KEEFEKTIFAN STRATEGI CATATAN TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI UNSUR CERITA
PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI PESAREAN 01 KABUPATEN TEGAL
SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
oleh
Ahmad Zakki Amani
1401409400
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini
benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik
sebagian atau keseluruhannya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat
dalam skripsi ini dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Tegal, 27 Juni 2013
Ahmad Zakki Amani 1401409400
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diuji ke Sidang Panitia
Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
Hari, tanggal : 8 Juli 2013
Tempat : Tegal
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. HY. Poniyo, M. Pd. Dra. Sri Sami Asih, M. Kes. 19510412 198102 1 001 19631224 198703 2 001
Mengetahui
Koordinator PGSD UPP Tegal
Drs. Akhmad Junaedi, M. Pd. 19630923 198703 1 001
iv
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul Keefektifan Strategi Catatan Terbimbing terhadap
Hasil Belajar Materi Unsur Cerita pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri
Pesarean 01 Kabupaten Tegal, oleh Ahmad Zakki Amani 1401409400, telah
dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FIP UNNES pada tanggal
23 Juli 2013.
PANITIA UJIAN
Ketua Sekretaris
Drs. Hardjono, M. Pd. Drs. Akhmad Junaedi, M. Pd. 19510801 197903 1 007 19630923 198703 1 001
Penguji Utama
Drs. Suwandi, M. Pd. 19580710 198703 1 003
Penguji Anggota 1 Penguji Anggota 2
Dra. Sri Sami Asih, M.Kes. Drs. HY. Poniyo, M.Pd. 19631224 198703 2 001 19510412 198102 1 001
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto
• Apa yang paling anda pikirkan dan fokuskan saat ini adalah apa yang akan
muncul dalam hidup anda di masa depan (Prentice Mulford)
• Gagal itu menambah ilmu bila kau bisa mengambil hikmah, gagal
sesungguhnya bila kau gagal mengambil pelajaran (Jamil Azaini)
• Jika kamu membiarkan rasa takut tumbuh lebih besar dari imanmu, maka
kamu menghalangi impianmu menjadi kenyataan
Persembahan
Untuk Bapak, Ibu, adik-adik, Kakek,
Nenek, Paman, Bibi, Ning Tias Prima
Wilinda dan teman-teman mahasiswa
PGSD angkatan 2009.
vi
PRAKATA
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi yang
berjudul “Keefektifan Strategi Catatan Terbimbing terhadap Hasil Belajar Materi
Unsur Cerita pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Pesarean 01 Kabupaten
Tegal” disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Negeri Semarang.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dan mendukung penulis dalam penyusunan skripsi ini, tanpa peranan
mereka penulis tidak akan dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menimba ilmu di
Universitas Negeri Semarang.
2. Drs. Hardjono, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.
3. Dra. Hartati, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah
memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.
4. Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd., Koordinator PGSD UPP Tegal yang telah
memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.
5. Drs. HY. Poniyo, M.Pd., Dosen Pembimbing I yang telah memberikan arahan
dan bimbingan kepada peneliti dalam menyusun skripsi.
6. Dra. Sri Sami Asih, M. Kes., Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
arahan dan bimbingan kepada peneliti dalam menyusun skripsi.
vii
7. Elly Indriyati, S. Pd., Kepala SD Negeri Pesarean 01 dan rekan-rekan guru SD
Negeri Pesarean 01 yang telah memberi ijin untuk mengadakan penelitian.
8. Siswa Kelas V SD Negeri Pesarean 01.
9. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini, yang tidak
dapat peneliti sebutkan satu persatu.
Semoga amal baik dari orang-orang yang membantu dalam penulisan
skripsi dapat diterima oleh Allah SWT dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Tegal, 27 Juni 2013
Penulis
viii
ABSTRAK
Amani, Ahmad Zakki. Keefektifan Strategi Catatan Terbimbing terhadap Hasil Belajar Materi Unsur Cerita pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal. Skripsi, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: I. Drs. HY. Poniyo, M. Pd, II. Dra. Sri Sami Asih, M. Kes.
Kata Kunci: Catatan Terbimbing, Hasil Belajar, Keefektifan
Pelaksanaan penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar bahasa Indonesia pada keterampilan menyimak materi unsur cerita. Hal ini dikarenakan proses pembelajaran yang masih menggunakan strategi ekspositori. Kegiatan siswa hanya mendengarkan apa yang guru sampaikan sehingga mengakibatkan siswa bosan dan hasil belajar siswa aspek keterampilan menyimak tidak maksimal. Keadaan yang demikian mendorong peneliti untuk menerapkan alternatif strategi pembelajaran, yaitu strategi catatan terbimbing. Strategi catatan terbimbing merupakan strategi yang tepat untuk meningkatkan kemampuan menyimak, sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini yaitu untuk menguji keefektifan strategi catatan terbimbing dibandingkan dengan penerapan strategi ekspositori.
Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V SD Negeri Pesarean 01 yang berjumlah 54 siswa. Sampel dalam penelitian ini yaitu kelas VA sebanyak 21 siswa dan sampel kelas VB sebanyak 27 siswa. Sampel diambil dengan teknik simple random sampling. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Quasi Experimental Design dengan bentuk Nonequivalent Control Group Design. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi wawancara tidak terstruktur, tes, dan dokumentasi. Sebelum diujikan instrumen penelitian diujicobakan kemudian dilanjutkan dengan menalisis instrumen. Analisis statistik instrumen yang digunakan yaitu korelasi product moment untuk uji validitas dan Cronbach’s Alpha untuk uji reliabilitas instrumen. Teknik analisis data yang digunakan dalam mengolah data penelitian yaitu uji prasyarat analisis meliputi normalitas, homogenitas, dan analisis akhir.
Hasil penelitian yang telah dilaksanakan membuktikan adanya perbedaan yang signifikan antara pembelajaran yang menerapkan strategi catatan terbimbing dengan pembelajaran yang menerapkan strategi ekspositori. Ini dibuktikan dengan penghitungan uji independent sample t-test menggunakan SPSS versi 20, nilai thitung > ttabel yaitu 2,251 > 2,013 serta nilai signifikan yang kurang dari 0,05 yaitu 0,029. Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaaan hasil belajar siswa kelas V yang signifikan antara pembelajaran dengan menerapkan catatan terbimbing dan pembelajaran yang menerapkan strategi ekspositori. Hal ini menunjukkan strategi catatan terbimbing efektif untuk diterapkan pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V materi unsur cerita. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan kepada guru dan sekolah untuk menggunakan strategi catatan terbimbing sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran yang dapat diterapkan di Sekolah Dasar.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL …………………………………………………………………......... i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN………………………………....…. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………..…………………….. iii
PENGESAHAN KELULUSAN …………………………………………….. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN …………………………………………... v
PRAKATA …………………………………………………………………... vi
ABSTRAK …………………………………………………………………... viii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….... ix
DAFTAR TABEL ………………………………………………………….... xii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………..…….. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….…… xiv
Bab
1. PENDAHULUAN …………………………………………………... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………………… 1
1.2 Identifikasi Masalah ………………………………………………….. 7
1.3 Pembatasan Masalah …………………………………………………. 8
1.4 Rumusan Masalah ……………………………………………………. 8
1.5 Tujuan Penelitian …………………………………………………….. 9
1.5.1 Tujuan Umum ………………………………………………………... 9
1.5.2 Tujuan Khusus ……………………………………………………….. 10
1.6 Manfaat Penelitian …………………………………………………… 10
1.6.1 Manfaat Teoritis …………………………………………………….. 10
1.6.2 Manfaat Praktis ………………………………………………………. 11
2. TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………. 13
2.1 Penelitian yang Relevan ……………………………………………… 13
2.2 Landasan Teori ……………………………………………………….. 16
2.2.1 Pendidikan ……………………………………………………………. 16
x
2.2.2 Hakikat Pembelajaran ………………………………………………… 17
2.2.3 Hasil Belajar Siswa …………………………………………………... 18
2.2.4 Hakikat Bahasa Indonesia ……………………………………………. 19
2.2.5 Pembelajaran Bahasa Indonesia ……………………………………… 21
2.2.6 Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar …………………… 23
2.2.7 Keterampilan Menyimak ………………………………….....……….. 24
2.2.8 Materi Unsur Cerita ……………………………...…………………… 25
2.2.9 Strategi Pembelajaran …………………………………………...……. 26
2.2.10 Strategi Catatan Terbimbing ………………………………………….. 28
2.2.11 Strategi Pembelajaran Ekspositori ……………………………………. 30
2.3 Kerangka Berpikir……………………………………………………. 31
2.4 Hipotesis ……………………………………………………………... 34
3. METODOLOGI PENELITIAN …………………………………... 35
3.1 Populasi dan Sampel …………………………………………………. 35
3.1.1 Populasi ………………………………………………………………. 36
3.1.2 Sampel ……………………………………………………………….. 36
3.2 Desain Penelitian …………………………………………………….. 37
3.3 Variabel Penelitian …………………………………………………… 39
3.3.1 Variabel Terikat………………………………………………………. 39
3.3.2 Variabel Bebas………………………………………………………... 39
3.4 Data dan Teknik Pengumpulan Data ………………………………… 40
3.4.1 Jenis Data …………….…….…….…….…….………………………. 40
3.4.2 Sumber Data ………………………………………...………………... 41
3.4.3 Teknik Pengumpulan Data ……………………...……………………. 42
3.5 Instrumen Penelitian …………………………………………………. 44
3.5.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ………………………….. 44
3.5.2 Soal-Soal Tes ………………………………………………………… 45
3.6 Analisis Data ………………….……………………………………… 49
3.6.1 Deskripsi Data ……………………………………………………….. 50
3.6.2 Uji Kesamaan Rata-rata ……………………………………………… 50
3.6.3 Uji Prasyarat Analisis ………………………………………………... 51
xi
3.6.4 Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis) ………………………………... 52
4. HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………….. 53
4.1 Uji Prasayarat Instrumen …………………………………………….. 53
4.1.1 Uji Validitas …………………………………………………………. 54
4.1.2 Uji Reliabilitas ………………………………………………………. 56
4.1.3 Analisis Taraf Kesukaran Soal ………………………………..……... 57
4.1.4 Analisis Daya Pembeda Soal ………………………………………… 59
4.2 Pelaksanaan Pembelajaran …………………………………………… 61
4.2.1 Pembelajaran di Kelas Eksperimen ….………………………………. 62
4.2.2 Pembelajaran di Kelas Kontrol ……………..………………….…….. 65
4.3 Deskripsi Data ………..…………………………………….………… 66
4.3.1 Deskripsi Data Pretes …………….....………………....……………... 67
4.3.2 Deskripsi Data Postes …………….....………………....…………...... 68
4.4 Hasil Penelitian ………………………………………………………. 70
4.5 Uji Prasayarat Analisis ……………………………………….………. 71
4.5.1 Uji Prasyarat Data pretes ……………………………...……………... 72
4.5.2 Uji Prasyarat Data postes ……………………………...……………... 75
4.6 Analisis Akhir (Uji Hipotesis) ……………….……………….……… 77
4.7 Pembahasan ……………………………………………………….…. 79
5. PENUTUP …………………………………………………………... 85
5.1 Simpulan ……………………………………………………………... 85
5.2 Saran …………………………………………………………………. 86
LAMPIRAN-LAMPIRAN …………………………………………………... 88
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 225
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Kriteria Indeks Kesukaran Soal ………………….……………………. 48
3.2 Klasifikasi Daya Pembeda Soal ………………….……………………. 49
4.1 Hasil Uji Validitas Item Soal ………………………………………….. 55
4.2 Data Instrumen Soal yang Valid ………………….…………………... 56
4.3 Hasil Uji Reliabilitas …………………………………………….……. 57
4.4 Analisis Indeks Kesukaran Butir Soal ………………………………… 58
4.5 Analisis Indeks Kesukaran 20 Butir Soal …………….……………….. 59
4.6 Analisis Daya Pembeda Butir Soal …………………………………… 60
4.7 Deskripsi Data Nilai Pretes ……………………….…………………... 68
4.8 Deskripsi Data Nilai Postes ……………………….…………………... 69
4.9 Distribusi Nilai Hasil Belajar Kelompok Eksperimen …........………... 70
4.10 Distribusi Nilai Hasil Belajar Kelompok Kontrol ………........……….. 71
4.11 Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Data Pretes…….………………..……... 73
4.12 Hasil Uji Normalitas Data Pretes ……….…………………………….. 73
4.13 Hasil Uji Homogenitas Data Pretes ……….……..……….…………… 74
4.14 Hasil Uji Normalitas Data Postes ……….…………………………….. 75
4.15 Hasil Uji Homogenitas Data Postes ……….……..……….…………… 76
4.16 Hasil Uji Hipotesis ……………..…………………………………..….. 78
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Berpikir ……………………………………………………... 33
3.1 Desain penelitian ……………………………..………………………... 38
4.1 Diagram Perbandingan Nilai Hasil Belajar Siswa ……….....………… 82
4.2 Diagram Perbandingan Rata-rata Nilai Hasil Belajar …………..…….. 83
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Nama Siswa Kelas V ………………………...………………… 88
2. Daftar Nama Sampel Siswa Kelas V A dan Kelas V B ……………..... 90
3. Daftar Hadir Siswa Kelas V A ……...………………………………… 92
4. Daftar Hadir Siswa Kelas V B ………………………………………... 94
5. Silabus Pembelajaran …………………………………………………. 96
6. Silabus Pengembangan Materi Unsur Cerita Kelas V ……..………… 98
7. RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama .....……………………..... 100
8. RPP Kelas Kontrol Pertemuan Pertama .....…………… ……………... 112
9. RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua ……….…………………… 123
10. RPP Kelas Kontrol Pertemuan Kedua ……….…….…..……………… 136
11. Daftar Nama Siswa Kelas Uji Coba …………………….…….………. 147
12. Kisi-kisi Soal Tes …………………………………………………….... 148
13. Soal Uji Coba Hasil Belajar Siswa ……………………………………. 154
14. Hasil Penilaian Validitas Logis ………………………………………... 163
15. Daftar Nilai Hasil Uji Coba …………………………………………… 186
16. Analisis Butir Nilai Hasil Uji Coba …………………………………… 187
17. Hasil Penghitungan Uji Validitas ……………………………………… 188
18. Hasil Penghitungan Uji Reliabilitas …………………………………… 199
19. Hasil Penghitungan Taraf Kesukaran …………………………………. 200
20. Hasil Penghitungan Daya Pembeda …………………………………… 201
21. Soal Hasil Belajar siswa ……………...……………………………….. 203
22. Daftar Nilai Pretes Kelas V A dan V B ……………..………………… 208
23. Hasil Uji Normalitas Data Pretes …...………….……………………... 209
24. Hasil Uji Homogenitas dan Uji-t Data Pretes .………………………… 211
25. Daftar Nilai Postes Kelas V A dan V B …….………………………… 212
26. Hasil Uji Normalitas Data Postes …...…………….…………………... 214
27. Hasil Uji Homogenitas dan Uji-t Data Postes ………………………… 216
28. Tabel Krecjie ……………………………...…………………………... 217
xv
29. Tabel Nilai r Product Moment ………….……………………………... 218
30. Dokumentasi Penelitian………………………………………………... 219
31. Handout catatan terbimbing………………………………………..…... 221
32. Surat izin penelitian…………………………………...……………….. 223
33. Surat keterangan…………………...…………………........…………… 224
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Pendahuluan merupakan bab pertama dari sebuah karya tulis yang berisi
jawaban apa dan mengapa penelitian itu perlu dilakukan. Bagian ini memberikan
gambaran mengenai topik penelitian yang hendak disajikan. Pada bab pendahuluan
akan diuraikan mengenai hal-hal yang mendasari penulis melakukan penelitian.
Bab ini terdiri dari: (1) Latar Belakang Masalah; (2) Identifikasi Masalah; (3)
Pembatasan Masalah; (4) Rumusan Masalah; (5) Tujuan Penelitian; dan (6)
Manfaat penelitian. Uraian selengkapnya sebagai berikut:
1.1 Latar Belakang Masalah
Standar proses untuk satuan dasar pendidikan dasar dan menengah
merupakan salah satu standar yang dikembangkan sejak 2006 oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan dan pada 2007 diterbitkan menjadi Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia, yaitu Permendiknas RI Nomor 41 Tahun
2007.
Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia,
Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007 telah menetapkan visi, misi, dan strategi
pembangunan pendidikan nasional. Dinyatakan visi pendidikan nasional adalah
terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa
untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi
manusia yang berkualitas sehingga mampu menjawab tantangan zaman yang
selalu berubah.
2
Terkait dengan visi pendidikan nasional serangkaian prinsip
penyelenggaraan pendidikan telah ditetapkan untuk dijadikan landasan dalam
pelaksanaan reformasi pendidikan. Salah satu prinsip tersebut adalah pendidikan
diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan siswa yang
berlangsung sepanjang hayat. Proses pembudayaan dan pemberdayaan tersebut
memerlukan guru yang mampu memberikan keteladanan, membangun kemauan,
serta mengembangkan potensi dan kreativitas siswa.
Ketercapaian Tujuan Pendidikan Nasional akan sangat dipengaruhi oleh
kinerja guru. Guru merupakan ujung tombak dalam dunia pendidikan. Kualitas
pendidikan akan sangat dipengaruhi oleh kinerja guru dalam merancang kegiatan
pembelajaran. Untuk dapat merancang kegiatan pembelajaran yang berkualitas,
maka dibutuhkan guru yang berkualitas. Seorang guru dikatakan berkualitas
apabila guru tersebut telah memenuhi kompetensi pengajar. Guru hendaknya dapat
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Implikasi dari prinsip
ini adalah pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari paradigma
pengajaran menjadi paradigma pembelajaran. Rusman (2012: 4) menyatakan
pembelajaran adalah proses interaksi siswa, guru dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai,
dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien.
Dalam kaitannya dengan penyelanggaraan pendidikan, Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa
pendidikan bagi siswa berlangsung dalam satuan pendidikan yang terdiri dari jalur
formal, nonformal dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.
Pendidikan formal merupakan jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang
3
yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Salah satu pendidikan dasar di jalur formal yaitu Sekolah Dasar.
Rasyidi (1993) dalam Mikarsa (2009: 1.7) menyatakan bahwa Sekolah
Dasar pada hakikatnya merupakan satuan atau unit lembaga sosial yang diberi
tugas khusus oleh masyarakat untuk menyelenggarakan pendidikan dasar secara
sistematis. Struktur dan muatan Kurikulum dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yang dilaksanakan di Sekolah Dasar memuat mata pelajaran
wajib, muatan lokal, dan pengembangan diri. Mata pelajaran wajib di sekolah
dasar meliputi Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa
Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni
Budaya dan keterampilan serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.
Salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar yang memegang peranan
penting dalam hal berkomunikasi dengan sesama manusia adalah mata pelajaran
Bahasa Indonesia. Santosa (2010: 3.17) menyatakan pembelajaran Bahasa
Indonesia di Sekolah Dasar merupakan pembelajaran yang paling utama, terutama
di kelas rendah. Karena dengan bahasa siswa dapat menimba ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, serta informasi yang ditularkan dari pendidik. Proses tersebut
terjadi sejak awal belajar di sekolah. Mencermati hal itu maka guru sebagai
pelaksana dan pengelola pembelajaran di sekolah, dituntut untuk dapat merancang,
melaksanakan dan mengevaluasi aspek-aspek yang tercakup dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia. Untuk mencapai kompetensi hasil belajar Bahasa Indonesia
yang telah dirumuskan secara nasional maka pembelajaran Bahasa Indonesia
dikembangkan melalui empat aspek keterampilan berbahasa Indonesia. Empat
keterampilan berbahasa tersebut yaitu berbicara, menyimak, menulis, dan
4
membaca. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa empat keterampilan
berbahasa harus dikenalkan kepada siswa Sekolah Dasar sedini mungkin. Dengan
keterampilan berbahasa siswa dapat menimba ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
serta informasi yang nantinya akan berguna bagi siswa di masa yang akan datang.
Salah satu keterampilan berbahasa yang penting di Sekolah Dasar yaitu
keterampilan menyimak. Materi dalam silabus kelas V yang melatih keterampilan
menyimak yaitu materi unsur cerita. Pembelajaran keterampilan menyimak pada
materi unsur cerita diharapkan akan melatih keterampilan berpikir atau bernalar
siswa sehingga siswa dapat menerima, memahami, mengidentifikasi dan mereaksi
informasi yang diterimanya. Dengan demikian, siswa dapat menyampaikan
kembali informasi tersebut melalui lisan (berbicara) atau tulisan (menulis) dengan
menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh pendengarnya. Brooks (1964)
dalam Tarigan (2008: 3) menyatakan bahwa menyimak dan berbicara merupakan
kegiatan komunikasi dua arah secara langsung. Menyimak merupakan komunikasi
tatap muka atau face to face communication. Oleh karena itu, dalam kegiatan
menyimak dan berbicara melibatkan dua pihak yang saling berkaitan. Pihak
pertama yang menyampaikan (pembicara) dan pihak kedua yang mendengarkan
(pendengar). Jika salah salah satu pihak tidak dapat mendukung pihak yang lain
maka kegiatan berbicara ataupun kegiatan menyimak tidak akan berjalan dengan
baik.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia sebaiknya guru dapat memberikan variasi dalam pembelajaran.
Terutama pada saat guru penyampaikan meteri kepada siswa. Hal ini dilakukan
agar dalam proses pembelajaran guru dapat membangkitkan antusias dan motivasi
5
siswa sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Tetapi, pada kenyataanya
proses pembelajaran Bahasa Indonesia pada umumnya menerapkan strategi
ekspositori dengan metode ceramah yang dilakukan oleh guru di depan siswa.
Strategi ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses
penyampaian materi secara verbal dari seseorang guru kepada sekelompok siswa
dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pembelajaran secara optimal.
Strategi ekspositori merupakan bentuk strategi pembelajaran yang berorientasi
kepada guru, dikatakan demikian sebab dalam strategi ini guru memegang peranan
yang sangat penting atau dominan. Berdasarkan pengamatan pada pembelajaran
menyimak khususnya materi unsur cerita, selama ini kegiatan pembelajarannya
siswa hanya menyimak cerita yang disampaikan oleh guru. Kemudian diikuti
dengan mengerjakan tugas yang berkaitan dengan materi unsur cerita dari cerita
yang disampaikan oleh guru. Siswa dalam pembelajaran masih pasif dan masih
berpusat pada guru (teacher centered). Pembelajaran yang berpusat pada guru
apabila sering diterapkan dapat memberikan dampak buruk pada hasil belajar
siswa. Hasil belajar dapat tercapai apabila guru dalam menyampaikan materi
pelajaran tidak menjadikan siswa hanya sebagai obyek belajar, melainkan siswa
sebagai subyek belajar, sehingga siswa dapat terlibat langsung dalam proses
pembelajaran. Berdasarkan kenyataan itu, perlu adanya suatu strategi yang dapat
membuat siswa aktif dan pembelajaran berpusat pada siswa (student centered).
Siswa dapat terlibat secara langsung menyerap informasi dan menyatakan kembali
hasil informasi yang diperolehnya sesuai kemampuan siswa.
Kemp (1995) dalam Sanjaya (2006: 124) menyatakan bahwa strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan
6
siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Prinsip
umum penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi
pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan.
Setiap strategi memiliki kekhasan sendiri. Pemilihan strategi pembelajaran yang
tepat dapat menjadikan pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Prinsip-prinsip
umum penggunaan strategi pembelajaran meliputi berorientasi pada tujuan,
aktivitas, individualitas, dan integritas.
Menurut peneliti strategi yang sesuai dengan materi unsur cerita dan
memenuhi prinsip-prinsip umum penggunaan strategi yang telah disebutkan tadi
adalah strategi catatan terbimbing. Catatan terbimbing dalam Bahasa Inggris
diterjemahkan guided note taking. Zaini (2008: 33) menyatakan strategi catatan
terbimbing merupakan strategi yang menggunakan panduan (handout) yang berisi
ringkasan poin-poin utama dari materi pelajaran, yang sebagian poin-poin penting
tersebut dikosongkan untuk diisi oleh siswa ketika guru menjelaskan pelajaran di
depan kelas. Strategi pembelajaran catatan terbimbing dapat memfokuskan
perhatian siswa dan membuat catatan siswa lebih teratur dan akuarat. Catatan
terbimbing dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam menangkap isi dari materi
pembelajaran. Siswa harus aktif menanggapi ceramah yang diberikan oleh guru
dengan mendengarkan, melihat, memikirkan dan menulis. Penerapan pada proses
pembelajaran diawali dengan guru membagikan handout yang telah dipersiapkan
kepada siswa. Handout tersebut sengaja dirancang oleh guru dengan
mengosongkan bagian-bagian tertentu untuk kemudian diisi oleh siswa. Siswa
dituntut untuk mendengarkan semua penjelasan dari guru agar dapat mengisi
bagian yang telah dikosongkan dengan baik.
7
Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
tentang pembelajaran menggunakan strategi catatan terbimbing pada pembelajaran
Bahasa Indonesia materi unsur cerita, dengan judul penelitian “Keefektifan
Strategi Catatan Terbimbing terhadap Hasil Belajar Materi Unsur Cerita pada
Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal”.
1.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan suatu cara bagaimana melihat, menduga,
memperkirakan, dan menguraikan serta menjelaskan apa yang menjadi masalah.
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai permasalahan yang terjadi dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia. Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat
diidentifikasi masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
sebagai berikut:
(1) Proses pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Negeri Pesarean 01 belum menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai
khususnya pada materi unsur cerita.
(2) Guru masih mengajar dengan strategi ekspositori yaitu strategi pembelajaran
yang berpusat pada guru (teacher centered). Guru hanya menyajikan materi
pembelajaran dengan metode ceramah, pemberian tugas, dan tanya jawab
sehingga kegiatan pembelajaran terasa membosankan bagi siswa.
(3) Kurangnya interaksi antar siswa dalam kegiatan pembelajaran. Siswa lebih
banyak diam dan hanya memperhatikan penjelasan dari guru.
(4) Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang rendah, karena
siswa hanya sebagai penerima pasif dalam proses pembelajaran.
8
1.3 Pembatasan Masalah
Karena banyaknya permasalahan yang terjadi, maka peneliti perlu
membatasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini. Hal ini dilakukan agar
pembahasan dalam penelitian ini tidak terlalu luas sehingga hasil yang diperoleh
lebih maksimal. Sesuai dengan judul penelitian ini, peneliti membatasi
permasalahan sebagai berikut:
1. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V semester 2 di Sekolah Dasar
Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal.
2. Materi yang akan dikaji yaitu unsur cerita khususnya unsur instrinsik dalam
cerita.
3. Variabel yang akan diteliti adalah strategi catatan terbimbing dan hasil belajar
siswa terhadap materi unsur cerita.
4. Penelitian ini menekankan pada faktor keefektifan strategi catatan terbimbing
terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi
unsur cerita.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan kenyataan yang terjadi di lapangan dibutuhkan suatu strategi
pembelajaran yang efektif supaya hasil pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan
tujuan yang telah dibuat. Munculah permasalahan utama dalam penelitian ini yang
akan dipecahkan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah ada atau tidak ada perbedaan hasil belajar siswa yang memperoleh
pembelajaran Bahasa Indonesia materi unsur cerita dengan menerapkan
strategi catatan terbimbing dengan pembelajaran yang menerapkan strategi
9
ekspositori?
2. Manakah yang lebih efektif antara pembelajaran yang menerapkan strategi
catatan terbimbing dan pembelajaran yang menerapkan strategi ekspositori
pada materi unsur cerita?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan adanya
hasil, sesuatu yang diperolah setelah penelitian penelitian selesai atau sesuatu
yang akan dicapai dalam sebuah penelitian. Perumusan Tujuan penelitian dibuat
dengan mengacu pada masalah atau pertanyaan penelitian. Dengan demikian,
antara tujuan dan masalah penelitian saling terkait. Rumusan tujuan harus relevan
dengan identitas masalah yang ditemukan. Adanya tujuan ini dimaksudkan pula
agar apa yang ingin dicapai dengan adanya penelitian ini dapat diketahui dan dapat
diukur tingkat keberhasilannya. Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang
terangkum dalam tujuan umum dan tujuan khusus penelitian. Tujuan umum dan
tujuan khusus dalam penelitian ini selengkapnya dijelaskan sebagai berikut:
1.5.1 Tujuan Umum
Tujuan umum merupakan tujuan penelitian secara keseluruhan yang ingin
dicapai melalui penelitian. Tujuan umum berisi tentang hal yang akan dicapai pada
akhir penelitian. Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui keefektifan strategi
catatan terbimbing dibandingkan dengan strategi ekspositori dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia. Dalam penelitian ini masing-masing kelompok akan diberikan
perlakuan. Kelompok eksperimen akan diberi perlakuan dengan menerapkan
strategi catatan terbimbing dan kelompok kontrol akan diberi perlakuan dengan
10
menerapkan strategi ekspositori.
1.5.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus adalah tujuan yang skalanya lebih sempit dibandingkan
tujuan umum dan fokus tujuan yang ingin dicapai. Tujuan khusus penelitian ini
yaitu:
(1) Mengetahui adakah perbedaan hasil belajar siswa yang pembelajaranya
menerapkan strategi catatan terbimbing dengan hasil belajar siswa yang
pembelajaranya menerapkan strategi ekspositori pada pembelajaran Bahasa
Indonesia materi unsur cerita.
(2) Mengetahui manakah yang lebih efektif antara pembelajaran yang
menerapkan strategi catatan terbimbing dan pembelajaran yang menerapkan
strategi ekspositori pada materi membaca intensif?
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian menguraikan seberapa banyak manfaat dan kontribusi
hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Manfaat penelitian atau penulisan dapat
diuraikan secara terpisah. Kegunaan penelitian tersebut dapat diperinci lagi kepada
pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penelitian. Penelitian yang telah
dilaksanakan diharapkan dapat memberikan manfaat. Manfaat itu tidak hanya
untuk peneliti sendiri, tetapi juga untuk pihak-pihak yang terkait didalamnya
seperti siswa, guru dan sekolah tempat penelitian dilaksanakan. Penjelasan tentang
manfaat tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1.6.1 Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis adalah manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yang
11
bersifat teori. Manfaat dalam bentuk teori yang diperoleh dalam penelitian ini
yaitu:
(1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
kepada guru-guru di Sekolah Dasar tentang pelaksanaan pembelajaran dengan
menerapkan strategi catatan terbimbing.
(2) Memberikan bahan kajian lebih lanjut kepada peneliti dan akademisi
mengenai inovasi strategi pembelajaran, khususnya di bidang pendidikan dan
penyelenggaraan pembelajaran.
1.6.2 Manfaat Praktis
Manfaat praktis adalah manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yang
bersifat praktik dalam pembelajaran. Manfaat praktis atau fragmatis berkaitan
dengan kontribusi praktis yang diberikan dari penyelenggaraan penelitian terhadap
obyek penelitian, baik individu, kelompok, maupun organisasi. Dalam penelitian
ini manfaat praktis bermanfaat bagi berbagai pihak yang memerlukannya untuk
memperbaiki kinerja, terutama bagi sekolah, guru, siswa, dan orang yang akan
melakukan penelitian lebih lanjut. Penjelasan selengkapnya mengenai manfaat
praktis yang didapat melalui penelitian ini sebagai berikut:
1.6.2.1 Bagi Siswa
Manfaat penelitian ini bagi siswa yaitu meningkatkan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran bahasa Indonesia, serta dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam keterampilan berbahasa dan berkomunikasi melalui penerapan
strategi catatan terbimbing dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Penerapan
strategi pembelajaran yang inovatif dan kreatif oleh guru akan membangkitkan
antusias dan sikap kritis siswa dalam mengikuti pelajaran. Sikap kristis inilah yang
12
akan menjadikan proses pembelajaran dapat berlangsung efektif dan akan
berpengaruh pada hasil belajar siswa.
1.6.2.2 Bagi Guru
Manfaat penelitian ini bagi guru yaitu hasil dari penelitian dapat memacu
guru untuk berkreasi dan berinovasi dalam pembelajaran serta dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan guru untuk mengadopsi strategi pembelajaran catatan
terbimbing dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah. Penelitian ini juga
dapat digunakan sebagai sumber informasi dan referensi dalam pengembangan
penelitian dan menumbuhkan budaya meneliti agar terjadi inovasi pembelajaran.
Kesadaran guru akan budaya meniliti ini sangat diperlukan untuk membina dan
membimbing disiplin belajar siswanya agar berkembang secara maksimal.
1.6.2.3 Bagi Sekolah
Manfaat penelitian ini bagi sekolah yaitu hasil penelitian ini dapat
memperkaya dan melengkapi hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan guru-guru
lain serta dapat memberikan kontribusi pada sekolah dalam rangka perbaikan
proses pembelajaran Bahasa Indonesia sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Sekolah yang para gurunya memiliki kemampuan untuk melakukan
perubahan perubahan atau perbaikan kinerjanya secara profesional, maka
sekolah tersebut akan berkembang pesat. Sekolah tidak akan berkembang,
jika gurunya tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri.
13
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bagian ini akan diuraikan mengenai kajian empiris, landasan teori,
kerangka berpikir, serta hipotesis dari penelitian ini. Kajian empiris yaitu kajian
mengenai penelitian-penelitian sejenis dengan penelitian yang akan dilakukan.
Pada bagian landasan teori akan diuraikan mengenai teori-teori yang berhubungan
dengan penelitian ini. Pada bagian ini juga akan diuraikan mengenai kerangka
berpikir dilakukannya penelitian ini. Selain itu juga akan diuraikan mengenai
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Uraian selengkapnya adalah sebagai
berikut:
2.1 Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan berkaitan dengan penerapan strategi catatan
terbimbing telah banyak dipublikasikan. Hasil penelitian tersebut, menunjukkan
bahwa strategi catatan terbimbing merupakan strategi pembelajaran yang efektif
untuk diterapkan dalam berbagai mata pelajaran.
Penelitian eksperimen yang menguji keefektifan penerapan strategi catatan
terbimbing salah satunya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Satri Yuda (2011)
dengan judul penelitian “Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe
Guided Note Taking Disertai Kuis Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 5 Sijunjung”. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa
kelas VIII SMPN 5 Sijunjung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari 3 kelas.
Pengambilan sampel dilakukan secara acak sehingga terpilih kelas VIII C sebagai
14
kelas eksperimen dan kelas VIII A sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian
menunjukkan nilai rata-rata siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai
rata-rata kelas kontrol. Sedangkan simpangan bakunya lebih tinggi kelas kontrol
daripada kelas eksperimen. Pengujian Hipotesi dengan uji Mann Whitney
diperoleh z sebesar -3,73 dan di tabel z ≤ -3,73 mempunyai peluang sebesar p <
0,00011. Karena p ini lebih kecil daripada α= 0,05 maka Ho ditolak dan H1
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan
menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe guided note taking disertai kuis lebih
baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan
pembelajaran konvensional pada kelas VIII SMPN 5 Sijunjung Tahun Pelajaran
2012/2013.
Penelitian Eksperimen yang dilakukan oleh Muthoharoh (2009) dengan
judul penelitian “Efektivitas Strategi Guided Note Taking dalam Meningkatkan
Kemampuan Kognitif Bidang Studi Fiqih Siswa Kelas VIII SMP YPM 5 Sumput
Driyorejo Gresik”. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP
YPM 5 Sumput Driyorejo Gresik tahun Pelajaran 2008-2009 sebanyak 267 siswa
yang terdiri dari delapan kelas (VIII A-VIII E). Sampel pada penelitian ini adalah
siswa kelas VIIIB (40 siswa) sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas VIII C
(40 siswa) sebagai kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan signifikan antara peningkatan kemampuan kognitif siswa
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Perbedaan ini dapat dilihat dari
meningkatnya skor rata-rata kelompok Eksperimen dari 7,325 (Pretes) menjadi
8,45 (Postes) dan kelompok kontrol dari 7,225 (Pretes) menjadi 7,775 (Postes). Ini
menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,675. Dalam hasil perhitungan Uji t
15
diperoleh to sebesar 3,341. Angka ini jauh lebih besar dibanding t pada taraf
signifikansi 5% yaitu 2,64 dan taraf signifikansi 1% yaitu 1,99 (1,99 < 3,341 >
2,64). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi Guided Note
Taking cukup efektif dalam meningkatkan kemampuan kognitif bidang studi Fiqih
siswa Kelas VIII SMP YPM 5 Sumput Driyorejo.
Penelitian Eksperimen yang dilakukan oleh Nurhadi (2011) dengan judul
penelitian “Penggunaan Strategi Guided Note Taking dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas VIII SMP
Muhammadiyah 2 Pontianak”. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan bentuk quasi eksperimental, pendekatan kuantitatif dengan rancangan
penelitian nonrandomized pretest-posttest control group design. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa siswi kelas VIII SMP Muhammadiyah
Pontianak. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar siswa
antara kelas yang tidak menggunakan strategi guided note taking dengan kelas
yang menggunakan strategi guided note taking. Hasil belajar siswa pada kelas
yang menggunakan strategi guided note taking mengalami peningkatan yang lebih
besar dibanding hasil belajar siswa pada kelas yang tidak menggunakan strategi
guided note taking yaitu KK=11,05, KE=18,50. Perbedaan peningkatan sebesar
7,45. Simpulan dari hasil penelitian ini secara umum menunjukkan bahwa
penggunaan strategi guided note taking memberikan pengaruh lebih baik dalam
meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada pelajaran PAI di kelas VIII SMP
Muhammadiyah 2 Pontianak.
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Binti Mucholifah (2012)
dengan judul penelitian “Peningkatan Hasil Belajar IPS melalui Pembelajaran
16
Aktif Note Taking di Kelas V SDN Bawang 3 Kota Kediri”. Dari hasil penelitian
menunjukan bahwa pelaksanaan Pembelajaran Aktif Note Taking pada
pembelajaran IPS dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa. Nilai rata-
rata keaktifan siswa pada siklus 1 pertemuan 1 adalah 52,2 pertemuan 2 adalah
53,3. Pada siklus 2 pertemuan 1 adalah 59,5 pada pertemuan 2 adalah 65,2.
Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat mulai dari siklus 1, yaitu 28 siswa
mencapai nilai di atas KKM dan pada siklus 2 sebanyak 40 siswa mencapai nilai di
atas KKM. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
penerapan Pembelajaran Aktif Note Taking dapat meningkatkan hasil belajar IPS
di Kelas V SDN Bawang 3 Kota Kediri. Peningkatan hasil belajar dibuktikan
dengan adanya peningkatan aktifitas dan hasil belajar.
