OPTIMASI KONSENTRASI SOY LECITHIN DAN DURASI SONIKASI
FORMULASI NANOPARTIKEL LIPID DENGAN ZAT AKTIF
RESORCINOL MENGGUNAKAN PROBE SONICATOR: APLIKASI
METODE FACTORIAL DESIGN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Agustine Nita Wulandari
NIM : 178114125
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
Persetujuan Pembimbing
OPTIMASI KONSENTRASI SOY LECITHIN DAN DURASI SONIKASI
FORMULASI NANOPARTIKEL LIPID DENGAN ZAT AKTIF
RESORCINOL MENGGUNAKAN PROBE SONICATOR :APLIKASI
METODE FACTORIAL DESIGN
Skripsi yang diajukan oleh
Agustine Nita Wulandari
NIM : 178114125
Telah disetujui oleh
Pembimbing Utama
(Dr. apt. Rini Dwiastuti) Tanggal : 3 Juni 2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
Pengesahan Skripsi Berjudul
OPTIMASI KONSENTRASI SOY LECITHIN DAN DURASI SONIKASI
FORMULASI NANOPARTIKEL LIPID DENGAN ZAT AKTIF
RESORCINOL MENGGUNAKAN PROBE SONICATOR :APLIKASI
METODE FACTORIAL DESIGN
Oleh :
Agustine Nita Wulandari
NIM : 178114125
Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Pada tanggal : 18 Juni 2021
Mengetahui
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Dekan
Dr. apt. Yustina Sri Hartanti
Panitia Penguji Tanda Tangan
1. apt. Wahyuning Setyani, M.Sc. ………………
2. Dr. Jeffry Julianus, M.Si. ………………
3. Dr. apt. Rini Dwiastuti ………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, dengan mengikuti ketentuan sebagaimana
layaknya karya ilmiah. Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme
pada naskah ini, maka penulis bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Yogyakarta, 3 Juni 2021
Penulis,
Agustine Nita Wulandari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Agustine Nita Wulandari
Nomor Mahasiswa : 178114125
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
Optimasi Konsentrasi Soy Lecithin dan Durasi Sonikasi Formulasi Nanopartikel Lipid
dengan Zat Aktif Resorcinol Menggunakan Probe Sonicator: Aplikasi Metode Factorial
Design.
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak
untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Atas kemajuan teknologi informasi, saya tidak berkeberatan jika nama, tanda tangan,
gambar atau image yang ada di dalam karya ilmiah saya terindeks oleh mesin pencari
(search engine), misalnya google.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 21 Juli 2021
Yang menyatakan
(Agustine Nita Wulandari)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
ABSTRAK
Resorcinol merupakan senyawa untuk pengobatan penyakit kulit secara
topikal dengan sifat kepolaran yang tinggi sehingga kemampuan difusinya
terhambat oleh penghalang lapisan lipid pada stratum corneum kulit. Menjerap
senyawa resorcinol pada sistem nanopartikel lipid diharapkan dapat mengatasi
permasalahan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formula optimum
dengan ukuran partikel yang baik dan memperoleh nilai efisiensi penjerapan
menggunakan metode Factorial Design.
Penelitian ini merupakan eksperimen kuasi dengan variabel bebas yaitu
konsentrasi soy lecithin dan durasi sonikasi. Variabel tergantung yaitu ukuran
partikel dan efisiensi penjerapan. Rancangan optimasi menggunakan FD software
Minitab17. Analisis statistik menggunakan Analysis of Variance (ANOVA).
Dari uji parameter persamaan model secara serentak diperoleh nilai p-
value = 0,000 untuk respon ukuran partikel yang menunjukkan bahwa variabel-
variabel bebas telah mewakili model. Sedangkan dari uji parameter persamaan
model untuk pengujian efisiensi penjerapan diperoleh nilai p-value = 0,110 yang
menunjukkan model yang digunakan tidak valid. Area optimum hanya dapat
ditentukan untuk respon ukuran partikel. Analisis response optimizer digunakan
untuk menentukan prediksi formula yang optimal dimana formula 2 dengan
konsentrasi soy lecithin 6,5% w/v dan 40 menit sonikasi terprediksi sebagai formula
optimum. Waktu penyimpanan yang konsisten perlu diperhatikan sebelum
pengujian dilakukan terkait dengan stabilitas sediaan uji.
Kata kunci : soy lecithin, durasi sonikasi, optimasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRACT
Resorcinol is a compound for the treatment of skin diseases topically with
high polarity so that diffusion ability is hampered by the barrier of the lipid layer in
the stratum corneum of the skin. Entrapment of resorcinol in lipid nanoparticle
systems is expected to overcome these problems. This study aims to determine the
optimum formula with a good particle size and to obtain the value of entrapment
efficiency using the Factorial Design method.
