+ All Categories
Home > Documents > Prostulat Koch

Prostulat Koch

Date post: 07-Aug-2018
Category:
Upload: azhar-faturohman-a
View: 237 times
Download: 0 times
Share this document with a friend

of 6

Transcript
  • 8/20/2019 Prostulat Koch

    1/13

    PROSTULAT KOCH 

    Nama : Azhar Faturohman A

    NIM : B1J013167

    Kelompok : 5

    Rombongan : IAsisten : Hanifah

    LAPORAN PRAKTIKUM FITOPATOLOGI

    KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

    UNIVERSITAS JENDERAN SOEDIRMAN

    FAKULTAS BIOLOGI

    PURWOKERTO

    2015

  • 8/20/2019 Prostulat Koch

    2/13

    I.  PENDAHULUAN

    A.  Latar Belakang

    Patologi Tanaman atau Fitopatologi merupakan studi tentang organisme

    dan faktor lingkungan yang menyebabkan suatu penyakit pada tumbuhan (Agrios,

    2005). Tumbuhan dikatakan sehat atau normal, apabila tumbuhan tersebut dapat

    melaksanakan fungsi-fungsi fisiologisnya sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh

    tumbuhan tersebut. Fungsi-fungsi tersebut meliputi pembelahan, diferensiasi dan,

     perkembangan sel. Apabila tumbuhan diganggu patogen dan salah satu fungsi tersebut

    terganggu sehingga terjadi penyimpangan dari keadaan normal, maka tumbuhan

    menjadi sakit (Agrios, 1996).

    Tanaman yang terserang penyakit terkadang tidak dapat terdeteksi karena

    rasa sakit dan ketidaknyamanan suatu tanaman tidak dapat terlihat. Selain itu, tanaman

     juga tidak dapat berbicara atau berkomunikasi dengan manusia sehingga ini menjadi

    titik kesulitan dalam mengetahui suatu tanaman sakit (Agrios, 2005). Penyakit

    tumbuhan ditunjukan oleh keadaan patologis yang khas yang disebut gejala.

    Tanaman yang terserang penyakit biasanya memiliki gejala maupun tanda-tanda alam.

    Gejala merupakan perubahan struktur morfologi, anatomi ataupun fisiologi tanaman

    sebagai reaksi tanggapan terhadap patogen. Terkadang penyakit pada tanaman

    menunjukkan gejala yang sama. Oleh karena itu, dengan memperhatikan gejala saja

    tidak dapat menentukan diagnosis dengan pasti, maka perlu diperhatika tanda

     penyakit. Tanda-tanda penyakit merupakan bagian atau keseluruhan morfologi

     patogen yang terlihat pada bagian tumbuhan yang terserang penyakit. Apabila tanaman

    diganggu oleh patogen atau oleh kondisi lingkungan tertentu dan satu atau lebih fungsi-

    fungsi fisiologisnya terganggu sehingga terjadi penyimpangan tertentu dari normal,

    maka tanaman itu menjadi sakit. Mekanisme terjadinya sakit berbeda-beda sesuaidengan agensia penyebabnya dan kadang- kadang dengan tanamannya (Agrios,

    1996).

    B.  Tujuan

    Tujuan praktikum kali ini yaitu untuk membuktikan bahwa suatu

    organisme patogen merupakan penyebab penyakit pada tanaman yang sakit dengan uji

    Prostulat Koch.

  • 8/20/2019 Prostulat Koch

    3/13

    II.  TELAAH PUSTAKA

    Postulat Koch dikemukakan pertama kali oleh Robert Koch (1843-1910).

    Koch memberikan rumusan berupa sejumlah kondisi yang harus dipenuhi sebelum

    salah satu faktor biotik (organisme) dianggap sebagai penyebab penyakit. Rumusan

    tersebut dikenal dengan Postulat Koch (Koch’s Postulates). Postulat Koch merupakan

    metode yang dapat diaplikasikan terhadap agen infeksi untuk menunjukkan bahwa

    organisme tersebut adalah patogenik. Bidang penerapan prostulate Koch dapat

    diaplikasikan pada berbagai bidang pathology, seperti model penyakit virus pada

    hewan, model penyakit virus pada tanaman, bioetika, bakteriologi dan sebagainya

    (Bos, 1983). Menurut Breitschwerdt et al. (2013), Prostulat Koch berbunyi sebagai

     berikut :(1) Patogen secara umum harus berkaitan dengan penyakit setiap individu yang

    mengalami gejala penyakit.