2.2 Landasan Teori
Landasan teori merupakan dasar-dasar teori yang melandasi suatu
penelitian. Landasan teori dari suatu penelitian atau karya ilmiah sering juga
disebut sebagai studi literatur atau tinjauan pustaka. Karya tulis yang baik adalah
karya tulis yang sesuai dengan hasil riset. Melalui penelitian atau kajian teori
diperoleh kesimpulan-kesimpulan atau pendapat-pendapat para ahli, kemudian
dirumuskan pada pendapat baru. Selain itu, pada bagian ini juga dibahas temuan-
temuan penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian. Pada penelitian ini,
peneliti mengemukakan beberapa landasan teori. Landasan teori yang melandasi
penelitian ini dijelaskan sebagai berikut
2.2.1 Pendidikan
Ada banyak pengertian tentang pendidikan. Driyakara (1980) dalam
17
Mikarsa (2009: 1.2) menyatakan bahwa pendidikan adalah upaya memanusiakan
manusia. Munib (2009: 28) menyatakan pendidikan adalah suatu proses untuk
mengembangkan semua aspek kepribadian manusia, yang mencakup
pengetahuannya, nilai serta sikapnya, dan keterampilannya. Tardif (1987) dalam
Syah (2004: 10) menyatakan pendidikan adalah seluruh tahapan pengembangan
kemampuan-kemampuan dan perilaku-perilaku manusia dan juga proses
penggunaan hampir seluruh pengalaman hidup. Loed (1989) dalam Syah (2004:
10) menyatakan pendidikan merupakan perbuatan atau proses untuk memperoleh
pengetahuan. Tilaar (1999) dalam Mikarsa (2009: 1.4) menyatakan pendidikan
adalah suatu proses menumbuhkembangkan eksistensi peserta didik yang
memasyarakat, membudaya, dalam tata kehidupan yang berdimensi lokal,
nasional, dan global.
Berdasarkan beberapa pengertian pendidikan yang dikemukakan oleh para
ahli, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang
dilakukan oleh guru untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil
pengalaman individu berinteraksi dengan lingkungan. Selain itu, pembelajaran
dilakukan untuk membekali pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada orang
yang lebih muda agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita
pendidikan.
2.2.2 Hakikat Pembelajaran
Briggs (1992) dalam Rifa’i (2009: 191) menyatakan pembelajaran
merupakan seperangkat peristiwa yang mempengaruhi siswa sedemikian rupa
sehingga siswa memperoleh kemudahan dalam berinteraksi dengan lingkungan.
Hamdani (2011:23) menyatakan aliran behavioristik mendeskripsikan
18
pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan
menyediakan lingkungan atau stimulus. Sedangkan Gagne (1981) dalam Rifa’i
(2009: 192) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa
eksternal siswa yang dirancang untuk mendukung proses internal belajar. Peristiwa
belajar ini dirancang agar memungkinkan siswa memproses informasi nyata dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Proses pembelajaran menurut Rifa’i (2009: 193) merupakan proses
komunikasi antara guru dengan siswa atau siswa dengan siswa lainnya. Dalam
proses komunikasi itu dapat dilakukan secara verbal (lisan), dan dapat pula secara
nonverbal, seperti penggunaan media komputer dalam pembelajaran. Namun
demikian, apapun media yang digunakan dalam pembelajaran, inti pembelajaran
ditandai oleh serangkaian kegiatan komunikasi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah
seperangkat peristiwa belajar mengajar yang di dalamnya terjadi interaksi antara
siswa dengan siswa maupun guru dengan siswa secara aktif baik secara verbal
maupun nonverbal. Proses interaksi yang berlangsung itu ditandai dengan adanya
komunikasi aktif baik secara verbal atau nonverbal yang dilakukan oleh guru dan
siswa. Pembelajaran dapat berlangsung jika terdapat komponen-komponen
pembelajaran, yaitu siswa, guru, rencana pembelajaran, dan tujuan pembelajaran
2.2.3 Hasil Belajar Siswa
Rifa’i (2009: 85) menyatakan hasil belajar merupakan perubahan perilaku
yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek
perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh siswa. Oleh
karena itu apabila siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka
19
perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Suprijono
(2009: 5) menyatakan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Artinya, hasil
belajar tidak dilihat secara terpisah melainkan secara keseluruhan dari beberapa
aspek. Menurut Bloom dalam Rifa’i (2009: 86) menyatakan hasil belajar siswa
mencakup tiga ranah belajar yaitu:
(1) Ranah Kognitif: berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif sendiri mencakup kategori: pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehensif), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan penilaian (evaluation), (2) Ranah Afektif: berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Ranah afektif dalam belajar mencakup kategori: penerimaan (receiving), penanggapan (responding), penilaian (valuing), pengorganisasian (organization), dan pembentukan pola hidup (organization by a value complex). (3) Ranah Psikomotorik: tujuan pembelajaran ranah psikomotorik menunjukkan adanya kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Ketegori jenis perilaku untuk ranah psikomotor yaitu: persepsi (perception), kesiapan (set), gerakan terbimbing (guided respons), gerakan terbiasa (mechanism), gerakan kompleks (complex overt response), penyesuaian (adaptation), dan kreativitas (originallity).
Dari beberapa pengertian hasil belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar merupakan sesuatu yang diperoleh dari kegiatan belajar berupa
pengetahuan, sikap, dan perilaku. Hasil tersebut diperoleh setelah siswa
melakukan suatu aktivitas dalam proses belajar mengajar. Tanpa adanya aktivitas,
maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik, akibatnya hasil
yang dicapai siswa rendah.
2.2.4 Hakikat Bahasa Indonesia
Santosa (2010: 1.2) menyatakan bahasa secara universal yaitu suatu bentuk
ungkapan yang bentuk dasarnya ujaran. Ujaran inilah yang membedakan manusia
20
dari makhluk lainnya. Ujaran manusia itu menjadi bahasa apabila dua orang atau
lebih menetapkan bahwa seperangkat bunyi itu memiliki arti yang serupa. Tarigan
(2008: 19) menyatakan bahasa adalah suatu sistem pola-pola yang kompleks dan
suatu struktur dasar. Di dalamnya terdapat ketentuan-ketentuan individual yang
bekerja bersama-sama dengan kesatuan-kesatuan lainnya. Kridalaksana (1983)
dalam Tarigan (2005: 2.42) menyatakan bahasa adalah suatu sistem lambang yang
dipergunakan oleh suatu masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan
mengidentifikasi diri. Berdasarkan definisi tersebut bahasa memiliki karakteristik
sebagai berikut: (1) bahasa bersifat sistematik yang terdiri atas seperangkat aturan,
(2) bahasa bersifat simbolik yang terdiri atas lambang-lambang yang memiliki
konsep atau arti tertentu, (3) bahasa bersifat arbitrer atau manasuka, (4) bahasa
bersifat konvensional, (5) bahasa merupakan sarana ekspresi diri dan interaksi
sosial, (6) bahasa merupakan identitas suatu kelompok masyarakat.
Moulton (1974) dalam Adejimola (2008: 201) menyatakan definisi lain dari
bahasa yaitu:
Defines language as a wonderful and rich vehicle for communication. This scholar explains that language can be used to express wishes and commands, covey truths and lies and impact on our listeners in many ways. In other words, language is seen as the most ingenious, flexible, and productive means of communicating.
Maksud pernyataan tersebut yaitu bahasa sebagai ujaran yang indah dan
kaya untuk komunikasi. Moulton juga menjelaskan bahwa bahasa dapat
digunakan untuk mengekspresikan keinginan dan perintah, kebenaran dan
kebohongan dan berdampak kepada para pendengar dalam berbagai cara. Dengan
kata lain bahasa dipandang sebagai cara yang paling cerdik, fleksibel dan
berkomunikasi yang produktif.
21
Di dunia ini ada berbagai macam bahasa yang digunakan oleh masing-
masing negara sebagai bahasa komunikasi sehari-hari. Bangsa Indonesia sendiri
menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Muslich (2010: 48)
menyatakan dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, Bahasa Indonesia
berfungsi sebagai lambang kebanggaan nasional atau lambang kebangsaan.
Sedangkan dalam kedudukannya sebagai alat pemersatu, Bahasa Indonesia
berfungsi untuk mempersatukan berbagai daerah dan suku yang sebelumnya telah
memiliki bahasa daerah masing-masing. Jadi setiap warga negara Indonesia selain
menggunakan bahasa daerah, diharapkan juga mampu menggunakan Bahasa
Indonesia secara tepat dalam kehidupan sehari-hari.
Dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah suatu alat komunikasi antar
manusia berupa sistem bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh
alat ucap). Melalui bahasa setiap manusia dapat berkomunikasi dengan manusia
lainnya. Bahasa memiliki fungsi sebagai sarana berpikir dan sarana pendukung
pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknogi. Selain itu bahasa digunakan sebagai
alat untuk membentuk pikiran dan perasaan, keinginan dan perbuatan, serta
mempengaruhi dan dipengaruhi. Begitupun dengan Bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional mempunyai fungsi yang sesuai dengan kepentingan bangsa
Indonesia. Di antaranya yaitu sebagai lambang kebanggan, lambang identitas
nasional serta alat pemersatu berbagai suku yang memiliki latar belakang budaya
dan bahasa yang berbeda-beda.
2.2.5 Pembelajaran Bahasa Indonesia
Proses belajar yang dilakukan siswa terjadi pada saat pembelajaran
berlangsung. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guna
22
membangkitkan siswa untuk belajar. Rusman (2012: 134) menyatakan belajar
adalah proses perubahaan tingkah laku individu sebagai hasil dari pengalamannya
dalam berinteraksi dengan lingkungan. Solchan (2011: 1.30) menyatakan siswa
belajar dengan menggunakan tiga cara, yaitu melalui pengalaman, pengamatan,
dan bahasa. Dengan cara-cara itu, siswa belajar melalui kehidupan mereka dengan
menggali dan menemukan pengalaman dan pengetahuan baru secara aktif. Dalam
kaitannya dengan belajar bahasa di sekolah, guru perlu memahami bahwa sebelum
masuk ke sekolah, siswa telah belajar bahasa melalui komunitasnya. Mereka
belajar keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis)
karena didorong oleh kebutuhan untuk memahami dan dipahami.
Santosa (2010: 5.18) menyatakan pembelajaran bahasa adalah proses
memberi rangsangan belajar berbahasa kepada siswa dalam upaya siswa mencapai
kemampuan berbahasa. Solchan (2011: 1.31) menyatakan seseorang mempelajari
bahasa dengan fokus pada penguasaan kemampuan berbahasa atau kemampuan
berkomunikasi melalui bahasa yang digunakannya. Kemampuan tersebut
melibatkan dua hal, yaitu: (1) kemampuan untuk menyampaikan pesan, baik
secara lisan maupun tertulis, (2) kemampuan memahami, menafsirkan, dan
menerima pesan, baik yang disampaikan secara lisan maupun tertulis.
Tarigan (2005: 3.26) menyatakan pembelajaran Bahasa Indonesia secara
umum diarahkan untuk meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi.
Kemampuan berkomunikasi harus didukung kemampuan siswa dalam menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis. Pembelajaran yang berfokus pada kebahasaan,
penggunaan, pemahaman, dan apresiasi sastra juga harus diarahkan untuk
23
menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan berbahasa dengan bahasa yang baik
dan benar.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli mengenai arah atau tujuan
pembelajaran bahasa, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa berfokus
pada upaya pencapaian kemampuan berkomunikasi melalui bahasa yang
digunakannya. Begitupun dengan pembelajaran Bahasa Indonesia, secara umum
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam
Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Selain itu, pembelajaran Bahasa
Indonesia diharapkan dapat menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya
kesastraan manusia Indonesia. Kemampuan berkomunikasi harus didukung
kemampuan siswa dalam menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
2.2.6 Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Tarigan (2005: 4.4) menyatakan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah
Dasar memiliki nilai penting. Pada jenjang inilah pertama kalinya pengajaran
Bahasa Indonesia dilaksanakan secara berencana dan terarah. Kesempatan ini
dapat digunakan oleh guru untuk menumbuhkan hal-hal berikut:
(1) rasa memiliki, mencintai dan bangga akan Bahasa Indonesia pada diri siswannya; (2) pengetahuan dasar Bahasa Indonesia seperti, segi bentuk, makna dan fungsi, serta dapat menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, keperluan, dan keadaan; (3) kemampuan siswa menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial; (4) disiplin dalam berpikir dan berbahasa para siswanya; (5) kemampuan menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa siswa-siswanya.
Solchan (2011: 1.31) menyatakan Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk
siswa Sekolah Dasar pada dasarnya bertujuan untuk membekali mereka dengan
24
kemampuan berkomunikasi. Selain itu dapat membekali siswa Sekolah Dasar
menerapkan Bahasa Indonesia dengan tepat untuk berbagai tujuan. Pembelajaran
Bahasa Indonesia berfokus pada penguasaan berbahasa agar dapat diterapkan pada
berbagai keperluan dalam berbagai situasi. Agar siswa dapat berkomunikasi
dengan baik maka siswa perlu menguasai kaidah bahasa dengan baik.
Jadi dapat disimpulkan pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki peranan
yang sangat penting bagi perkembangan anak terutama siswa Sekolah Dasar.
Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah diharapkan membantu siswa mengenal
dirinya, budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan,
berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut dan
menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada
dalam dirinya. Pendidikan Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan siswa berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Kemampuan berkomunikasi yang baik dan benar akan menentukan siswa untuk
memiliki pengetahuan, keterampilan berbahasa serta akan memudahkan untuk
berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya. Sehingga manfaatnya akan
membantu perkembangan siswa dalam berhubungan dan beradaptasi dengan
lingkungan sosialnya.
2.2.7 Keterampilan Menyimak
Tarigan (2008: 31) menyatakan menyimak adalah suatu proses kegiatan
mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman,
apresiasi, serta interpretasi. Selaras dengan pernyataan Santosa (2010: 7.14) yang
menyatakan bahwa dalam kegiatan menyimak, diperlukan pemusatan perhatian
secara terus menerus agar penyimak dapat menangkap ide pokok dari suatu
25
pembicaraan. Sedangkan Tarigan (2008: 37) menyatakan secara umum tujuan
menyimak adalah memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna
komunikasi yang akan disampaikan pembicara melalui ujaran.
Hunt (1981) dalam Tarigan (2008: 58) menyatakan fungsi menyimak
antara lain: (1) memperoleh informasi, (2) menyimak agar dalam hubungan
antarpribadi lebih efektif, (3) mengumpulkan data agar dalam setiap keputusan
yang diambil masuk akal, (4) memberikan responsi yang tepat terhadap apa yang
didengar.
Tarigan (2008: 37) menyatakan menyimak terdiri atas dua jenis kegiatan
yaitu menyimak ekstensif dan menyimak intensif. Penjelasan mengenai menyimak
ekstensif dan menyimak intensif sebagai berikut:
(1) Menyimak ekstensif merupakan kegiatan menyimak yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti: menyimak radio, televisi, percakapan orang di pasar, pengumuman, dan sebagainya. Jenis kegiatan menyimak ekstensif terdiri atas menyimak sekunder, menyimak sosial, menyimak estetika, dan menyimak pasif. (2) Menyimak Intensif merupakan kegiatan menyimak yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh, penuh konsentrasi untuk menangkap makna yang dikehendaki. Jenis kegiatan menyimak intensif terdiri atas menyimak kritis, menyimak konsentratif, menyimak eksploratif, menyimak interogatif, menyimak selektif, dan menyimak kreatif.
Tarigan (2008: 63) menyatakan dalam kegiatan menyimak ada tahapan
yang harus dilakukan oleh penyimak agar penyimak benar-benar memahami
informasi yang disimaknya. Tahapan itu adalah: (1) tahap mendengar, (2) tahap
memahami, (3) tahap menginterpretasi, (4) tahap mengevaluasi dan (5) tahap
menanggapi.
Dari beberapa pengertian menyimak dapat disimpulkan bahwa menyimak
merupakan kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan yang dilakukan
26
dengan sengaja dan penuh konsentrasi. Dalam menyimak membutuhkan
pemahaman, apresiasi, interprestasi, reaksi dan evaluasi untuk memperoleh pesan,
informasi, menangkap isi, dan merespon makna yang terkandung didalamnya.
2.2.8 Materi Unsur Cerita
Dalam sebuah cerita terdapat beberapa unsur yang membangun cerita
tersebut. Struktur cerita dibentuk dari unsur intrinsik dan unsur ektrinsik.
Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar materi unsur cerita disajikan
lebih sederhana. Penulis lebih mengkaji pada unsur intrinsik cerita. Aminuddin
(1984) dalam Siswanto (2008: 142-162) menyebutkan unsur-unsur intrinsik cerita
tersebut meliputi:
(1) Tokoh: merupakan pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita rekaan sehingga peristiwa peristiwa itu menjalin suatu cerita. Sedangkan cara sastrawan menampilkan tokoh disebut penokohan. Tokoh dapat dibedakan atas tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Tokoh protagonis adalah tokoh yang wataknya disukai pembacanya. Sedangkan tokoh antagonis adalah tokoh yang wataknya tidak disukai pembacanya; (2) Watak: merupakan sifat, sikap, tingkah laku atau watak-watak tertentu yang dimiliki oleh tokoh. Pemberian watak pada tokoh suatu karya oleh sastrawan disebut perwatakan; (3) Latar cerita (Setting): merupakan segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, suasana, dan situasi terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu latar tempat, latar waktu, latar sosial, dan latar suasana; (4) Sudut pandang atau titik pandang: merupakan cara pengarang menampilkan para pelaku dalam cerita yang dipaparkanya. Sudut pandang meliputi narrator omniscient, narrator observer, narrator observer omniscient, dan narrator the third person omniscient; (5) Gaya bahasa: merupakan cara seorang pengarang menyampaikan gagasannya dengan menggunakan media bahasa yang indah dan harmonis serta mampu menuansakan makna dan suasana yang dapat menyentuh daya intelektual dan emosi pembaca; (6) Alur (Plot): merupakan urutan atau rangkaian peristiwa dalam cerita. Tahapan-tahapan peristiwa terdiri atas pengenalan, konflik, komplikasi, klimaks, peleraian, dan penyelesaian; (7) Tema: merupakan ide yang mendasari suatu cerita. Tema berperan sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya rekaan yang diciptakannya. Tema memiliki
27
keterkaitan antara makna dengan tujuan pemaparan prosa rekaan oleh pengarangnya; (8) Amanat: merupakan gagasan yang mendasari karya satra, pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang untuk pembaca melalui karyanya. Dalam karya sastra modern amanat biasanya disampaikan secara tersirat.
2.2.9 Strategi pembelajaran
Hamdani (2011: 18) menyatakan secara umum strategi dapat diartikan
sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh orang atau organisasi untuk sampai pada
tujuan. Sedangkan Joni (1983) dalam Hamdani (2010: 18) menyatakan bahwa
strategi adalah suatu prosedur yang digunakan untuk memberikan suasana yang
konduktif kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
David (1976) dalam Sanjaya (2006: 124) menyatakan pada dunia pendidikan
strategi diartikan sebagai “a plan, method, or series of activities designed to
achieves a particular educational goal”. Jadi, dengan demikian strategi
pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian
kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Sanjaya (2006: 124) menyatakan ada dua hal yang patut kita cermati dari
pengertian di atas. Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan
(rangkaian tindakan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai
sumber daya (kekuatan) dalam pembelajaran. Kedua, strategi disusun untuk
mencapai tujuan tertentu, maksudnya arah dari semua keputusan pemilihan strategi
adalah untuk mencapai tujuan. Dengan demikian penyusunan langkah-langkah
pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya
diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, sebelum memilih suatu
strategi pembelajaran, perlu dirumuskan tujuan yang jelas dapat diukur
keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam penerapan suatu strategi.
28
Kemp (1995) dalam Sanjaya (2006: 124) menyatakan bahwa strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan
siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dick and
Carey (1985) dalam Sanjaya (2006: 124) menyatakan bahwa strategi pembelajaran
adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara
bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.
Dari berbagai pendapat mengenai strategi pembelajaran maka dapat
disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu siasat yang dilakukan
oleh guru untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Hal ini mengharuskan guru untuk memiliki kemampuan memahami kesulitan
belajar siswa. Sehingga guru dapat memilih strategi yang tepat untuk memenuhi
kebutuhan siswa. Strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan tentang
metode atau prosedur dan teknik yang digunakan selama proses pembelajaran
berlangsung. Dengan kata lain, strategi pembelajaran mempunyai arti yang lebih
luas daripada metode dan teknik. Artinya, metode atau prosedur dan teknik
pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran
2.2.10 Strategi Catatan Terbimbing
Dalam Bahasa Inggris strategi catatan terbimbing diterjemahkan menjadi
strategi guided note taking (Silberman 2009: 108). Strategi catatan terbimbing
merupakan strategi yang berasal dari active learning. D’Silva (2010: 77)
mendefinisikan pengertian active learning, dengan menyatakan:
Active learning refers to models of instruction that focus the responsibility of learning on students by allowing students to engage in learning that promotes higher-order thinking. Strategically designed active learning is critical for the overall development of graduate students towards life-long learning.
29
Maksud dari pernyataan tersebut bahwa, pembelajaran aktif mengacu pada
model instruksi yang memusatkan tanggung jawab belajar pada siswa dengan
membiarkan siswa terlibat dalam pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan
daya pikir. Pembelajaran aktif secara strategis dirancang untuk seluruh
pengembangan siswa lulusan ke arah pembelajaran sepanjang hayat.
Strategi catatan terbimbing merupakan strategi yang menekankan pada
kemampuan siswa dalam menangkap poin-poin penting dengan cara memberikan
panduan berupa kisi-kisi yang belum sempurna agar metode ceramah yang
dibawakan guru lebih mendapatkan perhatian siswa. Panduan berupa kisi-kisi ini
disebut dengan handout note taking, yaitu handout yang isinya berupa kisi-kisi
atau poin-poin penting berupa titik-titik yang harus diisi siswa selama proses
pembelajaran. Silberman (2009: 108) menyatakan bahwa catatan terbimbing
merupakan strategi di mana guru menyediakan formulir atau lembar (handout)
yang telah dipersiapkan untuk membuat catatan sewaktu guru mengajar.
Tujuan penerapan strategi catatan terbimbing secara umum yaitu: (1)
mengfokuskan perhatian siswa pada poin-poin penting, (2) menciptakan kerjasama
antar anggota dalam kelompok ketika metode tersebut dilakukan secara kelompok,
(3) menciptakan interaksi persepsi antar anggota kelompok dalam menangkap
poin-poin dalam teks lisan yang mereka simak atau dengarkan.
Langkah-langkah strategi catatan terbimbing menurut Silberman (2009:
108) dalam penerapannya mempunyai langkah-langkah atau prosedur, sebagai
berikut:
30
(1) Persiapkan sebuah handout yang menyimpulkan poin-poin penting dari
sebuah materi yang disampaikan melalui ceramah.
(2) Kosongkan sebagian dari poin-poin yang anda anggap penting sehingga akan
terdapat ruang-ruang kosong dalam panduan tersebut.
(3) Salah satu cara untuk mengosongkan poin-poin penting yang dapat dilakukan
yaitu dengan cara mengosongkan kata-kata kunci dalam paragraf pendek.
Contoh:
Pada sataat ini, para manajer sering menghadapi berbagai persoalan seperti
hukum ..., tingginya ..., dan ... kualitas pelayanan. Solusi manajemen
tradisional seringkali cenderung seperti ... untuk menghasilkan ... persoalan
baru untuk satu persoalan yang sudah dipecahkan.
(4) Bagikan handout yang anda buat kepada siswa. Jelaskan bahwa anda sengaja
menghilangkan beberapa poin penting dalam handout dengan tujuan agar
peserta didik tetap berkonsentrasi mendengarkan pelajaran yang akan anda
sampaikan.
(5) Setelah selesai menyampaikan materi, minta siswa untuk membacakan hasil
catatannya.
(6) Berikan klarifikasi.
Apabila guru menerapkan strategi catatan terbimbing dalam pembelajaran
khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, selain dapat memfokuskan
perhatian siswa pada saat guru menjelaskan materi, melalui strategi ini guru juga
dapat membantu mengembangkan kemampuan menyimak siswa yang secara tidak
langsung membantu perkembangan bahasa siswa. Sesuai dengan karakteristik
siswa Sekolah Dasar terutama siswa kelas tinggi yang menurut Kurnia (2007: 21),
bahwa pada usia ini siswa mengalami perkembangan bahasa terutama kemampuan
berbicara dan penguasaan kosa kata yang mengalami peningkatan secara pesat.
Strategi ini memfokuskan pada kemampuan menyimak siswa. Apabila
kemampuan menyimak siswa baik maka pemahaman siswa terhadap bahasa akan
31
baik pula. Hal ini akan berpengaruh terhadap peningkatan penguasaan kosa kata
dan akan berdampak pada kelancaran siswa dalam berbicara.
2.2.11 Strategi Pembelajaran Ekspositori
Killen (1998) dalam Sanjaya (2006: 177) menamakan strategi ekspositori
ini dengan istilah strategi pembelajaran langsung. Hal ini berarti dalam strategi
ekspositori materi pembelajaran disampaikan langsung tanpa memperhatikan
tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran. Sanjaya (2006: 177) maenyatakan
strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran
yang berorientasi kepada guru. Pada strategi ekspositori guru memiliki peran yang
sangat dominan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, gaya komunikasi
strategi pembelajaran ekspositori lebih banyak terjadi satu arah, maka kesempatan
untuk mengontrol pemahaman siswa sangat terbatas pula. Di samping itu,
komunikasi satu arah bisa mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki siswa akan
terbatas pada apa yang diberikan guru. Strategi ini dipengaruhi oleh aliran belajar
behavioristik yang menekankan pada pemahaman bahwa perilaku manusia pada
dasarnya keterkaitan antara stimulus dan respon.
Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada
apa yang dimiliki guru seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat,
antusiasme, motivasi dan berbagai kemampuan seperti kemampuan bertutur
(berkomunikasi) dan kemampuan mengelola kelas, tanpa itu sudah pasti proses
pembelajaran tidak mungkin berhasil. Jadi pada strategi pembelajaran ini
keberhasilan proses pembelajaran sangat tergantung pada guru. Siswa dianggap
sebagai suatu gelas kosong yang harus diisi dengan berbagai konsep dan
keterampilan dari guru. Hal ini dapat berakibat tingkat kreatifitas anak tidak
32
berkembang. Karena mereka hanya diajarkan untuk mengikuti dan menirukan apa
yang diajarkan oleh guru.
2.3 Kerangka Berpikir
Mata pelajaran Bahasa Indonesia meliputi empat macam standar
kompetensi yaitu membaca, mendengarkan, berbicara, dan menulis. Keempat
standar kompetensi itu harus diberikan kepada siswa dengan alokasi waktu yang
memadai. Untuk bisa menyampaikan standar kompetensi tersebut kepada siswa,
diperlukan kemampuan dari guru dalam memilih pendekatan, strategi, model
maupun metode secara tepat dan efektif. Mencermati hal itu maka guru sebagai
pelaksana dan pengelola pembelajaran di sekolah, dituntut untuk dapat merancang,
melaksanakan dan mengevaluasi aspek-aspek yang tercakup dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia.
Namun pada kenyataannya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat
kendala-kendala yang dihadapi oleh guru diantaranya adalah masalah keaktifan
siswa dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas yang berdampak
pada hasil belajar siswa yang rendah. Hal ini dikarenakan pada proses
pembelajaran umumnya guru menerapkan strategi ekspositori dengan metode
ceramah yang dilakukan di depan siswa. Strategi ekspositori adalah strategi yang
berpusat pada guru. Dalam strategi ini kegiatan pembelajaran masih didominasi
oleh guru sehingga siswa cenderung pasif dan kurang ada timbal balik dari siswa.
Oleh karena itu, diperlukan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan
keaktifan belajar untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal.
33
Strategi catatan terbimbing merupakan salah satu dari strategi dalam
pembelajaran aktif. Alasan memilih strategi ini karena strategi ini cocok
diterapkan pada kelas besar maupun kelas kecil. Strategi ini cocok diterapkan pada
materi yang berupa fakta-fakta, uraian-uraian, penjelasan, maupun langkah-
langkah. Strategi catatan terbimbing merupakan strategi dengan menggunakan
handout note taking. Handout note taking adalah handout yang berisi poin-poin
penting yang berupa titik-titik kosong. Selama proses pembelajaran berlangsung,
siswa mengisi titik-titik pada handout note taking yang telah dipersiapkan oleh
guru. Handout tersebut berfungsi sebagai alat bantu agar proses pembelajaran
menjadi lebih mudah, cepat, dan perhatian siswa tetap fokus terhadap
pembelajaran yang sedang berlangsung. Selain penggunaan strategi catatan
terbimbing lebih efisien dalam penggunaan alokasi waktu, diyakini dengan
penerapan strategi catatan terbimbing dapat meningkatkan keaktifan siswa yang
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa Sekolah Dasar pada pembelajaran
menyimak materi unsur cerita. Berdasarkan pemikiran yang dikemukakan di atas,
pemikiran dapat digambarkan melalui bagan berikut:
34
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pernyataan.
Pada penelitian ini diharapkan hipotesis nihil (Ho) ditolak atau hipotesis
alternatif (Ha) diterima yaitu ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang
menerapkan strategi catatan terbimbing dengan yang menerapkan strategi
Sampel
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Strategi Catatan
Terbimbing
Strategi Ekspositori
Hasil Belajar Siswa
Hasil Belajar Siswa
dibandingkan
Ada perbedaan atau tidak ada perbedaan hasil belajar siswa
yang pembelajarannya menerapkan strategi catatan
terbimbing dan yang menggunakan strategi ekspositori.
35
ekspositori. Alasannya karena strategi catatan terbimbing lebih mendorong siswa
untuk lebih aktif dalam pembelajaran dibandingkan dengan strategi ekspositori,
sehingga hasil belajar antara kelompok yang menerapkan strategi catatan
terbimbing dengan kelompok yang menerapkan strategi ekspositori. Mengacu pada
landasan teori dan kerangka berpikir, maka diajukan hipotesis dalam penelitian
sebagai berikut:
Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa antara siswa
yang mendapatkan strategi catatan terbimbing dan siswa yang mendapatkan
strategi ekspositori pada materi unsur cerita.
Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa antara siswa yang
mendapatkan strategi catatan terbimbing dan siswa yang mendapatkan
strategi ekspositori pada materi unsur cerita.
36
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan
prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi juga
merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian
merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah
pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk
menyelidiki masalah tertentuyang memerlukan jawaban. Metode penelitian dalam
penelitian ini meliputi: (1) Populasi dan sampel; (2) Desain penelitian; (3) Variabel
penelitian; (4) Data dan teknik pengumpulan data; (5) Instrumen penelitian; dan
(6) Analisis data.
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi dan sampel merupakan sumber utama untuk memperoleh data
yang dibutuhkan dalam mengungkapkan fenomena atau realitas yang dijadikan
fokus dalam suatu penelitian. populasi dan sampel yang dijadikan objek penelitian
harus memiliki kejelasan baik dari ukuran maupun karakteristiknya. Kejelasan
populasi dan ketepatan pengambilan sampel dalam penelitian akan menentukan
validitas proses dan hasil penelitian. Populasi dan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu siswa kelas V di SD Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal.
Kelas yang digunakan di Sekolah Dasar Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal
merupakan kelas paralel yang terbagi menjadi kelas VA dan kelas VB. Populasi
dan sampel dalam penelitian ini selengkapnya dijelaskan sebagai berikut:
37
3.1.1 Populasi
Sugiyono (2011: 119) menyatakan populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas V Sekolah Dasar
Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal. Anggota populasi terdiri dari dua kelas yaitu
kelas paralel dengan jumlah populasi 54 siswa, yang terbagi menjadi Kelas V A
berjumlah 24 siswa dan kelas V B berjumlah 30 siswa. Data selengkapnya dapat
dibaca pada lampiran 1. Dasar pemilihan populasi karena SD Negeri Pesarean 01
memiliki kelas paralel sehingga karakteristik pembelajaran dan kemampuan awal
siswa kedua kelas tersebut sebanding dan tidak memiliki perbedaan yang
signifikan. Jika kedua kelas tersebut memiliki rata-rata kemampuan awal yang
berbeda maka penelitian tidak dapat dilanjutkan pada kedua kelas tersebut.
3.1.2 Sampel
Sugiyono (2011: 81) menyatakan sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling. Probability
sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang
sama bagi tiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel
(Sugiyono 2011: 120).
Cara pengambilan sampel menggunakan simple random sampling, yaitu
cara pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
38
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono 2011: 122). Sampel
dalam penelitiaan ini yaitu kelas V A sebagai kelas eksperimen dan kelas V B
sebagai kelas kontrol. Ukuran sampel ditentukan dengan asumsi bahwa populasi
berdistribusi normal. Selanjutnya jumlah anggota sampel ditentukan menggunakan
Tabel Krecjie dengan taraf kesalahan 5% (Sugiyono 2011: 131). Untuk
mengetahui jumlah sampel dari tiap kelas, menggunakan rumus sebagai berikut:
Sampel tiap kelas = X jumlah sampel dalam tabel Krecjie.
Cara menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah jumlah populasi 54
siswa dengan taraf kesalahan 5%, maka jumlah sampelnya 48. (lihat tabel Krecjie
pada lampiran 28). Jadi jumlah sampelnya adalah:
Kelas V A = = 21, 33 = 21 siswa.
Kelas V B = = 26,66 = 27 siswa.
Setelah melakukan perhitungan dengan rumus tersebut, diketahui sampel
yang berasal dari kelas V A sebanyak 21 siswa kelas V B sebanyak 27 siswa.
3.2 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah kerangka kerja yang digunakan untuk
melaksanakan penelitian. Pola desain penelitian dalam setiap disiplin ilmu
memiliki kekhasan masing-masing, namun prinsip-prinsip umumnya memiliki
banyak kesamaan. Desain penelitian memberikan gambaran tentang prosedur
untuk mendapatkan informasi atau data yang diperlukan untuk menjawab seluruh
pertanyaan penelitian. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu Quasi Experimental Design. Quasi experimental design merupakan
39
pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini
mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk
mengontrol variabel-variabel luar yang memengaruhi pelaksanaan eksperimen
(Sugiyono 2010: 114). Pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok
kontrol tidak dipilih secara random. Bentuk Quasi Experimental Design yang
digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Desain penelitian ini
diambil dengan pertimbangan penelitian ini adalah penelitian sosial. Sehingga
sangat sulit untuk mengontrol semua variabel yang memungkinkan berpengaruh
pada penelitian ini. Desain penelitian dapat diliahat pada gambar 3.1.
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Keterangan:
O1 : kelompok eksperimen sebelum diberi perlakuan.
O3 : kelompok kontrol sebelum diberi perlakuan.
X : perlakuan yang diberikan.
O2 : kelompok eksperimen yang diberi perlakuan strategi catatan terbimbing.
O4 : kelompok kontrol yang diberikan perlakuan strategi ekspositori.
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang kemudian diberi pretes untuk
mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara masing-masing kelompok.
Setelah itu kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak.
Kelompok yang diberi perlakuan (X) disebut kelompok eksperimen dan kelompok
yang tidak diberi perlakuan (X) disebut kelompok kontrol. (X) dalam hal ini
O1 X O2
O3 O4
40
dimaknai sebagai strategi catatan terbimbing. Kelompok eksperimen diberi
perlakuan dengan menerapkan strategi catatan terbimbing selama pembelajaran.
Sedangkan kelas kontrol tidak diberi perlakuan penerapan strategi catatan
terbimbing selama pembelajaran, melainkan strategi ekspositori.
3.3 Variabel Penelitian
variabel penelitian adalah suatu obyek, sifat, atribut, nilai dari orang, obyek
atau kegiatan yang mempunyai bermacam-macam variasi antara satu dengan
lainnya yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
Setiap permasalahan penelitian harus mengandung variabel yang jelas sehingga
memberikan gambaran dan atau informasi yang diperlukan untuk memecahkan
masalah. Variabel yang terdapat dalam penelitian ini meliputi variabel terikat dan
variabel bebas. Kedua variabel tersebut selengkapnya akan dijelaskan sebagai
berikut:
3.3.1 Variabel Terikat
Variabel terikat atau variabel respons (dependent variable) yakni variabel
yang ditimbulkan atau efek dari variabel bebas. Variabel ini diukur sebagai akibat
adanya manipulasi pada variabel bebas serta memiliki fungsi yang tergantung pada
variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar Bahasa
Indonesia materi unsur cerita siswa kelas V A SD Negeri Pesarean 01 yang
menggunakan strategi catatan terbimbing (kelas eksperimen) dan hasil belajar
siswa kelas V yang tidak menggunakan strategi catatan terbimbing (kelas kontrol).
3.3.2 Variabel Bebas
41
Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan atau memengaruhi,
yaitu faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk
menentukan hubungan antara fenomena yang diobservasi atau diamati. Variabel
ini juga sering disebut sebgai variabel Stimulus, Prediktor, antecendent. Dalam
SEM (Structural Equation Modeling) variabel independen disebut variabel
eksogen. Variabel bebas pada penelitian ini adalah penerapan strategi catatan
terbimbing yang dipraktikkan pada pembelajaran kelompok eksperimen yaitu
siswa kelas VA SD Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal.
3.4 Data dan Teknik Pengumpulan Data
Data adalah keterangan mengenai sesuatu hal yang berupa himpunan fakta,
angka, kata, huruf-huruf, gambar, dan sebagainya. Pengumpulan data merupakan
langkah yang amat penting dalam metode ilmiah untuk menguji hipotesis. Dalam
penelitian ini teknik pengumpulan data digunakan untuk memperoleh data sesuai
standar data yang ditetapkan. Setiap teknik pengumpulan data akan menghasilkan
data yang berbeda. Oleh karena itu, diperlukan berbagai teknik pengumpulan data
untuk mendapatkan data yang lengkap dan objektif. Pada bagian ini akan
dijelaskan mengenai jenis data, sumber data, dan teknik pengumpulan data.
3.4.1 Jenis Data
Data yang terdapat dalam penelitian ini terdiri dari data kualitatif dan data
kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata atau
berwujud pernyataan verbal, kalimat, gambar dan bukan dalam bentuk angka. Data
kualitatif dalam penelitian ini berupa gambar yang diperoleh melalui pemotretan
atau rekaman video. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka
42
atau data kualitatif yang diangkakan dan bukan dalam bentuk pernyataan verbal.
Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa hasil pretes (tes awal) dan postes (tes
akhir) kelas kontrol dan kelas eksperimen.
3.4.2 Sumber Data
Sumber data adalah subjek darimana data itu diperoleh. Apabila peneliti
menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka
sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab
pertanyaan, baik tertulis maupun lisan. Apabila menggunakan observasi maka
sumber datannya bisa berupa benda atau proses tertentu. Apabila menggunakan
dokumentasi, maka sumber datanya dokumen atau catatan. Data dalam penelitian
ini diperoleh dari beberapa sumber. Sumber data dalam penelitian ini yaitu siswa
dan guru. Uraian selengkapnya sebagai berikut:
3.4.2.1 Siswa
Data yang diperoleh dari siswa berupa hasil pretes (tes awal) dan postes
(tes akhir). Data hasil pretes (tes awal) diperoleh dari hasil tes siswa sebelum
memperoleh pembelajaran. Pretes (tes awal) bertujuan untuk mengetahui sejauh
manakah materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai
oleh siswa. Sedangkan data hasil postes (tes akhir) diperoleh dari hasil tes siswa
setelah memperoleh pembelajaran. Postes (tes akhir) bertujuan untuk mengetahui
apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai
dengan baik oleh siswa.
3.4.2.2 Guru
Data yang diperoleh dari guru berupa hasil penilaian validitas isi sebelum
dilaksanakan ujicoba soal instrumen yang tercantum pada lampiran 14 dan daftar
43
nama siswa kelas V yang tercantum pada lampiran 1. Validitas isi bagi sebuah
instrumen menunjuk suatu kondisi sebuah instrumen yang disusun berdasarkan isi
materi pelajaran yang dievaluasi. Validitas isi merupakan validitas yang
diperhitumgkan melalui pengujian terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional.
Validitas ini digunakan untuk mengetahui sejauhmana item-item dalam suatu alat
ukur mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur oleh alat ukur
yang bersangkutan. Penilaian validitas isi dilakukan oleh guru kelas VA yaitu
Bapak Hadi Waluyo, S.Pd.SD.
3.4.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan teknik atau cara-cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data merupakan
salah satu tahapan sangat penting dalam penelitian. Teknik pengumpulan data
yang benar akan menghasilkan data yang memiliki kredibilitas tinggi, dan
sebaliknya. Setiap teknik pengumpulan data akan menghasilkan data yang
berbeda. Oleh karena itu, diperlukan berbagai teknik pengumpulan data untuk
mendapatkan data yang lengkap dan objektif. Berikut merupakan beberapa teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini.
3.4.3.1 Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya (Sugiyono 2011: 140).
Wawancara tidak terstruktur ini digunakan untuk mengetahui Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, strategi pembelajaran
yang digunakan guru, media pembelajaran yang digunakan guru, jumlah siswa,
44
dan proses pembelajaran yang biasa dilaksanakan oleh guru. Berdasarkan
wawancara tersebut diperoleh informasi mengenai nilai KKM Bahasa Indonesia di
SD Negeri Pesarean 01 yaitu 70.
3.4.3.2 Dokumentasi
Arikunto (2010: 274) menyatakan dokumentasi digunakan untuk mencari
data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa, catatan, transkrip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.
Dokumentasi digunakan untuk menyusun perkiraan kemampuan awal anak. Selain
itu dokumentasi digunakan untuk menentukan homogenitas populasi. Sehingga
peneliti dapat menggunakan teknik sampling random untuk menentukan anggota
sampel. Dalam penelitian ini, dokumentasi digunakan untuk mencari data jumlah
siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal Tahun Ajaran
2012/2013. Jumlah siswa kelas V di SD Negeri Pesarean 01 meliputi jumlah
siswa kelas V A dan siswa kelas V B. Jumlah dan daftar nama siswa kelas V SD
Negeri Pesarean 01 selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1.
3.4.3.3 Tes
Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah
ditentukan Arikunto (2012: 67). Dalam penelitian ini tes berfungsi untuk
mengukur besarnya kemampuan subjek penelitian. Tes dalam penelitian ini terbagi
menjadi dua, yaitu pretes dan postes. Pretes digunakan untuk mengetahui
kemampuan awal siswa dan dilakukan sebelum pembelajaran atau sebelum
mendapatkan perlakuan. Jika hasil tes menunjukkan hasil yang relatif sama antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol maka penelitian bisa dilanjutkan. Postes
45
dilakukan untuk mengukur hasil belajar siswa pada materi unsur cerita dari kelas
eksperimen dan kontrol setelah masing-masing mengikuti pembelajaran atau
memperoleh perlakuan. Perlakuan kelas eksperimen menggunakan strategi
catatan terbimbing, sedangkan kelas
kontrol menggunakan strategi ekspositori.
Bentuk tes yang digunakan dalam pretes dan postes yaitu tes pilihan ganda
(multiple choice). Alasan dalam pemilihan tes pilihan ganda karena tes pilihan
ganda memiliki semua persyaratan sebagai alat tes yang baik, dilihat dari segi
objektivitas, reliabilitas, dan daya pembeda antara siswa yang berhasil dan siswa
yang gagal. Hal lain yang menjadi keunggulan tes pilihan ganda karena
penskorannya cepat, mudah, dan objektif. Soal yang digunakan untuk tes
berjumlah 20 butir dengan empat alternatif jawaban. Masing-masing soal
mempunyai bobot 1 jika jawaban benar, sehingga bobot maksimal yang didapat
yaitu 20 jika semua jawaban benar. Soal-soal yang akan digunakan terlebih dahulu
diujicobakan pada kelas VI SD Negeri Pesarean 01 untuk diketahui validitas dan
reliabilitasnya.
3.5 Instrumen Penelitian
Sugiyono (2011: 147) menyatakan instrumen penelitian adalah alat ukur
dalam penelitian. Dalam sebuah penelitian, dibutuhkan instrumen penelitian
sebagai alat untuk memperoleh data penelitian. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu soal yang berbentuk pilihan ganda. Selain menyiapkan
instrumen, peneliti juga menyusun kelengkapan pembelajaran yaitu silabus kelas
46
V SD, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kisi-kisi soal, soal-soal tes,
lembar jawab tes, kunci jawaban tes, dan pedoman penilaian.
3.5.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dibuat sebelum peneliti
melakukan penelitian. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat
berdasarkan silabus kelas V Semester 2 SD Negeri pesarean 01 pada materi unsur
cerita yang kemudian oleh peneliti dikembangkan. Silabus kelas V semester 2
selengkapnya ada pada lampiran 5, sedangkan silabus pengembangan materi unsur
cerita di kelas V Semester 2 selengkapnya ada pada lampiran 6. Ada dua macam
RPP yang dibuat, yaitu RPP yang dibuat untuk kelas eksperimen menggunakan
strategi catatan terbimbing dan RPP yang dibuat untuk kelas kontrol menggunakan
strategi ekspositori. RPP yang digunakan untuk kelas kontrol selengkapnya
terdapat pada lampiran 8 untuk pertemuan pertama dan lampiran 10 untuk
pertemuan kedua. Sedangkan RPP yang digunakan untuk kelas eksperimen
selengkapnya terdapat pada lampiran 7 untuk pertemuan pertama dan lampiran 9
untuk pertemuan kedua.
3.5.2 Soal-soal Tes
Sebelum soal-soal tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa,
terlebih dahulu soal tersebut diujicobakan kepada siswa selain anggota sampel
siswa kelas V SD Negeri pesarean 01 Kabupaten Tegal. Soal diujicobakan kepada
kelas VI di SD Negeri pesarean 01 Kabupaten Tegal. Daftar nama siswa yang
mengikuti uji coba soal selengkapnya ada pada lampiran 11. Jumlah butir soal
yang diperlukan dalam penelitian ini hanya 20 butir soal, namun karena soal harus
dicobakan terlebih dahulu, maka dari satu kisi-kisi dibuat dua paket soal paralel.
47
Jumlah butir soal dengan dibuat dua paket soal berjumlah 40 butir soal. Kisi-kisi
selengkapnya ada pada lampiran 12 dan Soal uji coba pada lampiran 13.
Sebelum soal-soal tes dijadikan alat pengumpul data hasil belajar siswa,
maka perlu dilakukan uji coba terlebih dahulu. Uji coba (try out) ini dilakukan
dengan maksud agar diperoleh instrumen yang valid dan reliabel sehingga pada
akhirnya diperoleh hasil penelitian yang valid dan reliabel. Langkah-langkah
dalam pengujian instrumen soal uji coba dalam penelitian ini terdiri dari:
3.5.2.1 Validitas
Gronlund dan Linn (1990) dalam Nasution (2008: 5.5) menyatakan alat
ukur yang baik adalah alat ukur yang dapat dengan tepat mengukur apa yang ingin
diukur. Dalam hal ini validitas mengacu pada ketepatan interpretasi yang dibuat
dari hasil pengukuran atau evaluasi. Ada dua jenis validitas untuk instrumen
penelitian ini, yaitu:
(1) Validitas isi adalah validitas yang dinyatakan berdasarkan hasil penalaran.
Untuk pengujian validitas isi dilakukan dengan cara menilai kesesuaian butir-
butir soal dengan kisi-kisi soal yang telah dibuat sebelumnya. Proses
pengujian validitas isi oleh orang yang ahli dibidangnya yaitu Drs. HY.
Poniyo, M. Pd. (pembimbing 1), Dra. Sri Sami Asih, M. Kes. (pembimbing 2),
dan Hadi Waluyo, S. Pd. SD. (guru kelas V) dengan menggunakan lembar
penilaian validitas isi. Lembar penilaian validitas isi selengkapnya terdapat
pada lampiran 14.
(2) Validitas konstruk adalah validitas yang dinyatakan berdasarkan hasil
pengalaman. Sebuah instrumen penelitian dikatakan memiliki validitas,
48
apabila sudah teruji dari pengalaman. Dengan demikian, syarat instrumen
dikatakan memiliki validitas apabila sudah dibuktikan melalui pengalaman,
yaitu melalui sebuah uji coba. Untuk mengetahui validitas item soal
digunakan rumus korelasi product moment. Untuk perhitungan dilakukan
dengan menggunakan program SPSS versi 20.
3.5.2.2 Reliabilitas
Setelah instrumen diuji validitasnya, maka selanjutnya hal yang harus
dilakukan yaitu menguji reliabilitas soal. Gronlund dan Linn (1990) dalam
Nasution (2008: 5.7) menyatakan reliabilitas mengacu pada ketetapan hasil yang
diperoleh dari suatu pengukuran. Ketetapan atau reliabilitas suatu hasil
pengukuran pada umumnya dapat diperoleh dengan melakukan pengukuran
berulang. Pengujian suatu tes bisa dilakukan terhadap objek yang sama pada waktu
yang berlainan dengan selang waktu yang tidak terlalu lama dan juga terlalu
singkat. Hasil pengukuran yang mempunyai reliabilitas yang tinggi jika hasil
pengukuran pertama hampir sama dengan hasil pengukuran hasil kedua. Untuk
menguji realibitas digunakan rumus Cronbach’s Alpha dengan taraf signifikansi
5%. Reliabilitas instrumen penelitian ini dihitung menggunakan program SPSS
versi 20.
3.5.2.3 Taraf Kesukaran
Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik, di
samping memenuhi validitas dan reabilitas, adalah adanya keseimbangan dari
tingkat soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksudkan adalah adanya soal-soal
mudah, sedang, dan sukar secara proporsional. Tingkat kesukaran soal dilihat dari
kesanggupan atau kemampuan siswa menjawab soal, bukan dari kemampuan guru
49
sebagai pembuat soal (Sudjana 2009: 135). Untuk mengetahui taraf kesukaran soal
digunakan rumus:
NB=I
I = indeks/taraf kesukaran untuk tiap soal
B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N = banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal
Sudjana (2009: 137) menyatakan kriteria yang digunakan adalah semakin
kecil indeks yang diperoleh, makin sulit soal tersebut, dan sebaliknya.
Kriteria
indeks kesulitan soal dapat dibaca pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Kriteria Indeks Kesukaran Soal
Indeks Kesukaran (P) Kategori Soal 0,00 – 0,30 Sukar 0,31 – 0,70 Sedang 0,71 – 1,00 Mudah
3.5.2.4 Daya Pembeda Butir Soal
Daya pembeda butir soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk
membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang
berkemampuan rendah. Suatu butir soal yang dapat dijawab benar oleh siswa
berkemampuan tinggi maupun siswa yang berkemampuan rendah, maka soal itu
tidak baik karena tidak mempunyai daya pembeda. Suatu butir soal yang tidak
dijawab benar oleh siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa berkemampuan
rendah juga merupakan soal yang tidak baik karena tidak mempunyai daya
50
pembeda. Butir soal yang baik yaitu butir soal yang dapat dijawab benar oleh
siswa yang berkemampuan tinggi saja. Daya pembeda butir soal untuk soal pilihan
ganda dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
J = jumlah peserta tes
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
PA = = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Arikunto (2012: 228-232) mengklasifikasikan daya pembeda butir soal
menjadi kriteria soal jelek, cukup, baik dan negatif. Hasil daya beda soal (D) yang
diperoleh selanjutnya akan dimasukkan ke dalam klasifikasi daya pembeda soal.
Soal dengan klasifikasi jelek atau bernilai negatif tidak dapat digunakan sebagai
instrumen. Alasan tersebut membuat soal yang dapat digunakan mulai dari soal
yang kategori cukup, soal yang berkategori baik, dan soal yang kategori baik
sekali. Klasifikasi daya pembeda soal dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 Klasifikasi Daya Pembeda Soal
Daya Pembeda Soal (D) Keterangan 0,00 – 0,20 Jelek (poor) 0,21 – 0,40 Cukup (satisfactory)
51
0,41 – 0,70 Baik (good) 0,71 – 1,00 Baik sekali (excellent)
Negatif Tidak dipakai
3.6 Analisis Data
Analisis data adalah suatu kegiatan untuk meneliti, memeriksa,
mempelajari, membandingkan data yang ada dan membuat interpretasi yang
diperlukan. Selain itu, analisis data dapat digunakan untuk mengindentifikasi ada
tidaknya masalah. Jika terdapat masalah, maka masalah tersebut harus dirumuskan
dengan jelas dan benar. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif
yang memberikan gambaran dengan jelas dan benar. Analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini meliputi deskripsi data, uji kesamaan rata-rata, uji prasyarat
analisis, dan analisis akhir. Analisis data tersebut dijelaskan sebagai berikut:
3.6.1 Deskripsi Data
Deskripsi data adalah upaya menampilkan data agar data tersebut dapat
dipaparkan secara baik dan diinterpretasikan secara mudah. Deskripsi data
meliputi penyusunan data dalam bentuk tampilan yang mudah terbaca secara
lengkap. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen untuk menguji apakah
penggunaan strategi catatan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi unsur cerita. Data yang digunakan adalah hasil belajar unsur cerita
dari siswa kelas V SD Negeri pesarean 01 yang terbagi dalam dua kelas paralel
yaitu kelas V A dengan jumlah siswa 21 digunakan sebagai kelas eksperimen dan
kelas V B dengan jumlah siswa 27 digunakan sebagai kelas kontrol pada materi
unsur cerita.
3.6.2 Uji Kesamaan Rata-rata
52
Uji kesamaan rata-rata dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan
siswa pada dua kelas yang akan digunakan sebagai subjek penelitian. Jika rata-rata
nilai kedua kelas tersebut berbeda sangat jauh, maka penelitian tidak dapat
dilakukan. Perbedaan nilai kemampuan awal yang terpaut jauh dapat
menyebabkan perbedaan hasil belajar yang diperoleh bukan karena perlakuan
penelitian melainkan karena perbedaan kemampuan awal siswa. Uji kesamaan
rata-rata dilaksanakan dengan membandingkan nilai tes awal/pretes yang
dilakukan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Uji kesamaan rata-rata untuk
mengetahui kemampuan awal siswa akan dilakukan menggunakan metode
independent samples T test. Untuk mengetahui hasil, sama atau tidaknya rata-rata
dua kelompok penelitian, data akan diolah menggunakan program SPSS versi 20.
3.6.3 Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis dilakukan untuk menentukan langkah-langkah
selanjutnya dalam menganalisis data khususnya untuk menentukan rumus yang
digunakan untuk menguji hipotesis. Uji prasyarat analisis data yang dilakukan
dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan program SPSS versi 20. Uji
prasyarat analisis yang dipakai dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji
homogenitas, dan uji analisis akhir (pengujian hipotesis). Setelah penghitungan
data menggunakan SPSS versi 20 dikatakan normal, langkah berikutnya yaitu uji
homogenitas dilakukan terhadap data yang telah dikatakan normal. Uji prasyarat
analisis akan dijelaskan sebagai berikut:
3.6.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data hasil belajar berdistribusi
normal atau tidak. Hasil uji normalitas ini akan menentukan langkah uji hipotesis
53
yang akan digunakan. Jika berdistribusi normal maka digunakan uji hipotesis
parametris dan jika tidak normal maka digunakan uji hipotesis nonparametris.
Statistik parametris bekerja berdasarkan asumsi bahwa data setiap variabel yang
akan dianalisis berdistribusi normal. Sebelum peneliti menggunakan teknik
statistik parametris, kenormalan data harus diuji terlebih dahulu. Bila data tidak
normal, maka statistik parametris tidak dapat digunakan, sehingga perlu digunakan
statistik nonparametris untuk menghitung hasil belajar. Dalam penelitian ini uji
normalitas dilakukan terhadap hasil belajar yang dicapai seluruh anggota sampel
dengan menggunakan uji Liliefors pada taraf signifikan 5%. Pengolahan data
menggunakan SPSS versi 20 dengan uji Liliefors. Pengolahan data dilakukan
dengan melihat kolom nilai pada Kolmogorof-Smirnov. Data dikatakan normal
apabila nilai yang ditunjukkan pada kolom nilai Kolmogorof-Smirnov
menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0,05.
3.6.3.2 Uji Homogenitas
Pada dasarnya uji homogenitas dilakukan untuk menyelidiki terpenuhi
tidaknya sifat homogen pada varians antar kelompok. Uji hipotesis mengenai
homogenitas varian dilakukan dengan uji Independent Sample t-test, menggunakan
SPSS versi 20, dan dengan pengambilan keputusan dan penarikan kesimpulan
terhadap uji hipotesis dilakukan pada taraf signifikan 5%. Apabila signifikansinya
lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variannya sama (homogen), namun
apabila nilai signifikansinya kurang dari 0,05 maka variannya berbeda (tidak
homogen).
54
3.6.4 Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis)
Analisis data akhir ekperimen yaitu untuk menguji hasil belajar Bahasa
Indonesia materi unsur cerita dari kedua kelompok setelah masing-masing
memperoleh perlakuan yang berbeda. Persyaratan yang harus dipenuhi pada
analisis data ini menggunakan uji-t yang menunjukkan adanya perbedaan
persentase antara kedua kelompok yang akan dibandingkan. Kelas yang
dibandingkan yaitu kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Penghitungan
terhadap analisis akhir dihitung
dengan menggunakan program SPSS versi 20.
Jika data yang diuji ternyata berdistribusi tidak normal maka analisis akhir
cukup menggunakan uji nonparametris yaitu dengan uji U Mann Whitney dan
untuk perhitunganya akan dilakukan dengan program SPSS versi 20. Uji ini
digunakan untuk menguji kemampuan generalisasi (signifikansi hasil penelitian
yang berupa perbandingan keadaan variabel dari dua rata-rata sampel).
55
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini merupakan bagian inti yang berisi tentang hasil penelitian yang
telah diperoleh peneliti beserta penjelasannya. Pada bagian hasil dan pembahasan,
peneliti menyajikan data-data yang diperoleh selama melakukan penelitian. Hasil
penelitian yang dilakukan secara kuantitatif berupa angka-angka hasil pengukuran.
Sedangkan data yang diperoleh dari metode kualitatif berupa deskripsi yang terjadi
pada saat penelitian berlangsung, pernyataan-pernyataan pendapat, atau apapun
yang merupakan respon dari variabel yang menunjukkan kualitas dari objek
penelitian. Hasil dan pembahasan ini mencakup tentang: (1) Uji prasyarat
instrumen; (2) Pelaksanaan pembelajaran; (3) Deskripsi data; (4) Hasil penelitian;
(5) Uji prasyarat analisis, (6) Analisis Akhir; dan (7) Pembahasan. Uraian
selengkapnya sebagai berikut:
4.1 Uji Prasayarat Instrumen
Setiap penelitian memerlukan instrumen-instrumen penelitian yang akan
digunakan sebagai alat penghimpun data. Semua instrumen (baik yang tes maupun
non tes) harus memiliki dua syarat yaitu reliabel dan valid. Reliabel berarti hasil
pengukuran konsisten dari waktu ke waktu. Valid berarti instrumen secara akurat
mengukur objek yang harus diukur. Agar data yang diperoleh benar-benar valid
dan reliabel maka instrumen/alat pengumpul data juga perlu diuji validitas dan
reliabilitasnya terlebih dahulu. Apabila instrumen sudah terbukti valid dan reliabel
56
maka instrumen siap digunakan untuk mengambil data. Berikut ini akan dijelaskan
uji prasyarat instrumen secara lebih rinci, yang meliputi uji validitas, uji
reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda soal.
4.1.1 Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi
(content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen
yang digunakan dalam suatu penelitian. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui
kesahihan dari instrumen pengambil data sehingga instrumen yang digunakan dapat
benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang akan
digunakan untuk mengambil data kuantitatif berupa hasil belajar siswa dalam
penelitian ini yaitu soal pilihan ganda berjumlah 20 butir soal. Untuk kepentingan
uji coba soal maka peneliti membuat 40 butir soal paralel untuk diujicobakan
kepada siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal.
Sebelum diujicobakan, semua butir soal tersebut terlebih dahulu dinilai dan
divalidasi isi oleh penilai ahli. Validitas isi dilakukan untuk mengetahui bahwa soal
yang telah disusun sudah sesuai dengan silabus dan bahasa yang digunakan dalam
soal sudah benar. Proses pengujian validitas isi melibatkan 3 penilai yang ahli
dibidangnya, yaitu Drs. HY. Poniyo, M.Pd., Dra. Sri Sami Asih, M. Kes, dan Hadi
Waluyo, S. Pd. SD. dengan menggunakan lembar penilaian validitas logis. Hasil
penilaian validitas logis dapat dilihat pada lampiran 14. Setelah penilai ahli
menyatakan bahwa semua butir soal sudah valid dan layak untuk diujicobakan,
maka dilakukan uji coba kepada siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Pesarean 01
Kabupaten Tegal sejumlah 20 siswa pada tanggal 25 Maret 2013.
57
Setelah soal diujicobakan kemudian peneliti melakukan analisis hasil uji
coba soal untuk menghitung validitas konstruk agar diketahui butir soal mana yang
valid dan mana yang tidak valid. Soal dikategorikan valid jika nilai r pearson
correaltion rhitung > rtabel. Soal diujicobakan kepada 20 orang siswa (n=20) maka
nilai rtabel-nya adalah 0,444. Berdasarkan penghitungan dengan menggunakan SPSS
versi 20 diperoleh hasil sebagaimana tercantum pada tabel 4.1. Hasil perhitungan
uji validitas
selengkapnya dapat dibaca pada lampiran 17.
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Item Soal
Keterangan Soal Valid Soal Tidak Valid
Nomor Soal 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 31, 32, 34, 37, 38, 39, 40
3, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 23, 30, 33, 35, 36
Jumlah 25 butir soal 15 butir soal
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa terdapat 25 butir soal valid dan 15
butir soal tidak valid. Instrumen yang dibutuhkan sebanyak 20 butir soal, sementara
butir soal yang valid sebanyak 25 butir soal. Berdasarkan kisi-kisi butir soal, butir
soal yang dibuat paralel memiliki kisi-kisi soal yang sama. Butir soal paralel yang
valid sebanyak 9 pasang, yaitu nomor 1 dengan nomor 21, nomor 2 dengan nomor
22, nomor 4 dengan nomor 24, nomor 5 dengan nomor 25, nomor 6 dengan nomor
25, nomor 7 dengan nomor 27, nomor 8 dengan nomor 28, nomor 9 dengan nomor
29, nomor 20 dengan nomor 40. Butir soal yang tidak paralel terdapat 14 butir soal,
yaitu nomor 10, 31, 32, 34, 37, 38, 39.
58
Jumlah butir soal yang dibutuhkan sebanyak 20 butir soal. Jumlah butir soal
sudah memenuhi jumlah butir soal yang dibutuhkan dengan menggunakan 9 butir
soal paralel dan menggunakan 7 butir soal yang tidak paralel. Dua puluh butir soal
tersebut disusun kembali untuk dipakai sebagai instrumen. Instrumen butir soal dan
kunci jawaban selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 21. Hasil penghitungan 20
butir soal yang valid ada pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Data Instrumen Soal yang Valid
Keterangan Soal valid yang digunakan sebagai instrumen
Soal valid yang tidak digunakan sebagai instrumen
Nomor Soal 1, 4, 5, 6, 7, 8, 9,10, 20, 22, 24, 26, 27, 28, 29, 34, 37, 38, 39, 40
2, 21, 25, 31, 32
Jumlah 20 butir soal 5 butir soal
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa terdapat 25 butir soal valid. Dari 25
butir soal yang valid tersebut hanya 20 butir soal yang akan dijadikan sebagai
instrumen dan 5 butir tidak dijadikan sebagai instrumen.
4.1.2 Uji Reliabilitas
Setelah diuji validitasnya, soal tersebut diuji reliabilitasnya. Reliabilitas
adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki
konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara
berulang. Pengujian reliabilitas tidak dilakukan pada semua butir soal yang telah
dibuat, melainkan pada soal yang sudah valid. Jadi, soal yang akan diuji
reliabilitasnya ada 25 butir soal yang sebelumnya telah diuji validitasnya.
Pengujian reliabilitas menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Untuk
59
penghitungannya secara lengkap menggunakan program SPSS versi 20. Hasil uji
reliabilitas yang diperoleh setelah data dihitung menggunakan program SPSS versi
20, selengkapnya pada lampiran 18. Simpulan dari nilai Cronbach’s Alpha dari 25
butir soal sebesar 0,913 seperti terlihat pada tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.913 25
Uji reliabilitas biasanya menggunakan batas tertentu untuk menentukan
reliabel atau tidaknya suatu instrumen. Menurut Sekaran (1992) dalam Priyatno
(2010: 98) reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat
diterima, dan di atas 0,8 adalah baik. Dengan melihat nilai Alpha pada kolom
Cronbach’s Alpha, kita dapat menentukan reliabel tidaknya suatu instrumen. Nilai
Cronbach’s Alpha menunjukkan nilai 0,913 dan jika mengacu pada pendapat
Sekaran berarti nilai 0,913 di atas 0,8 yang berarti baik, sehingga instrumen soal
sudah terbukti reliabel.
4.1.3 Analisis Taraf Kesukaran Soal
Soal yang telah melalui uji validitas dan uji reliabilitas, kemudian diuji taraf
kesukaran untuk soal tersebut. Soal diuji taraf kesukarannya dengan tujuan supaya
memperoleh kualitas soal yang baik, di samping memenuhi validitas dan
reliabilitas. Soal dikatakan berkualitas baik apabila memiliki jumlah yang
proporsional antara soal dengan kategori mudah, sedang, dan sukar. Selain itu, soal
60
dikatakan baik apabila soal tersebut tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.
Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi siswa untuk
memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa
menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di
luar jangkauannya. Jumlah taraf kesukaran 20 soal harus sesuai dengan persentase
yang dibutuhkan. Persentase yang dibutuhkan yaitu 25% soal dengan taraf
kesukaran mudah, 50% soal dengan taraf kesukaran sedang, dan 25% soal dengan
taraf kesukaran sukar.
Taraf kesukaran soal dihitung dengan cara membagi jumlah siswa yang
menjawab dengan benar dengan jumlah seluruh siswa kelas uji coba. Jika indeks
kesukaran soal diperoleh untuk nomor tertentu bernilai antara 0,00 – 0,30, maka
soal tersebut dapat dikatakan soal sukar, sedangkan untuk soal yang memiliki
indeks kesukaran antara 0,30 – 0,70, soal tersebut dikatakan soal sedang. Untuk
soal yang dikatakan mudah memiliki indeks kesukaran antara 0,71 – 1,00. Hasil
perhitungan taraf kesukaran 40 butir soal ada pada lampiran 19. Berikut hasil
penghitungan taraf kesukaran untuk 40 soal pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Analisis Indeks Kesukaran Butir Soal
Keterangan Soal dengan indeks kesukaran Mudah
Soal dengan indeks kesukaran Sedang
Soal dengan indeks kesukaran Sukar
Nomor Soal
2, 3, 4, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 23, 25, 30, 31, 32, 33, 35, 36, 38
1, 6, 7, 18, 21, 22, 24, 26, 28, 29, 34, 37
5, 20, 27, 39, 40
Jumlah 23 butir soal 12 butir soal 5 butir soal
61
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa setelah melakukan
perhitungan taraf kesukaran 40 butir soal yang diujicobakan, diperoleh hasil 23
butir soal yang memiliki taraf kesukaran mudah, 12 butir soal sedang, dan 5 butir
soal sukar. Sesuai dengan kriteria soal yang baik untuk dijadikan sebagai instrumen
yaitu soal yang sudah dinyatakan valid dan reliabel. Soal yang valid dan reliabel
serta memenuhi kriteria taraf kesukaran dapat dibaca pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5 Analisis Indeks Kesukaran 20 Butir Soal
Keterangan
Soal dengan taraf kesukaran mudah
yang valid dan reliabel
Soal dengan taraf kesukaran sedang
yang valid dan reliabel
Soal dengan taraf kesukaran sukar yang valid dan
reliabel
Nomor Soal 4, 8, 9, 10, 38 1, 6, 7, 22, 24, 26, 28, 29, 34, 37
5, 20, 27, 39, 40
Jumlah 5 butir soal 10 butir soal 5 butir soal
Berdasarkan tabel 4.5, diperoleh hasil indeks kesukaran 20 butir soal di
atas, menunjukkan bahwa terdapat 5 butir soal sulit, 10 butir soal sedang, dan 5
butir soal mudah. Jumlah klasifikasi indeks kesukaran soal tersebut sudah
memenuhi syarat untuk persentase taraf kesukaran soal yang dibutuhkan. Hasil
selengkapnya mengenai perhitungan taraf kesukaran dapat dibaca pada lampiran
19.
4.1.4 Analisis Daya Pembeda Soal
Analisis daya pembeda soal bertujuan untuk mengetahui kemampuan soal
membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah. Soal yang memiliki daya pembeda, bila diujikan pada siswa akan
menghasilkan gambaran yang sesuai dengan kemampuan siswa yang sebenarnya.
62
Untuk menganalisis daya pembeda soal, soal diujicobakan terlebih dahulu
kemudian dianalisis dan dihitung menggunakan rumus daya pembeda soal. Soal
yang dianalisis merupakan soal yang sudah terbukti valid.
Daya pembeda butir soal dihitung dengan cara mengelompokkan siswa
pada kelas uji coba menjadi dua kelompok. Pembagian dua kelompok tersebut
dimulai dengan mengurutkan jumlah nilai tertinggi hingga jumlah nilai terendah.
Setelah kelas tersebut diurutkan, kemudian urutan nilai dalam kelas uji coba
tersebut dibagi ke dalam kedua kelompok, yaitu kelompok atas dan kelompok
bawah. Pada kelompok atas, proporsi siswa (PA) dihitung dari membagi jumlah
siswa yang menjawab benar di kelompok atas dengan jumlah semua siswa pada
kelas atas, sedangkan pada kelompok bawah, proporsi siswa (PB) dihitung dari
membagi jumlah siswa yang menjawab benar di kelompok bawah dengan jumlah
semua siswa pada kelas bawah. Langkah berikutnya yang dilakukan yaitu
mengurangkan hasil proporsi siswa pada kelas atas (PA) dengan hasil proporsi pada
kelas bawah (PB), sehingga dapat dihasilkan nilai dari daya pembeda untuk tiap
butir soal yang akan dijadikan instrumen penelitian.
Nilai daya pembeda diklasifikasikan sesuai dengan nilai daya pembeda (D)
yang diperoleh. Nilai D= 0,00-0,20 menunjukkan nilai D jelek, nilai D= 0,21-0,40
menunjukkan nilai D cukup, nilai D= 0,41-0,70 menunjukkan nilai D baik, dan
nilai D= 0,71-1,00 menunjukkan nilai D baik sekali. Untuk nilai D yang bernilai
negatif sebaiknya tidak dapat dipakai. Nilai daya pembeda yang akan digunakan
dalam penelitian ini yaitu nilai yang berklasifikasi cukup sampai baik sekali. Hasil
penghitungan daya pembeda 40 soal ada pada lampiran 20, sedangkan berikut nilai
daya pembeda 20 butir soal yang dapat dibaca pada tabel 4.6.
63
Tabel 4.6 Analisis Daya Pembeda Butir Soal
Keterangan Soal dengan Daya Beda
Jelek
Soal dengan Daya Beda
Cukup
Soal dengan Daya Beda
Baik
Soal dengan Daya Beda
Negatif
Nomor Soal - 1, 9, 10, 20,
27, 37, 38, 39, 40
4, 5, 6, 7, 8, 22, 24, 26, 28, 29, 34
-
Jumlah - 9 Soal 11 Soal -
Berdasarkan analisis daya pembeda 20 butir soal pada tabel 4.6, diperoleh
hasil klasifikasi daya pembeda tiap butir soal. Hasil klasifikasi daya pembeda tiap
butir soal yaitu tidak ada soal dengan kriteria jelek, 9 butir soal dengan kriteria
cukup, dan 11 butir soal dengan kriteria baik. Setelah dilakukan uji validitas,
reliabilitas, analisis tingkat kesukaran, dan analisis daya pembeda soal uji coba,
maka peneliti memilih 20 soal yang akan digunakan sebagai instrumen penelitian.
Soal yang terpilih merupakan soal yang sudah valid, reliabel, jumlah antara soal
dengan kategori mudah-sedang-sukar seimbang, dan memiliki daya pembeda.
Instrumen 20 butir soal yang akan dijadikan soal pretes dan postes dapat dilihat
pada lampiran 20.
4.2 Pelaksanaan Pembelajaran
Penelitian ini dilakukan pada dua kelas yaitu satu kelas eksperimen dengan
jumlah sampel 21 siswa dan satu kelas kontrol dengan jumlah sampel 27 siswa.
Kedua kelas tersebut sama-sama mendapatkan pembelajaran atau perlakuan dari
guru, namun dengan strategi pembelajaran yang berbeda. Pembelajaran di kelas
eksperimen menggunakan strategi catatan terbimbing, sedangkan kelas kontrol
64
menggunakan strategi ekspositori. Kegiatan pembelajaran pada kedua kelas
tersebut dilaksanakan pada bulan April 2013 di SD Negeri Pesarean 01 Kabupaten
Tegal tahun ajaran 2012/2013.
Mata pelajaran yang dipilih oleh peneliti adalah Bahasa Indonesia materi
unsur cerita dengan waktu pelaksanaan selama dua pertemuan. Hal tersebut
disesuaikan dengan silabus dan kesepakatan peneliti dengan kedua guru kelas V.
Sebelum dua pertemuan pembelajaran, siswa terlebih dahulu melakukan tes awal
(pretes) untuk mengetahui kemampuan awal kedua kelas. Setelah dua pertemuan
pembelajaran, siswa melakukan tes akhir (postes). Tes akhir (postes) bertujuan
untuk mengetahui hasil belajar siswa pada kedua kelas setelah masing-masing
diberikan pembelajaran dengan strategi pembelajaran yang berbeda. Di bawah ini
akan dijelaskan secara lengkap pembelajaran yang berlangsung pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
4.2.1 Pembelajaran di Kelas Eksperimen
Pembelajaran pada kelas eksperimen dilaksanakan pada tanggal 16 April
2013 untuk pertemuan pertama dan 18 April 2013 untuk pertemuan kedua.
Pembelajaran dilaksanakan selama dua jam pelajaran pada masing-masing
pertemuan. Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan
strategi catatan terbimbing merupakan strategi yang menekankan pada kemampuan
siswa dalam menangkap poin-poin penting dengan cara memberikan panduan
berupa kisi-kisi yang belum sempurna agar metode ceramah yang dibawakan guru
lebih mendapatkan perhatian siswa. Handout tersebut sengaja dirancang oleh guru
dengan mengosongkan bagian-bagian tertentu untuk kemudian diisi oleh siswa.
65
Berikut akan diuraikan mengenai pembelajaran di kelas eksperimen pada dua
pertemuan.
4.2.1.1 Pertemuan Pertama
Kegiatan pembelajaran kelas eksperimen pada pertemuan pertama
dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 16 April 2013. Pembelajaran dimulai pukul
07.30 dan diakhiri pada pukul 08.40 (dua jam pelajaran). Kegiatan pembelajaran
terdiri dari tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.
Kegiatan awal terdiri atas kegiatan pendahuluan dan penjelasan tujuan
pembelajaran oleh guru. Setelah itu, guru memulai kegiatan inti. Kegiatan inti
meliputi penjelasan mengenai pelaksanaan strategi catatan terbimbing,
membagikan handout untuk siswa, dan penjelasan guru tentang materi unsur cerita.
Guru menyampaikan materi tersebut dengan menggunakan strategi catatan
terbimbing. Ketika guru menjelaskan materi siswa harus menyimak dengan baik
karena pada saat guru menjelasakan materi siswa juga harus mengisi bagian-bagian
handout yang memang sengaja dikosongkan. Setelah penjelasan materi selesai guru
memberikan klarifikasi mengenai handout yang dibuat oleh siswa dengan cara
meminta salah satu siswa untuk membacakan handout di depan kelas. Kegiatan
selanjutnya yaitu guru mengondisikan siswa untuk belajar dalam tim/kelompok
heterogen.
Di dalam kelompok, siswa mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) yang
telah dibagikan guru. Contoh LKS ada dalam RPP yang dilampirkan dalam
lampiran 7. Setelah selesai mengerjakan LKS, siswa memaparkan hasil diskusinya
di depan kelas. Anggota dari salah satu kelompok memaparkan hasil diskusinya,
sementara yang lain menyimak. Setelah pemaparan hasil dari kelompok, guru
66
mengonfirmasi jawaban siswa. Siswa diminta untuk memeriksa sendiri
pekerjaannya, Jika terdapat kesalahan maka diperbaiki. Setelah itu dilakukan
kegiatan akhir, yaitu siswa mengerjakan tes evaluasi dengan jumlah soal sebanyak
10 butir. Setelah 10 menit melakukan tes, lembar jawab dikumpulkan. Guru
menutup pembelajaran dengan memberikan tindak lanjut berupa tugas rumah
terlebih dahulu dan mengucapkan salam.
