1 | P a g e
www.
Siemenpuu – Indonesian Patners Meeting
Building Common Platform in Advocating
People’s Rights over the Forest
report
November 2011 Yogyakarta, Indonesia
2 | S i e m e n p u u – I n d o n e s i a n P a t n e r s M e e t i n g , Y o g y a k a r t a 2 0 1 1
www.arupa.or.id
CONTENT
Executive Summary .................................................................................................... 3
1. Seminar………………….............................................................................................. 5
Introductions
Key Points
Suggestions for Follow-up
2. Patners Meeting …………………............................................................................... 7
Introductions
Key Points
Suggestions for Follow-up
3. Field Visit ………………….......................................................................................... 9
Introductions
Key Points
Lessons Learned
Appendix One : Laporan Kegiatan Seminar
Appendix Two : Laporan Siemenpuu-Indonesian Patner Meeting
Apendix Three : Laporan Field Visit Wonosobo
3 | S i e m e n p u u – I n d o n e s i a n P a t n e r s M e e t i n g , Y o g y a k a r t a 2 0 1 1
www.arupa.or.id
EXECUTIVE SUMMARY Pertemuan partner Siemenpuu merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan
untuk mempertemukan mitra-mitra Siemenpuu di Indonesia, Indonesian Working
Group dan perwakilan Siemenpuu Foundation. Pertemuan partner tahun ini
diselenggarakan di Jogjakarta pada tanggal 14 – 18 November 2011. Ada tiga
kegiatan utama dalam pertemuan partner tahun ini, yaitu seminar sehari, pertemuan
partner dan kunjungan lapangan.
Kegiatan seminar sehari diselenggarakan pada tanggal 15 November 2011
mengangkat tema “Pilihan dan Praktek Penyelesaian Konflik Kehutanan yang
Menjamin Perlindungan Hak Rakyat atas Hutan”. Kurang lebih 50 orang mengikuti
seminar ini yang terdiri dari unsur Pemerintah, Unsur LSM, masyarakat sekitar
hutan, Perusahaan Kehutanan (Perhutani), mahasiswa dan akademisi. Seminar
menghasilkan beberapa rumusan diantaranya adalah bahwa konflik pengelolaan
hutan bersumber dari kebijakan yang salah karena cenderung berorientasi pada
obyek sumber daya hutan dan menegasikan keberadaan masyarakat di dalam hutan
dan di sekitar hutan yang sesungguhnya telah berada sebelum lahirnya kebijakan-
kebijakan kehutanan tersebut. Seminar juga merekomendasikan perlunya satu
kelembagaan penyelesaian konflik kehutanan di level nasional yang kuat dan
diterbitkannya kebijakan kehutanan yang mengakui hak-hak masyarakat atas
sumber daya hutan menggantikan kebijakan kehutanan yang ada sekarang.
Pertemuan mitra-mitra Siemenpuu yang diselenggarakan pada tanggal 16
November 2011 diikuti oleh 25 orang yang meliputi 17 orang dari 14 lembaga
partner, 4 orang IWG, 2 dari Huma dan 2 orang dari Siemenpuu Foundation. Tema
pertemuan partner kali ini adalah “Membangun Strategi Bersama dalam Advokasi
Hak Rakyat dalam Pengelolaan Hutan di Indonesia”. Terdapat beberapa rumusan
penting dalam pertemuan mitra kali ini, diantaranya adalah pentingnya membangun
jaringan advokasi bersama antara Masyarakat Sipil Finland dan Indonesia,
membangun media komunikasi untuk menyampaikan perubahan yang terjadi di
tingkat pusat dan dinamika perubahan di tingkat akar rumput ke pihak lebih luas
untuk meraih dukungan publik lebih luas. Selain itu muncul kesepahaman
pentingnya untuk mendudukkan kegiatan-kegiatan program pada wilayah yang
lebih kuat misalnya desa atau kesatuan hidup terkecil di masyarakat.
Kegiatan terakhir pertemuan partner adalah kunjungan lapangan ke desa Bogoran,
Kabupaten Wonosobo. Desa ini merupakan desa wilayah kerja ARuPA Jogja dan
merupakan salah satu desa di Kabupaten Wonosobo pendukung pengelolaan hutan
berbasis masyarakat. Akan tetapi setelah pembatalan peraturan daerah tentang
pengelolaan hutan di Wonosobo pengelolaan hutan negara di Wonosobo masih
diliputi oleh konflik tenurial, keterbatasn akses masyarakat terhadap hutan dan
ketidakadilan dalam pelaksanaan bagi hasil kayu. Partisipasi masyarakat dalam
4 | S i e m e n p u u – I n d o n e s i a n P a t n e r s M e e t i n g , Y o g y a k a r t a 2 0 1 1
www.arupa.or.id
pengelolaan hutan juga masih terbatas. Di sisi lain hingga saat ini peran Forum
Hutan Wonosobo sebagai lembaga penyelesaian konflik juga belum bekerja optimal.
Ada beberapa rekomendasi yang perlu ditindaklanjuti untuk mengatasi persoalan-
persoalan tersebut antara lain penguatan organisasi tani hutan di Wonosobo untuk
meningkatkan posisi tawar petani atas akses hutan, membangun jaringan advokasi
dengan melibatkan lebih banyak pihak baik LSM dan organisasi tani di Jawa.
5 | S i e m e n p u u – I n d o n e s i a n P a t n e r s M e e t i n g , Y o g y a k a r t a 2 0 1 1
www.arupa.or.id
SEMINAR Introduction Konflik Kehutanan di Indonesia adalah sebuah keniscayaan dalam situasi ada 19.410 desa yang sebagian dan seluruhnya berada di kawasan hutan. Apakah penyelesaian konflik kehutanan selama ini telah menjamin perlindungan hak rakyat atas hutan? Oleh karena itu, seminar ini mengangkat tema “Pilihan dan Praktek Penyelesaian Konflik Kehutanan yang Menjamin Perlindungan Hak Rakyat atas Hutan”. Diselenggarakan selama sehari di Hotel Cakra Kusuma, Yogyakarta pada 15 November 2011 oleh ARuPA – HuMa, didukung Siemenpuu Foundation. Tujuan dari seminar ini adalah untuk; 1) Memberikan informasi mengenai inisiatif penyelesaian konflik kehutanan dalam berbagai pilihan dan prakteknya dari para pelaku dan pengamat; 2) Menggali input dari para peserta seminar mengenai pilihan-pilihan penyelesaian konflik kehutanan yang menjamin perlindungan hak rakyat atas hutan. Pagi hari, seminar dibuka oleh Kepala Dinas Kehutanan Provinsi DIY. Proses seminar di pandu atau difasilitasi oleh Ronald Muh Ferdaus. Kemudian pada sore seminar ditutup oleh Direktur Eksekutif ARuPA. Menghadirkan enam pembicara antara lain dari Kementrian Kehutanan, Dewan Kehutanan Nasional, Samdhana Institute, Forum Hutan Wonosobo, ARuPA, dan Siemenpuu Finland. Para peserta terdiri dari mitra-mitra Siemenpuu dari seluruh Indonesia, akademisi, mahasiswa, masyarakat, dan NGO. Seminar dihadiri oleh 51 peserta (diluar Narasumber dan Fasilitator); yang berasal dari Siemenpuu Finland (2 orang), Mitra Siemenpuu Indonesia (22 orang dari 14 Lembaga), Akademisi (2 orang dari UGM), NGO (15 orang dari 14 Lembaga), Perhutani (3 orang), Pemda (1 orang Pemda DIY dan 1 orang dari Pemda Wonosobo), Mahsiwa (5 orang Antropologi UGM). Key Points Beberapa poin penting yang terungkap dalam seminar ini baik dari pembicara maupun dari peserta adalah sebagai berikut: 1) Konflik kehutanan yang terjadi di Indonesia bersumber dari kebijakan yang
salah dari pemerintah pusat. Selama ini, kebijakan kehutanan cenderung masih berorientasi pada obyek sumberdaya hutan, bukan pada subyek sumberdaya hutan yaitu masyarakat dalam dan sekitar hutan. Selain itu, banyaknya kasus tumpang tindih kebijakan antar sektor semisal sektor kehutanan, pertambangan, perkebunan, dan transmigrasi.