    (2) Patogen harus dapat isolasi dari inang yang sakit dan ditumbuhkan dalam kultur.

    (3) Patogen harus dapat menghasilkan kembali penyakit serupa ketika diinokulasikan

    kepada inang sehat yang sesuai.

    (4) Organisme yang sama harus dapat direisolasi dari inang yang sengaja diinfeksi.

    Falkow (1988) mengembangkan teknologi yang berkaitan dengan

    klasifikasi dan identifikasi mikroba dengan cara mendesain “Molecular Koch’s

    Prostulate” yang dapat diaplikasikan untuk desain studi mikroba terhadap peran suatu

    gen yang spesifik dan produknya dalam patogenesis infeksi dan penyakit. Hal ini

    merupakan sebuah pengembangan dari Proskulat Koch. Seiring dengan berjalannya

    waktu, Frederick dan relman (1996) memperkenalkan tujuh prostulat yang lebih

    mendalam yaitu:

    (1) 

    Suatu sekuen nuleotida dari patogen yang bersangkutan harus ada pada setiap

    kasus infeksi.

    (2) Terdapat beberapa atau tidak ada sama sekali, jumlah salinan sekuen asam

    nukleotida patogen yang bersangkutan terdapat di dalam inang atau jaringan,

    namun tidak menyebabkan penyakit.

    (3) Jumlah salinan sekuen asam nukleotida patogen bersangkutan yang terdapat di

    dalam inang semakin menurun atau sulit dideteksi.

  • 8/20/2019 Prostulat Koch

    4/13

    (4) 

    Ketika deteksi sekuen mendahului penyakit atau jumlah salinan sekuens

     berhubungan dengan keganasan penyakit atau patologi, keterkaitan sekuens

     penyakit ini berhubungan sebab-akibat.

    (5) 

    Mikroorganisme alam yang mengambil sekuens yang tersedia harus konsisten

    dengan karakter biologis yang diketahui suatu group organisme.

    (6) Hubungan sekuen-jaringan dapat dicari pada level seluler dan upaya untuk dapat

    mendemonstrasikan hibridisasi in situ spesifik sekuen mikroba.

    (7) Basis sekuen ini merupakan bentuk suatu bukti penyebab kemampuan beproduksi.

    Tanaman sangat rentan terserang penyakit, terutama penyakit yang

    disebabkan oleh virus. Suatu tanaman akan terganggu pertumbuhannya dan

    menyebabkan penurunan kualitas dengan adanya infeksi oleh berbagai macam virus

    (Akin, 2006).  Bean Common Mosaic Virus (BCMV),  Bean Yellow Mosaic Virus

    (BYMV), Cowpea Aphid Borne Mosaic Virus (CABMV) merupakan beberapa penyakit

    mosaik yang termasuk kedalam kelompok potyvirus, familia potyviridae yang

     berbentuk memanjang dan mempunyai genom berupa benang RNA tunggal (single 

     stranded). Penyakit virus belang pada kacang tanah yang disebabkan oleh  peanut

    mottle virus (PMoV) masuk ke dalam kelompok Poty-virus. Virus ini berbentuk batang

    lentur dengan ukuran lebar 12 nm dan panjang 750 nm dan mempunyai genom berupa

    RNA tunggal. Virus ini mempunyai hubungan dengan virus kelompok lain, yaitu

     Blackeye Cowpea Mosaic Virus (B1CMV), Soybean Mosaic Virus  (SMV),  Adzuki

     Bean Mosaic Virus  (AzMV) dan Clover Yellow Vein Mosaic Virus  (CYVMVV).

    Jaringan tanaman yang terinfeksi virus ini terdapat benda inkluasi berbentuk cakram

    yang merupakan ciri infeksi virus kelompok Poty-virus (Saleh, 2003).