4.2.1.2 Pertemuan Kedua
Kegiatan pembelajaran kelas eksperimen pada pertemuan pertama
dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 18 April 2013. Pembelajaran dimulai pukul
07.30 dan diakhiri pada pukul 08.40 (dua jam pelajaran). Kegiatan pembelajaran
terdiri dari tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.
Kegiatan awal terdiri atas kegiatan pendahuluan dan penjelasan tujuan
pembelajaran oleh guru. Setelah itu, guru memulai kegiatan inti. Kegiatan inti
meliputi penjelasan mengenai pelaksanaan strategi catatan terbimbing,
membagikan handout untuk siswa, penjelasan materi unsur cerita, membacakan
sebuah cerita dengan bantuan media audio. Guru menyampaikan materi dengan
menggunakan strategi catatan terbimbing. Ketika guru membacakan sebuah cerita
dengan bantuan media audio, siswa harus menyimak dengan baik karena pada saat
guru membacakan cerita tersebut siswa juga harus mengisi bagian-bagian handout
yang memang sengaja dikosongkan. Setelah penjelasan materi dan pembacaan
cerita selesai guru memberikan klarifikasi mengenai handout yang dibuat oleh
siswa dengan cara meminta salah satu siswa untuk membacakan handout di depan
kelas. Kegiatan selanjutnya yaitu guru mengondisikan siswa untuk belajar dalam
tim/kelompok heterogen.
67
Di dalam kegiatan kelompok, siswa mengerjakan lembar kerja siswa (LKS)
yang telah dibagikan guru. Contoh LKS ada dalam RPP yang dilampirkan dalam
lampiran 9. Setelah selesai mengerjakan LKS, siswa memaparkan hasil diskusinya
di depan kelas. Anggota dari salah satu kelompok memaparkan hasil diskusinya,
sementara yang lain menyimak. Setelah pemaparan hasil dari kelompok, guru
mengonfirmasi jawaban siswa. Siswa diminta untuk memeriksa sendiri
pekerjaannya, Jika terdapat kesalahan maka diperbaiki. Setelah itu dilakukan
kegiatan akhir, yaitu siswa mengerjakan tes evaluasi dengan jumlah soal sebanyak
6 butir. Setelah 10 menit melakukan tes, lembar jawab dikumpulkan. Guru
menutup pembelajaran dengan memberikan tindak lanjut berupa tugas rumah
terlebih dahulu
dan mengucapkan salam.
4.2.2 Pembelajaran di Kelas Kontrol
Pembelajaran pada kelas kontrol dilaksanakan pada tanggal 15 April 2013
untuk pertemuan pertama dan 17 April 2013 untuk pertemuan kedua. Pembelajaran
dilaksanakan selama dua jam pelajaran pada masing-masing pertemuan.
Pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan strategi ekspositori
yaitu strategi yang berpusat pada guru. Dalam kegiatan pembelajaran guru
memegang peranan yang sangat dominan. Berikut akan diuraikan mengenai
pembelajaran di kelas kontrol pada dua pertemuan.
4.2.2.1 Pertemuan Pertama
Kegiatan pembelajaran pertemuan pertama pada kelas kontrol dilaksanakan
pada tanggal 15 April 2013. Pembelajaran dimulai pada pukul 07.30 dan diakhiri
pada pukul 08.40 (dua jam pelajaran). Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga
68
kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal
terdiri atas kegiatan pendahuluan dan penjelasan tujuan pembelajaran oleh guru.
Setelah itu, guru memulai kegiatan inti. Kegiatan inti terdiri dari kegiatan guru dan
siswa yang melakukan pembelajaran dengan menggunakan strategi ekspositori,
seperti ceramah, tanya jawab, dan penugasan. Pada pertemuan pertama ini, guru
menjelaskan tentang materi unsur cerita. Kemudian, siswa mengerjakan lembar
kerja siswa (LKS). Contoh LKS ada dalam RPP yang terdapat pada lampiran 8.
Setelah melaksanakan kegiatan inti, guru dan siswa menyimpulkan materi yang
telah dibahas. Kemudian kegiatan diteruskan dengan kegiatan akhir yaitu siswa
mengerjakan soal tes evaluasi dengan jumlah soal sebanyak 10 butir soal. Setelah
kurang lebih 10 menit melakukan tes evaluasi, lembar jawab dikumpulkan. Guru
menutup pembelajaran dengan memberikan tindak lanjut berupa tugas
rumah
terlebih dahulu dan mengucapkan salam.
4.2.2.2 Pertemuan Kedua
Kegiatan pembelajaran pertemuan kedua pada kelas kontrol dilaksanakan
pada hari senin tanggal 17 April 2013. Pembelajaran dimulai pada pukul 08.00 dan
diakhiri pukul 09.10 (dua jam pelajaran). Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga
kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal
terdiri atas kegiatan pendahuluan dan penjelasan tujuan pembelajaran oleh guru.
Setelah itu, guru memulai kegiatan inti. Kegiatan inti berlangsung selama kurang
lebih 45 menit. Kegiatan inti terdiri dari kegiatan guru dan siswa yang melakukan
pembelajaran dengan menggunakan strategi ekspositori, seperti ceramah, tanya
jawab, dan penugasan. Pada pertemuan kedua ini, guru membacakan cerita dengan
69
bantuan media audio. Kemudian, siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok kecil
untuk mengerjakan lembar kerja siswa (LKS). Contoh LKS ada dalam RPP yang
terdapat pada lampiran 10. Setelah melaksanakan kegiatan inti, guru dan siswa
menyimpulkan materi yang telah dibahas. Kemudian kegiatan diteruskan dengan
kegiatan akhir yaitu siswa mengerjakan soal tes evaluasi dengan jumlah soal
sebanyak 10 butir. Setelah kurang lebih 10 menit melakukan tes, lembar jawab
dikumpulkan. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan tindak lanjut
berupa tugas rumah dan mengucapkan salam.
4.3 Deskripsi Data
Deskripsi data adalah upaya menampilkan data agar data tersebut dapat
dipaparkan secara baik dan diinterpretasikan secara mudah. Deskripsi data meliputi
penyusunan data dalam bentuk tampilan yang mudah terbaca secara lengkap.
Apabila data, deskripsi, dan analisis kesimpulannya disajikan dalam angka-angka
maka hal ini dinamakan penelitian kuantitatif. Sedangkan data, deskripsi, dan
analisis yang kesimpulannya disajikan dalam uraian kata-kata maka
dinamakan penelitian kualitatif. Deskripsi diperlukan agar peneliti tidak
melupakan pengalamannya dan agar pengalaman tersebut dapat dibandingkan
dengan pengalaman peneliti lain, sehingga mudah untuk dilakukan pemeriksaan
dan kontrol terhadap deskripsi tersebut. Pada umumnya deskripsi menegaskan
sesuatu, seperti apa sesuatu itu kelihatannya, bagaimana bunyinya, bagaimana
rasanya, dan sebagainya. Deskripsi yang detail diciptakan dan dipakai
dalam disiplin ilmu sebagai istilah teknik. Data dalam penelitian ini yakni data
pretes dan postes Bahasa Indonesia materi unsur cerita siswa kelas V Sekolah
70
Dasar Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal. Deskripsi data yang disajikan
meliputi: rata-rata, nilai tengah (median), nilai yang sering muncul (modus),
simpangan baku, jangkauan, nilai terendah, dan nilai tertinggi.
4.3.1 Deskripsi Data Pretes (Tes Awal)
Rata-rata nilai pretes siswa pada kelompok eksperimen sebesar 53,57
dengan nilai tengah (median) 60 dan nilai yang sering muncul (modus) yaitu 65.
Simpangan baku dari nilai pretes siswa kelompok eksperimen adalah sebesar
15,747. Nilai tertinggi dari nilai hasil belajar kelompok eksperimen yaitu 90 dan
nilai terendahnya yaitu 25. Jangkauan dari nilai hasil belajar kelompok kontrol
sebesar 65.
Sementara, rata-rata nilai pretes siswa pada kelompok kontrol sebesar 52,78
dengan nilai tengah 50 dan nilai yang sering muncul yaitu 35. Simpangan baku dari
nilai pretes siswa kelompok kontrol adalah sebesar 13,766. Nilai tertinggi dari nilai
hasil pretes kelompok kontrol yaitu 80 dan nilai terendahnya yaitu 35. Nilai
tertinggi dikurangi dengan nilai terendah maka akan menghasilkan jangkauan.
Jangkauan dari nilai hasil belajar kelompok kontrol sebesar 45. Deskripsi data
pretes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 4.7.
Data selengkapnya mengenai hasil nilai pretes kelas VA dan kelas VB dapat dilihat
pada lampiran 22.
Tabel 4.7 Deskripsi Data Nilai Pretes
No. Ukuran Kelompok
Eksperimen Kontrol 1 Rata-rata (mean) 53,57 52,78 2 Median 60 50
71
3 Modus 65 35 4 Simpangan Baku 15,747 13,767 5 Jangkauan 65 45 6 Nilai Terendah 25 80 7 Nilai Tertinggi 90 35
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas
eksperimen 53,57 sedangkan kelas kontrol 52,78. Selisih antara kedua rata-rata
tersebut adalah 0,79. Dilihat dari selisih rata-rata kedua kelas tersebut dapat
dikatakan bahwa kemampuan siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak
jauh berbeda atau relatif sama.
4.3.2 Deskripsi Data Postes (Tes Akhir)
Rata-rata nilai postes siswa pada kelompok eksperimen sebesar 81,43
dengan nilai tengah (median) 85 dan nilai yang sering muncul (modus) yaitu 100.
Simpangan baku dari nilai hasil belajar siswa kelompok eksperimen adalah sebesar
14,812. Nilai ini menunjukkan penyimpangan nilai hasil belajar kelompok
eksperimen dari rata-rata tinggi. Nilai tertinggi dari nilai hasil belajar kelompok
eksperimen yaitu 100 dan nilai terendahnya yaitu 50. Jangkauan dari nilai hasil
belajar kelompok kontrol sebesar 50.
Sementara, rata-rata nilai postes siswa pada kelompok kontrol sebesar 72,41
dengan nilai tengah (median) 75 dan nilai yang sering muncul (modus) yaitu 70.
Simpangan baku dari nilai hasil belajar siswa kelompok kontrol adalah sebesar
12,351. Nilai ini menunjukkan penyimpangan nilai hasil belajar kelompok kontrol
dari rata-rata tinggi. Nilai tertinggi dari nilai hasil belajar kelompok kontrol yaitu
90 dan nilai terendahnya yaitu 45. Nilai tertinggi dikurangi dengan nilai terendah
72
maka akan menghasilkan jangkauan. Jangkauan dari nilai hasil belajar kelompok
kontrol sebesar 45. Deskripsi data postes (tes akhir) dapat dilihat pada tabel 4.8.
Data selengkapnya mengenai hasil nilai postes kelas VA dan kelas VB dapat dilihat
pada lampiran 25.
Tabel 4.8 Deskripsi Data Nilai Postes
No. Ukuran Kelompok
Eksperimen Kontrol 1 Rata-rata (mean) 81,43 72,41 2 Median 85 75 3 Modus 100 70 4 Simpangan Baku 14,812 12,351 5 Jangkauan 50 45 6 Nilai Terendah 50 45 7 Nilai Tertinggi 100 90
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas
eksperimen 81,43 sedangkan kelas kontrol 72,41. Selisih antara kedua rata-rata
tersebut adalah 9,02. Dilihat dari selisih rata-rata kedua kelas tersebut dapat
dikatakan bahwa
terdapat perbedaan nilai yang signifikan setelah diberikan perlakuan.
4.4 Hasil Penelitian
Hasil penelitian akan menjelaskan kumpulan data berdasarkan penelitian
yang telah dilaksanakan. Hasil penelitian merupakan rekap data dari hasil belajar
siswa salama penelitian berlangsung. Penelitian dilaksanakan pada pembelajaran
Bahasa Indonesia kelas V dengan materi pokok unsur cerita. Pada hari Selasa 16
73
April 2013 dan Rabu 18 April 2013, penelitian dilaksanakan di kelas VA SD
Negeri Pesarean 01 sebagai kelompok eksperimen. Pembelajaran dilaksanakan
dengan menggunakan strategi catatan terbimbing. Dari pembelajaran tersebut,
diperoleh data hasil belajar siswa sebagaimana tercantum pada tabel 4.9 dan
gambar 4.1. Data selengkapnya mengenai nilai perolehan siswa pada pembelajaran
Bahasa Indonesia materi unsur cerita pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen dapat dibaca pada lampiran 25.
Tabel 4.9 Distribusi Nilai Hasil Belajar Kelompok Eksperimen
No. Nilai (x) Frekuensi (f) x.f Rata-rata 1 50 1 50
= 81,43
2 55 0 0 3 60 2 120 4 65 2 130 5 70 1 70 6 75 2 150 7 80 2 160 8 85 2 170 9 90 2 180 10 95 4 380 11 100 3 300 �f = 21 �f.x = 1710
Penelitian pada kelas VB SD Negeri Pesarean 01 sebagai kelompok kontrol
dilaksanakan pada hari Senin 15 April 2013 dan Rabu 17 April 2013 dengan
menggunakan strategi ekspositori. Data distribusi frekuensi hasil belajar kelompok
kontrol dapat dibaca pada tabel 4.10.
74
Tabel 4.10 Distribusi Nilai Hasil Belajar Kelompok Kontrol
No. Nilai (x) Frekuensi (f) x.f Rata-rata 1 45 2 90
= 72,41
2 50 0 0 3 55 2 110 4 60 1 60 5 65 2 130 6 70 6 420 7 75 5 375 8 80 2 160 9 85 4 340 10 90 3 270 �f = 27 �f.x = 1955
Berdasarkan tabel 4.9 dan tabel 4.10 diketahui bahwa rata-rata nilai hasil
belajar kelas eksperimen (VA) yaitu 81,43 dan kelas kontrol 72,41. Nilai rata-rata
kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai rata-rata kelas kontrol. Selisih nilai
rata-rata kedua kelas tersebut yaitu 9,02. Dapat disimpulkan pada kedua kelas
tersebut terdapat perbedaan hasil belajar setelah masing-masing diberi perlakuan.
4.5 Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis ini dilakukan untuk menentukan langkah-langkah
selanjutnya dalam menganalisis data khususnya untuk menentukan rumus yang
digunakan untuk menguji hipotesis. Uji prasyarat analisis dalam penelitian ini
meliputi data pretes dan data postes. Data yang akan diuji yaitu data nilai hasil
belajar dari tes pilihan ganda mata pelajaran Bahasa Indonesia materi unsur cerita
di kelas V SD Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal. Uraian mengenai uji prasyarat
75
data pretes (tes awal) dan uji prasyarat data postes (tes akhir) selengkapnya akan
dijelaskan sebagai berikut:
4.5.1 Uji Prasayarat Data Pretes
Data pretes merupakan data yang digunakan untuk mengetahui kemampuan
awal kelas kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data ini untuk memastikan
kemampuan kedua kelas sama. Penelitian dapat dilaksanakan apabila kemampuan
awal kedua kelas tidak berbeda secara signifikan. Pada umumnya materi tes awal
ini ditekankan pada bahan-bahan penting yang seharusnya sudah diketahui atau
dikuasai oleh siswa sebelum mereka diberi pelajaran kepada mereka. Sebelum
melakukan uji analisis tes awal, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis
yang terdiri dari uji kesamaan rata-rata, uji normalitas dan uji homogenitas.
4.5.1.1 Uji Kesamaan Rata-rata
Uji kesamaan rata-rata pada penelitian ini dilakukan terhadap data nilai
pretes kelompok yang akan digunakan sebagai subjek penelitian, baik kelompok
kontrol maupun kelompok eksperimen. Pretes dilaksanakan pada hari Sabtu, 13
April 2013 pada kelompok kontrol dan Senin, 15 April 2013 pada kelompok
eksperimen. Data nilai pretes selengkapnya pada lampiran 22. Untuk menguji
kesamaan rata-rata, peneliti menggunakan uji independent sample t-test pada
program SPSS versi 20 dengan taraf signifikansi 5% atau 0,05. Hasil uji
independent sample t-test terhadap data nilai pretes kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol dapat dibaca pada tabel 4.11 berikut:
76
Tabel 4.11 Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Data Pretes
t-test for Equality of Means T df Sig. (2-tailed) Mean
Difference Std. Error Difference
Nilai Pretes
Equal variances assumed ,182 46 ,856 ,794 4,359
Equal variances not assumed ,179 39,837 ,859 ,794 4,437
Berdasarkan tabel 4.11, dapat diketahui nilai signifikansi = 0,856. Angka
signifikansi tersebut lebih dari 0,05 (0,856 > 0,05) sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak ada perbedaan kemampuan awal antara kelompok kontrol dengan
kelompok eksperimen. Hasil uji kesamaan rata-rata dengan uji independent sample
t-test dapat dilihat pada lampiran 24.
4.5.1.2 Uji Normalitas Data Pretes
Uji normalitas data pretes kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
dalam penelitian ini menggunakan uji Lilliefors dengan bantuan program SPSS
versi 20. Data hasil uji normalitas selengkapnya dapat dibaca pada lampiran 23,
sedangkan simpulan data hasil uji normalitas data dengan program SPSS versi 20
dapat dibaca pada tabel 4.12 berikut:
VAR00001 Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
VAR00002 Eksperimen ,179 21 ,079 ,935 21 ,175Kontrol ,134 27 ,200* ,929 27 ,066
Untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak, dapat dilakukan
dengan melihat nilai signifikansi (Sig.) kedua data, baik data kelompok kontrol
maupun eksperimen pada kolom Kolmogorov-Smirnova. Apabila nilai
77
signifikansinya lebih dari 0,05 maka data dapat dinyatakan berdistribusi normal.
Berdasarkan tabel 4.12 di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada
kelompok kontrol sebesar 0,200, sedangkan pada kelompok eksperimen sebesar
0,079. Nilai signifikansi data kelompok kontrol dan eksperimen ternyata lebih dari
0,05 maka dapat dinyatakan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal.
Setelah data diketahui berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji
homogenitas.
4.5.1.3 Uji Homogenitas Data Pretes
Uji homogenitas data dilakukan setelah data diketahui berdistribusi normal.
Apabila data tidak berdistribusi normal, maka tidak perlu dilakukan uji
homogenitas data. Uji homogenitas data dapat dilakukan dengan menggunakan uji
Levene dengan menggunakan program SPSS versi 20. Data hasil uji homogenitas
data dapat dilihat pada lampiran 24, sedangkan simpulan data hasil uji homogenitas
data dengan program SPSS versi 20 dapat dibaca pada tabel 4.13 berikut:
Tabel 4.13 Hasil Uji Homogenitas Data Pretes
Nilai
Equal variances assumed
Equal variances not assumed
Levene’s Test for Equality of Variances
F 0,509 Sig. 0,479
Untuk mengetahui data homogen atau tidak, dapat dilakukan dengan
melihat nilai signifikansi (Sig.) uji F pada kolom nilai equal variances assumed.
Jika nilai signifikansi uji F ≥ 0,05 maka dapat diartikan bahwa data homogen.
Sebaliknya, jika nilai signifikansi uji F < 0,05 maka data tidak homogen.
78
Berdasarkan tabel 4.13, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi uji F dari data
yang diuji adalah sebesar 0,509, dimana 0,509 > 0,05, maka dapat dinyatakan
bahwa data homogen.
4.5.2 Uji Prasayarat Data Postes
Data tes akhir merupakan data yang diperoleh setelah melakukan penelitian.
Pengambilan data tes akhir dilakukan pada akhir pembelajaran. Data ini untuk
memastikan kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran. Materi tes akhir
ini adalah bahan-bahan pelajaran yang penting, yang telah diajarkan kepada siswa,
dan baiasanya naskah tes akhir ini dibuat sama dengan naskah tes awal. Maka hasil
keberhasilan dapat dilihat jika hasil tes akhir itu lebih baik daripada tes awal, maka
dapat diartikan bahwa program pengajaran telah berjalan dan berhasil dengan
sebaik-baiknya. Uji prasyarat analisis ini dilakukan untuk menentukan langkah-
langkah selanjutnya dalam menganalisis data. Uraian selengkapnya akan
dikemukakan sebagai berikut:
4.5.2.1 Uji Normalitas Data Postes
Uji normalitas data hasil belajar (postes) kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen dalam penelitian ini menggunakan uji Lilliefors dengan bantuan
program SPSS versi 20. Data hasil uji normalitas selengkapnya dapat dibaca pada
lampiran 26, sedangkan simpulan data hasil uji normalitas data dengan program
SPSS versi 20 dapat dibaca pada tabel 4.14 berikut:
Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas Data Postes
VAR00001 Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
VAR00002 Eksperimen ,148 21 ,200* ,926 21 ,115Kontrol ,165 27 ,058 ,934 27 ,088
79
Untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak, dapat dilakukan
dengan melihat nilai signifikansi (Sig.) kedua data, baik data kelompok kontrol
maupun eksperimen pada kolom Kolmogorov-Smirnova. Apabila nilai
signifikansinya lebih dari 0,05 maka data dapat dinyatakan berdistribusi normal.
Berdasarkan tabel 4.14 di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada
kelompok kontrol sebesar 0,058, sedangkan pada kelompok eksperimen sebesar
0,200. Nilai signifikansi data kelompok kontrol dan eksperimen ternyata lebih dari
0,05 maka dapat dinyatakan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal.
Setelah data diketahui berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji
homogenitas.
4.5.2.2 Uji Homogenitas Data Postes
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui terpenuhi tidaknya sifat
homogen pada varians antarkelas. Uji homogenitas data dilakukan setelah data
diketahui berdistribusi normal. Apabila data tidak berdistribusi normal, maka tidak
perlu dilakukan uji homogenitas data. Uji homogenitas data dapat dilakukan
dengan menggunakan uji Levene dengan menggunakan program SPSS versi 20.
Data hasil uji homogenitas data dapat dilihat pada lampiran 27, sedangkan
simpulan data hasil uji homogenitas data dengan program SPSS versi 20 dapat
dibaca pada tabel 4.15 berikut:
Tabel 4.15 Hasil Uji Homogenitas Data Postes
Nilai
Equal variances assumed
Equal variances not assumed
Levene’s Test for Equality of Variances
F 1.863 Sig. .179
80
Untuk mengetahui data homogen atau tidak, dapat dilakukan dengan
melihat nilai signifikansi (Sig.) uji F pada kolom nilai equal variances assumed.
Jika nilai
signifikansi uji F ≥ 0,05 maka dapat diartikan bahwa data homogen. Sebaliknya,
jika nilai signifikansi uji F < 0,05 maka data tidak homogen. Berdasarkan tabel
4.15, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi uji F dari data yang diuji adalah
sebesar 0,179, dimana 0,179 > 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa data homogen.
4.6 Analisis Akhir (Uji Hipotesis)
Secara umum hipotesa atau hipotesis merupakan dugaan/anggapan yang
diungkap berdasarkan teori-teori yang dipelajari untuk menyelesaikan suatu
masalah. Dugaan/anggapan awal sering disebut hipotesis nol atau hipotesis awal.
Sedangkan dugaan/anggapan yang diperlukan untuk menyanggah dugaan awal
disebut hipotesis alternatif. Kebenaran dari suatu hipotesis masih perlu diuji
melalui beberapa pengujian. Suatu hipotesis dapat diuji apabila hipotesis tersebut
dirumuskan dengan benar.
Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta
memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang. Untuk dapat sampai pada
pengetahuan yang dapat dipercaya mengenai masalah pendidikan, peneliti harus
melangkah lebih jauh dari pada sekedar mengumpukan fakta yang berserakan,
untuk mencari generalisasi dan antar hubungan yang ada diantara fakta-fakta
tersebut. Antar hubungan dan generalisasi ini akan memberikan gambaran pola,
yang penting untuk memahami persoalan. Hipotesis yang telah terencana dengan
baik akan memberikan arah dan mengemukakan penjelasan. Karena hipotesis
81
tersebut dapat diuji dan divalidasi melalui penyelidikan ilmiah, maka hipotesis
dapat mebantu kita untuk memperluas pengetahuan.
Uji hipotesis dilakukan setelah semua uji prasyarat terpenuhi, baik uji
normalitas maupun uji homogenitas. Berdasarkan uji normalitas dan homogenitas
diketahui bahwa data berdistribusi normal dan homogen, maka untuk uji
hipotesisnya menggunakan uji independent sample t test dengan bantuan program
SPSS versi 20. Uji hipotesis berguna untuk mengetahui kesimpulan penelitian dan
untuk mengetahui hipotesis yang diterima.
Dalam uji hipotesis, ada beberapa ketentuan yang harus dijadikan pedoman.
Ketentuan tersebut yaitu: jika thitung < ttabel atau nilai signifikansi > 0,05, maka Ho
diterima, dan jika thitung ≥ ttabel atau nilai signifikansi ≤ 0,05, maka Ho ditolak.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel sebanyak 48 orang, maka nilai
derajat kebebasan (dk) = n – 2 = 48 – 2 = 46 dan taraf kesalahan 5% untuk uji 2
fihak maka dapat diketahui nilai ttabel = 2,013. Hasil lengkap penghitungan uji
hipotesis terdapat pada lampiran 27. Simpulan hasil penghitungan uji hipotesis
dengan menggunakan program SPSS versi 20 dapat dibaca pada tabel 4.16 berikut:
Tabel 4.16 Hasil Uji Hipotesis
Independent Samples Test
Nilai
Equal variances
assumed
Equal variances not
assumed
t-test for
Equality
of Means
T 2,251 2,199
Df 46 38,617
Sig. (2-tailed) ,029 ,034
Mean Difference 9,021 9,021
Std. Error
Difference
4,007 4,103
82
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower ,955 ,719
Upper 17,087 17,323
Sebelumnya sudah diketahui bahwa data homogen, karena data homogen,
maka dapat dilihat data pada kolom Equal variances assumed. Jika sebelumnya
data tidak homogen, maka dapat dilihat data pada kolom Equal variances not
assumed. Berdasarkan tabel 4.16, pada kolom Equal variances assumed di atas,
dapat diketahui bahwa nilai thitung = 2,251 dan signifikansi sebesar 0,029. Dari
penghitungan tersebut dapat diketahui bahwa thitung > ttabel atau signifikansi < dari
0,05. Karena nilai thitung = 2,251 dan nilai ttabel = 2,013, maka 2,251 > 2,013. Nilai
signifikasi yang diperoleh = 0,029 dan ternyata < 0,05.
Mengacu pada ketentuan pengambilan keputusan uji hipotesis tersebut di
atas, maka Ho ditolak. Jadi kesimpulannya yaitu terdapat perbedaan hasil belajar
yang signifikan antara siswa pada kelas yang menggunakan strategi catatan
terbimbing dibandingkan dengan kelas yang menggunakan strategi ekspositori.
4.7 Pembahasan
Tujuan dari penelitian ini untuk menguji keefektifan penerapan strategi
catatan terbimbing terhadap hasil belajar siswa kelas V Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia pada materi Unsur Cerita di SD Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal.
Desain penelitian ini menggunakan Nonequivalent Control Group Design yang
merupakan salah satu jenis Quasi Experimental Design.
Populasi penelitian yaitu seluruh siswa kelas V A dan V B Sekolah Dasar
Negeri Pesarean 01 Kabupaten Tegal yang berjumlah 54 siswa. Sementara untuk
sampel yang digunakan sebanyak 48 siswa sesuai dengan tabel kretji. Sample
tersebut diambil secara acak / simple random sampling. Sample populasi yang
83
berjumlah 48 siswa kemudian dibagi lagi dengan komposisi 21 siswa kelas
eksperimen (V A) dan 27 siswa kelas kontrol (V B). Sebelum dan sesudah
penelitian terdapat uji prasyarat instrumen dan uji prasyarat analisis hasil
penelitian.
Data yang diperoleh melalui penelitian adalah data empiris yang
mempunyai kriteria tertentu yaitu valid, reliabel dan obyektif. Oleh karena itu,
sebelum melaksanakan penelitian peneliti membuat instrumen yang berupa Silabus
Pembelajaran, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, soal pilihan ganda dan lembar
penilaian. Sebelum instrumen digunakan, perlu dilakukan uji instrumen. Soal
pilihan ganda diuji validitas oleh penilai yang ahli dibidangnya, yaitu Bapak Drs.
HY. Poniyo, M.Pd., Ibu Sri Sami Asih, M.Pd., dan Bapak Hadi Waluyo, S. Pd. SD.
Setelah melalui beberapa kali perbaikan dari isi maupun konstruknya, instrumen
soal pilihan ganda dapat diujicobakan. Langkah selanjutnya adalah menggunakan
instrumen penelitian yang sudah terbukti valid dalam pelaksanaan penelitian.
Uji prasayarat analisis dilakukan setelah melewati uji prasyarat instrumen.
Analisis pretes digunakan untuk memastikan kedua kelas memiliki kemampuan
yang sama. Pengujian hipotesis akhir pada uji prasyarat analisis dilakukan dengan
membandingkan hasil belajar siswa antara kelompok eksperimen yang mendapat
perlakuan penerapan strategi catatan terbimbing dengan kelompok kontrol yang
diberikan perlakuan penerapan strategi ekspositori pada materi unsur cerita.
Peneliti memilih strategi catatan terbimbing karena strategi ini dapat
memfokuskan perhatian siswa saat guru menyampaikan materi dan mengarahkan
siswa untuk membuat catatan lebih teratur. Strategi pembelajaran catatan
terbimbing memungkinkan siswa belajar lebih aktif. Hal ini dikarenakan siswa
84
diberi kesempatan untuk mengembangkan diri, fokus pada handout dan materi
ceramah serta diharapkan mampu memecahkan masalah sendiri dengan
menemukan (discovery) dan bekerja sendiri. Kelebihan Strategi catatan terbimbing
ini terbukti dengan rataan nilai hasil belajar pada kelas eksperimen lebih tinggi
dibanding kelas kontrol. Pembelajaran yang menerapkan strategi catatan
terbimbing di kelas eksperimen dimulai dengan guru memberikan handout dari
materi ajar yang disampaikan dengan ceramah kepada siswa. Handout tersebut
dirancang dengan cara mengosongkan atau menghilangkan sebagian poin-poin
yang penting sehingga terdapat bagian-bagian yang kosong dalam handout
tersebut. Kemudian guru menjelaskan kepada siswa bahwa bagian yang kosong
dalam handout memang sengaja dibuat agar mereka tetap berkonsentrasi mengikuti
pembelajaran. Selama ceramah berlangsung siswa diminta mengisi bagian-bagian
yang kosong tersebut. Setelah penyampaian materi dengan ceramah selesai,
mintalah kepada siswa membacakan hasil pekerjaanya.
Perbedaan antara strategi catatan terbimbing dan strategi ekspositori terletak
pada saat proses penyampaian materi. Pada strategi ekspositori tidak ada bantuan
atau tidak menggunakan suatu alat kontrol berupa handout saat proses
penyampaian materi berlangsung. Dalam kegiatan pembelajaranya guru
manyampaikan materi ajar dengan ceramah. Pada saat guru menyampaikan materi
dengan ceramah, siswa hanya mendengarkan apa yang guru sampaikan tanpa ada
arahan dari guru kepada siswa untuk mencatat hal-hal penting dalam materi unsur
cerita. Guru tidak memperhatikan perbedaan setiap individu baik perbedaan
kemampuan, pengetahuan, minat, bakat, serta perbedaan gaya belajar. Setelah
diamati ternyata saat guru menyampaikan materi ada beberapa siswa yang mencatat
hal-hal yeng menurut mereka penting, ada yang mencatat tapi tidak lengkap,
85
bahkan ada yang tidak mencatat sama sekali. Oleh karena itu, dapat diambil
kesimpulan bahwa strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan
terhadap siswa yang
memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa nilai hasil belajar siswa
pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan strategi catatan
terbimbing lebih besar daripada nilai hasil belajar siswa pada pembelajaran Bahasa
Indonesia yang menggunakan strategi ekspositori. Perbandingan perolehan nilai
siswa dapat dilihat pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Diagram Perbandingan Nilai Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan diagram perbandingan hasil belajar siswa di atas, dapat
diketahui jumlah siswa yang memperoleh nilai tertentu, baik dari kelompok kontrol
maupun kelompok eksperimen. Namun, jika hanya melihat diagram di atas belum
0
1
4
3
4
9
2 2
3
11
6
3
0
2
4
6
8
10
12
40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-100
Jum
lah
Sisw
a
Nilai
Perbandingan Nilai Hasil Belajar Siswa
Eksperimen
Kontrol
86
dapat mengetahui kelompok mana yang lebih baik. Untuk mengetahui kelompok
mana yang lebih baik dapat dilihat pada diagram perbandingan rata-rata nilai hasil
belajar pada gambar 4.2.
Gambar 4.2 Diagram Perbandingan Rata-rata Nilai Hasil Belajar
Berdasarkan gambar 4.2, dapat diketahui bahwa rata-rata nilai kelompok
eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Hal tersebut, menunjukkan
bahwa nilai hasil belajar pada kelas yang pembelajarannya menerapkan strategi
catatan terbimbing lebih tinggi dibandingkan dengan yang kelas yang
pembelajarannya menerapkan strategi ekspositori.
Setelah dilakukan analisis secara statistik dengan uji hipotesis yang
dihitung dengan rumus independent sample t test dengan menggunakan program
SPSS versi 20, diperoleh hasil thitung > ttabel yaitu 2,251 > 2,013 dan nilai
signifikansi 0,029 atau signifikansi < 0,05. Dengan demikian, Ho ditolak. Dengan
kata lain, terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata nilai hasil belajar kelompok
81,43
72,41
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Nilai Rata‐rata Hasil belajar Tes Tertulis
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
87
eksperimen yang menggunakan strategi catatan terbimbing dengan kelompok
kontrol yang menggunakan strategi ekspositori.
Hasil penelitian pengamatan hasil belajar di atas menunjukkan bahwa kelas
eksperimen memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hasil uji-t
juga membuktikan terdapat perbedaan yang signifikan nilai hasil belajar siswa
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil penelitian di atas,
maka strategi catatan terbimbing berpengaruh efektif dan signifikan terhadap hasil
belajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi unsur cerita.
Selain berbagai keunggulan dan hasil uji hipotesis yang memuaskan dari
penerapan strategi catatan terbimbing pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi
unsur cerita. Peneliti juga tidak lepas dari berbagai kendala dalam menerapkan
strategi catatan terbimbing, kendala-kendala tersebut antara lain: (1) dalam
pelaksanaanya terkadang guru mengalami kesulitan karena guru harus
mempersiapkan handout atau perencanaan terlebih dahulu, (2) biaya untuk
penggandaan handout bagi sebagian guru masih dirasakan mahal dan kurang
ekonomis, (3) strategi catatan terbimbing tidak akan berjalan dengan baik jika
suasana kelas tidak mendukung, (4) penjelasan tentang pembelajaran strategi
catatan terbimbing membutuhkan penguasaan kelas yang baik dan pemilihan kata
yang mudah dipahami oleh siswa.
Setiap strategi pembelajaran memiliki kekurangan dan kelebihan, begitu
juga strategi catatan terbimbing. Kelebihan dan kekurangan ini mengharuskan guru
untuk menguasai strategi catatan terbimbing sebelum melaksanakannya dalam
pembelajaran. Guru yang sudah memahami strategi catatan terbimbing nantinya
dapat meminimalkan kekurangan strategi catatan terbimbing. Penguasaan strategi
88
pembelajaran juga berlaku untuk semua metode pembelajaran, tidak hanya pada
strategi catatan terbimbing.
89
BAB 5
PENUTUP
Penelitian yang berjudul “Keefektifan Strategi Catatan Terbimbing terhadap
Hasil Belajar Materi Unsur Cerita pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri
Pesarean 01 Kabupaten Tegal” telah dilaksanakan. Berdasarkan hasil penelitian
yang diperoleh maka dapat dibuat simpulan dari penelitian ini. Pada bagian ini
akan dikemukakan mengenai simpulan dan saran yang diperoleh dari penelitian ini.
Uraian selengkapnya adalah sebagai berikut:
5.1 Simpulan
Penelitian telah dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Pesarean 01
Kabupaten Tegal dengan menggunakan kelas V A dan kelas V B. Penelitian yang
telah dilaksanakan mendapatkan hasil penelitian. Hasil penelitian yang telah
dilaksanakan peneliti di kelas V A dan V B Sekolah Dasar Negeri Pesarean 01
Kabupaten Tegal menunjukkan bahwa:
(1) Hasil belajar siswa yang menerapkan strategi catatan terbimbing memiliki
perbedaan dengan pembelajaran yang menerapkan strategi ekspositori.
Perbedaan hasil belajar siswa ditunjukkan melalui nilai hasil belajar tes
tertulis pada kelas eksperimen yaitu 81,43 sedangkan kelas kontrol yaitu
72,41.
(2) Data hasil penghitungan dengan menggunakan rumus independent sample
t-test melalui program SPSS versi 20 yang telah diketahui, kemudian
dianalisis. Hasil analisis menunjukkan strategi catatan terbimbing
90
berpengaruh efektif dan signifikan terhadap hasil belajar siswa. Pengaruh
strategi catatan terbimbing terhadap hasil belajar ditandai dengan nilai
thitung > ttabel yaitu 2,251 > 2,013 serta nilai signifikan yang kurang dari
0,05 yaitu 0,029. Melalui hasil tersebut, rata-rata hasil belajar siswa di
kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Ini berarti
rata-rata nilai hasil belajar siswa pada pembelajaran yang menerapkan
strategi catatan terbimbing lebih baik dibandingkan pembelajaran yang
menerapkan strategi ekspositori.
5.2 Saran
Peneliti memberikan saran untuk peningkatan kualitas pembelajaran di
sekolah dasar dengan menerapkan strategi catatan terbimbing. Saran yang
diberikan oleh peneliti dalam menerapkan strategi catatan terbimbing ditujukan
untuk beberapa pihak. Saran yang diberikan ditujukan bagi guru dan sekolah. Saran
bagi guru dan sekolah selengkapnya akan dibahas sebagai berikut:
(1) Apabila guru ingin menerapkan strategi catatan terbimbing secara
berkelompok maka guru hendaknya memperhatikan pengelompokan
siswa. Namun, bila guru hanya ingin menilai hasil belajar siswa maka akan
lebih efektif menerapkan strategi catatan terbimbing secara individual.