2) Konflik kehutanan yang sering terjadi adalah antara Pemerintah dan atau pengusaha dengan warga desa di dalam dan sekitar hutan. Hampir di semua kawasan hutan di Indonesia di dalam atau disekitarnya terdapat desa/masyarakat adat/masyarakat lokal. Masyarakat desa/adat/lokal sering menjadi korban atas konflik tersebut karena kebijakan yang tidak berpihak pada mereka. Belum ada mekanisme yang menjamin bahwa desa-desa benar-benar keluar dari kawasan hutan dan berdiri otonom.
6 | S i e m e n p u u – I n d o n e s i a n P a t n e r s M e e t i n g , Y o g y a k a r t a 2 0 1 1
www.arupa.or.id
3) Taksforce Penyelesaian Konflik Kawasan Hutan Kementrian Kehutanan belum punya mekanisme penyelesaian konflik kehutanan. Taksforce dibentuk melalui Keputusan No.90/Menhut-II/2011. Sampai saat ini, Taskforce belum punya mekanisme penyelesaian konflik kehutanan hingga taraf implementasi di lapangan. Sementara untuk DKN sudah ada mekanisme penyelesaian konflik kehutanan, tapi sayangnya tidak memiliki kuasa atas penyelesaian sengketa, hanya sebatas memberikan rekomendasi penyelesain kepada pihak yang bersengketa saja.
4) Konflik kehutanan di Jawa terjadi terus menerus antara Perhutani dengan masyarakat desa hutan. Menurut kajian yang dilakukan oleh ARuPA, konflik yang terjadi adalah seputar akses masyarakat desa hutan atas tanah dan komoditas kayu di atasnya. Sementara itu, program pemberdayaan masyarakat melalui Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) tidak menyelesaikan konflik ataupun mensejahterakan masyarakat. Di sisi lain, menurut Perhutani PHBM merupakan program pemberdayaan masyarakat dan telah diklaim sebagai salah satu mekanisme resolusi konflik kehutanan yang terjadi di Jawa.
Rekomendasi 1) Perlu adanya perubahan kebijakan lintas sektoral terutama sektor kehutanan agar
dapat menjamin hak rakyat atas hutan. 2) Perlu adanya road map penyelesaian konflik kehutanan yang terjadi di seluruh
Indonesia. 3) Taskforce penyelesaian konflik kehutanan Kemenhut dan bagian mediasi konflik
DKN perlu menyelesaikan mekanisme penyelesaian konflik kehutanan serta bersinergi bekerjasama diantara keduanya.
4) Perhutani perlu direview ulang atas kemampuannya dalam mengelola hutan jawa.
7 | S i e m e n p u u – I n d o n e s i a n P a t n e r s M e e t i n g , Y o g y a k a r t a 2 0 1 1
www.arupa.or.id
SIEMENPUU – INDONESIAN PATNERS MEETING Introduction Pertemuan mitra-mitra siemenpuu tahun ini diselenggarakan di Hotel Cakra Kusuma Yogyakarta pada 16 November 2011 dengan mengambil tema “Membangun Strategi Bersama dalam Advokasi Hak Rakyat dalam Pengelolaan Hutan di Indonesia”. Diselenggarakan oleh ARuPA – HuMa didukung oleh Siemenpuu Foundation. Pertemuan mitra-mitra Siemenpuu adalah forum yang diikuti oleh wakil-wakil dari organisasi mitra yang mendapatkan dukungan pendanaan dari Siemenpuu. Dalam pertemuan ini masing-masing partner menyampaikan perkembangan program yang mereka jalankan dan juga hasil pembelajaran dari program tersebut. Hal lain yang dirumuskan dalam pertemuan mitra-mitra adalah kesepakatan bersama untuk membangun satu gerak advokasi yang lebih strategis. Tujuan dari pertemuan mitra-mitra ini adalah: 1) Menyediakan ruang bagi mitra-mitra untuk menyampaikan dan mendiskusikan kemajuan dan pembelajaran dari program yang telah dan sedang dijalankan; 2) Mendiskusikan berbagai isu strategis untuk mendorong strategi advokasi yang relevan dengan program yang dijalankan oleh mitra-mitra. Pertemuan dihadiri oleh 21 peserta; yang berasal dari Mitra-mitra Siemenpuu Indoensia, Indonesian Coordinator, Advisory Board, serta dari Siemenpuu Finland. Pertemuan di fasilitasi oleh Siemenpuu Finland dan Advisory Board Siemenpuu Indonesia antara lain: Anu Lounela, Don K Marut, dan Rivani Noor. Key Points Beberapa poin penting yang terungkap dalam pertemuan ini adalah sebagai berikut (disusun oleh Fasilitator pertemuan Rivani Noor – Advisory Board Siemenpuu Indonesia): Perspektif Finland
Issu Pulp, perusahaan APP dan APRIL. Pemakaian fibre di buku-buku anak di Finland. Kampanye market sulit untuk bisa membantu penyelesaian kasus tertentu di akar rumput.
Model Forest Ownership (FO) ingin didorong oleh Pemerintah Finland --- Hutan Desa (HD)di Indonesia. Ada perbedaan antara FO – basisnya keluarga ---dan HD.
Isu Kelapa Sawit bisa menjadi pilihan. Ada informasi berjudul EEP. Fokus wilayah di Kalteng dan Riau, 4 juta EURO. EEP baru dimulai, fokusnya adalah Biomas, kemungkinan terkait dengan Industri Hijau.
Informasi dan Pemahaman. Advokasi kesulitan adu argumentasi dengan “pihak lawan”. Studi atau laporan yang lengkap akan sangat membantu.
Climate Change (REDD+ dan Clean Development Mechanism).
8 | S i e m e n p u u – I n d o n e s i a n P a t n e r s M e e t i n g , Y o g y a k a r t a 2 0 1 1
www.arupa.or.id
Perspektif Bersama
Makna kemitraan Siemenpuu Indonesia Program lebih dari kemitraan proyek, tetapi menjadi terowongan informasi dan pengetahuan antara masyarakat sipil Finland dan Indonesia.
Siapa yang menjadi aktor utama perubahan di Indonesia? Dan dengan cara bagaimana melakukan perubahan? Apa yang ingin diubah?; Alternatif Tema.
