiunsur-unsur minyak ringan dalam aspal. Tingkat oksidasi yang terjadi tergantung pada temperatur, durasipemanasan dan ketebalan selimut aspal, dimana nilainya akan berlipat ganda untuk setiap kenaikan 10 °C padasuhu di atas 100 °C dan oksidasi telah lama dianggap sebagai penyebab utama penuaan aspal (Read & Whiteoak,2003).
Pengerasan aspal yang terjadi pada proses pencampuran dengan agregat dan bahan pengisi, penghamparandan pemadatan menggambarkan penuaan aspal dalam jangka pendek (short term aged). Menurut Read &Whiteoak (2003) menyebut bahwa sebagai perkiraan, pada proses ini nilai penetrasi aspal menurun sekitar 30%,dan untuk meminimalkan penuaan ini dapat dilakukan dengan mengontrol secara cermat semua faktor(temperatur, durasi pemanasan dan ketebalan selimut aspal) sesuai dengan yang dipersyaratkan.
Pada periode pelayanan lalu lintas, pengerasan aspal akan terus berlanjut sampai ada batasan yang bisadicapai, perilaku aspal ini digambarkan sebagai penuaan jangka panjang (long term aged). Faktor utama yangmempengaruhi pengerasan aspal pada periode ini adalah volume rongga udara dalam campuran. Aspal yangdipulihkan dari campuran dengan volume rongga udara lebih rendah, akan mengalami penuaan lebih kecil dansebaliknya dengan volume rongga udara yang tinggi, memungkinkan masuknya udara secara konstan sehinggapotensi penuaan akan meningkat (Read & Whiteoak, 2003).
Pengerasan (penuaan) aspal tentu akan menyebabkan perubahan karakteristik visco elasticnya. Aspal yanglebih tua cendrung keras (kaku), pada temperatur dan waktu pembebanan yang sama, mempunyai ketahananmenerima tegangan yang lebih besar dengan regangan yang terjadi lebih kecil. Namun sebaliknya aspal inimempunyai potensi retak akibat kelelahan yang lebih besar. Hal ini dapat ditunjukkan salah satunya dari nilaisudut phasenya, yang merupakan jarak antara tegangan yang diaplikasikan dengan regangan yang terjadi, danvariasi nilainya sangat tergantung pada kekerasan atau penuaan aspal. Oleh itu perlu dilakukan analisis terkaitdengan karakteristik visco elastic aspal akibat penuaan ditinjau dari nilai sudut phasenya.
2. DYNAMIC SHEAR RHEOMETER (DSR)
Dynamic Shear Rheometer (DSR) digunakan untuk menguji karakteristik sifat visco elastic aspal padatemperatur menengah dan tinggi. Setelah digunakan dalam industri plastik selama bertahun-tahun, DSR mampumengukur sifat baik elastis dan kental (Gambar 1). DSR mengukur modulus kompleks geser aspal (G*) dansudut phase (δ). Modulus kompleks geser (G*) dapat dianggap sebagai resistansi aspal terhadap deformasi ketikaterjadi tegangan geser berulang-ulang, sedangkan sudut fase (δ) merupakan jarak antara tegangan geser yangditerapkan dan regangan geser yang dihasilkan (Gambar 2). Semakin besar sudut phase, maka semakin kental(viscous) karakteristik materialnya (Pavement Interactive, 2011a)
Gambar 1. Dynamic Shear Rheometer (DSR)(Pavement Interactive, 2011a
Gambar 2. Kurva Tegangan dan Regangan DSR(Pavement Interactive, 2011a)
Karakteristik Visco Elastic Aspal Akibat Penuaan Ditinjau dari Nilai Sudut Phase
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana TRANS-81
G* dan δ digunakan sebagai prediktor rutting dan fatigue cracking campuran aspal beton. Pada awalumur perkerasan, rutting merupakan perhatian utama, sementara pada sisa umur perkerasan fatigue crackingmenjadi perhatian utama. Untuk melawan rutting, aspal harus kaku dan elastis (harus dapat kembali ke bentuksemula setelah deformasi beban). Oleh karena itu, modulus kompleks geser bagian yang elastis, G*/sinδ(Gambar 3) harus besar. Secara intuisi, semakin tinggi nilai G*, kekakuan aspal semakin besar (mampu menahandeformasi) dan semakin rendah nilai δ, semakin besar porsi elastis G* (dapat memulihkan bentuk aslinya setelahmenjadi cacat oleh beban).