(2) Guru hendaknya selalu berusaha melakukan inovasi untuk memilih strategi
pembelajaran yang akan digunakan. Dengan demikian, siswa tidak merasa
bosan dan menjadi lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.
(3) Pihak sekolah hendaknya memberi kesempatan seluas-luasnya kepada
guru untuk berinovasi dan berkreativitas dalam melaksanakan
91
pembelajaran. Misalnya dengan menggunakan model pembelajaran
strategi pembelajaran catatan terbimbing sehingga guru dapat memberikan
kontribusi dalam meningkatkan kualitas sekolah.
92
Lampiran 1
PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA
UNIT PENGELOLA PENDIDIKAN KEC. ADIWERNA SD NEGERI PESAREAN 01
Alamat : Jalan Amangkurat 1 no. 1, Adiwerna, Tegal 52194
DAFTAR NAMA SISWA KELAS V
TAHUN AJARAN 2012/2013
No Siswa Kelas VA No Siswa Kelas VB
1 A. Ulumudin 1 Rizky Maulana
2 Rizki Ramadhani 2 A. Ibnu Akil
3 Vita Aulinda 3 Rofa Al Huda
4 Meliza 4 M. Fadil Azam
5 Aliyatur Rutbah 5 M. Zidni Arrizqo
6 Khaerul Anam 6 Imam Bayhaqi
7 Fitriyatun Izzah 7 Ibnu Shina. A
8 A. Ulul Azmi 8 M. Nuril Farkhan
9 Afi Atul Khusna 9 M. Zaqi Mubarok
10 Nuranisyah Anggun 10 Bahrul Khayat
11 Torikul Aziz 11 M. Fadilatul Aqil
12 Maeziyatul Istianah 12 Sya'bani
13 M. Ryan Syafi'i 13 Fitri Kholifah
14 Arin Nihayyatuz. Z 14 M. Sabik
15 M. Muzadi. H 15 Endang Rismawati
16 Fitria Wahyu. A 16 Nisfi Aissyah
17 Alfian Faozi 17 Rizki Ramadhani
18 Abdul Muchit 18 Tasya Nur. M
19 Nur Syarifatun. N 19 A. Mubradil Asyrof
20 Ajeng Putri. Y 20 Ilmi Yatul. F
21 A. Multazam 21 Qurotul A'yun
93
Kepala Sekolah
SD Negeri Pesarean 01
Elly Indriati, S. Pd., SD.
19590704 197802 2 002
No Siswa Kelas VA No Siswa Kelas VB
22 Agus Salim 22 Reza Amalianah
23 Putri. R 23 Ika Khaereun. N
24 Tiara Fatih. H 24 Adiyati Kusuma. N
25 Tsania Aziziah. M
26 Nur Izzatul. M
27 Mutia Rahmi. T
28 A. Miftah
29 Aniyatul. H
30 Anti Wulandari
94
Lampiran 2
PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA
UNIT PENGELOLA PENDIDIKAN KEC. ADIWERNA SD NEGERI PESAREAN 01
Alamat : Jalan Amangkurat 1 no. 1, Adiwerna, Tegal 52194
DAFTAR NAMA SAMPEL SISWA
KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
No Sampel Kelas Eksperimen
(VA) No
Sampel Kelas Kontrol
(VB)
1 A. Ulumudin 1 Rizky Maulana
2 Rizki Ramadhani 2 A. Ibnu Akil
3 Vita Aulinda 3 Rofa Al Huda
4 Meliza 4 M. Fadil Azam
5 Aliyatur Rutbah 5 M. Zidni Arrizqo
6 Khaerul Anam 6 Imam Bayhaqi
7 Fitriyatun Izzah 7 Ibnu Shina. A
8 A. Ulul Azmi 8 M. Nuril Farkhan
9 Afi Atul Khusna 9 M. Zaqi Mubarok
10 Nuranisyah Anggun 10 Bahrul Khayat
11 Torikul Aziz 11 M. Fadilatul Aqil
12 Maeziyatul Istianah 12 Sya'bani
13 M. Ryan Syafi'i 13 Fitri Kholifah
14 Arin Nihayyatuz. Z 14 M. Sabik
15 M. Muzadi. H 15 Endang Rismawati
16 Fitria Wahyu. A 16 Nisfi Aissyah
17 Alfian Faozi 17 Rizki Ramadhani
18 Abdul Muchit 18 Tasya Nur. M
19 Nur Syarifatun. N 19 A. Mubradil Asyrof
20 Ajeng Putri. Y 20 Ilmi Yatul. F
95
Kepala Sekolah
SD Negeri Pesarean 01
Elly Indriati, S. Pd., SD.
19590704 197802 2 002
No Sampel Kelas Eksperimen
(VA) No
Sampel Kelas Kontrol
(VB)
21 A. Multazam 21 Qurotul A'yun
22 Reza Amalianah
23 Ika Khaereun. N
24 Adiyati Kusuma. N
25 Tsania Aziziah. M
26 Nur Izzatul. M
27 Mutia Rahmi. T
96
Lampiran 3
PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA
UNIT PENGELOLA PENDIDIKAN KEC. ADIWERNA SD NEGERI PESAREAN 01
Alamat : Jalan Amangkurat 1 no. 1, Adiwerna, Tegal 52194
DAFTAR HADIR SISWA KELAS V A SD NEGERI PESAREAN 01
No Nama Tanggal/Pertemuan Keterangan
1 2 S I A
1 A. Ulumudin . . .
2 Rizki Ramadhani . . .
3 Vita Aulinda . . .
4 Meliza . . .
5 Aliyatur Rutbah . . .
6 Khaerul Anam . . .
7 Fitriyatun Izzah . . .
8 A. Ulul Azmi . . .
9 Afi Atul Khusna . . .
10 Nuranisyah Anggun . . .
11 Torikul Aziz . . .
12 Maeziyatul Istianah . . .
13 M. Ryan Syafi'i . . .
14 Arin Nihayyatuz. Z . . .
15 M. Muzadi. H . . .
16 Fitria Wahyu. A . . .
17 Alfian Faozi . . .
18 Abdul Muchit . . .
19 Nur Syarifatun. N . . .
20 Ajeng Putri. Y . . .
97
No Nama Tanggal/Pertemuan Keterangan
1 2 S I A 21 A. Multazam . . .
22 Agus Salim . . .
23 Putri. R . . .
24 Tiara Fatih. H . . .
Tegal, 18 April 2013
Guru Kelas VA Peneliti Hadi Waluyo, S. Pd.,SD. Ahmad Zakki Amani
19660702 200003 1 003 1401409400
98
Lampiran 4
PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA
UNIT PENGELOLA PENDIDIKAN KEC. ADIWERNA SD NEGERI PESAREAN 01
Alamat : Jalan Amangkurat 1 no. 1, Adiwerna, Tegal 52194
DAFTAR HADIR SISWA KELAS V B SD NEGERI PESAREAN 01
No Nama Tanggal/Pertemuan Keterangan
1 Rizky Maulana 1 2 S I A
2 A. Ibnu Akil . . .
3 Rofa Al Huda . . .
4 M. Fadil Azam . . .
5 M. Zidni Arrizqo . . .
6 Imam Bayhaqi . . .
7 Ibnu Shina. A . . .
8 M. Nuril Farkhan . . .
9 M. Zaqi Mubarok . . .
10 Bahrul Khayat . . .
11 M. Fadilatul Aqil . . .
12 Sya'bani . . .
13 Fitri Kholifah . . .
14 M. Sabik . . .
15 Endang Rismawati . . .
16 Nisfi Aissyah . . .
17 Rizki Ramadhani . . .
18 Tasya Nur. M . . .
19 A. Mubradil Asyrof . . .
20 Ilmi Yatul. F . . .
21 Qurotul A'yun . . .
99
No Nama Tanggal/Pertemuan Keterangan
1 2 S I A
22 Reza Amalianah . . .
23 Ika Khaereun. N . . .
24 Adiyati Kusuma. N . . .
25 Tsania Aziziah. M . . .
26 Nur Izzatul. M . . .
27 Mutia Rahmi. T . . .
28 A. Miftah . . .
29 Aniyatul. H . . .
30 Anti Wulandari . . .
Tegal, 17 April 2013
Guru Kelas VB Peneliti Umi Wijayanti, S. Pd. Ahmad Zakki Amani
19590919 198012 2 003 1401409400
100
Lampiran 5
SILABUS PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SD Negeri Pesarean 01
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : V / II
Standar Kompetensi : 5. Mendengarkan
Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang disampai-kan secara lisan
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu Bentuk
Penilaian Sumber Belajar
5.2 Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, atau amanat)
Unsur cerita
1. Menjelaskan tokoh-tokoh cerita dan sifat-sifatnya.
2. Menentukan latar cerita dengan mengutip kalimat atau paragraf yang mendukung.
3. Menentukan tema cerita
1. Siswa mendengarkan cerita anak
2. Siswa menjelaskan tokoh-tokoh cerita dan sifat-sifatnya.
3. Siswa menentukan latar cerita dengan mengutip kalimat atau paragraf yang mendukung
4. Siswa menentukan
8 jp x 35 menit
1. Tertulis 2. Lisan
1) Buku Bina Bahasa Indonesia 5b
2) Buku cerita anak-anak
3) Buku-buku yang relevan
102
Lampiran 6
SILABUS PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA MATERI UNSUR CERITA
Nama Sekolah : SD Negeri Pesarean 01
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : V / II
Standar Kompetensi : 5. Mendengarkan
Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang disampai-kan secara lisan
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu Bentuk
Penilaian Sumber Belajar
5.2 Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, atau amanat)
Unsur cerita
1. Mendengar-kan cerita anak 2. menjawab pertanyaan
sesuai dengan cerita yang didengar
3. menentukan tokoh dan sifat tokoh cerita
4. Siswa dapat menentukan latar cerita yang didengar
1. Siswa belajar dengan strategi catatan terbimbing
2. Siswa menjelaskan tokoh-tokoh cerita dan sifat-sifatnya.
3. Siswa menentukan latar cerita
4. Siswa melakukan kerja kelompok
4 jp x 35 menit
1. Tertulis 2. Lisan
1) Buku Bina Bahasa Indonesia 5b
2) Buku cerita anak-anak
3) Buku-buku yang relevan
104
Lampiran 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Eksperimen pertemuan-1)
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : V / II
Waktu : 2 x 35 menit
Pertemuan : I ( Satu )
Hari, Tanggal :
1. Standar Kompetensi
5. Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang
disampaikan secara lisan.
2. Kompetensi Dasar
5.2. Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, karakter tokoh, tema, latar, amanat.
3. Indikator
1. Menjelaskan dongeng dan jenis-jenisnya
2. Menjelaskan unsur-unsur cerita
4. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat menjelaskan
pengertian dongeng.
2. Melalui tanya jawab siswa dapat menjelaskan jenis-jenis dongeng
3. Melalui kerja kelompok, siswa dapat menjelaskan unsur-unsur dongeng.
5. Materi Pokok
Unsur cerita
105
6. Strategi dan Metode Pembelajaran
1. Strategi pembelajaran : catatan terbimbing
2. Metode Pembelajaran : ceramah, tanya jawab, kerja kelompok, penugasan.
7. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (± 15 menit)
a. Guru memberi salam dan mengajak siswa untuk berdoa.
b. Guru melakukan presensi siswa.
c. Guru melakukan apersepsi yang berkaitan dengan materi
1) Apa saja jenis-jenis dongeng yang kalian tahu?
2) Dongeng apa saja yang kalian suka?
d. Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran.
e. Guru menyampaikan secara singkat tentang pelaksanaan pembelajaran
dengan strategi catatan terbimbing.
2. Kegiatan Inti (± 40 menit)
a. Eksplorasi :
1) Guru membagikan handout catatan terbimbing pada setiap siswa.
2) Guru menjelaskan fungsi dan cara menggunakan handout tersebut.
3) Guru menyuruh siswa agar tetap fokus pada apa yang disampaikan
guru.
4) Guru menyuruh siswa mengisi bagian-bagian handout yang kosong
selama guru menyampaikan materi.
5) Secara klasikal guru menjelaskan pengertian dongeng dan jenis-
jenisnya.
6) Guru dan siswa bertanya jawab tentang unsur-unsur cerita.
7) Guru menyuruh salah satu perwakilan membacakan hasil catatanya
di depan kelas.
b. Elaborasi :
1) Guru membagi kelas kedalam beberapa kelompok, untuk
melakukan diskusi kelompok.
2) Guru membagikan LKS yang berhubungan dengan materi pokok.
106
3) Guru meminta perwakilan dari salah satu kelompok untuk
menyampaikan hasil diskusi di depan kelas.
4) Guru meminta siswa lain untuk memperhatikan teman yang sedang
menyampaikan hasil diskusi.
c. Konfirmasi :
1) Guru dan siswa membahas hasil diskusi.
2) Guru dan Siswa menyimpulkan hasil diskusi.
3. Kegiatan Akhir (± 15 menit)
a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
b. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa.
c. Guru meminta siswa untuk mencocokkan hasil tes dengan cara
menukarkan kepada teman.
d. Guru menganalisis nilai.
8. Sumber dan Media Pembelajaran
1. Sumber Pembelajaran :
a) Sri Rahayu. 2009. Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar kelas V.
Halaman 90. Jakarta : Depdiknas
b) Umri Nur’aini, Indriyani. 2008. Bahasa Indonesia untuk SD kelas V.
Halaman 69. Jakarta : Depdiknas.
2. Media Pembelajaran :
a) Handout catatan terbimbing
b) Lembar Tugas Peserta Didik (LTPD)
9. Penilaian
1. Aspek yang dinilai:
a. Aspek afektif (sikap)
Komponen yang dinilai meliputi pengetahuan, sikap, bertanya,
menjawab pertanyaan, penerapan konsep, kerjasama. Penilaian
dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran.
107
b. Aspek kognitifan tes.
Komponen yang dinilai meliputi kemampuan menjawab pertanyaan
pada saat tes lisan dan tes tertulis.
2. Bentuk evaluasi: tes tertulis
3. Alat penilaian: soal pilihan ganda
4. Kriteria Penilaian
100xNBNA = (skala 0-100)
Keterangan : B = banyaknya butir yang dijawab benar
N = banyaknya butir soal
Tegal, 16 April 2013
Guru Kelas VA Peneliti Hadi Waluyo, S. Pd.,SD. Ahmad Zakki Amani
19660702 200003 1 003 1401409400 Mengetahui, Kepala SD Negeri Pesarean 01 Elly Indriyati S. Pd.,SD. NIP. 19590704 197802 2 002
108
MATERI AJAR
Cerita Rakyat (dongeng) adalah cerita yang hidup di tengah-tengah
masyarakat dan sudah ada sejak zaman dahulu.
Jenis-jenis cerita rakyat.
1. Fabel (cerita binatang), yaitu cerita rakyat yang tokoh-tokohnya binatang,
misalnya Kancil yang Cerdik dan Serigala yang Licik.
2. Legenda, yaitu cerita yang isinya dikaitkan dengan asal usul terjadinya suatu
tempat, misalnya, Asal Usul Banyuwangi, Danau Toba dan Tangkuban Perahu.
3. Mite, yaitu cerita yang isinya tentang dewa dewi atau cerita yang bersifat
sakral, misalnya, Nyi Roro Kidul, Dewi Sri, dan hikayat Sang Boma.
4. Sage, yaitu cerita yang mengandung unsur sejarah, misalnya, Damarwulan,
Ciung Wanara, dan Rara Jonggrang.
5. Epos, yaitu cerita kepahlawanan, misalnya, Ramayana dan Mahabarata.
6. Cerita Jenaka, yaitu cerita yang menceritakan kebodohan atau sesuatu yang
lucu, misalnya Pak Pandir, Pak Belalang dan Si Kabayan.
7. Dongeng biasa, yaitu jenis dongeng yang ditokohi manusia atau biasanya
adalah suka dukanya seseorang;
Unsur-unsur Cerita
1. Tokoh cerita adalah orang atau binatang yang berperan di dalam cerita.
Masing-masing tokoh mempunyai sifat sendiri-sendiri.
2. Latar cerita atau setting adalah segala sesuatu yang menjelaskan tentang
tempat terjadinya peristiwa dalam cerita atau dongeng.
a. Latar Tempat
b. Latar Waktu
c. Latar Suasana
3. Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Tema disebut juga topik cerita.
4. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau
pendengar. Pesan biasanya berisi sebuah nasihat atau perbuatan.
109
HANDOUT CATATAN TERBIMBING
1. Cerita rakyat adalah ....
2. Jenis-jenis cerita rakyat. a. Fabel = cerita rakyat yang tokohnya binatang.
Contoh : Si Kancil
b. _________ = Contoh :
c. _________ = Contoh :
d. _________ = Contoh :
e. _________ = Contoh :
f. _________ = Contoh :
g. _________ = Contoh :
3. Unsur-Unsur Instrinsik Cerita. a. _________ =
b. _________ =
c. _________ =
d. _________ =
e. _________ =
f. _________ =
110
LEMBAR KERJA SISWA
Nama Anggota : 1.
2.
3.
4.
Kerjakan dengan teman kelompok!
1. Sebutkan dan jelaskan unsur-unsur yang terdapat dalam cerita atau dongeng!
2. Identifikasikan judul cerita rakyat dalam tabel!
No Judul cerita rakyat Jenis cerita rakyat
1 Nyi Roro Kidul
2 Danau Toba
3 Si Kancil
4 Ramayana
5 Si Kabayan
6 Damar Wulan
7 Raja Bijaksana
111
KISI-KISI SOAL EVALUASI
No. Indikator Soal Jenis
Soal
Ranah
Kognitif
Nomor
Soal
Taraf Kesulitan Soal
Mudah Sedang Sulit
1. Diketahui orang
atau binatang
yang berperan
dalam cerita,
siswa dapat
mendefinisikan
pengertian tokoh
Pilihan
ganda
C1
1
V
2. Diketahui pesan
yang ingin
disampaikan
pengarang
kepada pembaca
atau pendengar,
siswa dapat
mendefinisikan
pengertian
amanat.
Pilihan
ganda C1 2
V
3. Diketahui tema,
siswa dapat
mendefinisikan
pengertian tema.
Pilihan
ganda C1 3
V
4. Disajikan
pernyataan
Segala sesuatu
yang
menjelaskan
tentang tempat
terjadinya
Pilihan
ganda
C1
4
V
112
peristiwa dalam
cerita , siswa
dapat
mendefinisikan
pengertian latar.
5. Disajikan
pernyataan
unsur cerita,
siswa dapat
menentukan
yang bukan
termasuk unsur
cerita.
Pilihan
ganda
C2
5
V
6. Diketahui fabel,
siswa dapat
mendefinisikan
pengertian fabel.
Pilihan
ganda C1 6
V
7. Disajikan
pernyataan
cerita yang
menceritakan
sesuatu yang
lucu, siswa
dapat
menentukan
jenis dongeng
tersebut.
Pilihan
ganda C2 7
V
8. Disajikan
pernyataan
cerita yang
isinya dikaitkan
Pilihan
ganda C2 8
113
dengan asal usul
terjadinya suatu
tempat , siswa
dapat
menentukan
jenis dongeng
tersebut.
V
9. Disajikan judul
dongeng, siswa
dapat
menentukan
jenis dongeng
tersebut.
Pilihan
ganda
C2
9
V
10. Diketahui mite,
siswa dapat
menentukan
judul dongeng
yang termasuk
mite
Pilihan
ganda
C3
10
V
Jumlah Soal 10 3 4 3
Persentase Taraf Kesulitan Soal 100% 30% 40% 30%
114
SOAL EVALUASI
Nama :
No. Absen :
Kelas :
Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar!
1. Orang atau binatang yang berperan dalam cerita disebut ....
a. amanat c. tokoh
b. tema d. watak
2. Pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar
disebut ....
a. amanat c. alur
b. tema d. watak
3. Pernyataan yang tepat mengenai tema adalah ....
a. sesuatu yang mendasari peristiwa
b. sesuatu yang mendasari waktu
c. sesuatu yang mendasari cerita
d. sesuatu yang mendasari keadaan
4. Segala sesuatu yang menjelaskan tentang tempat terjadinya peristiwa dalam
cerita disebut ....
a. amanat c. alur
b. latar d. watak
5. Di bawah ini adalah unsur-unsur yang ada dalam cerita, kecuali ....
a. amanat c. tokoh
b. tema d. intonasi
6. Pernyataan yang benar mengenai fabel adalah ....
a. cerita rakyat yang tokoh-tokohnya manusia
b. cerita rakyat yang tokoh-tokohnya tumbuhan
c. cerita rakyat yang tokoh-tokohnya benda mati
d. cerita rakyat yang tokoh-tokohnya binatang
115
7. Cerita yang menceritakan kebodohan atau sesuatu yang lucu disebut ....
a. fabel c. cerita jenaka
b. sage d. mite
8. Cerita yang isinya dikaitkan dengan asal usul terjadinya suatu tempat disebut
....
a. legenda c. cerita jenaka
b. sage d. mite
9. Tangkuban perahu termasuk jenis dongeng ....
a. fabel c. cerita jenaka
b. legenda d. mite
10. Di bawah ini yang termasuk mite adalah ....
a. Nyi Roro kidul c. Si Kabayan
b. Si kancil d. Danau Toba
KUNCI JAWABAN
1. C
2. A
3. C
4. B
5. D
6. D
7. C
8. A
9. B
10. A
116
Lampiran 8
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Kontrol pertemuan-1)
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : V / II
Waktu : 2 x 35 menit
Pertemuan : I ( Satu )
Tempat : SD Negeri Pesarean 01
Hari, Tanggal :
A. Standar Kompetensi
5. Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang
disampaikan secara lisan.
B. Kompetensi Dasar
5.2. Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, karakter tokoh, tema, latar, amanat).
C. Indikator
2. Menjelaskan dongeng dan jenis-jenisnya
3. Menjelaskan unsur-unsur cerita
D. Tujuan Pembelajaran
2. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat menjelaskan
pengertian dongeng.
3. Melalui tanya jawab siswa dapat menjelaskan jenis-jenis dongeng
4. Melalui kerja kelompok, siswa dapat menjelaskan unsur-unsur dongeng.
E. Materi Pokok
Unsur cerita
117
F. Strategi dan Metode Pembelajaran
1. Strategi Pembelajaran : ekspositori
2. Metode Pembelajaran : ceramah, tanya jawab, kerja kelompok, penugasan.
G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (15 menit)
a. Guru memberi salam dan mengajak siswa untuk berdoa.
b. Guru melakukan presensi siswa.
c. Guru melakukan apersepsi yang berkaitan dengan materi
1) Apakah anak-anak pernah mendengarkan cerita atau dongeng?
2) Dongeng apa yang anak-anak dengar?
2. Kegiatan Inti (40 menit)
a. Eksplorasi :
2) Secara klasikal guru menjelaskan pengertian dongeng dan jenis-
jenisnya.
3) Guru dan siswa bertanya jawab tentang unsur-unsur cerita.
b. Elaborasi :
1) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru.
2) Siswa membentuk kelompok dan berdiskusi mengerjakan LKS.
3) Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya.
4) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
hal-hal yang belum jelas.
c. Konfirmasi :
1) Siswa mencocokkan hasil pekerjaannya dengan kelompok lain.
2) Guru dan siswa membahas hasil diskusi.
3) Guru dan Siswa menyimpulkan hasil diskusi.
3. Kegiatan Akhir (15 menit)
b. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
c. Guru memberikan soal evaluasi.
d. Guru meminta siswa untuk mencocokkan hasil tes dengan cara
118
menukarkan kepada teman.
e. Guru menganalisis nilai.
H. Sumber dan Media Pembelajaran
1. Sumber Pembelajaran :
a. Sri Rahayu. 2009. Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar kelas V.
Halaman 90. Jakarta : Depdiknas
b. Umri Nur’aini, Indriyani. 2008. Bahasa Indonesia untuk SD kelas V.
Halaman 69. Jakarta : Depdiknas.
2. Media Pembelajaran :
a. Lembar Tugas
b. Peserta Didik (LTPD)
I. Penilaian
1. Aspek yang dinilai:
a. Aspek afektif (sikap)
Komponen yang dinilai meliputi pengetahuan, sikap, bertanya,
menjawab pertanyaan, penerapan konsep, kerjasama. Penilaian
dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran.
b. Aspek kognitifan tes.
Komponen yang dinilai meliputi kemampuan menjawab pertanyaan
pada saat tes lisan dan tes tertulis.
2. Bentuk evaluasi: tes tertulis
3. Alat penilaian: soal pilihan ganda
4. Kriteria Penilaian
100xNBNA = (skala 0-100)
Keterangan : B = banyaknya butir yang dijawab benar
N = banyaknya butir soal
119
Tegal, 15 April 2013
Guru Kelas VB Peneliti
Umi Wijayanti, S. Pd. Ahmad Zakki Amani 19590919 198012 2 003 1401409400
Mengetahui,
Kepala SD Negeri Pesarean 01
Elly Indriyati, S.Pd.,SD. 19590704 197802 2 002
120
MATERI AJAR
Cerita Rakyat (dongeng) adalah cerita yang hidup di tengah-tengah
masyarakat dan sudah ada sejak zaman dahulu.
Jenis-jenis cerita rakyat.
1. Fabel (cerita binatang), yaitu cerita rakyat yang tokoh-tokohnya binatang,
misalnya Kancil yang Cerdik dan Serigala yang Licik.
2. Legenda, yaitu cerita yang isinya dikaitkan dengan asal usul terjadinya suatu
tempat, misalnya, Asal Usul Banyuwangi, Danau Toba dan Tangkuban Perahu.
3. Mite, yaitu cerita yang isinya tentang dewa dewi atau cerita yang bersifat
sakral, misalnya, Nyi Roro Kidul, Dewi Sri, dan hikayat Sang Boma.
4. Sage, yaitu cerita yang mengandung unsur sejarah, misalnya, Damarwulan,
Ciung Wanara, dan Rara Jonggrang.
5. Epos, yaitu cerita kepahlawanan, misalnya, Ramayana dan Mahabarata.
6. Cerita Jenaka, yaitu cerita yang menceritakan kebodohan atau sesuatu yang
lucu, misalnya Pak Pandir, Pak Belalang dan Si Kabayan.
7. Dongeng biasa, yaitu jenis dongeng yang ditokohi manusia atau biasanya
adalah suka dukanya seseorang;
Unsur-unsur Cerita
1. Tokoh cerita adalah orang atau binatang yang berperan di dalam cerita. Masing-
masing tokoh mempunyai sifat sendiri-sendiri.
2. Latar cerita atau setting adalah segala sesuatu yang menjelaskan tentang tempat
terjadinya peristiwa dalam cerita atau dongeng.
a. Latar Tempat
b. Latar Waktu
c. Latar Suasana
3. Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Tema disebut juga topik cerita.
4. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau
pendengar. Pesan biasanya berisi sebuah nasihat atau perbuatan.
121
LEMBAR KERJA SISWA
Nama Anggota : 1.
2.
3.
4.
Kerjakan dengan teman kelompok!
3. Sebutkan dan jelaskan unsur-unsur yang terdapat dalam cerita atau dongeng!
4. Identifikasikan judul cerita rakyat dalam tabel!
No Judul cerita rakyat Jenis cerita rakyat
1 Nyi Roro Kidul
2 Danau Toba
3 Si Kancil
4 Ramayana
5 Si Kabayan
6 Damar Wulan
7 Raja Bijaksana
122
KISI-KISI SOAL EVALUASI
No. Indikator Soal Jenis
Soal
Ranah
Kognitif
Nomor
Soal
Taraf Kesulitan Soal
Mudah Sedang Sulit
1. Diketahui orang
atau binatang
yang berperan
dalam cerita,
siswa dapat
mendefinisikan
pengertian tokoh
Pilihan
ganda
C1
1
V
2. Diketahui pesan
yang ingin
disampaikan
pengarang
kepada pembaca
atau pendengar,
siswa dapat
mendefinisikan
pengertian
amanat.
Pilihan
ganda C1 2
V
3. Diketahui tema,
siswa dapat
mendefinisikan
pengertian tema.
Pilihan
ganda
C1
3
V
4. Disajikan
pernyataan
Segala sesuatu
yang
menjelaskan
tentang tempat
terjadinya
Pilihan
ganda
C1
4
V
123
peristiwa dalam
cerita , siswa
dapat
mendefinisikan
pengertian latar.
5. Disajikan
pernyataan unsur
cerita, siswa
dapat
menentukan
yang bukan
termasuk unsur
cerita.
Pilihan
ganda
C2
5
V
6. Diketahui fabel,
siswa dapat
mendefinisikan
pengertian fabel.
Pilihan
ganda
C1
6
V
7. Disajikan
pernyataan cerita
yang
menceritakan
sesuatu yang
lucu, siswa dapat
menentukan
jenis dongeng
tersebut.
Pilihan
ganda
C2
7
V
8. Disajikan
pernyataan
cerita yang
isinya dikaitkan
dengan asal usul
Pilihan
ganda C2 8
124
terjadinya suatu
tempat , siswa
dapat
menentukan
jenis dongeng
tersebut.
V
9. Disajikan judul
dongeng, siswa
dapat
menentukan
jenis dongeng
tersebut.
Pilihan
ganda
C2
9
V
10. Diketahui mite,
siswa dapat
menentukan
judul dongeng
yang termasuk
mite
Pilihan
ganda
C3
10
V
Jumlah Soal 10 3 4 3
Presentase Tingkat Kesulitan Soal 100% 30% 40% 30%
125
SOAL EVALUASI
Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar!
1. Orang atau binatang yang berperan dalam cerita disebut ....
a. amanat c. tokoh
b. tema d. watak
2. Pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar
disebut ....
a. amanat c. alur
b. tema d. watak
3. Pernyataan yang tepat mengenai tema adalah ....
e. sesuatu yang mendasari peristiwa
f. sesuatu yang mendasari waktu
g. sesuatu yang mendasari cerita
h. sesuatu yang mendasari keadaan
4. Segala sesuatu yang menjelaskan tentang tempat terjadinya peristiwa dalam
cerita disebut ....
a. amanat c. alur
b. latar d. watak
5. Di bawah ini adalah unsur-unsur yang ada dalam cerita, kecuali ....
a. amanat c. tokoh
b. tema d. intonasi
6. Pernyataan yang benar mengenai fabel adalah ....
a. cerita rakyat yang tokoh-tokohnya manusia
b. cerita rakyat yang tokoh-tokohnya tumbuhan
c. cerita rakyat yang tokoh-tokohnya benda mati
d. cerita rakyat yang tokoh-tokohnya binatang
7. Cerita yang menceritakan kebodohan atau sesuatu yang lucu disebut ....
a. fabel c. cerita jenaka
b. sage d. mite
126
8. Cerita yang isinya dikaitkan dengan asal usul terjadinya suatu tempat disebut
....
a. legenda c. cerita jenaka
b. sage d. mite
9. Tangkuban perahu termasuk jenis dongeng ....
a. fabel c. cerita jenaka
b. legenda d. mite
10. Di bawah ini yang termasuk mite adalah ....
a. Nyi Roro kidul c. Si Kabayan
b. Si kancil d. Danau Toba
KUNCI JAWABAN
1. C
2. A
3. C
4. B
5. D
6. D
7. C
8. A
9. B
10. A
127
Lampiran 9
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas eksperimen pertemuan ke-2)
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : V / II
Waktu : 2 x 35 menit
Pertemuan : II ( Dua )
Tempat : SD Negeri Pesarean 01
Hari, Tanggal :
A. Standar Kompetensi
5. Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang
disampaikan secara lisan.
B. Kompetensi Dasar
5.2. Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, karakter tokoh, tema, latar, amanat)
C. Indikator
1. Menentukan tokoh-tokoh cerita
2. Menentukan latar cerita dengan mengutip kalimat atau paragraf yang
mendukung.
3. Menentukan tema cerita.
4. Menentukan amanat yang terkandung dalam cerita.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah melihat dan menyimak video dongeng, siswa dapat menjelaskan
nama dan watak tokoh cerita
2. Melalui kerja kelompok, siswa dapat mengidentifikasi latar cerita.
128
3. Setelah tanya jawab, siswa dapat menjelaskan tema dan amanat yang
terkandung dalam dongeng.
E. Materi Pembelajaran
Unsur cerita
F. Strategi dan Metode Pembelajaran
1. Strategi pembelajaran : catatan terbimbing
2. Metode pembelajaran : ceramah, tanya jawab, kerja kelompok, penugasan.
G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (15 menit)
a. Guru memberi salam dan mengajak siswa untuk berdoa.
b. Guru melakukan presensi siswa.
c. Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan materi pada
pertemuansebelumnya.
1) Apa judul dongeng yang kalian simak minggu kemarin ?
2) Sebutkan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita itu?
2. Kegiatan Inti (40 menit)
a. Eksplorasi :
1) Guru membagikan handout catatan terbimbing pada setiap siswa.
2) Guru menjelaskan fungsi dan cara menggunakan handout tersebut.
3) Guru menyuruh siswa agar tetap fokus pada apa yang disampaikan
guru.
4) Guru menyuruh siswa mengisi bagian-bagian handout yang kosong
selama guru menyampaikan materi.
5) Secara klasikal guru menjelaskan tahap-tahap menyimak dongeng
6) Guru memutarkan kaset dongeng yang berjudul ”Cindelaras”.
7) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
hal-hal yang belum jelas tentang menyimak dongeng.
129
8) Guru dan siswa bertanya jawab mengenai materi yang disampaikan
guru.
b. Elaborasi
1) Siswa membentuk kelompok.
2) Guru memberikan tugas pada siswa untuk mengerjakan LKS secara
kelompok.
3) Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya.
4) Guru meminta siswa lain untuk memperhatikan teman yang sedang
menyampaikan hasil diskusi
c. Konfirmasi
1) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
hal-hal yang belum jelas.
2) Siswa mencocokkan hasil pekerjaannya dengan kelompok lain.
3) Guru dan siswa membahas hasil diskusi.
4) Guru dan Siswa menyimpulkan hasil diskusi.
3. Kegiatan Akhir (15 menit)
a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
a. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa.
b. Guru meminta siswa untuk mencocokkan hasil tes dengan cara
menukarkan kepada teman.
c. Guru menganalisis nilai.
H. Sumber dan Media Pembelajaran
1. Sumber Pembelajaran :
a. Sri Rahayu. 2009. Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar
kelas V. Halaman 90. Jakarta : Depdiknas
b. Umri Nur’aini, Indriyani. 2008. Bahasa Indonesia untuk
SD kelas V. Halaman 69. Jakarta : Depdiknas.
2. Media Pembelajaran :
a. Handout catatan terbimbing
130
b. Tape recorder
c. Lembar Tugas Peserta Didik (LTPD)
I. Penilaian
1. Aspek yang dinilai:
a. Aspek afektif (sikap)
Komponen yang dinilai meliputi pengetahuan, sikap, bertanya,
menjawab pertanyaan, penerapan konsep, kerjasama. Penilaian
dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran.
b. Aspek kognitifan tes.
Komponen yang dinilai meliputi kemampuan menjawab pertanyaan
pada saat tes lisan dan tes tertulis.
2. Bentuk evaluasi: tes tertulis
3. Alat penilaian: soal pilihan ganda
4. Kriteria Penilaian
100xNBNA = (skala 0-100)
Keterangan : B = banyaknya butir yang dijawab benar
N = banyaknya butir soal
Tegal, 18 April 2013
Guru Kelas VA Peneliti
Hadi Waluyo, S.Pd.,SD. Ahmad Zakki Amani 19660702 200003 1 003 1401409400
Mengetahui, Kepala SD Negeri Pesarean 01
Elly Indriyati, S.Pd.,SD. 19590704 197802 2 002
131
MATERI AJAR
Cerita Rakyat (dongeng) adalah cerita yang hidup di tengah-tengah
masyarakat dan sudah ada sejak zaman dahulu. Cerita tersebut diwariskan atau
disebarkan secara lisan dari mulut ke mulut.
Unsur-unsur Cerita
1. Tokoh cerita adalah orang atau binatang yang berperan di dalam cerita.
Masing-masing tokoh mempunyai sifat sendiri-sendiri.
2. Latar cerita atau setting adalah segala sesuatu yang menjelaskan tentang
tempat terjadinya peristiwa dalam cerita atau dongeng.
a. Latar Tempat adalah segala sesuatu yang menjelaskan tentang tempat
terjadinya peristiwa dalam cerita.
b. Latar Waktu adalah waktu terjadinya peristiwa dalam cerita.
c. Latar Suasana adalah penjelasan mengenai suasana pada saat peristiwa
terjadi.
3. Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Tema disebut juga topik cerita.
4. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau
pendengar. Pesan biasanya berisi sebuah nasihat atau perbuatan.
Tahap-tahap Menyimak Dongeng
1. Mendengarkan, dalam tahap ini baru mendengar segala sesuatu yang
dikemukakan oleh tokoh-tokoh yang ada dalam dongeng.
2. Memahami, setelah kita mendengar maka ada keinginan untuk mengerti atau
memahami dengan baik isi dongeng.
3. Menginterpretasi, seorang penyimak belum puas kalau hanya mendengar dan
memahami isi dongeng, dia ingin menafsirkan atau menginterpretasikan isi
dalam dongeng.
4. Mengevaluasi, pada tahap ini penyimak mulai menilai atau mengevaluasi sifat-
sifat tokoh dalam dongeng.
5. Menanggapi, pada tahap ini penyimak menanggapi isi dongeng.
132
HANDOUT CATATAN TERBIMBING
CINDELARAS
Kerajaan Jenggala adalah salah satu kerajaan terkenal pada abad ke-11 atau
sekitar ........ M. Rajanya bergelar sebagai .............................. Suatu saat raden
putra terpaksa mengusir permaisurinnya yang cantik jelita karena terhasut oleh
patih kerajaan yang mengatakan bahwa permaisuri telah meracuni ................ raden
putra. Patih juga menghasud bahwa sang permaisuri hendak menguasai
pemerintahan Jenggala. Sang permaisuri sangat sedih diasingkan di ............
belantara. Padahal saat itu sang permaisuri sedang hamil. Namun raden putra tidak
tahu kan hal itu. Tak lama kemudian lahirlah seorang bayi lelaki yang kemudian
diberinama ................. Ia Tumbuh sebagai anak yang cerdas dan tampan. Sejak
kecil ia sudah berteman dengan penguni hutan. Dengan kijang, ..................,
kerbau, ................. dan Naga.