Pendekatan politik penting untuk diperhatikan. Resolusi Konflik dan Rekonstruksi Hutan Berbasis Desa atau Kawasan :
Tema. Komunikasi melalui milis. Lokasi Partner Meeting : Palu, Sulawesi Tengah (host bantaya). Alternatif :
Kapuas, Kalimantan Tengah. Advisory Group : mengikuti pertemuan mitra, fasilitasi, memberikan
masukan pada proposal, melakukan studi untuk penguatan kemitraan, membangun policy paper
Suggestions for Follow-up
Membangun Jaringan Advokasi Bersama antara Masyarakat Sipil Finland dan Indonesia; Siemenpuu menjadi terowongan advokasi (komunikasi, kapasitas pengetahuan)
Koordinator Indonesia memainkan peran untuk membangun komunikasi dan pembelajaran (Indonesia-Finland)
Advisory Group membangun kerangka penilaian atas proposal yang mendorong konstruksi analisis mitra
Fokus Advokasi pada keputusan Riau (cluster) dengan kasusnya berbasis pada fakta lapangan di tingkat akar rumput (desa)
Bagaimana memberitahukan perubahan yang terjadi di tingkat pusat dan dinamika perubahan di tingkat akar rumput ke publik/pihak lebih luas? Kemudian meraih dukungan publik lebih luas.
9 | S i e m e n p u u – I n d o n e s i a n P a t n e r s M e e t i n g , Y o g y a k a r t a 2 0 1 1
www.arupa.or.id
FIELD VISIT WONOSOBO Introductions Salah satu kegiatan dalam pertemuan mitra-mitra Siemenpuu tahun ini adalah kunjungan lapangan di masyarakat desa hutan. Lokasi yang dipilih oleh ARuPA selaku host dalam pertemuan mitra-mitra Siemenpuu kali ini adalah desa Bogoran, kec. Sapuran, kab. Wonosobo, Jawa Tengah. Desa ini pada tahun 2000 – 2006 menjadi salah satu aktor utama dalam mendorong terbit dan berjalannya Perda 22 tahun 2001 tentang Pengelolaan Sumber Daya Hutan Berbasis Masyarakat Lestari (PHBML) di Kabupaten Wonosobo. Kegiatan kunjungan lapangan ini diselenggarakan dengan tujuan untuk mendapatkan pembelajaran seputar pilihan dan praktek penyelesaian konflik kehutanan yang ada di lokasi kunjungan. Sehingga mitra-mitra siemenpuu Indonesia dapat dapat memetik pembelajaran atas pilihan dan praktek penyelesaian konflik kehutanan yang ada Wonosobo. Kunjungan ini dilaksanakan selama sehari pada tanggal 17 November 2011, menggunakan metode diskusi dengan masyarakat Bogoran serta melakukan kunjungan ke hutan negara dan hutan hak di desa Bogoran. Peserta kegiatan kunjungan lapangan ini sebanyak 35 orang terdiri dari unsur Siemenpuu Finland, Advisory Group, Indonesia Coordinator, dan mitra-mitra Siemenpuu Indonesia, serta Pemerintah Desa Bogoran dan warga Desa Bogoran. Key Points Fakta Lapangan
Masyarakat desa Bogoran kabupaten Wonosobo di dalam wilayah desanya memiliki pangkuan hutan negara yang dikelola Perhutani dan hutan hak (tanam milik yang ditanami tanaman kayu) yang dikelola oleh pemilik lahan/warga desa Bogoran. Separoh penduduk Bogoran adalah petani.
Sejak tahun 2000 – 2006, masyarakat desa Bogoran merupakan salah satu aktor utama dalam mendorong muncul dan berjalannya Perda 22 tahun 2001 tentang Pengelolaan Sumber Daya Hutan Berbasis Masyarakat (PSDHBM) di Wonosobo.
Setelelah Perda tersebut dibatalkan oleh pemerintah pusat, maka Pemda Wonosobo, Perhutani Unit 1 Jawa Tengah, Masyarakat Wonosobo, dan NGO bersama-sama membangun konsep Pengelolaan Sumber Daya Hutan Terintegratif Lestari (PSDHTL). Di sisi lain, skema Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat milik Perhutani juga berjalan di Wonosobo.
Saat ini, proses pengelolaan hutan negara di Wonosobo masih diliputi oleh konflik tenurial tanah hutan, akses masyarakat terhadap komonitas di atas hutan (kayu dll), bagi hasil kayu sengon, dan lain-lain.
10 | S i e m e n p u u – I n d o n e s i a n P a t n e r s M e e t i n g , Y o g y a k a r t a 2 0 1 1
www.arupa.or.id
Lessons Learned
Penguatan organisasi tani hutan di Wonosobo dan di daerah lain sangat penting untuk meningkatkan posisi tawar petani atas akses hutan.
Pemerintah pusat perlu untuk mempertimbangkan dengan baik inisiatif pemerintah daerah Wonosobo dan DPRD Wonosobo dalam pengelolaan hutan yang lebih mengutamakan akses masyarakat desa atas hutan.
Persoalan di Wonosobo atau di Jawa sebenarnya tidak lebih kompleks dibandingkan dengan persoalan di luar Jawa. Hanya saja mengapa skema pemberdayaan masyarakat seperti HKM, HTR dan Hutan Desa tidak bisa diimplementasikan di Jawa. Perlu memikirikan ulang stategi advokasi kebijakan atas eksistensi Perhutani atas penguasaan hutan di Jawa.
11 | S i e m e n p u u – I n d o n e s i a n P a t n e r s M e e t i n g , Y o g y a k a r t a 2 0 1 1
www.arupa.or.id
Appendix One
SEMINAR Laporan Kegiatan Nama kegiatan Seminar “Pilihan dan Praktek Penyelesaian Konflik Kehutanan yang Menjamin Perlindungan Hak Rakyat atas Hutan” Latar Belakang Pelaksanaan rangkaian kegiatan Siemenpuu–Indoensian Patners yang
diselenggarakan di Yogyakarta tanggal 14 – 18 November 2011. Mengiringi Siemenpuu–Indonesian Patners Meeting, diadakan Seminar yang
mengangkat tema “Pilihan dan Praktek Penyelesaian Konflik Kehutanan yang Menjamin Perlindungan Akses Rakyat Atas Hutan”.
Pendahuluan Konflik Kehutanan di Indonesia adalah sebuah keniscayaan dalam situasi ada
19.410 desa yang sebagian dan seluruhnya berada di kawasan hutan karena masih banyaknya jumlah luasan kawasan hutan yang tidak memiliki kepastian hukum yang jelas. Sampai sekarang, konflik kehutanan terus berlangsung karena minimnya mekanisme penyelesaian konflik kehutanan dan rendahnya sensitifitas/respon aparat Pemerintah dalam menangani konflik.
Ditengah konflik kehutanan yang terjadi, masyarakat adat/lokal yang berada di dalam dan sekitar hutan menjadi pihak yang tidak berdaya karena berhadapan dengan negara sebagai penentu kebijakan penguasaan hutan serta BUMN maupun perusahaan swasta yang menguasai dan mengelola hutan.