Gambar 3. Modulus Komplek Geser dan Sudut Phase (Pavement Interactive, 2011a)
3. METODE PENGUJIAN PENUAAN ASPAL DAN SUDUT PHASE
Pembuatan sampel uji campuran aspal di laboratorium dilakukan dengan pemadatan alat marshall,sedangkan pengambilan sampel campuran aspal beton padat di lapangan dilakukan dg metode core drill tes.Selanjutnya pemulihan aspal dari campuran aspal beton padat sampel uji laboratorium dan sampel uji lapangandilakukan dengan mengekstraksinya dan memisahkan aspal dari bahan pelarutnya.
Untuk mensimulasikan penuaan aspal agar mencapai penuaan jangka pendek (short term aged) yang terjadiakibat proses pencampuran dan konstruksi dilakukan dengan pengujian Rolling Thin Film Oven Test (RTFOT).Pada penelitian ini pengujian RTFO hanya dilakukan pada aspal murni (original binder) sedangkan aspalrecovery sampel uji laboratorium dan lapangan dikondisikan sebagai aspal residu RTFOT. Prosedur standarpengujian RTFOT mengacu pada ASTM D 2872-04 (Effect of Heat and Air on a Moving Film of Asphalt).Selanjutnya untuk mensimulasikan penuaan aspal dalam jangka panjang (long term aged), yang mengkondisikanaspal mengalami oksidasi selama masa layan jalan dilakukan dengan pengujian Pressure Aging Vessel (PAV)terhadap residu aspal RTFOT. Pada penelitian ini pengujian PAV dilakukan pada aspal residu RTFOT aspalmurni (Original Binder) dan aspal recovery sampel laboratorium. Untuk aspal recovery sampel hasil core drill dilapangan dikondisikan sebagai aspal residu PAV. Pengujian PAV mengacu pada standar ASTM D 6521-08(Accelerated Aging of Asphalt Binder Using a Pressurized Aging Vessel). Gambar 4 dan Gambar 5, selektifmemperlihatkan pengujian RTFOT dan PAV.
Gambar 4. Pengujian RTFOT Gambar 5. Pengujian PAV
I Made Agus Ariawan
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana TRANS-82
Berdasarkan sampel aspal murni (original binder), aspal recovery sampel campuran aspal di laboratoriumdan aspal recovery sampel campuran aspal hasil core drill di lapangan, selanjutnya dilakukan pengujian nilaisudut phase (δ) dengan alat DSR, yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik visco elastic aspal, sesuaidengan standard pengujian ASHTO T 315 atau ASTM D 7175-08 (Determining The Rheological Properties ofAsphalt Binder Using a Dynamic Shear Rheometer).
Pengujian sudut phase (δ) aspal dilakukan dengan tiga pengkondisian aspal, yaitu pada kondisi aspal murni(original binder), aspal residu RTFOT dan aspal residu PAV. Untuk mengamati pengaruh temperatur terhadapperilaku sudut phase (δ), sesuai kapasitas alat DSR yang tersedia, pada pengkondisian aspal murni (originalbinder) dan aspal residu RTFOT, variasi temperatur dimulai dari 46 °C dengan peningkatan setiap 6 °C,sedangkan untuk pengkondisian aspal residu PAV, variasi temperatur dimulai dari 31 °C dengan penurunansetiap 6 °C. Gambar 6, selektif memperlihatkan pengujian PAV.