Pada suatu hari ketika Cindelaras sedang asyik bermain, seekor rajawali
mendatangi dan memberinya sebutir telur. “Oh..rajawali yang baik sekali terima
kasih, telur ayam ini akan kutetaskan” kata Cindelaras. Telur itu lantas dititipkan
kepada .............. agar menjagannya. Dan setelah 3 ............ telur itupun menetas.
Anak ayam itu kemudian tumbuh menjadi seekor ayam jantan yang bagus dan
kuat, selalu menang dalam pertandingan adu jago. Ibu Cindelaras tentu saja
bangga. Lalu ia menceritakan asal usul mengapa mereka sampai hidup di hutan.
Cindelaras baru mengetahui bahwa dirinya sebenarnya adalah anak raja
............................. dari Jenggala. Cindelaras lantas bertekad untuk ke istana
ditemani oleh ayam jantannya. Ketika dalam perjalanan ada beberapa orang
sedang ..................... ayam. Beberapa kali diadu, ayam Cindelaras tidak pernah
terkalahkan. Berita tentang kehebatan ayam Cindelaras pun tersebar dengan cepat.
Raden Putra mendengar berita itu. Kemudian Raden Putra menyuruh
............................ untuk mengundang Cindelaras. Di alun-alun para penonton
sudah ramai. Cindelaras menenteng ayam jagoannya memberi hormat kepada
Raden Putra. “Anak ini tampan dan .........., sepertinya ia bukan keturunan rakyat
jelata” pikir baginda raja Raden Putra.
133
Ternyata dalam waktu singkat ayam Cindelaras berhasil menaklukkan
ayam sang raja. Para penonton bersorak-sorai mengelu-elukan Cindelaras dan
ayamnya. “Baiklah aku mengaku kalah, tapi siapakah kau sebenarnya anak
muda?”tanya baginda Raden Putra. Cindelaras segera membungkuk menghormat
kepada baginda raja, namun juga membisikkan sesuatu kepada ayam jagonnya.
Tidak berapa lama ayamnya berbunyi “Kukuruyuk.... aku jagonya Cindelaras,
rumahnya di ........................, atapnya daun .............., ayahnya Raden Putra”. Ayam
Cindelaras berkokok beberapa kali. Raden putra terperanjak mendengar kokok
ayam Cindelaras. “Benarkah itu?” tanya Raden Putra kepada Cindelaras.
Kemudian Cindelaras menceritakan bahwa dirinyalah yang dimaksud ayam
itu. Cindelaras juga menceritakan siapa ibunya yang tiada lain adalah
....................... baginda raja Raden Putra. Cindelaras tampak sedih ketika harus
menyebutkan dimana ibunya saat ini berada. Baginda raja Raden Putra tampak
termenung merasa bahwa dirinya telah salah memberi ............... kepada permaisuri
yang sebenarnya amat dicintainnya. “Siapa yang bersalah harus dihukum
setimpal” kata Raden Putra tegas. Raden Putra kemudian memeluk Cindelaras.
Permaisuri kemudian dijemput langsung oleh Raden Putra. Raja itu tidak lupa
meminta maaf atas semua kesalahannya. Mereka kemudian hidup rukun. Pada saat
itu Cindelaras menjadi ............. Dia menjalankan pemerintahan dengan adil dan
............. sehingga rakyat makmur.
134
LEMBAR KERJA SISWA
Nama Anggota : 1.
2.
3.
4.
Kerjakan secara berkelompok!
1. Sebutkan tokoh dan watak tokoh yang ada dalam dongeng ”Cindelaras” ?
2. Dimana saja latar cerita Cindelaras terjadi ?
3. Apakah tema dan amanat yang terkandung dalam dongeng ” Cindelaras ”?
135
KISI-KISI SOAL EVALUASI
No. Indikator Soal Jenis
Soal
Ranah
Kognitif
Nomor
Soal
Tingkat Kesulitan Soal
Mudah Sedang Sulit
1. Diketahui
dongeng
Cindelaras,
siswa dapat
menyebutkan
tokoh utama
Pilihan
ganda
C1
1
V
2. Disajikan
pernyataan
Cindelaras
mempunyai sifat
banyak akal,
siswa dapat
menentukan
makna banyak
akal.
Pilihan
ganda
C2
2
V
3. Diketahui
dongeng
Cindelaras,
siswa dapat
menyebutkan
hewan yang
selalu ikut
dengan
Cindelaras.
Pilihan
ganda C1 3
V
4. Diketahui
dongeng
Cindelaras,
siswa dapat
Pilihan
ganda
C1
4
V
136
menyebutkan
tokoh yang
memberikan
penginapan
kepada Timun
Mas dan kedua
temannya.
5. Disajikan
pernyataan,
siswa dapat
mendefinisikan
pengertian
amanat.
Pilihan
ganda
C1
5
V
6. Disajikan
pernyataan
penulisan judul,
siswa dapat
menentukan
penulisan judul
yang tepat.
Pilihan
ganda C2
6
V
7. Disajikan
pernyataan
sesuai isi
dongeng, siswa
dapat
menyebutkan
seting dimana
permaisuri
diasingkan oleh
Raden Putra.
Pilihan
ganda C1 7
V
8. Diketahui tema, Pilihan
137
siswa dapat
menentukan
tema dalam
dongeng
Cindelaras .
ganda C2 8
V
9. Disajikan
pernyataan,
siswa dapat
menentukan
definisi tema.
Pilihan
ganda C1 9
V
10. Diketahui judul
dongeng, siswa
dapat
menentukan
jenis dongeng
tersebut
Pilihan
ganda
C3
10
V
Jumlah Soal 10 3 4 3
Presentase Tingkat Kesulitan Soal 100% 30% 40% 30%
138
SOAL EVALUASI
Nama :
No Absen :
Kelas :
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan cara memberi tanda silang (X)
pada huruf a, b, c, atau d !
1. Tokoh utama dalam dongeng Cindelaras yaitu ....
a. Raden Putra c. Cindelaras
b. Permaisuri d. Sang Raja
2. Cindelaras mempunyai sifat banyak akal, makna banyak akal adalah ....
a. bodoh c. cerdik
b. malas d. boros
3. Hewan yang selalu ikut dengan Cindelaras yaitu ....
a. rajawali c. ayam betina
b. naga d. ayam Jantan
4. Orang yang menghasud Raden Putra untuk mengusir permaisuri yaitu ....
a. patih kerajaan c. Cindelaras
b. senopati d. hulu balang
5. Pernyataan yang benar tentang amanat adalah ….
a. peristiwa yang dialami oleh tokoh-tokoh cerita
b. pesan yang disampaikan pengarang kepada pendengar
c. cerita yang hidup di tengah-tengah masyarakat
d. urut-urutan cerita yang memiliki hubungan sebab akibat
6. Penulisan judul yang benar adalah ....
a Timun emas c. timun Emas
b timun emas d. Timun Emas
7. Permaisuri diasingkan oleh Raden Putra di ....
a. hutan belantara c. gunung
b. danau d. waduk
139
8. Tema dalam dongeng Cindelaras adalah ....
a. kebaikan Raden Putra
b. kejahatan akan selalu menang
c. kebaikan akan selalau menang
d. kejadian yang terjadi di masa lampau
9. Sesuatu yang menjadi dasar cerita atau topik cerita disebut ....
a. alur c. amanat
b. tema d. watak
10. Cindelaras termasuk jenis dongeng ....
a. dongeng binatang c. epos
b. lelucon d. dongeng biasa
KUNCI JAWABAN
1. C
2. C
3. D
4. A
5. B
6. D
7. A
8. C
9. B
10. D
140
Lampiran 10
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Kontrol pertemuan-2)
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : V / II
Waktu : 3 x 35 menit
Pertemuan : II ( Dua )
Tempat : SD Negeri Pesarean 01
Hari, Tanggal :
B. Standar Kompetensi
5. Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang
disampaikan secara lisan.
C. Kompetensi Dasar
5.2. Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, karakter tokoh, tema, latar, amanat)
D. Indikator
2. Menentukan tokoh-tokoh cerita
3. Menentukan latar cerita dengan mengutip kalimat atau paragraf yang
mendukung.
4. Menentukan tema cerita.
5. Menentukan amanat yang terkandung dalam cerita.
E. Tujuan Pembelajaran
2. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat menjelaskan nama
dan watak tokoh cerita
3. Melalui kerja kelompok, siswa dapat mengidentifikasi latar cerita.
4. Setelah tanya jawab, siswa dapat menjelaskan tema dan amanat yang
terkandung dalam dongeng.
141
F. Materi Pokok
Unsur cerita
G. Strategi dan Metode Pembelajaran
1. Strategi pembelajaran : ekspositori
2. Metode pembelajaran : ceramah, tanya jawab, kerja kelompok, penugasan.
H. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (15 menit)
a. Guru memberi salam dan mengajak siswa untuk berdoa.
b. Guru melakukan presensi siswa.
c. Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan materi pada pertemuan
sebelumnya.
1) Tahukah kalian apa yang dimaksud dongeng ?
2) Sebutkan jenis-jenis dongeng?
2. Kegiatan Inti (40 menit)
a. Eksplorasi :
2) Secara klasikal guru menjelaskan tahap-tahap menyimak dongeng.
3) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
hal-hal yang belum jelas tentang menyimak dongeng.
4) Guru memutarkan kaset dongeng yang berjudul ”Cindelaras”.
5) Guru memberikan tugas pada siswa untuk mengerjakan LKS secara
kelompok.
b. Elaborasi
1) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru.
2) Siswa membentuk kelompok dan berdiskusi mengerjakan LKS.
3) Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya.
4) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
hal-hal yang belum jelas.
142
c. Konfirmasi
1) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
hal-hal yang belum jelas.
2) Siswa mencocokkan hasil pekerjaannya dengan kelompok lain.
3) Guru dan siswa membahas hasil diskusi.
4) Guru dan Siswa menyimpulkan hasil diskusi.
3. Kegiatan Akhir (15 menit)
c. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
d. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa.
e. Guru meminta siswa untuk mencocokkan hasil tes dengan cara
menukarkan kepada teman.
f. Guru menganalisis nilai.
I. Sumber dan Media Pembelajaran
1. Sumber Pembelajaran :
a) Sri Rahayu. 2009. Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar kelas V.
Halaman 90. Jakarta : Depdiknas
b) Umri Nur’aini, Indriyani. 2008. Bahasa Indonesia untuk SD kelas V.
Halaman 69. Jakarta : Depdiknas.
2. Media Pembelajaran :
b) Lembar Tugas Peserta Didik (LTPD)
c) Laptop
d) Speaker/pengeras suara
J. Penilaian
1. Aspek yang dinilai:
c. Aspek afektif (sikap)
Komponen yang dinilai meliputi pengetahuan, sikap, bertanya,
menjawab pertanyaan, penerapan konsep, kerjasama. Penilaian
dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran.
143
d. Aspek kognitifan tes.
Komponen yang dinilai meliputi kemampuan menjawab pertanyaan
pada saat tes lisan dan tes tertulis.
2. Bentuk evaluasi: tes tertulis
3. Alat penilaian: soal pilihan ganda
4. Kriteria Penilaian
100xNBNA = (skala 0-100)
Keterangan : B = banyaknya butir yang dijawab benar
N = banyaknya butir soal
Tegal, 17 April 2013
Guru Kelas VB Peneliti
Umi Wijayanti, S. Pd. Ahmad Zakki Amani 19590919 198012 2 003 1401409400
Mengetahui,
Kepala SD Negeri Pesarean 01
Elly Indriyati, S.Pd.,SD. 19590704 197802 2 002
144
MATERI AJAR
Cerita Rakyat (dongeng) adalah cerita yang hidup di tengah-tengah
masyarakat dan sudah ada sejak zaman dahulu. Cerita tersebut diwariskan atau
disebarkan secara lisan dari mulut ke mulut.
Unsur-unsur Cerita
1. Tokoh cerita adalah orang atau binatang yang berperan di dalam cerita.
Masing-masing tokoh mempunyai sifat sendiri-sendiri.
2. Latar cerita atau setting adalah segala sesuatu yang menjelaskan tentang
tempat terjadinya peristiwa dalam cerita atau dongeng.
b. Latar Tempat adalah segala sesuatu yang menjelaskan tentang tempat
terjadinya peristiwa dalam cerita.
c. Latar Waktu adalah waktu terjadinya peristiwa dalam cerita.
d. Latar Suasana adalah penjelasan mengenai suasana pada saat peristiwa
terjadi.
3. Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Tema disebut juga topik
cerita.
4. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca
atau pendengar. Pesan biasanya berisi sebuah nasihat atau perbuatan.
Tahap-tahap Menyimak Dongeng
1. Mendengarkan, dalam tahap ini baru mendengar segala sesuatu yang
dikemukakan oleh tokoh-tokoh yang ada dalam dongeng.
2. Memahami, setelah kita mendengar maka ada keinginan untuk mengerti
atau memahami dengan baik isi dongeng.
3. Menginterpretasi, seorang penyimak belum puas kalau hanya mendengar
dan memahami isi dongeng, dia ingin menafsirkan atau menginterpretasikan
isi dalam dongeng.
4. Mengevaluasi, pada tahap ini penyimak mulai menilai atau mengevaluasi
sifat-sifat tokoh dalam dongeng.
5. Menanggapi, pada tahap ini penyimak menanggapi isi dongeng.
145
LEMBAR KERJA SISWA
Nama Anggota : 1.
2.
3.
4.
Kerjakan secara berkelompok!
a) Sebutkan tokoh dan watak tokoh yang ada dalam dongeng ”Cindelaras” ?
b) Dimana saja latar cerita Cindelaras terjadi ?
c) Apakah tema dan amanat yang terkandung dalam dongeng ” Cindelaras”?
146
No.
Indikator Soal Jenis Soal
Ranah Kognitif
Nomor Soal
Tingkat Kesulitan Soal Muda
h Sedan
g Suli
t 1. Diketahui
dongeng Cindelaras, siswa dapat menyebutkan tokoh utama
Pilihan
ganda
C1
1
V
2. Disajikan pernyataan Cindelaras mempunyai sifat banyak akal, siswa dapat menentukan makna banyak akal.
Pilihan
ganda
C2
2
V
3. Diketahui dongeng Cindelaras, siswa dapat menyebutkan hewan yang selalu ikut dengan Cindelaras.
Pilihan
ganda C1 3
V
4. Diketahui dongeng Cindelaras, siswa dapat menyebutkan tokoh yang memberikan penginapan kepada Timun Mas dan kedua temannya.
Pilihan
ganda
C1
4
V
147
5. Disajikan pernyataan, siswa dapat mendefinisikan pengertian amanat.
Pilihan
ganda
C1
5
V
6. Disajikan pernyataan penulisan judul, siswa dapat menentukan penulisan judul yang tepat.
Pilihan
ganda C2
6
V
7. Disajikan pernyataan sesuai isi dongeng, siswa dapat menyebutkan seting dimana permaisuri diasingkan oleh Raden Putra.
Pilihan
ganda C1 7
V
8. Diketahui tema, siswa dapat menentukan tema dalam dongeng Cindelaras .
Pilihan
ganda
C2
8
V
9. Disajikan pernyataan, siswa dapat menentukan definisi tema.
Pilihan
ganda C1 9
V
148
KISI-KISI SOAL EVALUASI
10. Diketahui judul dongeng, siswa dapat menentukan jenis dongeng tersebut
Pilihan
ganda
C3
10
V
Jumlah Soal 10 3 4 3
Presentase Tingkat Kesulitan Soal 100%
30% 40% 30%
149
SOAL EVALUASI
Nama :
No Absen :
Kelas :
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan cara memberi tanda silang
(X) pada huruf a, b, c, atau d !
1. Tokoh utama dalam dongeng Cindelaras yaitu ....
a. Raden Putra c. Cindelaras
b. Permaisuri d. Sang Raja
2. Cindelaras mempunyai sifat banyak akal, makna banyak akal adalah ....
a. bodoh c. cerdik
b. malas d. boros
3. Hewan yang selalu ikut dengan Cindelaras yaitu ....
a. rajawali c. ayam betina
b. naga d. ayam Jantan
4. Orang yang menghasud Raden Putra untuk mengusir permaisuri yaitu ....
a. patih kerajaan c. Cindelaras
b. senopati d. hulu balang
5. Pernyataan yang benar tentang amanat adalah ….
a. peristiwa yang dialami oleh tokoh-tokoh cerita
b. pesan yang disampaikan pengarang kepada pendengar
c. cerita yang hidup di tengah-tengah masyarakat
d. urut-urutan cerita yang memiliki hubungan sebab akibat
6. Penulisan judul yang benar adalah ....
a Timun emas c. timun Emas
b timun emas d. Timun Emas
7. Permaisuri diasingkan oleh Raden Putra di ....
a. Hutan belantara c. gunung
b. danau d. waduk
150
8. Tema dalam dongeng Cindelaras adalah ....
a. Kebaikan Raden Putra
b. kejahatan akan selalu menang
c. kebaikan akan selalau menang
d. kejadian yang terjadi di masa lampau
9. Sesuatu yang menjadi dasar cerita atau topik cerita disebut ....
a. alur c. amanat
b. tema d. watak
10. Cindelaras termasuk jenis dongeng ....
b. dongeng binatang c. epos
b. lelucon d. dongeng biasa
KUNCI JAWABAN
1. C
2. C
3. D
4. A
5. B
6. D
7. A
8. C
9. B
10. D
151
Lampiran 11
PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA
UNIT PENGELOLA PENDIDIKAN KEC. ADIWERNA SD NEGERI PESAREAN 01
Alamat : Jalan Amangkurat 1 no. 1, Adiwerna, Tegal 52194
DAFTAR NAMA SISWA KELAS UJI COBA
KELAS VI SD NEGERI PESAREAN 01
No Nama Siswa L/P No Nama Siswa L/P
1 Mubarok L 11 Misbah L
2 Rizki L 12 Asiyah P
3 Akim L 13 Nurul P
4 Aris L 14 Bila P
5 Fajar L 15 Qoriatun P
6 Ardi L 16 Selly P
7 Andre L 17 Seni P
8 Lisani P 18 Wahyu L
9 Farkhan L 19 Aldi L
10 Adrikni L 20 Milenia P
Kepala Sekolah
SD Negeri Pesarean 01
Elly Indriyati, S.Pd.,SD. 19590704 197802 2 002
152
Lampiran 12 KISI-KISI SOAL TES
MATERI UNSUR CERITA
Satuan Pendidikan : SD Negeri Pesarean 01 Kelas / Semester : V / II
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Meteri Pokok : Unsur Cerita
Standar Kompetensi:
Mendengarkan: Memahami teks dan cerita anak yang dibaca.
Kompetensi Dasar Indikator Jenis
Soal
Ranah
Kognitif
Nomor
Soal
Kunci
Jawaban
Taraf Kesulitan Soal
Mudah Sedang Sulit
1. Mendengarkan
Memahami teks
dan cerita anak
yang dibaca
1. Diketahui pernyataan tentang
tema, siswa dapat
mendefinisikan pengertian
tema.
Pilihan
Ganda C1
1
21
C
C
V
V
2. Diketahui pernyataan tentang
amanat, siswa dapat
mendefinisikan pengertian
amanat.
Pilihan
Ganda C1
2
22
A
A
V
V
153
3. Siswa dapat mendifinisikan
pengertian watak.
Pilihan
Ganda C1
3
23
B
C
V
V
4. Diketahui macam tokoh dalam
cerita, siswa dapat
menyebutkan macam tokoh
yang membawakan perwatakan
positif.
Pilihan
Ganda C1
4
24
B
D
V
V
5. Diketahui macam alur dalam
cerita, siswa dapat
menyebutkan macam alur yang
rangkaian peristiwanya tidak
sesuai dengan urutan waktu
atau berjalan mundur.
Pilihan
Ganda C1
5
25
B
C
V
V
6. Disajikan pernyataan cerita
yang hidup di tengah-tengah
masyarakat dan ada sejak dulu,
siswa dapat menentukan jenis
cerita berdasarkan pernyataan
tersebut.
Pilihan
Ganda C2
6
26
D
C
V
V
154
7. Disajikan pernyataan cerita
rekaan yang dihubungkan
dengan terjadinya suatu tempat,
siswa dapat menentukan jenis
cerita rakyat berdasarkan
pernyataan tersebut.
Pilihan
Ganda C2
7
27
B
C
V
V
8. Diketahui judul dongeng, siswa
dapat menentukan jenis cerita
rakyat dongeng berdasarkan
judul tersebut cerita rakyat.
Pilihan
Ganda C2
8
28
B
D
V
V
9. Disajikan daftar judul dongeng,
siswa dapat mengelompokkan
judul yang termasuk dongeng
legenda dan bukan judul
dongeng legenda.
Pilihan
Ganda C1
9
29
C
D
V
V
10. Disajikan pernyataan latar yang
mengacu pada lokasi terjadinya
peristiwa yang diceritakan
dalam sebuah cerita, siswa
Pilihan
Ganda C2
10
30
B
C
V
V
155
dapat menentukan jenis alur
yang sesuai dengan pernyataan
tersebut.
11. Disajikan teks cerita rakyat,
siswa dapat menentukan judul
cerita rakyat tersebut.
Pilihan
Ganda C2
11
31
C
A
V
V
12. Disajikan teks cerita rakyat,
siswa dapat menentukan tema
cerita rakyat tersebut.
Pilihan
Ganda C2
12
32
A
D
V
V
13. Disajikan teks cerita rakyat,
siswa dapat menentukan tokoh
dalam cerita rakyat tersebut.
Pilihan
Ganda C2
13
33
C
D
V
V
14. Disajikan teks cerita rakyat,
siswa dapat memilih amanat
yang tepat sesuai teks cerita
rakyat tersebut.
Pilihan
Ganda C3
14
34
B
A
V
V
15. Disajikan teks cerita rakyat,
siswa dapat menunjukkan
perasaan jika menjadi tokoh si
Pilihan
Ganda C3
15
35
C
D
V
V
156
gadis dalam teks cerita rakyat
tersebut.
16. Disajikan teks cerita rakyat,
siswa dapat menentukan watak
tokoh dalam cerita rakyat
tersebut.
Pilihan
Ganda C2
16
36
D
A
V
V
17. Disajikan teks cerita rakyat,
siswa dapat menentukan watak
tokoh yang mendasari
diambilnya judul cerita
tersebut.
Pilihan
Ganda C2
17
37
A
B
V
V
18. Disajikan pernyataan penulisan
judul yang tepat, siswa dapat
menunjukkan bagaimana
penulisan judul yang tepat.
Pilihan
Ganda C3
18
38
B
D
V
V
19. Disajikan sebuah pernyataan
sesuai teks cerita rakyat, siswa
dapat menentukan sinonim dari
kata yang disebutkan.
Pilihan
Ganda C2
19
39
B
C
V
V
157
20. Diketahui judul teks cerita
rakyat, siswa dapat menentukan
jenis cerita rakyat tersebut.
Pilihan
Ganda C2
20
40
D
C
V
V
Keterangan : C1 = ingatan, C2 = pemahaman, C3 = penerapan
158
Lampiran 13
SOAL UJI COBA HASIL BELAJAR SISWA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : V (Lima)
Waktu : 45 menit
PETUNJUK:
1. Kerjakan soal pilihan ganda di bawah ini secara individu dan dilarang bekerja
sama.
2. Cermati tiap soal, dan telitilah dalam menjawab.
3. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d untuk jawaban yang benar.
PILIHAN GANDA
1. Pernyataan yang benar tentang tema adalah ....
a. kalimat pokok yang menjiwai titik tolak pengarang dalam menulis sebuah
cerita
b. kata pokok yang menjiwai titik tolak pengarang dalam menulis sebuah
cerita
c. ide pokok yang menjiwai titik tolak pengarang dalam menulis sebuah cerita
d. paragraf pokok yang menjiwai titik tolak pengarang dalam menulis sebuah
cerita
2. Ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui
karyanya adalah ....
a. amanat c. alur
b. tema d. watak
3. Pernyataan yang benar tentang watak adalah ....
a. Sifat, perangai dan kelakuan penulis
b. Sifat, perangai dan kelakuan tokoh
c. Sifat, perangai dan kelakuan pembaca
d. Sifat, perangai dan kelakuan pengarang
159
4. Tokoh yang membawakan perwatakan positif disebut ....
a. pahlawan c. pangeran
b. protagonis d. antagonis
5. Rangkaian peristiwa yang susunan ceritanya tidak sesuai dengan urutan waktu
disebut alur ....
a. sembarang c. maju
b. mundur d. pendek
6. Cerita yang hidup di tengah-tengah masyarakat dan ada sejak dahulu disebut
....
a. prosa c. legenda
b. fabel d. cerita rakyat (dongeng)
7. Cerita rekaan yang dihubungkan dengan terjadinya suatu tempat disebut ....
a. fabel c. sage
b. legenda d. mite
8. Dongeng Si Kancil termasuk jenis dongeng ....
a. legenda c. sage
b. fabel d. mite
9. Perhatikan judul-judul cerita rakyat berikut ini!
1. Terjadinya Rawa Pening 3. Terjadinya Tangkuban Perahu
2. Si Kancil 4. Timun Mas
Dari daftar judul dongeng di atas, judul dongeng yang termasuk legenda yaitu
....
a. 2 dan 4 c. 1 dan 3
b. 2 dan 3 d. 3 dan 4
10. Latar yang mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam
sebuah cerita yaitu latar ....
a. waktu c. sosial
b. tempat d. suasana
Perhatikan teks cerita rakyat di bawah ini!
Batu Menangis
160
Di sebuah bukit yang jauh dari desa, tinggallah seorang janda miskin dan
anak gadisnya. Anak gadisnya itu amat pemalas. Ia tidak mau membantu ibunya
mencari nafkah. Kerjanya setiap hari hanya berdandan, berdandan dan berdandan
saja. Ia suka menuntut kepada ibunya. Setiap kali ia meminta sesuatu, ibunya
harus mengabulkannya.
Pada suatu hari mereka turun ke desa untuk berbelanja. Letak pasar di desa
itu amat jauh sehingga mereka harus berjalan kaki. Ibunya berjalan di belakang
sambil membawa keranjang. Sedangkan anak gadisnya berlenggang di depan.
Ibunya berpakaian amat sederhana. Sebaliknya, anak gadisnya berpakaian
mewah. Mereka hidup terpencil. Tidak seorang pun mengetahui bahwa mereka
adalah ibu dan anak.
Ketika memasuki desa, mereka bertemu dengan penduduk yang lain. Di
antara orang-orang tersebut ada seseorang yang bertanya kepada si gadis,
katanya, “Manis, apakah yang di belakangmu itu ibumu?”. “Bukan!” jawab si
gadis dengan angkuhnya. “Ia adalah pembantu saya.” “Manis, apakah yang
berjalan di belakangmu itu ibumu?” tanya orang kedua yang berjumpa
dengannya. “Bukan, bukan!” jawab si gadis. “Ia adalah budak saya.” Begitulah
jawaban si gadis setiap kali ditanya penduduk desa yang berjumpa dengannya.
Sang Ibu diperlakukan sebagai budaknya. Mendengar jawaban putrinya yang
durhaka itu, pada awalnya si ibu masih dapat menahan diri. Setelah berulang kali
mendengar jawaban yang amat menyakitkan hati, akhirnya si ibu tak bisa
menahan diri. Si ibu berdoa kepada Tuhan, “Ya, Tuhan, hukumlah anak durhaka
ini. Ya hukumlah dia ... .“
Doa sang Ibu didengarkan Tuhan. Perlahan-lahan tubuh gadis yang durhaka
itu berubah menjadi batu. Ketika setengah badan telah menjadi batu yang dimulai
dari kaki, anak gadis itu menangis memohon ampun kepada ibunya. “Ibu, Ibu,
ampunilah saya, ampunilah kedurhakaan saya selama ini!” Si gadis terus
menangis. Akan tetapi, semuanya telah terlambat. Seluruh tubuh sang gadis
akhirnya berubah menjadi batu. Namun, orang dapat melihat bahwa kedua
matanya masih menitikkan air mata. Batu itu seperti sedang menangis. Oleh
karena itu, batu yang berasal dari gadis itu diberi nama “Batu Menangis”.
161
11. Judul cerita rakyat di atas yaitu ....
a. Malin Kundang c. Batu Menangis
b. Sangkuriang d. Batu Durhaka
12. Tema dalam cerita rakyat di atas yaitu ....
a. anak yang durhaka kepada ibunya c. anak yang berbakti kepada
ibunya
b. anak yang suka menangis d. anak yang baik hati
13. Tokoh yang diceritakan dalam teks cerita rakyat cerita di atas yaitu ....
a. anak gadis dan neneknya c. anak gadis dan ibunya
b. anak gadis dan mertuanya d. anak gadis dan bibinya
14. Amanat yang terkandung dalam cerita rakyat di atas yaitu ....
a. kasih sayang, ketabahan dan kebaikan akan mengantarkan kebahagiaan
b. kesombongan, keangkuhan dan durhaka kepada orang tua akan
mengantarkan pada kehancuran
c. kesombongan, keangkuhan dan durhaka kepada orang tua akan
mengantarkan pada kebahagiaan
d. kasih sayang, ketabahan dan kebaikan akan mengantarkan kehancuran
15. Bagaimana perasaanmu jika menjadi si gadis yang telah dikutuk menjadi batu
oleh ibunya ....
a. gembira c. menyesal
b. marah d. bahagia
16. Watak tokoh ibu dalam cerita rakyat di atas yaitu ....
a. pemarah c. pemalas
b. pendendam d. penyabar
17. Dalam cerita di atas Si gadis berubah menjadi batu, hal itu disebabkan oleh
....
a. Si gadis durhaka kepada Ibunya, sehingga Ibunya mengutuknya menjadi
batu
b. Si gadis berbakti kepada Ibunya, sehingga Ibunya mengutuknya menjadi
batu
c. Si gadis suka menangis, sehingga Ibunya mengutuknya menjadi batu
162
d. Si gadis suka berdandan, sehingga Ibunya mengutuknya menjadi batu
18. Penulisan judul pada sebuah cerita yang tepat yaitu ....
a. legenda danau toba c. legenda Danau Toba
b. Legenda Danau Toba d. Legenda danau Toba
19. Si gadis suka menuntut kepada ibunya, setiap kali kali ia meminta sesuatu,
Ibunya harus mengabulkan. Sinonim mengabulkan yaitu ....
a. menolak c. membiarkan
b. menuruti d. mencegah
20. Cerita rakyat yang berjudul batu menangis termasuk jenis ....
a. fabel c. cerita jenaka
b. legenda d. dongeng biasa
21. Ide pokok yang menjiwai titik tolak pengarang dalam menulis sebuah cerita
merupakan pengertian dari ....
a. alur c. tema
b. latar d. watak
22. Pernyataan yang benar tentang amanat adalah ....
a. Ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui
karyanya
b. Ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pembaca melalui
karyanya
c. Ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pendengar melalui
karyanya
d. Ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pembicara melalui
karyanya
23. Sifat, perangai dan kelakuan tokoh merupakan pengertian dari ....
a. tema c. watak
b. latar d. alur
24. Protagonis disebut tokoh yang ....
a. membawakan perwatakan negatif
b. membawakan perwatakan jahat
c. membawakan perwatakan jelek
163
d. membawakan perwatakan positif
25. Alur mundur disebut aliran peristiwa yang ....
a. susunan ceritanya sesuai dengan urutan waktu
b. susunan ceritanya sangat sesuai dengan urutan waktu
c. susunan ceritanya tidak sesuai dengan urutan waktu
d. susunan ceritanya beraturan sesuai dengan urutan waktu
26. Cerita rakyat (dongeng) disebut cerita yang ....
a. ada di tengah-tengah masyarakat
b. ada di tengah-tengah masyarakat tradisional
c. ada di tengah-tengah masyarakat dan ada sejak dahulu
d. ada di tengah-tengah masyarakat dan tidak ada sejak dahulu
27. Legenda disebut Cerita rekaan yang dihubungkan dengan ....
a. terjadinya suatu peristiwa c. terjadinya suatu tempat
b. terjadinya suatu kejahatan d. terjadinya suatu musibah
28. Salah satu judul dongeng yang termasuk fabel yaitu ....
a. Timun Mas c. Batu Menangis
b. Sangkuriang d. Si Kancil
29. Perhatikan judul-judul cerita rakyat berikut ini!
1. Terjadinya Rawa Pening 3. Terjadinya Tangkuban Perahu
2. Si Kancil 4. Timun Mas
Dari daftar judul dongeng di atas, judul dongeng yang tidak termasuk dongeng
legenda yaitu ....
a. 3 dan 4 c. 2 dan 3
b. 1 dan 3 d. 2 dan 4
30. Latar tempat merupakan latar yang mengacu pada ....
a. waktu terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah cerita
b. suasana terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah cerita
c. lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah cerita
d. perilaku sosial terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah cerita
164
Perhatikan teks cerita rakyat berikut ini!
Raja Bijaksana
Kerajaan Sejahtera adalah kerajaan yang kaya raya. Tanahnya subur dan
hasil alamnya banyak. Hasil pertanian, hasil pertambangan, dan hasil lautnya
sangat berlimpah. Dari hasil alamnya, rakyat seharusnya bisa hidup makmur dan
mengalami kebahagiaan. Namun, yang terjadi tidaklah demikian. Rakyat hidup
sengsara karena hak-hak mereka dirampas oleh para pejabat kerajaan. Sang Raja
tidak mengetahui keadaan rakyatnya. Ia tidak tahu bahwa rakyatnya miskin dan
sengsara. Raja tidak tahu bahwa para pejabatnya begitu serakah. Selama ini Sang
Raja tidak pernah bercengkrama di luar istana. Ia begitu percaya kepada para
pejabatnya. Oleh karena itu, Sang Raja merasa cukup menerima laporan dari para
pejabat kerajaan. Tentu saja, para pejabat kerajaan hanya melaporkan yang baik-
baik saja kepada rajanya. Para pejabat tidak mau kebusukan mereka diketahui
rajanya.
Suatu saat Sang Raja menyadari bahwa selama ini ia kurang dekat dengan
rakyatnya. Sang Raja sadar bahwa ia tidak mengetahui keadaan rakyatnya. Karena
itu, Sang Raja berusaha menemukan cara untuk mengenal rakyatnya. Sang Raja
pagi-pagi buta telah meninggalkan istana seorang diri. Dengan kudanya, Sang Raja
mengelilingi kerajaan. Ia pergi dengan pakaian biasa supaya tidak dikenal oleh
rakyatnya. Sang Raja melihat dengan mata sendiri keadaan rakyatnya yang miskin.
Sang Raja juga mendengar tentang para pejabat kerajaan yang serakah dan
menindas. Sang Raja sangat sedih melihat keadaan seperti ini. Sang Raja sangat
menyesal bahwa selama ini ia kurang dekat dengan rakyatnya. Sang Raja juga
sangat kecewa karena para pejabat kepercayaannya justru tidak bisa dipercaya.
Mereka merampas hak-hak rakyat. Oleh karena itu, Sang Raja menjadi murka. Ia
menghukum para pejabat yang tidak baik. Sementara para pejabat yang baik tetap
dipertahankan. Sang Raja membuka kesempatan bagi rakyatnya untuk bertemu
langsung dengan rajanya. Kebijaksanaan Sang Raja mengubah situasi kerajaan.
Rakyat dan rajanya bersatu. Kemakmuran sekarang dapat dinikmati oleh semua
rakyat. Orang tidak berani lagi melakukan kejahatan. Hak-hak setiap orang merasa
165
dilindungi. Kebijaksanaan Sang Raja membuat Kerajaan Sejahtera sungguh
mengalami kebahagiaan.
31. Judul cerita rakyat di atas yaitu ....
a. Raja Bijaksana c. Raja Rimba
b. Raja Jahat d. Raja Baik Hati
32. Tema dalam cerita rakyat di atas yaitu ....
a. kebijakasanaan para pejabat kerajaan
b. kerajaan sejahtera yang damai
c. kejahatan sang raja
d. kebijaksanaan sang raja
33. Tokoh yang memiliki sifat serakah dalam cerita tersebut yaitu ....
a. pengawal kerajaan c. sang raja
b. rakyat d. para pejabat kerajaan
34. Amanat yang terkandung dalam cerita rakyat di atas yaitu ....
a. seorang pemimpin harus memperhatikan keadaan rakyatnya agar tidak
sengsara
b. seorang pemimpin hendaknya diam saja melihat keadaan rakyatnya
c. seorang pemimpin tidak boleh jahat kepada rakyatnya
d. seorang pemimpin tidak boleh memperhatikan keadaan rakyatnya
35. Bagaimana perasaanmu jika menjadi Sang Raja yang telah dihianati oleh
pejabat kerajaannya sendiri ....
a. senang c. tidak merasa apa-apa
b. gembira d. kecewa
36. Watak tokoh raja dalam cerita rakyat di atas yaitu ....
a. bijaksana c. pemarah
b. jahat d. pemalas
37. Dalam cerita di atas Sang Raja dikatakan memiliki sifat yang bijakasan, hal itu
disebabkan oleh ....
a. Sang Raja tidak memperhatikan hak-hak rakyatnya
b. Sang Raja sangat memperhatikan hak-hak rakyatnya
c. Sang Raja tidak memperhatikan keadaan rakyatnya
166
d. Sang Raja sangat memperhatikan hak-hak para pejabat
38. Penulisan judul pada sebuah cerita yang tepat yaitu ....
a. Tangkuban perahu c. tangkuban perahu
b. tangkuban Perahu d. Tangkuban Perahu
39. Sang Raja mendengar tentang para pejabat kerajaan yang serakah dan suka
menindas. Sinonim serakah yaitu ....
a. jahat c. rakus
b. suka berbohong d. malas
40. Cerita rakyat yang berjudul raja bijaksana termasuk jenis ....
a. fabel c. dongeng biasa
b. legenda d. cerita jenaka
167
Lampiran 14 TELAAH SOAL BENTUK PILIHAN GANDA PENILAI AHLI
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : V/ II
Petunjuk
Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu setelah membaca dan memeriksa butir-butir soal evaluasi pembelajaran Bahasa Indonesia di
SD Negeri Pesarean 01, berilah tanda cek (√) atau tanda silang (x) pada kolom yang tersedia. Jika butir soal sesuai dengan kriteria
telaah, maka berilah tanda cek (√). Jika butir soal tidak sesuai dengan kriteria telaah, maka berilah tanda silang (x).