Inisiatif untuk merancang mekanisme, model dan proses penyelesaian konflik kehutanan sebenarnya sudah dimulai pada skala daerah maupun nasional, baik dari pemerintah maupun inisiatif-inisiatif dari elemen non Negara. Berbagai initiatif tersebut layak untuk diketahui publik untuk mengambil pembelajaran positif dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada. Namun pertanyaannya, dapatkah kita mendorong sebuah mekanisme penyelesaian konflik yang menjamin perlindungan hak rakyat atas hutan?
Tujuan Seminar dilaksanakan dengan tujuan: Memberikan informasi mengenai inisiatif penyelesaian konflik kehutanan dalam
berbagai pilihan dan prakteknya dari para pelaku dan pengamat. Menggali input dari para peserta seminar mengenai pilihan-pilihan penyelesaian
konflik kehutanan yang menjamin perlindungan hak rakyat atas hutan. Metode Pelaksanaan Seminar dilaksanakan dengan metode presentasi dan diskusi interaktif; dengan menghadirkan beberapa narasumber, dan dipandu oleh seorang fasilitator.
12 | S i e m e n p u u – I n d o n e s i a n P a t n e r s M e e t i n g , Y o g y a k a r t a 2 0 1 1
www.arupa.or.id
Waktu dan Tempat Hari : Selasa Tanggal : 15 November 2011 Waktu : 09.00 – 16.00 WIB Tempat : Hotel Cakrakesuma, Jl. Kaliurang km 5.2 No.25
Telp. 0274588066 Yogyakarta Susunan Acara Seminar diselenggarakan selama sehari, dengan susunan acara sebagai berikut: Jam Acara 09.00 – 09.30 Registrasi 09.30 – 10.00 Pembukaan oleh Kepala Dinas Kehutanan DIY 10.00 – 13.00 Presentasi dan diskusi interaktif
Fasilitator (Ronald Muh Ferdaus) Tipologi Permasalahan Penggunaan Kawasan Hutan
(Gunardo Agung) Analisis Gaya Bersengketa – AGATA (Gamal Pasya)
13.00 – 14.00 Coffee Break, Istirahat, Sholat, Makan
14.00 – 17.00 Presentasi dan diskusi interaktif Fasilitator (Ronald Muh Ferdaus) Konflik Kehutanan di Wonosobo (Anu Lounela) Forum Hutan Wonosobo (FHW) sebagai alternatif
penyelesaian konflik kehutanan di Wonosobo (Abdul Munir) Coffee Break PHBM dalam Pusaran Konflik Abadi Kehutanan Jawa (Totok
Dwi Diantoro) Penanganan Konflik Kehutanan: Peran dan Pengalaman
DKN (Hariadi Kartodihardjo) 17.00 – 17.15 Penutupan oleh Direktur Eksekutif ARuPA Peserta Seminar dihadiri oleh 51 peserta (diluar Narasumber dan Fasilitator); yang berasal dari Siemenpuu Finland (2 orang), Mitra Siemenpuu Indonesia (22 orang dari 14 Lembaga), Akademisi (2 orang dari UGM), NGO (15 orang dari 14 Lembaga), Perhutani (3 orang), Pemda (1 orang Pemda DIY dan 1 orang dari Pemda Wonosobo), Mahsiwa (5 orang Antropologi UGM). Narasumber dan Fasilitator Gunardo Agung Prasetyo
(Ditjen Planologi Kehutanan, Kemenhut) Tipologi Permasalahan Penggunaan Kawasan Hutan
Gamal Pasya (Samdhana Institute) Analisis Gaya Bersengketa – AGATA
Anu Lounela (Siemenpuu Finland) Konflik Kehutanan di Wonosobo
13 | S i e m e n p u u – I n d o n e s i a n P a t n e r s M e e t i n g , Y o g y a k a r t a 2 0 1 1
www.arupa.or.id
Abdul Munir (Ketua Forum Hutan Wonosobo): Forum Hutan Wonosobo (FHW) sebagai alternatif penyelesaian konflik kehutanan di Wonosobo.
Totok Dwi Diantoro (Relawan Lembaga ARuPA) PHBM dalam Pusaran Konflik Abadi Kehutanan Jawa
Hariadi Kartodihardjo (Ketua SC Mediasi Konflik Dewan Kehutanan Nasional) Penanganan Konflik Kehutanan: Peran dan Pengalaman DKN
Ronald Muh Ferdaus (Fasilitator)
Penyelenggara Seminar ini diselenggarakan oleh ARUPA dan HuMa atas dukungan dari
Siemenpuu Foundation – Finlandia. Sekretariat Panitia yaitu ARuPA: Dsn. Karanganyar no. 200A, RT 10/RW 29,
Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta 55284 Telp/fax: 0274551571 Contact Person panitia Edi Suprapto ([email protected] / 081328461900),
Ronald M Firdaus (0816676870), Agus B Purwanto (085296630671). Fasilitas Peserta Setiap peserta mendapatkan seminar kit (makalah & alat tulis), dan konsumsi
selama acara berlangsung (makan, minum, dan snack). Setiap peserta yang masuk dalam daftar undangan berhak mendapatkan subsidi
uang transportasi. Hasil Pertemuan Beberapa poin penting yang terungkap dalam seminar ini baik dari pembicara maupun dari peserta adalah sebagai berikut: 1) Konflik kehutanan yang terjadi di Indonesia bersumber dari kebijakan yang
salah dari pemerintah pusat. Selama ini, kebijakan kehutanan cenderung masih berorientasi pada obyek sumberdaya hutan, bukan pada subyek sumberdaya hutan yaitu masyarakat dalam dan sekitar hutan. Selain itu, banyaknya kasus tumpang tindih kebijakan antar sektor semisal sektor kehutanan, pertambangan, perkebunan, dan transmigrasi.
2) Konflik kehutanan yang sering terjadi adalah antara Pemerintah dan atau pengusaha dengan warga desa di dalam dan sekitar hutan. Hampir di semua kawasan hutan di Indonesia di dalam atau disekitarnya terdapat desa/masyarakat adat/masyarakat lokal. Masyarakat desa/adat/lokal sering menjadi korban atas konflik tersebut karena kebijakan yang tidak berpihak pada mereka. Belum ada mekanisme yang menjamin bahwa desa-desa benar-benar keluar dari kawasan hutan dan berdiri otonom.
3) Taksforce Penyelesaian Konflik Kawasan Hutan Kementrian Kehutanan belum punya mekanisme penyelesaian konflik kehutanan. Taksforce dibentuk melalui Keputusan No.90/Menhut-II/2011. Sampai saat ini, Taskforce belum punya mekanisme penyelesaian konflik kehutanan hingga taraf implementasi di lapangan. Sementara untuk DKN sudah ada mekanisme penyelesaian konflik kehutanan, tapi sayangnya tidak memiliki kuasa atas penyelesaian sengketa, hanya sebatas memberikan rekomendasi penyelesain kepada pihak yang bersengketa saja.