Gambar 6. Pengujian Modulus Kekakuan Aspal (Sb) Dengan Alat DSR
4. NILAI SUDUT PHASE ASPAL
4.1 Nilai Sudut Phase (δ) dengan Pengkondisian Aspal Murni (Original Binder)
Pada temperatur yang sama, aspal recovery sampel lapangan mempunyai sudut phase (δ) yang paling kecildibandingkan dengan aspal murni (original binder) dan aspal recovery sampel laboratorium. Mengacu padaAASHTO T 315, berarti aspal recovery sampel lapangan mempunyai perilaku elastis yang lebih solid (kaku).Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan umur aspal (aged). Aspal recovery sampel lapangan lebih tuakarena telah mengalami proses oksidasi akibat pemanasan dalam pencampuran di Asphalt Mixing Plant (AMP)dan panas radiasi matahari di lapangan, sehingga menjadi lebih elastic solid (cendrung kaku). Demikian jugahalnya dengan aspal recovery sampel laboratorium mempunyai perilaku elastis yang lebih solid (kaku)dibandingkan dengan aspal murni (original binder), akibat mengalami proses oksidasi akibat pemanasan padapembuatan sampel uji campuran aspal di laboratorium. Tabel 1 dan Gambar 7 memperlihatkan pola hubunganantara temperatur dan sudut phase (δ) dengan pengkondisian sebagai aspal murni (original binder).
Tabel 1. Sudut Phase (δ) Aspal Murni (Original Binder), Aspal Recovery Sampel Laboratorium dan AspalRecovery Sampel Lapangan yang Dikondisikan Aspal Murni
Temperatur (°C)Sudut Phase (δ) (Degree)
Aspal Murni(Original Binder)
Aspal Recovery SampelLaboratorium DikondisikanAspal Murni
Aspal Recovery SampelLapangan DikondisikanAspal Murni
46 81,72 76,20 -
52 84,04 79,32 -
58 85,78 82,14 78,92
64 87,03 84,36 81,99
70 87,87 86,08 84,40
76 89,19 87,37 86,16
82 - - 87,36
88 - - 88,04
Karakteristik Visco Elastic Aspal Akibat Penuaan Ditinjau dari Nilai Sudut Phase
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana TRANS-83
Gambar 7. Temperatur Vs Sudut Phase (δ) Aspal Murni,Aspal Recovery Sampel Laboratorium dan Aspal Recovery Sampel Lapangan
yang Dikondisikan Aspal Murni
4.2 Nilai Sudut Phase (δ) dengan Pengkondisian Aspal Residu RTFOT
Nilai sudut phase (δ) pada pengkondisian aspal residu RTFOT dimaksudkan untuk mengetahui karakteristikvisco elastic aspal diawal hingga pertengahan umur perkerasan. Untuk mensimulasi aspal berada pada kondisiini, dilakukan pengujian RTFO pada aspal murni (Original Binder). Pada pengkondisian ini, aspal recoverysampel laboratorium dan aspal recovery sampel lapangan dikondisikan sebagai aspal residu RTFOT
Pada temperatur yang sama, aspal recovery sampel lapangan mempunyai sudut phase (δ) yang paling kecil.Mengacu pada AASHTO T.315 tentang perilaku visco elastic aspal, Aspal recovery sampel lapanganmempunyai perilaku elastis yang lebih solid (kaku) dibandingkan dengan aspal murni (original binder) dan aspalrecovery sampel laboratorium. Hal ini disebabkan karena perbedaan umur aspal (aged). Aspal recovery sampellapangan lebih tua karena telah mengalami proses oksidasi akibat radiasi panas matahari dan pembebanan lalulintas, sehingga menjadi elastic yang lebih solid (cendrung kaku).