No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A. Materi
1. Soal sudah sesuai dengan indikator soal
dalam kisi-kisi.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan
jenis tes/bentuk soal yang dipergunakan.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
3. Pilihan jawaban homogen dan logis. √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
168
No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
4. Hanya ada satu kunci jawaban. √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
B. Konstruksi
5. Pokok soal dirumuskan dengan singkat,
jelas, dan tegas.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
6. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban
merupakan pernyataan yang diperlukan.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
7. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci
jawaban.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
8. Pokok soal bebas dari pernyataan yang
bersifat negatif ganda.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
9. Pilihan jawaban homogen dan logis
ditinjau dari segi materi.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
10. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau
sejenisnya jelas dan berfungsi.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
169
No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
11. Panjang pilihan jawaban relatif sama. √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
12. Pilihan jawaban tidak menggunakan
pernyataan "semua jawaban di atas
salah/benar" dan sejenisnya.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
13. Pilihan jawaban yang berbentuk
angka/waktu disusun berdasarkan urutan
besar kecilnya angka atau kronologisnya.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
14. Butir soal tidak bergantung pada jawaban
soal sebelumnya.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
C. Bahasa/Budaya
15. Bahasa soal sudah komunikatif dan sesuai
dengan jenjang pendidikan peserta didik.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
16. Soal sudah menggunakan bahasa
Indonesia baku.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
170
No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
17. Soal tidak menggunakan bahasa yang
berlaku setempat/tabu.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
18. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/
kelompok kata yang sama, kecuali
merupakan satu kesatuan pengertian.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
A. Materi
1. Soal sudah sesuai dengan
indikator soal dalam kisi-kisi.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
2. Materi yang ditanyakan sesuai
dengan jenis tes/bentuk soal
yang dipergunakan.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
3. Pilihan jawaban homogen dan
logis.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
171
No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
4. Hanya ada satu kunci
jawaban.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
B. Konstruksi
5. Pokok soal dirumuskan
dengan singkat, jelas, dan
tegas.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
6. Rumusan pokok soal dan
pilihan jawaban merupakan
pernyataan yang diperlukan.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
7. Pokok soal tidak memberi
petunjuk kunci jawaban.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
8. Pokok soal bebas dari
pernyataan yang bersifat
negatif ganda.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
9. Pilihan jawaban homogen dan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
172
logis ditinjau dari segi materi.
10. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
11. Panjang pilihan jawaban
relatif sama.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
12. Pilihan jawaban tidak
menggunakan pernyataan
"semua jawaban di atas
salah/benar" dan sejenisnya.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
13. Pilihan jawaban yang
berbentuk angka/waktu
disusun berdasarkan urutan
besar kecilnya angka atau
kronologisnya.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
14. Butir soal tidak bergantung
pada jawaban soal
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
173
sebelumnya.
C. Bahasa/Budaya
15. Bahasa soal sudah komunikatif dan sesuai dengan jenjang pendidikan peserta didik.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
16. Soal sudah menggunakan
bahasa Indonesia baku.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
17. Soal tidak menggunakan
bahasa yang berlaku
setempat/tabu.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
18. Pilihan jawaban tidak
mengulang kata/ kelompok
kata yang sama, kecuali
merupakan satu kesatuan
pengertian.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Keterangan: Berilah tanda ( ) bila tidak sesuai dengan aspek yang ditelaah.
175
TELAAH SOAL BENTUK PILIHAN GANDA PENILAI AHLI
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : V/ II
Petunjuk
Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu setelah membaca dan memeriksa butir-butir soal evaluasi pembelajaran Bahasa Indonesia di
SD Negeri Pesarean 01, berilah tanda cek (√) atau tanda silang (x) pada kolom yang tersedia. Jika butir soal sesuai dengan kriteria
telaah, maka berilah tanda cek (√). Jika butir soal tidak sesuai dengan kriteria telaah, maka berilah tanda silang (x).
No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A. Materi
1. Soal sudah sesuai dengan indikator soal
dalam kisi-kisi.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan
jenis tes/bentuk soal yang dipergunakan.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
3. Pilihan jawaban homogen dan logis. √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal
176
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
4. Hanya ada satu kunci jawaban. √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
B. Konstruksi
5. Pokok soal dirumuskan dengan singkat,
jelas, dan tegas.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
6. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban
merupakan pernyataan yang diperlukan.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
7. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci
jawaban.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
8. Pokok soal bebas dari pernyataan yang
bersifat negatif ganda.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
9. Pilihan jawaban homogen dan logis
ditinjau dari segi materi.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
10. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau
sejenisnya jelas dan berfungsi.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal
177
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
11. Panjang pilihan jawaban relatif sama. √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
12. Pilihan jawaban tidak menggunakan
pernyataan "semua jawaban di atas
salah/benar" dan sejenisnya.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
13. Pilihan jawaban yang berbentuk
angka/waktu disusun berdasarkan urutan
besar kecilnya angka atau kronologisnya.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
14. Butir soal tidak bergantung pada jawaban
soal sebelumnya.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
C. Bahasa/Budaya
15. Bahasa soal sudah komunikatif dan sesuai
dengan jenjang pendidikan peserta didik.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
16. Soal sudah menggunakan bahasa
Indonesia baku.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal
178
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
17. Soal tidak menggunakan bahasa yang
berlaku setempat/tabu.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
18. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/
kelompok kata yang sama, kecuali
merupakan satu kesatuan pengertian.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
A. Materi
1. Soal sudah sesuai dengan
indikator soal dalam kisi-kisi.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
2. Materi yang ditanyakan sesuai
dengan jenis tes/bentuk soal
yang dipergunakan.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
3. Pilihan jawaban homogen dan
logis.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal
179
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
4. Hanya ada satu kunci
jawaban.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
B. Konstruksi
5. Pokok soal dirumuskan
dengan singkat, jelas, dan
tegas.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
6. Rumusan pokok soal dan
pilihan jawaban merupakan
pernyataan yang diperlukan.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
7. Pokok soal tidak memberi
petunjuk kunci jawaban.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
8. Pokok soal bebas dari
pernyataan yang bersifat
negatif ganda.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
9. Pilihan jawaban homogen dan
logis ditinjau dari segi materi.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
10. Gambar, grafik, tabel, - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
180
diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi.
No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
11. Panjang pilihan jawaban
relatif sama.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
12. Pilihan jawaban tidak
menggunakan pernyataan
"semua jawaban di atas
salah/benar" dan sejenisnya.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
13. Pilihan jawaban yang
berbentuk angka/waktu
disusun berdasarkan urutan
besar kecilnya angka atau
kronologisnya.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
14. Butir soal tidak bergantung
pada jawaban soal
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
181
sebelumnya.
C. Bahasa/Budaya
15. Bahasa soal sudah komunikatif dan sesuai dengan jenjang pendidikan peserta didik.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
16. Soal sudah menggunakan
bahasa Indonesia baku.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
17. Soal tidak menggunakan
bahasa yang berlaku
setempat/tabu.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
18. Pilihan jawaban tidak
mengulang kata/ kelompok
kata yang sama, kecuali
merupakan satu kesatuan
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
182
pengertian.
Keterangan: Berilah tanda ( ) bila tidak sesuai dengan aspek yang ditelaah.
Tegal, 20 Maret 2013
Penilai Ahli
Dra. Sri Sami Asih, M.Kes. 19631224 198703 2 001
183
TELAAH SOAL BENTUK PILIHAN GANDA PENILAI AHLI
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : IV/ II
Petunjuk
Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu setelah membaca dan memeriksa butir-butir soal evaluasi pembelajaran Bahasa Indonesia di
SD Negeri Purbalingga Kidul 1, berilah tanda cek (√) atau tanda silang (x) pada kolom yang tersedia. Jika butir soal sesuai dengan
kriteria telaah, maka berilah tanda cek (√). Jika butir soal tidak sesuai dengan kriteria telaah, maka berilah tanda silang (x).
No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A. Materi
1. Soal sudah sesuai dengan indikator soal
dalam kisi-kisi.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan jenis
tes/bentuk soal yang dipergunakan.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
3. Pilihan jawaban homogen dan logis. √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
184
No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
4. Hanya ada satu kunci jawaban. √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
B. Konstruksi
5. Pokok soal dirumuskan dengan singkat,
jelas, dan tegas.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
6. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
7. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci
jawaban.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
8. Pokok soal bebas dari pernyataan yang
bersifat negatif ganda.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
9. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau
dari segi materi.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
10. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau
sejenisnya jelas dan berfungsi.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
185
No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
11. Panjang pilihan jawaban relatif sama. √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
12. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban di atas salah/benar" dan sejenisnya.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
13. Pilihan jawaban yang berbentuk
angka/waktu disusun berdasarkan urutan
besar kecilnya angka atau kronologisnya.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
14. Butir soal tidak bergantung pada jawaban
soal sebelumnya.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
C. Bahasa/Budaya
15. Bahasa soal sudah komunikatif dan sesuai
dengan jenjang pendidikan peserta didik.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
16. Soal sudah menggunakan bahasa Indonesia
baku.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
186
No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
17. Soal tidak menggunakan bahasa yang
berlaku setempat/tabu.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
18. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/ kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
A. Materi
1. Soal sudah sesuai dengan indikator soal dalam kisi-kisi.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan jenis tes/bentuk soal yang dipergunakan.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
3. Pilihan jawaban homogen dan
logis.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal
187
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
4. Hanya ada satu kunci jawaban. √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
B. Konstruksi
5. Pokok soal dirumuskan dengan
singkat, jelas, dan tegas.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
6. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
7. Pokok soal tidak memberi
petunjuk kunci jawaban.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
8. Pokok soal bebas dari
pernyataan yang bersifat
negatif ganda.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
9. Pilihan jawaban homogen dan
logis ditinjau dari segi materi.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
10. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
188
No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
11. Panjang pilihan jawaban relatif
sama.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
12. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban di atas salah/benar" dan sejenisnya.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
13. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
14. Butir soal tidak bergantung
pada jawaban soal sebelumnya.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
C. Bahasa/Budaya
15. Bahasa soal sudah komunikatif
dan sesuai dengan jenjang
pendidikan peserta didik.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
189
No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
16. Soal sudah menggunakan
bahasa Indonesia baku.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
17. Soal tidak menggunakan bahasa
yang berlaku setempat/tabu.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
18. Pilihan jawaban tidak
mengulang kata/ kelompok kata
yang sama, kecuali merupakan
satu kesatuan pengertian.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Keterangan: Berilah tanda ( ) bila tidak sesuai dengan aspek yang ditelaah.
Catatan : Soal sudah layak untuk diujicobakan. Tegal, 21 Maret 2013
Penilai Ahli
Hadi Waluyo, S. Pd.,SD. 19660702 200003 1 003
190
Lampiran 15
PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA
UNIT PENGELOLA PENDIDIKAN KEC. ADIWERNA SD NEGERI PESAREAN 01
Alamat : Jalan Amangkurat 1 no. 1, Adiwerna, Tegal 52194
Daftar Nilai Uji Coba Siswa Kelas VI
SD Negeri Pesarean 01
No Siswa Kelas VIA
Skor No Siswa Kelas VIA
Skor
1 Mubarok 20 11 Misbah 25
2 Rizki 20 12 Asiyah 30
3 Akim 31 13 Nurul 18
4 Aris 21 14 Bila 33
5 Fajar 33 15 Qoriatun 40
6 Ardi 38 16 Selly 28
7 Andre 32 17 Seni 18
8 Lisani 25 18 Wahyu 20
9 Farkhan 21 19 Aldi 36
10 Adrikni 27 20 Milenia 33
191
Lampiran 16
Analisis Butir Nilai Hasil Uji Coba Siswa Kelas VI
SD Negeri Pesarean 01
Siswa Nomor Soal
Skor Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39 40
Mubarok 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 20
Rizki 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 20
Akim 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 31
Aris 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 21
Fajar 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 34
Ardi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 38
Andre 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 32
Lisani 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 25
Farkhan 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 21
Adrikni 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 27
Misbah 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 25
Asiyah 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 30
Nurul 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 18
Bila 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 33
Qoriatun 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 40
Selly 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 29
Seni 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 18
Wahyu 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 20
Aldi 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 35
Milenia 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 33
Jumlah 7 15
19
15 6 1
2 7 12
12
16
19
19
19
18
19
20
20
12
15 4 9 1
3 19
14
15
14 6 1
0 9 15
17
17
18
14
19
18
14
16 4 3
192
Lampiran 17
Hasil Penghitungan Uji Validitas
Correlatns
SOAL1
SOAL2
SOAL3
SOAL4
SOAL5
SOAL6
SOAL7
SOAL8
SOAL9
SOAL10
SOAL11
SOAL12
SOAL13
SOAL14
SOAL15
S0AL16
SOAL17
SOAL18
SOAL19
SOAL20
SOAL1
Pearson Correlation
1 ,424 ,168 ,182 -,023 -,043 ,341 ,171 ,171 ,367 ,168 ,168 ,168 ,245 ,168 . . -,043 ,182 ,419
Sig. (2-tailed) ,063 ,478 ,444 ,924 ,858 ,142 ,471 ,471 ,112 ,478 ,478 ,478 ,299 ,478 . . ,858 ,444 ,066
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL2
Pearson Correlation
,424 1 ,397 ,733 ,126 ,000 ,182 ,236 ,236 ,289 -,132 -,132 ,397 ,192 ,397 . . ,000 -,067 ,289
Sig. (2-tailed) ,063 ,083 ,000 ,597 1,000 ,444 ,317 ,317 ,217 ,578 ,578 ,083 ,416 ,083 . . 1,000 ,780 ,217
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL3
Pearson Correlation
,168 ,397 1 -,132 -,350 -,187 ,168 -,187 -,187 -,115 -,053 -,053 -,053 -,076 -,053 . . ,281 -,132 ,115
Sig. (2-tailed) ,478 ,083 ,578 ,130 ,429 ,478 ,429 ,429 ,630 ,826 ,826 ,826 ,749 ,826 . . ,230 ,578 ,630
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL4
Pearson Correlation
,182 ,733 -,132 1 ,378 ,236 ,182 ,471 ,236 ,289 -,132 -,132 ,397 ,192 ,397 . . ,000 -,067 ,289
Sig. (2-tailed) ,444 ,000 ,578 ,100 ,317 ,444 ,036 ,317 ,217 ,578 ,578 ,083 ,416 ,083 . . 1,000 ,780 ,217
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL5
Pearson Correlation
-,023 ,126 -,350 ,378 1 ,535 ,435 ,312 ,535 ,327 -,350 ,150 ,150 -,145 ,150 . . ,089 -,126 ,491
Sig. (2-tailed) ,924 ,597 ,130 ,100 ,015 ,055 ,181 ,015 ,159 ,130 ,527 ,527 ,541 ,527 . . ,709 ,597 ,028
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL6
Pearson Correlation
-,043 ,000 -,187 ,236 ,535 1 ,599 ,583 ,375 ,357 -,187 ,281 -,187 ,068 -,187 . . ,375 ,236 ,408
Sig. (2-tailed) ,858 1,000 ,429 ,317 ,015 ,005 ,007 ,103 ,122 ,429 ,230 ,429 ,776 ,429 . . ,103 ,317 ,074
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL7 Pearson Correlation
,341 ,182 ,168 ,182 ,435 ,599 1 ,599 -,043 ,367 ,168 ,168 ,168 -,105 ,168 . . , 385 -,061 ,419
193
Sig. (2-tailed) ,142 ,444 ,478 ,444 ,055 ,005 ,005 ,858 ,112 ,478 ,478 ,478 ,660 ,478 . . ,094 ,800 ,066
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL8
Pearson Correlation
,171 ,236 -,187 ,471 ,312 ,583 ,599 1 ,167 ,357 ,281 -,187 ,281 ,068 ,281 . . ,375 -,236 ,153
Sig. (2-tailed) ,471 ,317 ,429 ,036 ,181 ,007 ,005 ,482 ,122 ,230 ,429 ,230 ,776 ,230 . . ,103 ,317 ,519
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL9
Pearson Correlation
,171 ,236 -,187 ,236 ,535 ,375 -,043 ,167 1 ,357 -,187 ,281 -,187 ,068 -,187 . . -,042 ,000 ,153
Sig. (2-tailed) ,471 ,317 ,429 ,317 ,015 ,103 ,858 ,482 ,122 ,429 ,230 ,429 ,776 ,429 . . ,862 1,000 ,519
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL10
Pearson Correlation
,367 ,289 -,115 ,289 ,327 ,357 ,367 ,357 ,357 1 -,115 ,459 ,459 -,167 ,459 . . ,357 ,000 ,250
Sig. (2-tailed) ,112 ,217 ,630 ,217 ,159 ,122 ,112 ,122 ,122 ,630 ,042 ,042 ,482 ,042 . . ,122 1,000 ,288
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL11
Pearson Correlation
,168 -,132 -,053 -,132 -,350 -,187 ,168 ,281 -,187 -,115 1 -,053 -,053 -,076 -,053 . . -,187 -,132 -,459
Sig. (2-tailed) ,478 ,578 ,826 ,578 ,130 ,429 ,478 ,230 ,429 ,630 ,826 ,826 ,749 ,826 . . ,429 ,578 ,042
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL12
Pearson Correlation
,168 -,132 -,053 -,132 ,150 ,281 ,168 -,187 ,281 ,459 -,053 1 -,053 -,076 -,053 . . ,281 ,397 ,115
Sig. (2-tailed) ,478 ,578 ,826 ,578 ,527 ,230 ,478 ,429 ,230 ,042 ,826 ,826 ,749 ,826 . . ,230 ,083 ,630
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL13
Pearson Correlation
,168 ,397 -,053 ,397 ,150 -,187 ,168 ,281 -,187 ,459 -,053 -,053 1 -,076 1,000 . . ,281 -,132 ,115
Sig. (2-tailed) ,478 ,083 ,826 ,083 ,527 ,429 ,478 ,230 ,429 ,042 ,826 ,826 ,749 ,000 . . ,230 ,578 ,630
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL14
Pearson Correlation
,245 ,192 -,076 ,192 -,145 ,068 -,105 ,068 ,068 -,167 -,076 -,076 -,076 1 -,076 . . -,272 ,577 ,167
Sig. (2-tailed) ,299 ,416 ,749 ,416 ,541 ,776 ,660 ,776 ,776 ,482 ,749 ,749 ,749 ,749 . . ,246 ,008 ,482
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
194
SOAL15
Pearson Correlation
,168 ,397 -,053 ,397 ,150 -,187 ,168 ,281 -,187 ,459 -,053 -,053 1,000 -,076 1 . . ,281 -,132 ,115
Sig. (2-tailed) ,478 ,083 ,826 ,083 ,527 ,429 ,478 ,230 ,429 ,042 ,826 ,826 ,000 ,749 . . ,230 ,578 ,630
N
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
S0AL16
Pearson Correlation
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Sig. (2-tailed) . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL17
Pearson Correlation
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Sig. (2-tailed) . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL18
Pearson Correlation
-,043 ,000 ,281 ,000 ,089 ,375 ,385 ,375 -,042 ,357 -,187 ,281 ,281 -,272 ,281 . . 1 -,236 ,153
Sig. (2-tailed) ,858 1,000 ,230 1,000 ,709 ,103 ,094 ,103 ,862 ,122 ,429 ,230 ,230 ,246 ,230 . . ,317 ,519
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL19
Pearson Correlation
,182 -,067 -,132 -,067 -,126 ,236 -,061 -,236 ,000 ,000 -,132 ,397 -,132 ,577 -,132 . . -,236 1 ,289
Sig. (2-tailed) ,444 ,780 ,578 ,780 ,597 ,317 ,800 ,317 1,000 1,000 ,578 ,083 ,578 ,008 ,578 . . ,317 ,217
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL20
Pearson Correlation
,419 ,289 ,115 ,289 ,491 ,408 ,419 ,153 ,153 ,250 -,459 ,115 ,115 ,167 ,115 . . ,153 ,289 1
Sig. (2-tailed) ,066 ,217 ,630 ,217 ,028 ,074 ,066 ,519 ,519 ,288 ,042 ,630 ,630 ,482 ,630 . . ,519 ,217
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL21
Pearson Correlation
,390 ,290 -,254 ,290 ,504 ,123 ,390 ,328 ,328 ,201 ,208 ,208 ,208 -,034 ,208 . . -,082 -,174 ,302
Sig. (2-tailed) ,089 ,215 ,281 ,215 ,023 ,605 ,089 ,158 ,158 ,395 ,380 ,380 ,380 ,888 ,380 . . ,731 ,463 ,196
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL22 Pearson Correlation
,319 ,061 -,168 ,061 ,252 ,471 ,319 ,471 ,471 ,419 ,313 ,313 -,168 -,245 -,168 . . ,257 -,182 ,105
195
Sig. (2-tailed) ,171 ,800 ,478 ,800 ,285 ,036 ,171 ,036 ,036 ,066 ,180 ,180 ,478 ,299 ,478 . . ,274 ,444 ,660
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL23
Pearson Correlation
,168 ,397 -,053 ,397 ,150 ,281 ,168 ,281 ,281 -,115 -,053 -,053 -,053 ,688 -,053 . . -,187 ,397 ,115
Sig. (2-tailed) ,478 ,083 ,826 ,083 ,527 ,230 ,478 ,230 ,230 ,630 ,826 ,826 ,826 ,001 ,826 . . ,429 ,083 ,630
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL24
Pearson Correlation
,023 ,126 -,150 ,378 ,429 ,579 ,252 ,579 ,356 ,218 -,150 -,150 -,150 -,218 -,150 . . ,356 -,378 ,327
Sig. (2-tailed) ,924 ,597 ,527 ,100 ,059 ,007 ,285 ,007 ,123 ,355 ,527 ,527 ,527 ,355 ,527 . . ,123 ,100 ,159
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL25
Pearson Correlation
,182 ,200 -,132 ,467 ,378 ,236 ,182 ,236 ,236 ,289 -,132 -,132 -,132 -,192 -,132 . . ,000 -,333 ,289
Sig. (2-tailed) ,444 ,398 ,578 ,038 ,100 ,317 ,444 ,317 ,317 ,217 ,578 ,578 ,578 ,416 ,578 . . 1,000 ,151 ,217
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL26
Pearson Correlation
,252 ,126 -,150 ,126 ,429 ,134 ,252 ,134 ,134 ,218 -,150 ,350 ,350 -,218 ,350 . . ,356 -,126 ,327
Sig. (2-tailed) ,285 ,597 ,527 ,597 ,059 ,574 ,285 ,574 ,574 ,355 ,527 ,130 ,130 ,355 ,130 . . ,123 ,597 ,159
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL27
Pearson Correlation
-,023 ,126 -,350 ,378 ,762 ,535 ,435 ,535 ,535 ,327 ,150 ,150 ,150 -,145 ,150 . . ,089 -,126 ,218
Sig. (2-tailed) ,924 ,597 ,130 ,100 ,000 ,015 ,055 ,015 ,015 ,159 ,527 ,527 ,527 ,541 ,527 . . ,709 ,597 ,355
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL28
Pearson Correlation
,524 ,115 -,229 ,115 ,218 ,408 ,314 ,408 ,408 ,250 ,229 ,229 -,229 ,333 -,229 . . ,000 ,115 ,250
Sig. (2-tailed) ,018 ,628 ,331 ,628 ,355 ,074 ,177 ,074 ,074 ,288 ,331 ,331 ,331 ,151 ,331 . . 1,000 ,628 ,288
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL29
Pearson Correlation
,390 ,290 -,254 ,522 ,504 ,123 ,390 ,533 ,328 ,201 ,208 -,254 ,208 -,034 ,208 . . -,082 -,406 ,302
Sig. (2-tailed) ,089 ,215 ,281 ,018 ,023 ,605 ,089 ,015 ,158 ,395 ,380 ,281 ,380 ,888 ,380 . . ,731 ,076 ,196
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
196
SOAL30
Pearson Correlation
,424 -,067 -,132 -,067 ,126 ,000 ,182 ,236 ,236 ,000 ,397 -,132 -,132 -,192 -,132 . . ,000 -,333 ,000
Sig. (2-tailed) ,063 ,780 ,578 ,780 ,597 1,000 ,444 ,317 ,317 1,000 ,083 ,578 ,578 ,416 ,578 . . 1,000 ,151 1,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL31
Pearson Correlation
,308 ,404 -,096 ,404 ,275 -,057 ,015 -,057 ,229 ,490 -,096 ,546 ,546 -,140 ,546 . . ,229 ,081 ,210
Sig. (2-tailed) ,186 ,077 ,686 ,077 ,241 ,811 ,951 ,811 ,332 ,028 ,686 ,013 ,013 ,556 ,013 . . ,332 ,735 ,374
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
S0AL32
Pearson Correlation
,308 ,404 -,096 ,404 ,275 -,057 ,015 ,229 ,229 ,490 -,096 -,096 ,546 -,140 ,546 . . ,229 -,243 ,210
Sig. (2-tailed) ,186 ,077 ,686 ,077 ,241 ,811 ,951 ,332 ,332 ,028 ,686 ,686 ,013 ,556 ,013 . . ,332 ,303 ,374
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL33
Pearson Correlation
,245 -,192 -,076 -,192 -,509 -,272 -,454 -,272 -,272 -,167 -,076 -,076 -,076 ,444 -,076 . . -,272 ,577 ,167
Sig. (2-tailed) ,299 ,416 ,749 ,416 ,022 ,246 ,044 ,246 ,246 ,482 ,749 ,749 ,749 ,050 ,749 . . ,246 ,008 ,482
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL34
Pearson Correlation
,023 ,126 -,150 ,378 ,429 ,134 ,252 ,356 -,089 -,055 -,150 -,150 ,350 -,218 ,350 . . ,356 -,378 ,327
Sig. (2-tailed) ,924 ,597 ,527 ,100 ,059 ,574 ,285 ,123 ,709 ,819 ,527 ,527 ,130 ,355 ,130 . . ,123 ,100 ,159
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL35
Pearson Correlation
,168 -,132 -,053 -,132 -,350 -,187 -,313 -,187 -,187 -,115 -,053 -,053 -,053 ,688 -,053 . . -,187 ,397 ,115
Sig. (2-tailed) ,478 ,578 ,826 ,578 ,130 ,429 ,180 ,429 ,429 ,630 ,826 ,826 ,826 ,001 ,826 . . ,429 ,083 ,630
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL36
Pearson Correlation
,245 ,192 -,076 ,192 ,218 -,272 -,105 -,272 ,068 -,167 -,076 -,076 -,076 -,111 -,076 . . -,272 -,192 ,167
Sig. (2-tailed) ,299 ,416 ,749 ,416 ,355 ,246 ,660 ,246 ,776 ,482 ,749 ,749 ,749 ,641 ,749 . . ,246 ,416 ,482
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL37
Pearson Correlation
,252 ,378 -,150 ,378 ,429 ,356 ,252 ,356 ,579 ,764 -,150 ,350 ,350 ,145 ,350 . . ,134 ,126 ,055
Sig. (2-tailed) ,285 ,100 ,527 ,100 ,059 ,123 ,285 ,123 ,007 ,000 ,527 ,130 ,130 ,541 ,130 . . ,574 ,597 ,819
197
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL38
Pearson Correlation
,105 ,577 -,115 ,866 ,327 ,102 ,105 ,357 ,102 ,062 -,115 -,115 ,459 ,250 ,459 . . ,102 ,000 ,250
Sig. (2-tailed) ,660 ,008 ,630 ,000 ,159 ,669 ,660 ,122 ,669 ,794 ,630 ,630 ,042 ,288 ,042 . . ,669 1,000 ,288
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL39
Pearson Correlation
,157 ,289 ,115 ,289 ,491 ,408 ,419 ,153 ,153 ,250 -,459 ,115 ,115 ,167 ,115 . . ,408 ,000 ,375
Sig. (2-tailed) ,508 ,217 ,630 ,217 ,028 ,074 ,066 ,519 ,519 ,288 ,042 ,630 ,630 ,482 ,630 . . ,074 1,000 ,103
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL40
Pearson Correlation
,572 ,243 ,096 ,243 ,336 ,057 ,279 ,343 ,343 ,210 ,096 ,096 ,096 ,140 ,096 . . ,057 -,081 ,490
Sig. (2-tailed) ,008 ,303 ,686 ,303 ,147 ,811 ,234 ,139 ,139 ,374 ,686 ,686 ,686 ,556 ,686 . . ,811 ,735 ,028
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SKORTOTAL
Pearson Correlation
,551 ,504 -,153 ,624 ,646 ,529 ,566 ,634 ,498 ,574 -,051 ,221 ,323 ,099 ,323 . . ,302 -,043 ,574
Sig. (2-tailed) ,012 ,023 ,520 ,003 ,002 ,017 ,009 ,003 ,025 ,008 ,831 ,350 ,165 ,679 ,165 . . ,195 ,858 ,008
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Correlatios
SOAL
21 SOAL
22 SOAL
23 SOAL
24 SOAL
25 SOAL
26 SOAL
27 SOAL
28 SOAL
29 SOAL
30 SOAL
31 S0AL
32 SOAL
33 SOAL
34 SOAL
35 SOAL
36 SOAL
37 SOAL
38 SOAL
39 SOAL
40 SKORTO
TAL
SOAL1
Pearson Correlation
,390 ,319 ,168 ,023 ,182 ,252 -,023 ,524 ,390 ,424 ,308 ,308 ,245 ,023 ,168 ,245 ,252 ,105 ,157 ,572 ,551
Sig. (2-tailed) ,089 ,171 ,478 ,924 ,444 ,285 ,924 ,018 ,089 ,063 ,186 ,186 ,299 ,924 ,478 ,299 ,285 ,660 ,508 ,008 ,012
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL2
Pearson Correlation
,290 ,061 ,397 ,126 ,200 ,126 ,126 ,115 ,290 -,067 ,404 ,404 -,192 ,126 -,132 ,192 ,378 ,577 ,289 ,243 ,504
Sig. (2-tailed) ,215 ,800 ,083 ,597 ,398 ,597 ,597 ,628 ,215 ,780 ,077 ,077 ,416 ,597 ,578 ,416 ,100 ,008 ,217 ,303 ,023
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL3 Pearson Correlation
-,254 -,168 -,053 -,150 -,132 -,150 -,350 -,229 -,254 -,132 -,096 -,096 -,076 -,150 -,053 -,076 -,150 -,115 ,115 ,096 -,153
198
Sig. (2-tailed) ,281 ,478 ,826 ,527 ,578 ,527 ,130 ,331 ,281 ,578 ,686 ,686 ,749 ,527 ,826 ,749 ,527 ,630 ,630 ,686 ,520
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL4
Pearson Correlation
,290 ,061 ,397 ,378 ,467 ,126 ,378 ,115 ,522 -,067 ,404 ,404 -,192 ,378 -,132 ,192 ,378 ,866 ,289 ,243 ,624
Sig. (2-tailed) ,215 ,800 ,083 ,100 ,038 ,597 ,100 ,628 ,018 ,780 ,077 ,077 ,416 ,100 ,578 ,416 ,100 ,000 ,217 ,303 ,003
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL5
Pearson Correlation
,504 ,252 ,150 ,429 ,378 ,429 ,762 ,218 ,504 ,126 ,275 ,275 -,509 ,429 -,350 ,218 ,429 ,327 ,491 ,336 ,646
Sig. (2-tailed) ,023 ,285 ,527 ,059 ,100 ,059 ,000 ,355 ,023 ,597 ,241 ,241 ,022 ,059 ,130 ,355 ,059 ,159 ,028 ,147 ,002
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL6
Pearson Correlation
,123 ,471 ,281 ,579 ,236 ,134 ,535 ,408 ,123 ,000 -,057 -,057 -,272 ,134 -,187 -,272 ,356 ,102 ,408 ,057 ,529
Sig. (2-tailed) ,605 ,036 ,230 ,007 ,317 ,574 ,015 ,074 ,605 1,000 ,811 ,811 ,246 ,574 ,429 ,246 ,123 ,669 ,074 ,811 ,017
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL7
Pearson Correlation
,390 ,319 ,168 ,252 ,182 ,252 ,435 ,314 ,390 ,182 ,015 ,015 -,454 ,252 -,313 -,105 ,252 ,105 ,419 ,279 ,566
Sig. (2-tailed) ,089 ,171 ,478 ,285 ,444 ,285 ,055 ,177 ,089 ,444 ,951 ,951 ,044 ,285 ,180 ,660 ,285 ,660 ,066 ,234 ,009
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL8
Pearson Correlation
,328 ,471 ,281 ,579 ,236 ,134 ,535 ,408 ,533 ,236 -,057 ,229 -,272 ,356 -,187 -,272 ,356 ,357 ,153 ,343 ,634
Sig. (2-tailed) ,158 ,036 ,230 ,007 ,317 ,574 ,015 ,074 ,015 ,317 ,811 ,332 ,246 ,123 ,429 ,246 ,123 ,122 ,519 ,139 ,003
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL9
Pearson Correlation
,328 ,471 ,281 ,356 ,236 ,134 ,535 ,408 ,328 ,236 ,229 ,229 -,272 -,089 -,187 ,068 ,579 ,102 ,153 ,343 ,498
Sig. (2-tailed) ,158 ,036 ,230 ,123 ,317 ,574 ,015 ,074 ,158 ,317 ,332 ,332 ,246 ,709 ,429 ,776 ,007 ,669 ,519 ,139 ,025
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL10
Pearson Correlation
,201 ,419 -,115 ,218 ,289 ,218 ,327 ,250 ,201 ,000 ,490 ,490 -,167 -,055 -,115 -,167 ,764 ,062 ,250 ,210 ,574
Sig. (2-tailed) ,395 ,066 ,630 ,355 ,217 ,355 ,159 ,288 ,395 1,000 ,028 ,028 ,482 ,819 ,630 ,482 ,000 ,794 ,288 ,374 ,008
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL11