14 | S i e m e n p u u – I n d o n e s i a n P a t n e r s M e e t i n g , Y o g y a k a r t a 2 0 1 1
www.arupa.or.id
4) Konflik kehutanan di Jawa terjadi terus menerus antara Perhutani dengan masyarakat desa hutan. Menurut kajian yang dilakukan oleh ARuPA, konflik yang terjadi adalah seputar akses masyarakat desa hutan atas tanah dan komoditas kayu di atasnya. Sementara itu, program pemberdayaan masyarakat melalui Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) tidak menyelesaikan konflik ataupun mensejahterakan masyarakat. Di sisi lain, menurut Perhutani PHBM merupakan program pemberdayaan masyarakat dan telah diklaim sebagai salah satu mekanisme resolusi konflik kehutanan yang terjadi di Jawa.
Dari point-point persoalan tersebut, maka peserta seminar merekomendasikan hal-hal sebagai berikut: Perlu adanya perubahan kebijakan lintas sektoral terutama sektor kehutanan
agar dapat menjamin hak rakyat atas hutan. Perlu adanya road map penyelesaian konflik kehutanan yang terjadi di seluruh
Indonesia. Taskforce penyelesaian konflik kehutanan Kemenhut dan bagian mediasi konflik
DKN perlu menyelesaikan mekanisme penyelesaian konflik kehutanan serta bersinergi bekerjasama diantara keduanya.
Perhutani perlu direview ulang atas kemampuannya dalam mengelola hutan jawa.
Penutup Laporan kegiatan ini disusun sebagai salah satu bentuk akuntabilitas pelaksanaan rangkaian kegiatan Siemenpuu Indonesian Patners Meeting “Membangun Strategi Bersama dalam Advokasi Hak Rakyat dalam Pengelolaan Hutan di Indonesia”.
15 | S i e m e n p u u – I n d o n e s i a n P a t n e r s M e e t i n g , Y o g y a k a r t a 2 0 1 1
www.arupa.or.id
Daftar Peserta Seminar
No Nama Lembaga
1 Gaffari R UGM
2 Pujo Semedi UGM
3 Ronald Ferdaus ARuPA - Mitra Siemenpuu / Fasilitator
4 Runavia M Antropologi UGM
5 Patriana Melodia Vanga Antropologi UGM
6 Des Christy Antropologi UGM
7 Aji Prasetya W.U Antropologi UGM
8 Manggala Ismania Antropologi UGM
9 Zainuri Hasyim YMI Riau - Mitra Siemenpuu
10 Muliadi Yayasan Petak Danu - Mitra Siemenpuu
11 Teddy Hardiyansyah Kabut Riau - Mitra Siemenpuu
12 Nanang Sujana Telapak - Mitra Siemenpuu
13 Roem Topatimasang Insist - Mitra Siemenpuu
14 Asep Yunan Firdaus HuMA - Mitra Siemenpuu
15 Erwin Basrin Akar Bengkulu - Mitra Siemenpuu
16 Hegar Walhi Kalsel - Mitra Siemenpuu
17 Rico Kurniawan Elang Riau - Mitra Siemenpuu
18 Masrun Zawawi YWRai Sumsel - Mitra Siemenpuu
19 Affan F Bima - Mitra Siemenpuu
20 Muslim Jikalahari - Mitra Siemenpuu
21 Moh. Zain Sutrisno Bantaya Palu - Mitra Siemenpuu
22 Edi Suprapto ARuPA - Mitra Siemenpuu
23 Abdul Munir Pemda Wonosobo / Narasumber
24 Gamal Pasya Samdhana Institute / Narasumber
25 Hariadi Kartodihardjo IPB / Narasumber
26 Totok Dwi Diantoro ARuPA - Mitra Siemenpuu / Narasumber
27 Gunardo Agung Kemenhut / Narasumber
28 Anu Lounela Siemenpuu Finland / Narasumber
29 Hedar Laudjeng DKN
30 Gomen Alas Tani
31 Felly Koling
32 Rahmanta S Javlec
33 Heri Cahyono Paramitra
34 Martua T. Sirait WG-Tenure
35 Paramitra Iswari Karsa Jogja
36 Andiyono LBH Semarang
37 Exwan Novianto Shorea
38 Fachrudin R Javlec
39 Andri Santosa FKKM
40 Barid Hardiyanto Inspira / SB
16 | S i e m e n p u u – I n d o n e s i a n P a t n e r s M e e t i n g , Y o g y a k a r t a 2 0 1 1
www.arupa.or.id
No Nama Lembaga
41 Wasisto Suphel
42 Sungging S Kompleet
43 Somari Sepkuba
44 A Dawam Pemda DIY Dishutbun
45 Ary Zulianto Perhutani
46 Kuncoro Prihono Perhutani Kedu Utara
47 Bambang Wahono Perhutani Wonosobo
48 Dodi Faudilah YMI Riau - Mitra Siemenpuu
49 M. Anwar Insist - Mitra Siemenpuu
50 Meti Insist - Mitra Siemenpuu
51 Agus Budi Purwanto ARuPA - Mitra Siemenpuu
52 Dwi Nugroho ARuPA - Mitra Siemenpuu
53 Bob Purba Telapak - Mitra Siemenpuu
54 Ni'am Insist - Mitra Siemenpuu
55 Danu Wijoyo ARuPA - Mitra Siemenpuu
56 Hannu Klemela Siemenpuu Finland
57 Otto Miettinen Siemenpuu Finland
17 | S i e m e n p u u – I n d o n e s i a n P a t n e r s M e e t i n g , Y o g y a k a r t a 2 0 1 1
www.arupa.or.id
Daftar Narasumber
Nama : Gunardo Agung Prasetyo, SH, MHum, CN. Alamat : Bintaro Jaya, Tangerang Tempat,tgl lhir : Magelang Pendidikan : S2 dan Notariat UI Instansi : Ditjen Planologi Kehutanan Jabatan : Kabag Hukum dan Kerjasama Teknik Nama : Gamal Pasya Alamat : Bogor Tempat,tgl lhir : Yogyakarta, 4 Juni 1965 Instansi : Samdhana Institute Jabatan : Fellow / Sejawat Nama : Abdul Munir Alamat : RT/RW 03/04 Jlamprang Wonosobo Tempat,tgl lhir : Brebes, 24 Desember 1959 Pendidikan : S2 Lingkungan Unsoed Instansi : Pemda Kab. Wonosobo Jabatan : Assisten 2 Sekda Wonosobo / Ketua FHW Nama : Totok Dwi Diantoro Alamat : Citra Rejodani, Sleman Tempat,tgl lhir : Yogyakarta, 24 Mei 1975 Pendidikan : Pasca Sarjana Ilmu Politik UGM Instansi : ARuPA Jabatan : Relawan Nama : Hariadi Kartodihardjo Alamat : Bogor Tempat,tgl lhir : Jombang, 24 April 1958 Pendidikan : S3 Instansi : Institute Pertanian Bogor / DKN Jabatan : - Nama : Ir. Akhmad Dawam Alamat : Dadapan X RT/RW 04/24 Sidoluhur, Godean, Sleman Tempat,tgl lhir : Sleman, 14 Januari 1957 Pendidikan : S1 Kehutanan UGM Instansi : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi DIY Jabatan : Kepala Dinas
18 | S i e m e n p u u – I n d o n e s i a n P a t n e r s M e e t i n g , Y o g y a k a r t a 2 0 1 1
www.arupa.or.id
Foto Kegiatan
19 | S i e m e n p u u – I n d o n e s i a n P a t n e r s M e e t i n g , Y o g y a k a r t a 2 0 1 1
www.arupa.or.id
Appendix TWO
SIEMENPUU – INDONESIAN PATNERS MEETING Laporan Kegiatan Nama kegiatan Siemenpuu-Indonesian Patners Meeting “Membangun Strategi Bersama dalam Advokasi Hak Rakyat dalam Pengelolaan Hutan di Indonesia” Latar Belakang Pelaksanaan rangkaian kegiatan Siemenpuu–Indoensian Patners yang
diselenggarakan di Yogyakarta tanggal 14 – 18 November 2011. Salah satu kegiatan dalam Siemenpuu-Indoensian Patners Meeting adalah
pertemuan mitra-mitra Siemenpuu Indonesia di Yogyakarta. Pendahuluan The Siemenpuu Foundation (selanjutnya disebut Siemenpuu) didirikan oleh 15
organisasi non pemerintah di Finlandia yang bekerja dengan isu lingkungan dan pembangunan. Siemenpuu Foundation didirikan untuk memberikan dukungan kepada organisasi masyarakat sipil (CSO) di negara berkembang yang bekerja untuk demokrasi dan pelestarian lingkungan.