  • 8/20/2019 Prostulat Koch

    5/13

    Disterilisasi di autoklaf

    Didinginkan

    Diinokulasikan

    Diinkubasi hingga tumbuh miselium

    Inokulum

    Tanaman sehat Diinokulasikan

    Inokulum Inkubasi 1

    minggu dan

    disiram setiap

    hari

    III. MATERI DAN METODE

    A.  Materi

    Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah LAF (laminar air

     flow), cawan petri, bunsen, beaker glass, pinset, autoklaf, tisu, alumunium foil, pipet

    tetes, wrapper , jarum ose, mikroskop, object glass, cover glass.

    Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah tanaman sakit,

     jarung giling, dedak, CaCO3, medium PDA, akuades steril.

    B.  Metode

    1.  Isolasi tanaman sakit

    2.  Peremajaan

    3. 

    Identifikasi

    4.  Pembuatan inokulum patogen

    5.  Inokulasi tanaman uji

    Jagung giling

    725 gr

    Dedak

    224 gr

    CaCO3 

    1 gr

    Akuades

    secukupnya

    Dimasukkan botol selai

    Ditutup alumunium foil

  • 8/20/2019 Prostulat Koch

    6/13

    Tanaman yang

    sehat dan sakit

    Diambil

     bagian daun

    Diambil

    1x1 cm2 

    Dicelupkan ke

    alkohol 70%

    Dicelupkan ke

    akuadesDikeringkan

    di tisu

    Media PDA

    Inkubasi

    4 x 24 jam

    6. 

    Reisolasi

    7.  Peremajaan

    8.  Identifikasi

    Isolat Ambil 1 plug

    Inkubasi 4x24

     jam

    Pindahkan ke

    media PDA

    Isolat hasil

     peremajaan

    Diletakkan di

    object glass 

    Tetesi akuades

    Ditutup dengan

    cover glass 

    Diamati di

    mikroskop

  • 8/20/2019 Prostulat Koch

    7/13

    IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN

    A.  Hasil

    Tabel 4.1. Hasil Pengamatan Rombongan I

    Parameter

    Kelompok

    1 (Tomat) 2 (Sawi) 3 (Kangkung)4

    (Jagung)5 (Cabai) 6 (Bayam)

    Makroskopis

    Warna koloni Pink Pink Hyalin Pink Putih

     berbintik

    Hitam

    Tepi koloni Rata Bergerigi Rata Bergerigi Bergerigi Bergerigi

    Warna sebalik

    koloni

    Pink Pink Kuning Pink Putih

    kelabu

    Hyalin

    Tekstur

     permukaan

    Halus Halus Halus Kasar Halus Kasar

    Pola

     penyebaran

    Konsentris Konsentris Konsentris Konsentris Konsentris Konsentris

    Mikroskopis

    Konidium Ada Ada - Ada Ada Ada

    Septat Septat Aseptat - Aseptat Aseptat Aseptat

    Warna Hyalin Coklat

    ketihaman

    - Hyalin Hitam HItam

    Hifa Ada Ada Ada Ada Ada Ada

    Septat Septat Septat Septat Septat Septat Septat

    Warna Hyalin Bening Hyalin Hyalin Hyalin Hyalin

     Nama Patogen  Fusarium 

    sp.

     Fusarium

    sp.

    Varigosporium 

    sp.

     Fusarium 

    sp.

     Aspergillu

     s sp.

     Aspergillu

     s sp.

  • 8/20/2019 Prostulat Koch

    8/13

     

    Gambar 4.1. Sampel Tanaman Kontrol Gambar 4.2. Sampel Tanaman Uji 

    Gambar 4.3. Isolasi Tanaman Kontrol Gambar 4.4. Hasi Isolasi Tanaman Uji

    Gambar 4.5. Hasil Isolasi (Kontrol) Gambar 4.6. Hasil Isolasi (Uji) 

  • 8/20/2019 Prostulat Koch

    9/13

     

    Gambar 4.7. Hasil Reisolasi (Kontrol) Gambar 4.8. Hasil Reisolasi (Uji) 