Untuk aspal residu RTFOT aspal murni (original binder) dan aspal recovery sampel laboratorium yangdikondisikan residu RTFOT, kecendrungannya mempunyai sudut phase (δ) yang relatif sama. Kedua aspal inimempunyai perilaku visco elastic yang relatif sama. Secara teori kedua aspal tersebut mempunyai umur (aged)yang sama dengan proses yang berbeda. Aspal murni melalui RTFOT, sedangkan aspal recovery sampellaboratorium melalui proses pemanasan, pencampuran dan pemadatan di laboratorium. Hubungan antara variasitemperatur dan sudut phase (δ) pada kondisi residu RTFOT dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 8.
Tabel 2. Sudut Phase (δ) Aspal Residu RTFOT Aspal Murni (Original Binder), Aspal RecoverySampel Laboratorium dan Aspal Recovery Sampel Lapangan yang Dikondisikan Aspal Residu RTFOT
Temperatur (°C)
Sudut Phase (δ) (Degree)
Aspal Residu RTFOTAspal Murni(Original Binder)
Aspal Recovery SampelLaboratorium yangDikondisikan Aspal ResiduRTFOT
Aspal Recovery SampelLapangan yangDikondisikan AspalResidu RTFOT
46 - 76,20 -
52 78,61 79,32 74,72
58 81,63 82,14 78,58
64 83,98 84,36 81,81
70 85,77 86,08 84,30
76 86,94 87,37 86,08
82 87,61 - 87,63
88 - - -
I Made Agus Ariawan
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana TRANS-84
Gambar 8. Temperatur Vs Sudut Phase (δ) Aspal Residu RTFOT Aspal Murni (Original Binder),Aspal Recovery Sampel Laboratorium dan Aspal Recovery Sampel Lapangan
yang Dikondisikan Aspal Residu RTFOT
4.3 Sudut Phase (δ) dengan Pengkondisian Aspal Residu PAV
Karakteristik viscous elastic aspal diakhir umur perkerasan dapat dilihat dari nilai sudut phase (δ) denganpengkondisian aspal residu PAV. Untuk mensimulasi aspal berada pada kondisi ini, dilakukan pengujian PAVpada aspal residu RTFOT. Pada pengkondisian ini, aspal recovery sampel lapangan dikondisikan sebagai aspalresidu PAV. Pola hubungan nilai sudut phase (δ) dan variasi temperatur dapat dilihat pada Tabel 3 dan Gambar9.
Tabel 3. Sudut Phase (δ) Vs Temperatur Aspal Residu PAV dari Aspal Residu RTFOT Aspal Murni,Aspal Residu PAV dari Aspal Recovery Sampel Laboratorium dan Aspal Recovery Sampel Lapangan
yang Dikondisikan Aspal Residu PAV
Temperatur (°C)
Sudut Phase (δ) (Degree)
Aspal Murni(Original Binder)
Aspal Recovery SampelLaboratorium DikondisikanAspal Murni
Aspal Recovery SampelLapangan DikondisikanAspal Murni
31 59,58 65,62 54,78
28 55,33 62,70 50,96
25 51,79 59,54 47,07
22 48,33 56,08 43,21
19 44,81 52,36 39,55
16 - 48,48 -
Gambar 9. Sudut Phase (δ) Vs Temperatur Aspal Residu PAV dari Aspal Residu RTFOT Aspal Murni,Aspal Residu PAV dari Aspal Recovery Sampel Laboratorium dan Aspal Recovery Sampel Lapangan
yang Dikondisikan Aspal Residu PAV
Karakteristik Visco Elastic Aspal Akibat Penuaan Ditinjau dari Nilai Sudut Phase
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana TRANS-85
Secara teori ketiga jenis aspal diatas berada pada posisi umur (aged) yang sama, namun dengan prosespencapaian umur yang berbeda. Aspal murni (original Binder) melalui prose pengujian RTFOT dan pengujianPAV, aspal recovery sampel laboratorium melalui proses pemanasan, pencampuran, pemadatan di laboratoriumdan melalui proses pengujian PAV. Aspal recovery sampel lapangan melalui pemanasan, pencampuran,pemadatan di lapangan dan pemanasan radiasi panas matahari serta pembebanan lalu lintas. Pada temperaturyang sama, ketiga aspal tersebut seharusnya mempunyai sudut phase (δ) yang sama. Namun, aspal recoverysampel lapangan mempunyai sudut phase (δ) yang paling kecil. Mengacu pada AASHTO T.315, aspal recoverysampel lapangan mempunyai perilaku elastic yang lebih solid (kaku) dibandingkan dengan aspal murni dan aspalrecovery sampel laboratorium.