Di Indonesia, sampai pada tahun 2011 Siemenpuu telah mendukung 31 program. Dalam rangka menentukan program yang akan didanai, di Indonesia Siemenpuu dibantu oleh sebuah working group (saat ini disebut Advisory Board) dan Indonesian Coordinator. Sedangkan untuk memantau perjalanan dan kemajuan program-program yang didanai, sekali dalam satu tahun diselenggarakan pertemuan mitra-mitra Siemenpuu. Pada tahun ini, pertemuan mitra-mitra Siemenpuu dilaksanakan di Yogyakarta.
Dalam pertemuan ini masing-masing partner menyampaikan perkembangan program yang mereka jalankan dan juga hasil pembelajaran dari program tersebut. Hal lain yang dirumuskan dalam pertemuan mitra-mitra adalah kesepakatan bersama untuk membangun satu gerak advokasi yang lebih strategis.
Tujuan Pertemuan ini dilaksanakan dengan tujuan: Menyediakan ruang bagi mitra-mitra untuk menyampaikan dan mendiskusikan
kemajuan dan pembelajaran dari program yang telah dan sedang dijalankan. Mendiskusikan berbagai isu strategis untuk mendorong strategi advokasi yang
relevan dengan program yang dijalankan oleh mitra-mitra. Metode Pelaksanaan Pertemuan ini dilaksanakan dengan metode diskusi interaktif dengan dipandu oleh beberapa fasilitator pertemuan secara berkala.
20 | S i e m e n p u u – I n d o n e s i a n P a t n e r s M e e t i n g , Y o g y a k a r t a 2 0 1 1
www.arupa.or.id
Waktu dan Tempat Hari : Rabu Tanggal : 16 November 2011 Waktu : 10.00 – 18.30 WIB Tempat : Hotel Cakrakesuma, Jl. Kaliurang km 5.2 No.25
Telp. 0274588066 Yogyakarta Susunan Acara Pertemuan ini diselenggarakan selama sehari, dengan susunan acara sebagai berikut: Jam Acara 10.00 – 10.30 Registrasi 10.30 – 11.00 Pembukaan dan Pengantar oleh Siemenpuu Finland (Anu
Lounela) 11.00 – 11.15 Perkenalan Peserta 11.15 – 11.30 Coffee Break
11.30 – 13.00 Reorientasi Pendampingan Komunitas Mentor/Fasilitator: Don K Marut (Advisory Board)
13.00 – 14.00 Istirahat, Sholat, Makan
14.00 – 18.15 Fasilitator Rivani Noor (Advisory Board) Agenda: Capaian Program masing-masing Diskusi
18.15 – 18.30 Penutupan oleh Siemenpuu Finland (Anu Lounela) Peserta Pertemuan dihadiri oleh 21 peserta; yang berasal dari Mitra-mitra Siemenpuu Indoensia, Indonesian Coordinator, Advisory Board, serta dari Siemenpuu Finland. Fasilitator Anu Lounela
(Siemenpuu Finland) Don K Marut
(Advisory Board) RIvani Noor
(Advisory Board) Penyelenggara Pertemuan ini diselenggarakan oleh ARUPA dan HuMa atas dukungan dari
Siemenpuu Foundation – Finlandia. Sekretariat Panitia yaitu ARuPA: Dsn. Karanganyar no. 200A, RT 10/RW 29,
Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta 55284 Telp/fax: 0274551571 Contact Person panitia Edi Suprapto ([email protected] / 081328461900),
Ronald M Firdaus (0816676870), Agus B Purwanto (085296630671). Fasilitas Peserta Setiap peserta mendapatkan konsumsi selama acara berlangsung (makan,
minum, dan snack).
21 | S i e m e n p u u – I n d o n e s i a n P a t n e r s M e e t i n g , Y o g y a k a r t a 2 0 1 1
www.arupa.or.id
Setiap peserta yang masuk dalam daftar undangan berhak mendapatkan perdiem.
Hasil Pertemuan
Beberapa poin penting yang terungkap dalam pertemuan mitra-mitra siemenpuu Indonesia, sebagaimana disusun oleh Fasilitator pertemuan (Rivani Noor – Advisory Board Siemenpuu Indonesia) adalah sebagai berikut: Perspektif Finland
Issu Pulp, perusahaan APP dan APRIL. Pemakaian fibre di buku-buku anak di Finland. Kampanye market sulit untuk bisa membantu penyelesaian kasus tertentu di akar rumput.
Model Forest Ownership (FO) ingin didorong oleh Pemerintah Finland --- Hutan Desa (HD)di Indonesia. Ada perbedaan antara FO – basisnya keluarga ---dan HD.
Isu Kelapa Sawit bisa menjadi pilihan. Ada informasi berjudul EEP. Fokus wilayah di Kalteng dan Riau, 4 juta EURO. EEP baru dimulai, fokusnya adalah Biomas, kemungkinan terkait dengan Industri Hijau.
Informasi dan Pemahaman. Advokasi kesulitan adu argumentasi dengan “pihak lawan”. Studi atau laporan yang lengkap akan sangat membantu.
Climate Change (REDD+ dan Clean Development Mechanism). Perspektif Bersama
Makna kemitraan Siemenpuu Indonesia Program lebih dari kemitraan proyek, tetapi menjadi terowongan informasi dan pengetahuan antara masyarakat sipil Finland dan Indonesia.