  • 8/20/2019 Prostulat Koch

    10/13

    B.  Pembahasan

    Preparat ayng digunakan pada praktikum kali ini adalah tanaman Cabai

    (Capsicum annum L.). Cabai (C. annum L.) merupakan komoditas hortikultura yang

    digunakan sebagai bumbu penyedap makanan dan penggugah selera makan, dan

    mengandung zat-zat gizi yang sangat diperlukan untuk kesehatan manusia. Cabai

    mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, vitamin-vitamin dan

    senyawa-senyawa alkaloid seperti flavenoid , capsolain dan minyak esensial. Varietas

    adalah salah satu faktor yang sangat menentukan dalam pertumbuhan dan hasil

    tanaman selain faktor lingkungan. Penggunaan varietas unggul merupakan komponen

    teknologi yang penting untuk mencapai produksi yang tinggi. Kelebihan varietas

    unggul dibandingkan dengan varietas lokal adalah produksi yang tinggi, ketahananterhadap hama dan penyakit, respons pemupukan sehingga produksi yang diperoleh

     baik kualitas maupun kuantitas dapat meningkat (Asnijar et al., 2013).

    Klasifikasi Tanaman Cabai menurut Rukmana (2002):

    Kingdom : Plantae

    Subkingdom : Tracheobionta

    Superdivisi : Spermatophyta

    Divisi : Magnoliophyta

    Kelas : Magnoliopsida

    Subkelas : Asteridae

    Ordo : Solanales

    Famili : Solanaceae (suku terung-terungan)

    Genus : Capsicum 

    Spesies : Capsicum annum L.

    Penyakit yang umum dijumpai pada tanaman cabai adalah penyakit yang

    disebabkan oleh jamur patogenik. Penyebab penyakit yang menyerang tanaman cabai di

    Indonesia adalah relatif sama, hanya beragam secara kuantitatif dan kualitatif sesuai

    keadaan setempat. Penyakit yang disebabkan oleh jamur yang sering ditemukan pada

    tanaman cabai diantaranya adalah penyakit busuk buah dan bercak ranting yang

    disebabkan oleh jamur Colletotricum capsici dan penyakit bercak daun Cercospora (Fuadi

    dan Yusuf, 2005). Selain itu, jamur yang bersifat antagonisme yaitu genus Penicillium 

    dan genus  Aspergillus  yang mempunyai daya antibiotik yang berperan dalam

    ketahanan tanaman. Genus  Penicillium  mengeluarkan substansi racun citrinum 

  • 8/20/2019 Prostulat Koch

    11/13

    (CH13H14O5) berupa Kristal dan genus  Aspergillus  mengeluarkan aflatoksin 

    (C12H12O6) (Djafaruddin, 2000).  Penicilium  dan  Aspergillus  mempunyai pengaruh

    terhadap mikroorganisme pathogen tanaman. Ketahanan tanaman cabai meningkat

    karena jalinan hifa cendawan Penicillium dan Aspergillus dapat menjadi penghalang

     bagi serangan jamur tanah (Yulianto, 1989).

    Klasifikasi Jamur Aspergillus sp. menurut (Alexopus et al ., 1996):

    Kingdom : Fungi

    Phylum : Ascomycota

    Kelas : Ascomycetes

    Ordo : Eurotiales

    Famili : Trichocomaceae

    Genus : Aspergillus

    Gandjar et al. (1999) melaporkan bahwa diameter koloni jamur

     Aspergillus sp. pada medium PDA dapat mencapai 4-5 cm dalam 7 hari. Lapisan

    konidia yang lebat berwarna coklat tua hingga hitam. Kepala konidia berbentuk bulat,

    dinding konidiofor tipis berwarna putih dapat juga berwarna kecoklatan. Sementara

    itu, Barnelt (1960) menyatakan bahwa cici- ciri jamur  Aspergillus memiliki koloni

     berwarna kuning kehijauan dan panjang konidiofor mencapai 300 - 500μm. 

    Berdasarkan hasil identifikasi, hal ini menunjukkan bahwa tanaman Cabai

    terkena patogen  Aspergillus sp. dengan ciri-ciri mikroskopis dan makroskopis yang

    khas. Ciri makroskopisnya terdiri dari tepi koloni yang bergerigi, warna sebalik koloni

     puith kelabu, tekstur permukaan koloni yang halus dan pola penyebaran yang

    konsentris, sedangkan karakter mikroskopis yang didiamati terdiri dari konidium yang

    tidak berseptat dan berwarna hitam, serta hifa yang berseptat dan berwarna hyalin. Hal

    ini sesuai dengan pustaka. Rasminah et al. (2008) menyebutkan bahwa Aspergillus sp.

    memiliki karakter makroskopis meliputi warna miselium putih kehitaman, warah

     pertumbuhan ke atas dan ke samping, bentuk miselium kasar, sedangkan karakter

    mikroskopisnya meliputi hifa yang sedikit memanjang dan tidak bersekat, warna hifa

    hialin, konidiofor sederhana dan hialin, serta konidia bentuk gumpalan dan terdiri dari

    1 sel.