Pearson Correlation
,208 ,313 -,053 -,150 -,132 -,150 ,150 ,229 ,208 ,397 -,096 -,096 -,076 -,150 -,053 -,076 -,150 -,115 -,459 ,096 -,051
Sig. (2-tailed) ,380 ,180 ,826 ,527 ,578 ,527 ,527 ,331 ,380 ,083 ,686 ,686 ,749 ,527 ,826 ,749 ,527 ,630 ,042 ,686 ,831
199
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL12
Pearson Correlation
,208 ,313 -,053 -,150 -,132 ,350 ,150 ,229 -,254 -,132 ,546 -,096 -,076 -,150 -,053 -,076 ,350 -,115 ,115 ,096 ,221
Sig. (2-tailed) ,380 ,180 ,826 ,527 ,578 ,130 ,527 ,331 ,281 ,578 ,013 ,686 ,749 ,527 ,826 ,749 ,130 ,630 ,630 ,686 ,350
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL13
Pearson Correlation
,208 -,168 -,053 -,150 -,132 ,350 ,150 -,229 ,208 -,132 ,546 ,546 -,076 ,350 -,053 -,076 ,350 ,459 ,115 ,096 ,323
Sig. (2-tailed) ,380 ,478 ,826 ,527 ,578 ,130 ,527 ,331 ,380 ,578 ,013 ,013 ,749 ,130 ,826 ,749 ,130 ,042 ,630 ,686 ,165
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL14
Pearson Correlation
-,034 -,245 ,688 -,218 -,192 -,218 -,145 ,333 -,034 -,192 -,140 -,140 ,444 -,218 ,688 -,111 ,145 ,250 ,167 ,140 ,099
Sig. (2-tailed) ,888 ,299 ,001 ,355 ,416 ,355 ,541 ,151 ,888 ,416 ,556 ,556 ,050 ,355 ,001 ,641 ,541 ,288 ,482 ,556 ,679
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL15
Pearson Correlation
,208 -,168 -,053 -,150 -,132 ,350 ,150 -,229 ,208 -,132 ,546 ,546 -,076 ,350 -,053 -,076 ,350 ,459 ,115 ,096 ,323
Sig. (2-tailed) ,380 ,478 ,826 ,527 ,578 ,130 ,527 ,331 ,380 ,578 ,013 ,013 ,749 ,130 ,826 ,749 ,130 ,042 ,630 ,686 ,165
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
S0AL16
Pearson Correlation
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Sig. (2-tailed) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL17
Pearson Correlation
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Sig. (2-tailed) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL18
Pearson Correlation
-,082 ,257 -,187 ,356 ,000 ,356 ,089 ,000 -,082 ,000 ,229 ,229 -,272 ,356 -,187 -,272 ,134 ,102 ,408 ,057 ,302
Sig. (2-tailed) ,731 ,274 ,429 ,123 1,000 ,123 ,709 1,000 ,731 1,000 ,332 ,332 ,246 ,123 ,429 ,246 ,574 ,669 ,074 ,811 ,195
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL19
Pearson Correlation
-,174 -,182 ,397 -,378 -,333 -,126 -,126 ,115 -,406 -,333 ,081 -,243 ,577 -,378 ,397 -,192 ,126 ,000 ,000 -,081 -,043
Sig. (2-tailed) ,463 ,444 ,083 ,100 ,151 ,597 ,597 ,628 ,076 ,151 ,735 ,303 ,008 ,100 ,083 ,416 ,597 1,000 1,000 ,735 ,858
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
200
SOAL20
Pearson Correlation
,302 ,105 ,115 ,327 ,289 ,327 ,218 ,250 ,302 ,000 ,210 ,210 ,167 ,327 ,115 ,167 ,055 ,250 ,375 ,490 ,574
Sig. (2-tailed) ,196 ,660 ,630 ,159 ,217 ,159 ,355 ,288 ,196 1,000 ,374 ,374 ,482 ,159 ,630 ,482 ,819 ,288 ,103 ,028 ,008
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL21
Pearson Correlation
1 ,453 ,208 ,154 ,058 ,592 ,504 ,503 ,596 ,290 ,380 ,099 -,369 ,373 -,254 ,302 ,154 ,201 ,050 ,464 ,602
Sig. (2-tailed) ,045 ,380 ,518 ,808 ,006 ,023 ,024 ,006 ,215 ,098 ,679 ,110 ,105 ,281 ,196 ,518 ,395 ,833 ,039 ,005
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL22
Pearson Correlation
,453 1 -,168 ,663 ,303 ,435 ,480 ,734 ,242 ,545 ,279 ,279 -,245 ,206 -,168 ,105 ,206 -,105 ,105 ,308 ,597
Sig. (2-tailed) ,045 ,478 ,001 ,195 ,055 ,032 ,000 ,303 ,013 ,234 ,234 ,299 ,384 ,478 ,660 ,384 ,660 ,660 ,186 ,005
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL23
Pearson Correlation
,208 -,168 1 -,150 -,132 -,150 ,150 ,229 ,208 -,132 -,096 -,096 -,076 -,150 -,053 -,076 ,350 ,459 ,115 ,096 ,255
Sig. (2-tailed) ,380 ,478 ,527 ,578 ,527 ,527 ,331 ,380 ,578 ,686 ,686 ,749 ,527 ,826 ,749 ,130 ,042 ,630 ,686 ,279
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL24
Pearson Correlation
,154 ,663 -,150 1 ,630 ,286 ,429 ,436 ,373 ,378 ,031 ,336 -,218 ,524 -,150 ,145 ,048 ,218 ,327 ,275 ,581
Sig. (2-tailed) ,518 ,001 ,527 ,003 ,222 ,059 ,054 ,105 ,100 ,898 ,147 ,355 ,018 ,527 ,541 ,842 ,355 ,159 ,241 ,007
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL25
Pearson Correlation
,058 ,303 -,132 ,630 1 ,126 ,126 ,346 ,522 ,200 ,081 ,404 -,192 ,378 -,132 ,577 ,126 ,289 ,289 ,243 ,470
Sig. (2-tailed) ,808 ,195 ,578 ,003 ,597 ,597 ,135 ,018 ,398 ,735 ,077 ,416 ,100 ,578 ,008 ,597 ,217 ,217 ,303 ,037
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL26
Pearson Correlation
,592 ,435 -,150 ,286 ,126 1 ,190 ,436 ,154 ,126 ,642 ,336 -,218 ,762 -,150 ,509 ,048 ,218 ,327 ,275 ,565
Sig. (2-tailed) ,006 ,055 ,527 ,222 ,597 ,421 ,054 ,518 ,597 ,002 ,147 ,355 ,000 ,527 ,022 ,842 ,355 ,159 ,241 ,009
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL27
Pearson Correlation
,504 ,480 ,150 ,429 ,126 ,190 1 ,218 ,504 ,378 ,275 ,275 -,509 ,190 -,350 -,145 ,429 ,327 ,218 ,336 ,614
Sig. (2-tailed) ,023 ,032 ,527 ,059 ,597 ,421 ,355 ,023 ,100 ,241 ,241 ,022 ,421 ,130 ,541 ,059 ,159 ,355 ,147 ,004
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL28 Pearson Correlation
,503 ,734 ,229 ,436 ,346 ,436 ,218 1 ,302 ,346 ,140 ,140 ,000 ,218 ,229 ,333 ,218 ,000 ,250 ,420 ,636
201
Sig. (2-tailed) ,024 ,000 ,331 ,054 ,135 ,054 ,355 ,196 ,135 ,556 ,556 1,000 ,355 ,331 ,151 ,355 1,000 ,288 ,065 ,003
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL29
Pearson Correlation
,596 ,242 ,208 ,373 ,522 ,154 ,504 ,302 1 ,522 ,099 ,380 -,369 ,373 -,254 ,302 ,154 ,452 ,050 ,464 ,617
Sig. (2-tailed) ,006 ,303 ,380 ,105 ,018 ,518 ,023 ,196 ,018 ,679 ,098 ,110 ,105 ,281 ,196 ,518 ,045 ,833 ,039 ,004
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL30
Pearson Correlation
,290 ,545 -,132 ,378 ,200 ,126 ,378 ,346 ,522 1 ,081 ,404 -,192 ,126 -,132 ,192 -,126 ,000 ,000 ,243 ,333
Sig. (2-tailed) ,215 ,013 ,578 ,100 ,398 ,597 ,100 ,135 ,018 ,735 ,077 ,416 ,597 ,578 ,416 ,597 1,000 1,000 ,303 ,151
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL31
Pearson Correlation
,380 ,279 -,096 ,031 ,081 ,642 ,275 ,140 ,099 ,081 1 ,608 -,140 ,336 -,096 ,327 ,336 ,490 ,210 ,176 ,528
Sig. (2-tailed) ,098 ,234 ,686 ,898 ,735 ,002 ,241 ,556 ,679 ,735 ,004 ,556 ,147 ,686 ,160 ,147 ,028 ,374 ,457 ,017
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
S0AL32
Pearson Correlation
,099 ,279 -,096 ,336 ,404 ,336 ,275 ,140 ,380 ,404 ,608 1 -,140 ,336 -,096 ,327 ,336 ,490 ,210 ,176 ,549
Sig. (2-tailed) ,679 ,234 ,686 ,147 ,077 ,147 ,241 ,556 ,098 ,077 ,004 ,556 ,147 ,686 ,160 ,147 ,028 ,374 ,457 ,012
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL33
Pearson Correlation
-,369 -,245 -,076 -,218 -,192 -,218 -,509 ,000 -,369 -,192 -,140 -,140 1 -,218 ,688 -,111 -,218 -,167 -,250 ,140 -,271
Sig. (2-tailed) ,110 ,299 ,749 ,355 ,416 ,355 ,022 1,000 ,110 ,416 ,556 ,556 ,355 ,001 ,641 ,355 ,482 ,288 ,556 ,247
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL34
Pearson Correlation
,373 ,206 -,150 ,524 ,378 ,762 ,190 ,218 ,373 ,126 ,336 ,336 -,218 1 -,150 ,509 -,190 ,491 ,327 ,275 ,501
Sig. (2-tailed) ,105 ,384 ,527 ,018 ,100 ,000 ,421 ,355 ,105 ,597 ,147 ,147 ,355 ,527 ,022 ,421 ,028 ,159 ,241 ,025
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL35
Pearson Correlation
-,254 -,168 -,053 -,150 -,132 -,150 -,350 ,229 -,254 -,132 -,096 -,096 ,688 -,150 1 -,076 -,150 -,115 ,115 ,096 -,119
Sig. (2-tailed) ,281 ,478 ,826 ,527 ,578 ,527 ,130 ,331 ,281 ,578 ,686 ,686 ,001 ,527 ,749 ,527 ,630 ,630 ,686 ,618
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL36
Pearson Correlation
,302 ,105 -,076 ,145 ,577 ,509 -,145 ,333 ,302 ,192 ,327 ,327 -,111 ,509 -,076 1 -,218 ,250 ,167 ,140 ,247
Sig. (2-tailed) ,196 ,660 ,749 ,541 ,008 ,022 ,541 ,151 ,196 ,416 ,160 ,160 ,641 ,022 ,749 ,355 ,288 ,482 ,556 ,294
202
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL37
Pearson Correlation
,154 ,206 ,350 ,048 ,126 ,048 ,429 ,218 ,154 -,126 ,336 ,336 -,218 -,190 -,150 -,218 1 ,218 ,327 ,275 ,517
Sig. (2-tailed) ,518 ,384 ,130 ,842 ,597 ,842 ,059 ,355 ,518 ,597 ,147 ,147 ,355 ,421 ,527 ,355 ,355 ,159 ,241 ,020
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL38
Pearson Correlation
,201 -,105 ,459 ,218 ,289 ,218 ,327 ,000 ,452 ,000 ,490 ,490 -,167 ,491 -,115 ,250 ,218 1 ,250 ,210 ,537
Sig. (2-tailed) ,395 ,660 ,042 ,355 ,217 ,355 ,159 1,000 ,045 1,000 ,028 ,028 ,482 ,028 ,630 ,288 ,355 ,288 ,374 ,015
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL39
Pearson Correlation
,050 ,105 ,115 ,327 ,289 ,327 ,218 ,250 ,050 ,000 ,210 ,210 -,250 ,327 ,115 ,167 ,327 ,250 1 ,140 ,500
Sig. (2-tailed) ,833 ,660 ,630 ,159 ,217 ,159 ,355 ,288 ,833 1,000 ,374 ,374 ,288 ,159 ,630 ,482 ,159 ,288 ,556 ,025
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SOAL40
Pearson Correlation
,464 ,308 ,096 ,275 ,243 ,275 ,336 ,420 ,464 ,243 ,176 ,176 ,140 ,275 ,096 ,140 ,275 ,210 ,140 1 ,591
Sig. (2-tailed) ,039 ,186 ,686 ,241 ,303 ,241 ,147 ,065 ,039 ,303 ,457 ,457 ,556 ,241 ,686 ,556 ,241 ,374 ,556 ,006
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
SKORTOTAL
Pearson Correlation
,602 ,597 ,255 ,581 ,470 ,565 ,614 ,636 ,617 ,333 ,528 ,549 -,271 ,501 -,119 ,247 ,517 ,537 ,500 ,591 1
Sig. (2-tailed) ,005 ,005 ,279 ,007 ,037 ,009 ,004 ,003 ,004 ,151 ,017 ,012 ,247 ,025 ,618 ,294 ,020 ,015 ,025 ,006
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
199
Lampiran 18
HASIL PENGHITUNGAN UJI RELIABILITAS
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Soal1 13,70 39,905 ,410 . ,912
Soal2 13,30 40,011 ,440 . ,912
Soal4 13,30 39,168 ,596 . ,909
Soal5 13,75 38,513 ,676 . ,907
Soal6 13,45 39,313 ,494 . ,911
Soal7 13,70 39,274 ,517 . ,910
Soal8 13,45 38,682 ,599 . ,909
Soal9 13,45 39,418 ,477 . ,911
Soal10 13,25 39,776 ,529 . ,910
Soal20 13,85 39,924 ,499 . ,911
Soal21 13,60 38,779 ,573 . ,909
Soal22 13,40 38,989 ,565 . ,909
Soal24 13,35 38,976 ,594 . ,909
Soal25 13,30 39,800 ,479 . ,911
Soal26 13,35 39,503 ,500 . ,910
Soal27 13,75 38,829 ,620 . ,908
Soal28 13,55 38,892 ,551 . ,910
Soal29 13,60 38,568 ,608 . ,908
Soal31 13,20 40,484 ,443 . ,911
Soal32 13,20 40,274 ,489 . ,911
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.913 25
200
Lampiran 19
HASIL PENGHITUNGAN TARAF KESUKARAN
No Soal
Jumlah Siswa yang Menjawab Benar (B)
Jumlah Siswa (N)
Nilai Taraf Kesukaran
Taraf Kesukaran
1 7 20 0,35 sedang 2 15 20 0,75 mudah 3 19 20 0,95 mudah 4 15 20 0,75 mudah 5 6 20 0,30 sukar 6 12 20 0,60 sedang 7 12 20 0,60 sedang 8 16 20 0,80 mudah 9 19 20 0,95 mudah 10 19 20 0,95 mudah 11 19 20 0,95 mudah 12 18 20 0,90 mudah 13 19 20 0,95 mudah 14 18 20 0,90 mudah 15 19 20 0,95 mudah 16 20 20 1,00 mudah 17 20 20 1,00 mudah 18 12 20 0,60 sedang 19 15 20 0,75 mudah 20 4 20 0,20 sukar 21 9 20 0,45 sedang 22 13 20 0,65 sedang 23 19 20 0,95 mudah 24 14 20 0,70 sedang 25 15 20 0,75 mudah 26 14 20 0,70 sedang 27 6 20 0,30 sukar 28 10 20 0,50 sedang 29 9 20 0,45 sedang 30 15 20 0,75 mudah 31 17 20 0,85 mudah 32 17 20 0,85 mudah 33 18 20 0,90 mudah 34 14 20 0,70 sedang 35 19 20 0,95 mudah 36 18 20 0,90 mudah 37 14 20 0,70 sedang 38 16 20 0,80 mudah 39 4 20 0,20 sukar 40 3 20 0,15 sukar
201
Lampiran 20
HASIL PENGHITUNGAN DAYA PEMBEDA
Peserta Kelompok Atas (JA)
Peserta Kelompok Bawah (JB)
No Nama Skor No Nama Skor 15 Qoriatun 40 10 Adrikni 27 6 Ardi 38 8 Lisani 25 19 Aldi 35 11 Misbah 25 5 Fajar 33 4 Aris 21 14 Bila 33 9 Farkhan 21 20 Milenia 33 1 Mubarok 20 7 Andre 32 2 Rizki 20 3 Akim 31 18 Wahyu 20 12 Asiyah 30 17 Seni 19 16 Selly 28 13 Nurul 18
No Soal
Jumlah Siswa
Kelompok Atas yang Menjawab Benar (BA)
Jumlah Siswa
Kelompok Bawah yang
Menjawab Benar (BB)
Proporsi Siswa
Kelompok Atas yang Menjawab Benar (PA)
Proporsi Siswa
Kelompok Bawah yang
Menjawab Benar (PB)
Skor Daya beda Soal
Daya beda Soal
1 5 2 0,50 0,20 0,30 cukup 2 9 6 0,90 0,60 0,30 cukup 3 9 10 0,90 1,00 -0,10 negatif 4 10 5 1,00 0,50 0,50 baik 5 6 0 0,60 0 0,60 baik 6 9 3 0,90 0,30 0,60 baik 7 6 1 0,60 0,10 0,50 baik 8 9 3 0,90 0,30 0,60 baik 9 8 4 0,80 0,40 0,40 cukup 10 10 6 1,00 0,60 0,40 cukup 11 9 10 0,90 1,00 -0,10 negatif 12 10 9 1,00 0,90 0,10 jelek 13 10 9 1,00 0,90 0,10 jelek 14 9 9 0,90 0,90 0,00 jelek 15 10 9 1,00 0,90 0,10 jelek 16 10 10 1,00 1,00 0,00 jelek
202
No Soal
Jumlah Siswa
Kelompok Atas yang Menjawab Benar (BA)
Jumlah Siswa
Kelompok Bawah yang
Menjawab Benar (BB)
Proporsi Siswa
Kelompok Atas yang Menjawab Benar (PA)
Proporsi Siswa
Kelompok Bawah yang
Menjawab Benar (PB)
Skor Daya beda Soal
Daya beda Soal
17 10 10 1,00 1,00 0,00 Jelek 18 8 4 0,80 0,40 0,40 Cukup 19 7 8 0,70 0,80 -0,10 negatif 20 4 0 0,40 0 0,40 Cukup 21 7 2 0,70 0,20 0,50 Baik 22 9 4 0,90 0,40 0,50 Baik 23 9 10 0,90 1,00 -0,10 negatif 24 10 4 1,00 0,40 0,60 Baik 25 10 5 1,00 0,50 0,50 Baik 26 10 4 1,00 0,40 0,60 Baik 27 5 1 0,50 0,10 0,40 Cukup 28 8 2 0,80 0,20 0,60 Baik 29 7 2 0,70 0,20 0,50 Baik 30 8 7 0,80 0,70 0,10 Jelek 31 10 8 1,00 0,80 0,20 Jelek 32 10 7 1,00 0,70 0,30 Cukup 33 8 10 0,80 1,00 -0,20 negatif 34 10 4 1,00 0,40 0,60 Baik 35 9 10 0,90 1,00 -0,10 negatif 36 10 8 1,00 0,80 0,20 Jelek 37 9 5 0,90 0,50 0,40 Baik 38 10 6 1,00 0,60 0,40 Baik 39 4 0 0,40 0 0,40 Baik 40 3 0 0,30 0 0,30 Baik
203
Lampiran 21 SOAL HASIL BELAJAR SISWA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : V / 2
Waktu : 20 menit
PETUNJUK:
1. Kerjakan soal pilihan ganda di bawah ini secara individu dan dilarang bekerja
sama.
2. Cermati tiap soal, dan telitilah dalam menjawab.
3. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d untuk jawaban yang benar.
PILIHAN GANDA
1. Pernyataan yang benar tentang tema adalah ....
a. kalimat pokok yang menjiwai titik tolak pengarang dalam menulis sebuah
cerita
b. kata pokok yang menjiwai titik tolak pengarang dalam menulis sebuah
cerita
c. ide pokok yang menjiwai titik tolak pengarang dalam menulis sebuah cerita
d. paragraf pokok yang menjiwai titik tolak pengarang dalam menulis sebuah
cerita
2. Tokoh yang membawakan perwatakan positif disebut ....
a. pahlawan c. pangeran
b. protagonis d. antagonis
3. Rangkaian peristiwa yang susunan ceritanya tidak sesuai dengan urutan waktu
disebut alur ....
a. sembarang c. maju
b. mundur d. pendek
4. Cerita yang hidup di tengah-tengah masyarakat dan ada sejak dahulu disebut
....
a. prosa c. legenda
b. fabel d. cerita rakyat (dongeng)
204
5. Cerita rekaan yang dihubungkan dengan terjadinya suatu tempat disebut ....
a. fabel c. sage
b. legenda d. mite
6. Dongeng Si Kancil termasuk jenis dongeng ....
a. legenda c. sage
b. fabel d. mite
7. Perhatikan judul-judul cerita rakyat berikut ini!
1. Terjadinya Rawa Pening 3. Terjadinya Tangkuban Perahu
2. Si Kancil 4. Timun Mas
Dari daftar judul dongeng di atas, judul dongeng yang termasuk legenda yaitu
....
a. 2 dan 4 c. 1 dan 3
b. 2 dan 3 d. 3 dan 4
8. Latar yang mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam
sebuah cerita yaitu latar ....
a. waktu c. sosial
b. tempat d. suasana
9. Pernyataan yang benar tentang amanat adalah ....
a. Ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui
karyanya
b. Ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pembaca melalui
karyanya
c. Ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pendengar melalui
karyanya
d. Ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pembicara melalui
karyanya
10. Protagonis disebut tokoh yang ....
a. membawakan perwatakan negatif
b. membawakan perwatakan jahat
205
c. membawakan perwatakan jelek
d. membawakan perwatakan positif
11. Cerita rakyat yang berjudul batu menangis termasuk jenis ....
a. fabel c. dongeng biasa
b. legenda d. cerita jenaka
12. Cerita rakyat (dongeng) disebut cerita yang ....
a. ada di tengah-tengah masyarakat
b. ada di tengah-tengah masyarakat tradisional
c. ada di tengah-tengah masyarakat dan ada sejak dahulu
d. ada di tengah-tengah masyarakat dan tidak ada sejak dahulu
13. Legenda disebut Cerita rekaan yang dihubungkan dengan ....
a. terjadinya suatu peristiwa c. terjadinya suatu tempat
b. terjadinya suatu kejahatan d. terjadinya suatu musibah
14. Salah satu judul dongeng yang termasuk fabel yaitu ....
a. Timun Mas c. Batu Menangis
b. Sangkuriang d. Si Kancil
15. Perhatikan judul-judul cerita rakyat berikut ini!
1. Terjadinya Rawa Pening 3. Terjadinya Tangkuban Perahu
2. Si Kancil 4. Timun Mas
Dari daftar judul dongeng di atas, judul dongeng yang tidak termasuk dongeng
legenda yaitu ....
a. 3 dan 4 c. 2 dan 3
b. 1 dan 3 d. 2 dan 4
Perhatikan teks cerita rakyat berikut ini!
Raja Bijaksana
Kerajaan Sejahtera adalah kerajaan yang kaya raya. Tanahnya subur dan hasil
alamnya banyak. Hasil pertanian, hasil pertambangan, dan hasil lautnya sangat
berlimpah. Dari hasil alamnya, rakyat seharusnya bisa hidup makmur dan
mengalami kebahagiaan. Namun, yang terjadi tidaklah demikian. Rakyat hidup
sengsara karena hak-hak mereka dirampas oleh para pejabat kerajaan. Sang Raja
tidak mengetahui keadaan rakyatnya. Ia tidak tahu bahwa rakyatnya miskin dan
206
sengsara. Raja tidak tahu bahwa para pejabatnya begitu serakah. Selama ini Sang
Raja tidak pernah bercengkrama di luar istana. Ia begitu percaya kepada para
pejabatnya. Oleh karena itu, Sang Raja merasa cukup menerima laporan dari para
pejabat kerajaan. Tentu saja, para pejabat kerajaan hanya melaporkan yang baik-
baik saja kepada rajanya. Para pejabat tidak mau kebusukan mereka diketahui
rajanya.
Suatu saat Sang Raja menyadari bahwa selama ini ia kurang dekat dengan
rakyatnya. Sang Raja sadar bahwa ia tidak mengetahui keadaan rakyatnya. Karena
itu, Sang Raja berusaha menemukan cara untuk mengenal rakyatnya. Sang Raja
pagi-pagi buta telah meninggalkan istana seorang diri. Dengan kudanya, Sang Raja
mengelilingi kerajaan. Ia pergi dengan pakaian biasa supaya tidak dikenal oleh
rakyatnya. Sang Raja melihat dengan mata sendiri keadaan rakyatnya yang miskin.
Sang Raja juga mendengar tentang para pejabat kerajaan yang serakah dan
menindas. Sang Raja sangat sedih melihat keadaan seperti ini. Sang Raja sangat
menyesal bahwa selama ini ia kurang dekat dengan rakyatnya. Sang Raja juga
sangat kecewa karena para pejabat kepercayaannya justru tidak bisa dipercaya.
Mereka merampas hak-hak rakyat. Oleh karena itu, Sang Raja menjadi murka. Ia
menghukum para pejabat yang tidak baik. Sementara para pejabat yang baik tetap
dipertahankan. Sang Raja membuka kesempatan bagi rakyatnya untuk bertemu
langsung dengan rajanya. Kebijaksanaan Sang Raja mengubah situasi kerajaan.
Rakyat dan rajanya bersatu. Kemakmuran sekarang dapat dinikmati oleh semua
rakyat. Orang tidak berani lagi melakukan kejahatan. Hak-hak setiap orang merasa
dilindungi. Kebijaksanaan Sang Raja membuat Kerajaan Sejahtera sungguh
mengalami kebahagiaan.
16. Amanat yang terkandung dalam cerita rakyat di atas yaitu ....
a. seorang pemimpin harus memperhatikan keadaan rakyatnya agar tidak
sengsara
b. seorang pemimpin hendaknya diam saja melihat keadaan rakyatnya
c. seorang pemimpin tidak boleh jahat kepada rakyatnya
d. seorang pemimpin tidak boleh memperhatikan keadaan rakyatnya
207
17. Dalam cerita di atas Sang Raja dikatakan memiliki sifat yang bijakasan, hal itu
disebabkan oleh ....
a. Sang Raja tidak memperhatikan hak-hak rakyatnya
b. Sang Raja sangat memperhatikan hak-hak rakyatnya
c. Sang Raja tidak memperhatikan keadaan rakyatnya
d. Sang Raja sangat memperhatikan hak-hak para pejabat
18. Penulisan judul pada sebuah cerita yang tepat yaitu ....
a. Tangkuban perahu c. tangkuban perahu
b. tangkuban Perahu d. Tangkuban Perahu
19. Sang Raja mendengar tentang para pejabat kerajaan yang serakah dan suka
menindas. Sinonim serakah yaitu ....
a. jahat c. rakus
b. suka berbohong d. malas
20. Cerita rakyat yang berjudul raja bijaksana termasuk jenis ....
c. fabel c. dongeng biasa
b. legenda d. cerita jenaka
208
Lampiran 22
PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA
UNIT PENGELOLA PENDIDIKAN KEC. ADIWERNA SD NEGERI PESAREAN 01
Alamat : Jalan Amangkurat 1 no. 1, Adiwerna, Tegal 52194
Daftar Nilai Pretes Siswa Kelas V
SD Negeri Pesarean 01
No Sampel Kelas Eksperimen (VA)
Nilai No Sampel Kelas Kontrol (VB)
Nilai
1 A. Ulumudin 65 1 Rizky Maulana 45 2 Rizki Ramadhani 30 2 A. Ibnu Akil 50 3 Vita Aulinda 40 3 Rofa Al Huda 55 4 Meliza 45 4 M. Fadil Azam 60 5 Aliyatur Rutbah 70 5 M. Zidni Arrizqo 35 6 Khaerul Anam 65 6 Imam Bayhaqi 40 7 Fitriyatun Izzah 45 7 Ibnu Shina. A 70 8 A. Ulul Azmi 65 8 M. Nuril Farkhan 50 9 Afi Atul Khusna 65 9 M. Zaqi Mubarok 35 10 Nuranisyah Anggun 25 10 Bahrul Khayat 40 11 Torikul Aziz 60 11 M. Fadilatul Aqil 60 12 Maeziyatul Istianah 60 12 Sya'bani 65 13 M. Ryan Syafi'i 55 13 Fitri Kholifah 60 14 Arin Nihayyatuz. Z 65 14 M. Sabik 45 15 M. Muzadi. H 40 15 Endang Rismawati 75 16 Fitria Wahyu. A 65 16 Nisfi Aissyah 35 17 Alfian Faozi 30 17 Rizki Ramadhani 40 18 Abdul Muchit 60 18 Tasya Nur. M 65 19 Nur Syarifatun. N 40 19 A. Mubradil Asyrof 45 20 Ajeng Putri. Y 45 20 Ilmi Yatul. F 35 21 A. Multazam 90 21 Qurotul A'yun 60 22 Agus Salim 22 Reza Amalianah 50 23 Putri. R 23 Ika Khaereun. N 70 24 Tiara Fatih. H 24 Adiyati Kusuma. N 50 25 Tsania Aziziah. M 35 26 Nur Izzatul. M 75 27 Mutia Rahmi. T 80 28 A.Miftah 29 Aniyatul. H 30 Anti Wulandari
209
Lampiran 23
HASIL UJI NORMALITAS DATA PRETES
Case Processing Summary
VAR00001 Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
VAR00002 Eksperimen 21 100,0% 0 0,0% 21 100,0%
Kontrol 27 100,0% 0 0,0% 27 100,0%
Descriptives
VAR00001 Statistic Std. Error
VAR00002
Eksperimen
Mean 53,57 3,521
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 46,23
Upper Bound 60,92
5% Trimmed Mean 53,17
Median 60,00
Variance 260,357
Std. Deviation 16,136
Minimum 25
Maximum 90
Range 65
Interquartile Range 25
Skewness ,048 ,501
Kurtosis -,178 ,972
Kontrol
Mean 52,78 2,700
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 47,23
Upper Bound 58,33
5% Trimmed Mean 52,33
Median 50,00
Variance 196,795
Std. Deviation 14,028
Minimum 35
Maximum 80
210
Descriptives
VAR00001 Statistic Std. Error
VAR00002 Kontrol Range 45
Interquartile Range 25
Skewness ,326 ,448
Kurtosis -1,054 ,872
Tests of Normality
VAR00001 Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
VAR00002 Eksperimen ,179 21 ,079 ,935 21 ,175
Kontrol ,134 27 ,200* ,929 27 ,066
211
Lampiran 24
HASIL UJI HOMOGENITAS DAN UJI-t DATA PRETES
Group Statistics
VAR00001 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
VAR00002
Eksperimen 21 53,57 16,136 3,521
Kontrol 27 52,78 14,028 2,700
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
VAR00002
Equal variances
assumed ,509 ,479 ,182 46 ,856 ,794 4,359
Equal variances
not assumed
,179 39,837 ,859 ,794 4,437
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
VAR00002 Equal variances assumed -7,980 9,568
Equal variances not assumed -8,175 9,762
212
Lampiran 25
PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA
UNIT PENGELOLA PENDIDIKAN KEC. ADIWERNA SD NEGERI PESAREAN 01
Alamat : Jalan Amangkurat 1 no. 1, Adiwerna, Tegal 52194
Daftar Nilai Postes Siswa Kelas V
SD Negeri Pesarean 01
No Sampel Kelas
Eksperimen (VA)
Nilai No
Sampel Kelas Kontrol
(VB)
Nilai
1 A. Ulumudin 75 1 Rizky Maulana 80 2 Rizki Ramadhani 60 2 A. Ibnu Akil 75 3 Vita Aulinda 85 3 Rofa Al Huda 80 4 Meliza 65 4 M. Fadil Azam 75 5 Aliyatur Rutbah 100 5 M. Zidni Arrizqo 60 6 Khaerul Anam 95 6 Imam Bayhaqi 70 7 Fitriyatun Izzah 80 7 Ibnu Shina. A 85 8 A. Ulul Azmi 85 8 M. Nuril Farkhan 75 9 Afi Atul Khusna 95 9 M. Zaqi Mubarok 55 10 Nuranisyah Anggun 80 10 Bahrul Khayat 45 11 Torikul Aziz 90 11 M. Fadilatul Aqil 65 12 Maeziyatul Istianah 90 12 Sya'bani 75 13 M. Ryan Syafi'i 95 13 Fitri Kholifah 85 14 Arin Nihayyatuz. Z 100 14 M. Sabik 85 15 M. Muzadi. H 65 15 Endang Rismawati 90 16 Fitria Wahyu. A 95 16 Nisfi Aissyah 70 17 Alfian Faozi 60 17 Rizki Ramadhani 55 18 Abdul Muchit 75 18 Tasya Nur. M 65 19 Nur Syarifatun. N 50 19 A. Mubradil Asyrof 70 20 Ajeng Putri. Y 70 20 Ilmi Yatul. F 45
213
No Sampel Kelas
Eksperimen (VA)
Nilai No
Sampel Kelas Kontrol
(VB)
Nilai
21 A. Multazam 100 21 Qurotul A'yun 85 22 Agus Salim 22 Reza Amalianah 70 23 Putri. R 23 Ika Khaereun. N 90 24 Tiara Fatih. H 24 Adiyati Kusuma. N 70 25 Tsania Aziziah. M 75 26 Nur Izzatul. M 70 27 Mutia Rahmi. T 90 28 A.Miftah
29 Aniyatul. H
30 Anti Wulandari
214
Lampiran 26
HASIL UJI NORMALITAS DATA POSTES
Case Processing Summary
VAR00001 Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
VAR00002 Eksperimen 21 100,0% 0 0,0% 21 100,0%
Kontrol 27 100,0% 0 0,0% 27 100,0%
Descriptives
VAR00001 Statistic Std. Error
VAR00002
Eksperimen
Mean 81,43 3,312
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 74,52
Upper Bound 88,34
5% Trimmed Mean 82,12
Median 85,00
Variance 230,357
Std. Deviation 15,178
Minimum 50
Maximum 100
Range 50
Interquartile Range 28
Skewness -,491 ,501
Kurtosis -,877 ,972
Kontrol
Mean 72,41 2,422
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 67,43
Upper Bound 77,39
5% Trimmed Mean 72,95
Median 75,00
Variance 158,405
Std. Deviation 12,586
Minimum 45
Maximum 90
215
Descriptives
VAR00001 Statistic Std. Error
VAR00002 Kontrol Range 45
Interquartile Range 20
Skewness -,609 ,448
Kurtosis -,025 ,872
Tests of Normality
VAR00001 Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
VAR00002
Eksperimen ,148 21 ,200* ,926 21 ,115
Kontrol ,165 27 ,058 ,934 27 ,088
216
Lampiran 27
HASIL UJI HOMOGENITAS DAN UJI-t DATA POSTES
Group Statistics
VAR00001 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
VAR00002 Eksperimen 21 81,43 15,178 3,312
Kontrol 27 72,41 12,586 2,422
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
VAR00002
Equal variances
assumed 1,863 ,179 2,251 46 ,029 9,021 4,007
Equal variances
not assumed
2,199 38,617 ,034 9,021 4,103
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
VAR00002 Equal variances assumed ,955 17,087
Equal variances not assumed ,719 17,323
217
Lampiran 28
TABEL KRECJIE
PENENTUAN JUMLAH SAMPEL DARI POPULASI TERTENTU
DENGAN TARAF KESALAHAN 5%
N S N S N S 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210
10 14 19 24 28 32 36 40 44 48 52 56 59 63 66 70 73 76 80 86 92 97 103 108 113 118 123 127 132 136
220 230 240 250 260 270 280 290 300 320 340 360 380 400 420 440 460 480 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950
1.000 1.100
140 144 148 152 155 159 162 165 169 175 181 186 191 196 201 205 210 214 217 226 234 242 248 254 260 265 269 274 278 285
1.200 1.300 1.400 1.500 1.600 1.700 1.800 1.900 2.000 2.200 2.400 2.600 2.800 3.000 3.500 4.000 4.500 5.000 6.000 7.000 8.000 9.000
10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 75.000 100.000
291 297 302 306 310 313 317 320 322 327 331 335 338 341 346 351 354 357 361 364 367 368 370 375 377 379 380 381 382 384
Catatan: N = populasi S = sampel Tabel ini khusus untuk tingkat kesalahan 5%
218
Lampiran 29
TABEL NILAI-NILAI r PRODUCT MOMENT
N Taraf Signif
N Taraf Signif
N Taraf Signif
5% 1% 5% 1% 5% 1% 3 4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15
16 17 18 19 20
21 22 23 24 25
0,997 0,950 0,878
0,811 0,754 0,707 0,666 0,632
0,602 0,576 0,553 0,532 0,514
0,497 0,482 0,468 0,456 0,444
0,433 0,423 0,413 0,404 0,396
0,999 0,990 0,959
0,917 0,874 0,834 0,798 0,765
0,735 0,708 0,684 0,661 0,641
0,623 0,606 0,590 0,575 0,561
0,549 0,537 0,526 0,515 0,505
26 27 28 29 30
31 32 33 34 35
36 37 38 39 40
41 42 43 44 45
46 47 48 49 50
0,388 0,381 0,374 0,367 0,361
0,355 0,349 0,344 0,339 0,334
0,329 0,325 0,320 0,316 0,312
0,308 0,304 0,301 0,297 0,294
0,291 0,288 0,284 0,281 0,279
0,496 0,487 0,478 0,470 0,463
0,456 0,449 0,442 0,436 0,430
0,424 0,418 0,413 0,408 0,403
0,398 0,393 0,389 0,384 0,380
0,376 0,372 0,368 0,364 0,361
55 60 65 70 75
80 85 90 95 100
125 150 175 200 300
400 500
600 700
800 900
1.000
0,266 0,254 0,244 0,235 0,227
0,220 0,213 0,207 0,202 0,195
0,176 0,159 0,148 0,138 0,113
0,098 0,088
0,080 0,074
0,070 0,065
0,062
0,345 0,330 0,317 0,306 0,296
0,286 0,278 0,270 0,263 0,256
0,230 0,210 0,194 0,181 0,148
0,128 0,115
0,105 0,097
0,091 0,086
0,081
219
Lampiran 30
DOKUMENTASI PENELITIAN KELAS EKSPERIMEN
Peneliti membuka pembelajaran Peneliti membagikan handout catatan terbimbing
Kegiatan siswa saat mendengarkan penjelasan disertai mengisi handout
Siswa membacakan hasil handout di depan kelas
Kegiatan siswa saat mengerjakan LKS
Kegiatan siswa saat mengerjakan evaluasi
220
DOKUMENTASI PENELITIAN KELAS KONTROL
Peneliti membuka pembelajaran Kegiatan siswa saat mendengarkan ceramah dari guru
Siswa mencatat materi pelajaran Kegiatan siswa saat mengerjakan LKS
Kegiatan saat membahas LKS Kegiatan siswa saat mengerjakan evaluasi
224
Lampiran 33
PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA
UNIT PENGELOLA PENDIDIKAN KEC. ADIWERNA SD NEGERI PESAREAN 01
Alamat : Jalan Amangkurat 1 no. 1, Adiwerna, Tegal 52194
SURAT KETERANGAN
Nomor :
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ELLY INDRIYATI, S.Pd.,SD.
NIP : 19590704 197802 2 002
Jabatan : Kepala Sekolah
Satuan kerja : SD Negeri Pesarean 01
Dengan ini menerangkan bahwa:
Nama : AHMAD ZAKKI AMANI
NIM : 1401409400
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Fakultas : Ilmu Pendidikan UNNES Benar-benar telah melaksanakan penelitian sebagai bahan penyusunan skripsi pada
bulan April 2013 pada siswa kelas 5 semester 2 tahun pelajaran 2012/2013 di SD
Negeri Pesarean 01.
Demikian surat ini dibuat dengan sebenarnya agar dapat digunakan sebagaimana
mestinya.
Tegal, 26 Juni 2013
Kepala Sekolah,
Elly Indriyati, S.Pd.,SD. 19590704 197802 2 002
225
DAFTAR PUSTAKA Adejimola, Amuseghan Sunday. 2008. Language, communication and information
flow in entrepreneurship. African Journal of Business Management Vol.2 (x), pp. 201-208. Online. Available online at http://www.academicjournals.org/AJBM [accessed 01/02/2013].
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. ______ . 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. D’Silva, Ici. 2010. Active Learning. Journal of Education Administration and
Policy Studies Vol. 2(6), pp. 77-82. Online. Available at http://www.academicjournals.org/JEAPS [accessed 03/02/2013].
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia. Kurnia, Ingridwati. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional. Mikarsa, Hera Lestari, dkk. 2009. Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas
Terbuka Mucholifah, Binti. 2012. Peningkatan Hasil Belajar IPS melalui Pembelajaran
Aktif Guided Note Taking di Kelas V SDN Bawang 3 Kota Kediri. Available at http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/KSDP/article/view/19139 (diakses pada 25/01/2013).
Munib, Achmad. 2009. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UPT MKU
UNNES. Muslich, Masnur. 2010. Perencanaan Bahasa pada Era Globalisasi. Jakarta: Bumi
Aksara. Muthoharoh. 2009. Efektivitas Strategi Guided Note Taking dalam Meningkatkan
Kemampuan Kognitif Bidang Studi Fiqih Siswa Kelas VIII SMP YPM 5 Sumput Driyorejo Gresik. Available at http://digilib.sunan-ampel.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jiptiain--muthoharoh-8542 (diakses pada 26/02/2013).
Nasution, Noehi. 2008. Evaluasi Pengajaran. Jakarta: Universitas Terbuka. Nurhadi. 2011. Penggunaan Strategi “Guided Note-Taking” Dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas VIII SMP Muhammadiyah 2 Pontianak. Available at http://hadi1164.p.ht/2012 /11/abstrak/ diakses pada (26/02/2013).
226
Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisis Data Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta: Media Kom.
Rifa’i, Ahmad dan Catharina Tri Anni. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang:
UNNES Press. Rusman. 2012. Seri Manajemen Sekolah Bermutu Model-Model Pembelajaran
Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Santosa, Puji, dkk . 2010. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta:
Universitas Terbuka. Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Prenada Media. Silberman, Melvin. 1996. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif.
Translated by Komaruddin Hidayat. 2009. Yogyakarta : Insan Madani Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT Grasindo. Sudjana, N. 2009. Penilaian dan Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: C.V
Alfabeta. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAKEM.
Surabaya: Pustaka Pelajar. Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung : Angkasa. Tarigan, Djago. 2005. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah.
Jakarta: Universitas Terbuka. W, Solchan T, dkk. 2011. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta: Universitas
Terbuka. Yuda, Satri dkk. 2011. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe
Guided Note Taking Disertai Kuis Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Sijunjung. Available at http://www.google.com/url?sa= t&rct=j&q=skripsi+strategi+guided+note+ taking&source=web&cd=38&cad=rja&ved=0CGMQFjAHOB4&url=http%3A%2F%2Fjurnal.stkippgrisumbar.ac.id%2FMHSMAT%2Findex.php%2F