Siapa yang menjadi aktor utama perubahan di Indonesia? Dan dengan cara bagaimana melakukan perubahan? Apa yang ingin diubah?; Alternatif Tema
Pendekatan politik penting untuk diperhatikan. Resolusi Konflik dan Rekonstruksi Hutan Berbasis Desa atau Kawasan :
Tema. Komunikasi melalui milis. Lokasi Partner Meeting : Palu, Sulawesi Tengah (host bantaya). Alternatif :
Kapuas, Kalimantan Tengah Advisory Group : mengikuti pertemuan mitra, fasilitasi, memberikan
masukan pada proposal, melakukan studi untuk penguatan kemitraan, membangun policy paper
Rekomendasi
Membangun Jaringan Advokasi Bersama antara Masyarakat Sipil Finland dan Indonesia; Siemenpuu menjadi terowongan advokasi (komunikasi, kapasitas pengetahuan)
Koordinator Indonesia memainkan peran untuk membangun komunikasi dan pembelajaran (Indonesia-Finland)
Advisory Group membangun kerangka penilaian atas proposal yang mendorong konstruksi analisis mitra
Fokus Advokasi pada keputusan Riau (cluster) dengan kasusnya berbasis pada fakta lapangan di tingkat akar rumput (desa)
22 | S i e m e n p u u – I n d o n e s i a n P a t n e r s M e e t i n g , Y o g y a k a r t a 2 0 1 1
www.arupa.or.id
Bagaimana memberitahukan perubahan yang terjadi di tingkat pusat dan dinamika perubahan di tingkat akar rumput ke publik/pihak lebih luas? Kemudian meraih dukungan publik lebih luas
Penutup Laporan kegiatan ini disusun sebagai salah satu bentuk akuntabilitas pelaksanaan rangkaian kegiatan Siemenpuu Indonesian Patners Meeting “Membangun Strategi Bersama dalam Advokasi Hak Rakyat dalam Pengelolaan Hutan di Indonesia”. [end]
23 | S i e m e n p u u – I n d o n e s i a n P a t n e r s M e e t i n g , Y o g y a k a r t a 2 0 1 1
www.arupa.or.id
Daftar Peserta
No Nama Lembaga
1 Edi Suprapto AruPA
2 Bob Purba Telapak
3 Nanang Sujana Telapak
4 Muslim Jikalahari
5 Affan F Bima
6 Riko Kurniawan Perkumpulan Elang
7 Muliadi Yayasan Petak Danum
8 Teddi H Kabut Riau
9 Romi Menapak
10 Moh. Zain Sutrisno Bantaya
11 Anwar Insist
12 Lubabun Niam Insist
13 Dodi Faudilah YMI
14 Zainuri Hasyim YMI
15 Erwin Basri Akar
16 Hegar WH Walhi Kalsel
17 Masrun Zawawi Yayasan WBH
18 Rivani IWG
19 Roem Topatimasang IWG
20 Hedar L IWG
21 Don Marut IWG
22 Nera HuMa
23 A. Yunan Firdaus HuMa
24 Otto Miettinen Siemenpuu Foundation
25 Anu Lounela Siemenpuu Foundation
24 | S i e m e n p u u – I n d o n e s i a n P a t n e r s M e e t i n g , Y o g y a k a r t a 2 0 1 1
www.arupa.or.id
Resume Program dan Capaian Mitra
Mitra Program dan Capaian
ARuPA – Jawa Penguatan Organiasasi Tani Wonosobo (Sepkuba); Pengembangan jaringan Advokasi Hutan Jawa; Forum Hutan Wonosobo ; Membangun mekanisme Kelembagaan Resolusi Konflik
Telapak Dokumentasi proses advokasi Hutan Desa; Community Logging; UM berbasis Koperasi; Tujuan: Kemandirian Ekonomi komunitas.
Jikalahari – Riau Pengelolaan Landscape; kampanye pemberantasan illegal logging; Mediasi konflik, multistakeholder; Akses wilayah kelola masyarakat.
Bima – Jawa Timur Tanaman produktif diolah shg memiliki nilai ekonomi jual (ekonomi kerakyatan); Advokasi hutan jawa.
Perkumpulan Elang – Riau Konversi gambut & pangan ke SAWIT. Penguatan kelompok tani; Kebijakan kab. SIAK, perda tata ruang untuk lahan pangan. (skg digugat perusahaan); Konflik 4000 ha antara empat desa dan pershn HGU.
Petak Danum – Kapuas Tantangan: pilot project perdagangan karbon; Penguatan dan pendidikan basis; Penyusun draf Perdes; Hutan Adat.
Kabut – Riau Advokasi tata ruang provinsi Riau (perpres sumatera & kebijk Riau); Akses masy di hutan lindung.
Menapak – Kalimantan Timur Penguatan komunitas tradisional dan istitusi adat; Pemetaan dan studi; draf peraturan kampung.
Bantaya – Sulawesi Tengah Penyelesaian konflik tenurial di Sigi (kawasan hutan konservasi vs masy); Pendampingan 8 desa.
Insist Press Penerbitan Jurnal WACANA: Dokumentasi dan konseptuasi kerja mitra siemenpuu (4) Pengelolaan hutan jawa Pengelolaan hutan jawa (english) Penataan ruang dan pengelolaan
sumberdaya Perubahan iklim
Akar – Bengkulu Riset 8 desa: proses dominasi tanah
25 | S i e m e n p u u – I n d o n e s i a n P a t n e r s M e e t i n g , Y o g y a k a r t a 2 0 1 1
www.arupa.or.id
terjadi jika ada perbedaan persepsi atas obyek; „Resolusi Jalan Tengah‟ konflik hutan (pansus provinsi); Mendorong 3000 ha jd HKm.
Walhi Kalimantan Selatan Pendampingan Masy Adat. Pemetaan partisipatif: 19 ribu hektar wilayah masy adat; Problem tata ruang; wilayah kelola masy adat; Kendala: perebutan sda antar pihak.
Mitra Insani – Riau Restorasi dan rehabilitasi lahan; Akses masy untuk mengelola hutan secara legal. (Hutan Desa) 2 desa 4000 ha sdh verifikasi; Rencana 2 desa lg akan diajukan; Peluang 10.00 ha hutan desa dan 3.600 ha HTR.
WBH – Palembang, Sumatra Selatan Penguatan masyarakat untuk Hutan desa (HD); Konservasi hutan Capaian: Sudah ada RKHD (35th) RTHD (1th),
Terbit SK Kadishut, SK Pengelolaan HD Gubernur 7.250 ha.
Terbangun dukungan pemerintah daerah.
Pengamanan hutan dan pengembangan ekonomi.
26 | S i e m e n p u u – I n d o n e s i a n P a t n e r s M e e t i n g , Y o g y a k a r t a 2 0 1 1
www.arupa.or.id
Foto Kegiatan
2
3
4
27 | S i e m e n p u u – I n d o n e s i a n P a t n e r s M e e t i n g , Y o g y a k a r t a 2 0 1 1
www.arupa.or.id
Appendix THREE
FIELD VISIT WONOSOBO Laporan Kegiatan Nama Kegiatan Field Visit Wonosobo: Kunjungan Lapangan Desa Bogoran, Wonosobo. Pendahuluan Pertemuan mitra-mitra Siemenpuu adalah forum yang diikuti oleh wakil-wakil
dari organisasi mitra yang mendapatkan dukungan pendanaan dari Siemenpuu. Sesuai dengan keputusan pada pertemuan mitra-mitra Siemenpuu tahun lalu di
Pekanbaru, ARuPA ditunjuk sebagai penyelenggara pertemuan serupa di tahun ini yang mengangkat tema ““Pilihan dan Praktek Penyelesaian Konflik Kehutanan yang Menjamin Perlindungan Hak Rakyat atas Hutan”.
Salah satu kegiatan dalam pertemuan mitra-mitra Siemenpuu tahun ini adalah kunjungan lapangan wilayah dampingan ARuPA yaitu Bogoran, Wonosobo.