  • 8/20/2019 Prostulat Koch

    12/13

    V.  KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa patogen

     penyebab penyakit pada tanaman cabai (C. annum) merupakan Aspergillus sp. yang

    menyebabkan tanaman sehat menjadi sakit.

    B. Saran

    Sebaiknya perlu melakukan identifikasi awal sebelum identifikasi akhir

    dapat dilakukan sebagai pembanding apakah patogen yang menyerang tetap sama atau

    tidak.

  • 8/20/2019 Prostulat Koch

    13/13

    DAFTAR REFERENSI

    Agrios, G. N. 1996.  Ilmu Penyakit Tumbuhan: Edisi Ketiga. Yogyakarta : Gadjah

    Mada University Press.

    Agrios G.N. 2005. Plant Pathology 5th Edition. New York: Elsevier Academic Press.

    Akin, Hasriadi Mat. 2006. Virologi Tumbuhan. Kanisius, Yogyakarta.

    Alexopoulus, C. dan Mims, J.W. 1996. Introductory Mycology. New York: John wiley

    and Sons.

    Asnijar, Kesumawati, E., dan Syammiah. 2013. Pengaruh Varietas dan Konsentrasi

    Pupuk Bayfolan Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai (Capsicum

    annum L.). Jurnal Agrista, 17(2): 60-66.

    Barnelt, H.L. 1960.  Illustrated Genera Of Imperfect Fungi. West Virginia:

    Departement of Plant Pathology, Bacteriology, and Entomology West Virginia

    University. Morgantown.

    Bos, L. 1983.  Pengenalan Virologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University

    Press.

    Breitschwerdt, E.B., Linder, K.L., Day, M.J., Maggi, R.G., Chomel, B.B., dan Kempi,

    V.A.J. 2013. Koch’s Postulates and the Pathogenesis of Comparative Infectious

    Disease Causation Associated with Bartonella species. J. Comp. Path, 148, 115-

    125.

    Djafaruddin. 2000.  Dasar-dasar Pengendalian Penyakit Tanaman. Bumi Aksara:

    Jakarta.

    Falkow, S. 1988. Molecular Koch’s postulates applied to  microbial pathogenicity.

     Reviews of Infectious Diseases, 10(2): S274-S276.

    Fredericks DN, Relman DA. 1996. Sequence-based identification of microbial

     pathogens: a reconsideration of Koch’s postulates. Clinical Microbiology

     Reviews, 9: 18-33.

    Fuadi, I. dan R. Yusuf. 2005. Penerapan System Pengendalian Hama Terpadu Pada

    Tanaman Cabe. Sagu: 1-5

    Gandjar, I., R.A. Samson, K. van den Tweel-Vermeulen, A. Oetari and I. Santoso.

    1999. Pengenalan Kapang Tropik Umum. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

    Rasminah, S, S Nasir, dan A. L. Abdul. 2008. Identifikasi Jamur Patogen Penyebab

    Penyakit Pascapanen pada Umbi Ubi jalar di Kabupaten Bangkalan dan

    Sampang. Jurnal Agrivita, 30(3): pp.

    Rukmana, Rahmat. 2002. Usaha Tani Cabai Rawit . Yogyakarta: Kanisius

    Saleh, Nasir. 2003. Ekobiologi dan Optimalisasi Pengendalian Penyakit Virus Belang

     pada Kacang Tanah Melalui Pengelolaan Tanaman Secara Terpadu. Malang:

    Balai Penelitian Tanaman Kacang Kacangan dan Umbi-Umbian.

    Yulianto. 1989.  Pengenalan Vesikular-Asbuskular dan Peranannya pada Tanaman.

    Sukamandi: Balai Penelitian Tanaman Pangan.


Recommended