This study is a quasi-experimental with independent variables, namely the
concentration of soy lecithin and duration of sonication. The dependent variables
are particle size and entrapment efficiency. Optimization using FD with software
Minitab17. Statistical analysis using Analysis of Variance (ANOVA).
From the simultaneous test of the model equation parameters, the p-value
= 0.000 for the particle size response indicates that the independent variables
represent the model. Meanwhile, from the model equation parameter test for testing
the entrapment efficiency, the p-value = 0.110, which indicates the model used is
not valid. The optimum area can only be determined for the particle size response.
Response optimizer analysis was used to determine the optimal formula prediction
which formula 2 with soy lecithin concentration of 6.5% w/v and 40 minutes of
sonication was predicted as the optimum formula. Consistency of storage time
needs to be considered before testing is carried out regarding the stability of the test
preparation.
Keywords : soy lecithin, sonication duration, optimization.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
ABSTRACT ............................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................... 4
Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................................... 4
Alat dan Bahan Penelitian ........................................................................................ 4
Perancangan Desain Penelitian ................................................................................ 5
Pembuatan Sediaan Nanopartikel Lipid ................................................................... 7
Pengujian Ukuran Partikel ....................................................................................... 8
Pengukuran Nilai Persen Efisiensi Penjerapan ........................................................ 9
Analisis Data Statistik ............................................................................................ 10
HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................................. 12
Formulasi Sediaan Nanopartikel Lipid Resorcinol ................................................ 12
Pengujian Ukuran Partikel Sediaan Nanopartikel Lipid ........................................ 12
Pengujian Efisiensi Penjerapan .............................................................................. 15
Respon Sifat Fisik Sediaan Berdasarkan Statistik ANOVA .................................. 17
Penentuan Area dan Komposisi Optimum ............................................................. 22
KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................. 24
Kesimpulan ............................................................................................................ 24
Saran ....................................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 25
LAMPIRAN ........................................................................................................... 29
BIOGRAFI PENULIS ........................................................................................... 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I. Faktor dan Level dalam Penelitian ............................................................. 5
Tabel II. Rancangan Optimasi Faktor untuk Respon Ukuran Partikel ..................... 6
Tabel III. Rancangan Optimasi Faktor untuk Respon Efisiensi Penjerapan ............ 6
Tabel IV. Formula Acuan Nanopartikel Lipid Resorcinol....................................... 7
Tabel V. Formula Modifikasi Nanopartikel Lipid Resorcinol ................................. 8
Tabel VI. Hasil Ukuran Partikel dan Nilai IP Sediaan Nanopartikel Lipid ........... 14
Tabel VII. Data Hasil Pengujian Efisiensi Penjerapan .......................................... 17
Tabel VIII. Respon Ukuran Partikel pada Uji Statistik ANOVA .......................... 18
Tabel IX. Data Prediksi dan Aktual terhadap Respon Ukuran Partikel ................. 18
Tabel X. Respon Efisiensi Penjerapan pada Uji Statistik ANOVA ....................... 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Uji Normalitas Residual untuk Respon Ukuran Partikel ..................... 19
Gambar 2. Grafik Uji Homokedastisitas untuk Respon Ukuran Partikel .............. 19
Gambar 3. Grafik Uji Independensi Residual untuk Respon Ukuran Partikel ...... 20
Gambar 4. Diagram Efek Pareto terhadap Ukuran Partikel ................................... 20
Gambar 5. Contour Plot Respon Ukuran Partikel terhadap Kedua Variabel ........ 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Pengujian Ukuran Partikel ................................................................. 29
Lampiran 2. Dokumentasi Hasil Formulasi Sediaan Nanopartikel Resorcinol ..... 41
Lampiran 3. Pengujian Efisiensi Penjerapan ......................................................... 42
Lampiran 4. Data Optimasi Fase Gerak Metode Analisis HPLC .......................... 52
Lampiran 5. Data Perhitungan Persentase Efisiensi Penjerapan ............................ 53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Pengembangan sediaan obat dengan pembawa berbasis lipid telah
meningkat dimana menggunakan banyak sistem partikulat lipid seperti liposom,
transfersom, etosom, niosom, dan iskom (immunostaining coplexes) (Rajabi and
Mousa, 2016). Nanopartikel lipid merupakan nanopartikel dengan komponen
molekul lipid yang memiliki beberapa keunggulan seperti tingkat toksisitasnya
yang rendah (Rajabi and Mousa, 2016), efisiensi pemuatan obat, dan potensinya
dalam melepaskan obat (Attama et al., 2012). Nanopartikel lipid berkembang pesat
karena memiliki potensi yang menguntungkan dalam sistem penghantaran obat,
pengobatan klinis, dan pengembangan penelitian (Puri et al., 2009).