Tujuan Kegiatan kunjungan lapangan ini diselenggarakan dengan tujuan untuk mendapatkan pembelajaran seputar pilihan dan praktek penyelesaian konflik kehutanan yang ada di lokasi kunjungan. Output Hasil yang diharapkan dari kegiatan kunjungan lapangan ini adalah adanya proses pembelajaran dari mitra-mitra siemenpuu atas pilihan dan praktek penyelesaian konflik kehutanan yang ada lokasi kunjungan lapangan. Waktu dan Tempat Hari : Kamis Tanggal : 17 Nopember 2011 Jam : 10.00 – 15.00 WIB Tempat : Desa Bogoran, Kec. Sapuran, Kab. Wonosobo. Jadwal Kegiatan Jam Kegiatan
07.00 – 10.00 Perjalanan dari Yogyakarta menuju Desa Bogoran, Wonosobo.
10.00 – 12.00 Sambutan dari Kepala Desa Bogoran Penyampaian maksud kunjungan oleh Direktur Eksekutif
ARuPA Diskusi peserta kunjungan lapangan dengan Pemerintah
Desa dan warga Desa Bogoran. 12.00 – 13.00 Istirahat, Sholat, Makan.
13.00 – 14.30 Kunjungan ke Hutan Negara dan Hutan Rakyat Kunjungan ke destinasi yang lain yang diperlukan.
28 | S i e m e n p u u – I n d o n e s i a n P a t n e r s M e e t i n g , Y o g y a k a r t a 2 0 1 1
www.arupa.or.id
14.30 – 15.00 Peserta kunjungan lapangan kembali lokasi pertemuan. Penutupan dan Pamitan
15.00 – 18.00 Perjalanan dari Desa Bogoran, Wonosobo ke Yogyakarta.
Peserta Peserta kegiatan kunjungan lapangan ini sebanyak 35 orang terdiri dari Siemenpuu Finland, Advisory Group, Indonesia Coordinator, dan mitra-mitra Siemenpuu Indonesia, serta Pemerintah Desa Bogoran dan warga Desa Bogoran. Metode Pelaksanaan Kegiatan kunjungan lapangan ini terdiri dari dua sesi yaitu diskusi dan kunjungan ke hutan. Penyelenggara Kegiatan ini diselenggarakan oleh ARUPA dan HuMa atas dukungan dari
Siemenpuu Foundation – Finlandia. Pada kunjungan lapangan ini bekerjasama dengan pemerintah desa Bogoran, dengan kepala desa Sukoco (082136069632).
Sekretariat Panitia yaitu ARuPA: Dsn. Karanganyar no. 200A, RT 10/RW 29, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta 55284 Telp/fax: 0274551571
Contact Person panitia Edi Suprapto ([email protected] / 081328461900), Ronald M Firdaus (0816676870), Agus B Purwanto (085296630671).
Hasil Kegiatan Beberapa poin penting yang terungkap dalam kegiatan kunjungan lapangan ini adalah sebagai berikut: Fakta Lapangan
Masyarakat desa Bogoran kabupaten Wonosobo di dalam wilayah desanya memiliki pangkuan hutan negara yang dikelola Perhutani dan hutan hak (tanam milik yang ditanami tanaman kayu) yang dikelola oleh pemilik lahan/warga desa Bogoran. Separoh penduduk Bogoran adalah petani.
Sejak tahun 2000 – 2006, masyarakat desa Bogoran merupakan salah satu aktor utama dalam mendorong muncul dan berjalannya Perda 22 tahun 2001 tentang Pengelolaan Sumber Daya Hutan Berbasis Masyarakat (PSDHBM) di Wonosobo.
Setelelah Perda tersebut dibatalkan oleh pemerintah pusat, maka Pemda Wonosobo, Perhutani Unit 1 Jawa Tengah, Masyarakat Wonosobo, dan NGO bersama-sama membangun konsep Pengelolaan Sumber Daya Hutan Terintegratif Lestari (PSDHTL). Di sisi lain, skema Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat milik Perhutani juga berjalan di Wonosobo.
Saat ini, proses pengelolaan hutan negara di Wonosobo masih diliputi oleh konflik tenurial tanah hutan, akses masyarakat terhadap komonitas di atas hutan (kayu dll), bagi hasil kayu sengon, dan lain-lain.
Leasons Learn
Penguatan organisasi tani hutan di Wonosobo dan di daerah lain sangat penting untuk meningkatkan posisi tawar petani atas akses hutan.
Pemerintah pusat perlu untuk mempertimbangkan dengan baik inisiatif pemerintah daerah Wonosobo dan DPRD Wonosobo dalam pengelolaan hutan yang lebih mengutamakan akses masyarakat desa atas hutan.
29 | S i e m e n p u u – I n d o n e s i a n P a t n e r s M e e t i n g , Y o g y a k a r t a 2 0 1 1
www.arupa.or.id
Perlu memikirikan ulang stategi advokasi kebijakan atas eksistensi Perhutani atas penguasaan hutan di Jawa.
Penutup
Laporan kegiatan ini disusun sebagai salah satu bentuk akuntabilitas pelaksanaan rangkaian kegiatan Siemenpuu Indonesian Patners Meeting “Membangun Strategi Bersama dalam Advokasi Hak Rakyat dalam Pengelolaan Hutan di Indonesia”. [end]
30 | S i e m e n p u u – I n d o n e s i a n P a t n e r s M e e t i n g , Y o g y a k a r t a 2 0 1 1
www.arupa.or.id
Daftar Hadir
No Nama Lembaga
1 Edi Suprapto ARuPA
2 Otto Miettinen Siemenpuu Finland
3 Nanang Sujana Telapak
4 Muslim Jikalahari
5 Affan F Bima
6 Riko Kurniawan Perkumpulan Elang
7 Muliadi Yayasan Petak Danum
8 Teddi H Kabut Riau
9 Romi Menapak
10 Moh. Zain Sutrisno Bantaya
11 Anwar Insist
12 Dodi Faudilah YMI
13 Erwin Basri Akar
14 Hegar WH Walhi Kalsel
15 Zainuri Hasyim YMI
16 Nera HuMa
17 A. Yunan Firdaus HuMa/Siemenpuu
18 Masrun Zawawi Yayasan WBH
19 Agus Budi Purwanto ARuPA
20 Sukoco Kepala Desa Bogoran
21 Sarjono Parangkat Desa Bogoran
22 Anu Lounela Siemenpuu Finland
23 Tukijo Perangkat Desa Bogoran
24 Nur Roshid Perangkat Desa Bogoran
25 Nur Indiyati Perangkat Desa Bogoran
26 Fitri ARuPA
28 Hannu Klemula Siemenpuu Finland
29 Agus Sumanto Perangkat Desa Bogoran
30 Subihan Kelompok Tani
31 Yovi Wedasmara ARuPA
31 | S i e m e n p u u – I n d o n e s i a n P a t n e r s M e e t i n g , Y o g y a k a r t a 2 0 1 1
www.arupa.or.id
Foto Kegiatan
32 | S i e m e n p u u – I n d o n e s i a n P a t n e r s M e e t i n g , Y o g y a k a r t a 2 0 1 1
www.arupa.or.id