Berdasarkan data sudut phase (δ) pada Tabel 3, dapat disimpulkan bahwa proses penuaan aspal melaluipemanasan, pemadatan di lapangan, oksidasi radiasi panas matahari dan pembebanan lalu lintas memberikandampak kekakuan (solid) aspal yang lebih tinggi dibandingkan dengan simulasi penuaan aspal di laboratoriummelalui pengujian RTFO dan PAV.
5. KESIMPULAN
Karakteristik visco elastic dipengaruhi oleh penuaan aspal dan dapat dilihat dari nilai sudut phase (δ).Akibat pemanasan, aspal mengalami oksidasi dan semakin mengeras (menua). Proses penuaan aspal melaluipemanasan, pemadatan di lapangan, pengaruh radiasi panas matahari serta pelayanan lalu lintas memberikandampak karakteristik elastic solid (cendrung kaku) yang lebih tinggi dibandingkan dengan penuaan aspal melaluisimulasi pengujian RTFOT dan PAV di laboratorium. Hal ini diperlihatkan juga dari nilai sudut phase (δ) yanglebih kecil. Terkait dengan dampak penuaan aspal terhadap kapasitasnya, perlu dilakukan analisis lanjutanberkaitan dengan ketahanan aspal terhadap deformasi yang terjadi pada periode umur penuaan jangka pendek(short term aged) dan ketahanan terhadap retak lelah pada periode umur penuaan jangka panjang (long termaged).
UCAPAN TERIMAKASIH
Disampaikan kepada Kepala Laboratorium Balai Pelaksanaan Jalan IV di Cikampek Jawa Barat yang telahmemberi ijin dan memfasilitasi penggunaan peralatan dan Ibu Kiki Andriana Palupin sebagai deputiadministrasi yang telah membantu selama proses penelitian di laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
AASHTO T 240. (2008), Effect of Heat and Air on a Moving Film of Asphalt (Rolling Thin-Film Oven Test,AASHTO Standards, Washington, D.C.
AASHTO T 315. (2008) Determining the Rheological Propertiesof Asphalt Binder Using a Dynamic ShearRheometer (DSR), AASHTO Standards, Washington, D.C.
ASTM D 2872-04. (2010) Test Method for Effect of Heat and Air on a Moving Film of Asphalt (Rolling Thin-Film Oven Test, ASTM Standards.
ASTM D 6521-08. 2010, Standard Practice for Accelerated Aging of Asphalt Binder Using a Pressurized AgingVessel (PAV), ASTM Standards.
ASTM D 7175-08. 2010, Standard Test Method for Determining the Rheological Properties of Asphalt BinderUsing a Dynamic Shear Rheometer, ASTM Standards.
Pavement Interactive.( 2011a) Dynamic Shear Rheometer, http://www.Pavementinteractive.org, diunduh 12Mei 2012.
Pavement Interactive. (2011b) Pressure Aging Vessel, http://www.Pavementinteractive.org, diunduh 12 Mei2012.
Pavement Interactive. (2011c) Rolling Thin – Film Oven, http://www.Pavementinteractive.org, diunduh 12 Mei2012.
Read, J. and Whiteoak, D. (2003). The Shell Bitumen Handbook, Fifth Edition, Thomas Telford Publishing,Thomas Telford Ltd, 1 Heron Quay, London E14 4 JD.
Shell. (1978) Pavement Design Manual – Asphalt Pavement and Overlays for Road Traffic, Shell InternationalPetroleum Company Limited, London.
I Made Agus Ariawan
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana TRANS-86