Banyak penelitian formulasi liposom yang menggunakan fosfolipid soy
lecithin karena memiliki stabilitas yang baik terhadap variasi pH atau konsentrasi
garam dalam formula (Machado et al., 2014). Soy lecithin itu sendiri mengandung
asam lemak tak jenuh yang tinggi sehingga memiliki kompatibilitas dan penetrasi
yang baik dalam tubuh (Kang et al., 2005) (cit., Putri et al., 2017).
Phosphatidylcholine merupakan fosfolipid utama dari pembentukan lesitin kedelai
(Risselada and Marrink, 2009) (cit., Dwiastuti et al., 2016a). Fosfolipid
fosfatidilkolin atau yang biasanya disebut "lesitin" memiliki sifat amphiphilic yang
akan mempermudah terbentuknya bilayer konsentris (atau juga awalnya disebut
"bangosom" oleh A.D. Bangham) (Puri et al., 2009).
Penghantaran oleh soy lecithin ini dapat diterapkan pengaplikasiannya pada
bahan aktif resorcinol. Penggunaan resorcinol dalam sediaan farmasi digunakan
sebagai pengobatan pada kondisi kulit yang bermasalah secara topikal, seperti
jerawat, dermatitis seboroik, eczema, psoriasis, dan kutil. Sediaan resorcinol juga
bisa dalam bentuk sediaan anti-jerawat dengan konsentrasi maksimum 2% (World
Health Organization, 2006). Dalam suatu pengujian obat, asam salisilat merupakan
senyawa yang memiliki nilai sebanding dengan resorcinol dalam sifat
keratolitiknya setelah resorcinol pertama kali diperkenalkan ke dalam penggunaan
obat (Welsch, 2008) dengan mekanisme aksi mengurangi kohesi antar sel antara
korneosit dengan melarutkan bahan semen antarsel dan mengurangi pH stratum
corneum, sehingga meningkatkan hidrasi dan pelunakan (Jacobi et al., 2015) dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
mengelupas dengan tidak memiliki nilai absorbsi pada sistemik ketika digunakan
secara topikal (Medscape, 2020). Resorcinol memiliki kelarutan sebesar 1 g dalam
0,9 mL (O’Neil, 2013) (HSDB, 2020a) yang merupakan senyawa polar dengan
kelarutan air yang tinggi yang berdampak pada kemampuan difusinya pada kulit
yang terhambat oleh penghalang fase lipid dengan viskositas tinggi atau lapisan
hidrofobik (Azzahra dan Musfiroh, 2018) pada stratum corneum kulit (Welsch,
2008). Fosfolipid digunakan sebagai sistem penghantar obat (Azzahra dan
Musfiroh, 2018) yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan tersebut.
Pembuatan sistem nanopartikel lipid, yaitu liposom dengan soy lecithin,
menggunakan metode kombinasi metode pemanasan (metode Mozafari) dengan
sonikasi (Dwiastuti et al., 2016b). Dari metode sintesis tersebut, ukuran diameter
partikel dapat dipengaruhi oleh suhu pencampuran (Putri et al., 2017) dan durasi
proses sonikasi (Dua, et al., 2012). Suhu transisi soy lecithin dalam pembuatan
sistem penghantar obat sangat perlu diperhatikan. Soy lecithin memiliki suhu
transisi pada 50-60oC. Dispersi soy lecithin membentuk fase gel pada suhu kurang
dari 50°C, sedangkan jika di atas suhu transisi, akan membentuk fase kristal cair.
Membran berubah dari fase gel menjadi fase kristal cair. Dalam pembuatan sistem
liposom, setiap molekul dapat bergerak lebih bebas kemudian membentuk lapisan
lipid menjadi liposom pada fase cair, sehingga tahap ini merupakan titik kritis saat
formulasi (Putri et al., 2017). Pada penelitian ini akan dilakukan sintesis sediaan
nanopartikel lipid pada suhu 60oC sesuai dengan literatur yang diacu (Dwiastuti et
al., 2018, 2016b, 2016a).
Pada proses sonikasi, gelombang ultrasonik memiliki energi yang dapat
memecah sistem dari ukuran besar menjadi lebih kecil. Ukuran partikel yang
dihasilkan tidak boleh terlalu kecil terkait dengan jumlah obat yang dapat dijerap,
sehingga perlu dioptimalkan lama waktu sonikasi (Shashi et al., 2012). Selain
terkait jumlah obat yang dapat dijerap, ukuran partikel dengan ukuran ≤ 40 nm
dapat mempengaruhi kinerja obat topikal karena terjadi penetrasi ke lapisan dermis
melalui stratum corneum (Gautam et al., 2011). Dalam penelitian yang dilakukan
Putri et al. (2017), dalam mensintesis nanopartikel lipid membutuhkan durasi
sonikasi yang sesuai yaitu selama 30 menit dan 40 menit pada suhu pembuatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
60oC. Optimasi faktor konsentrasi fosfolipid dalam sediaan nanopartikel lipid juga
menjadi hal yang penting karena berpengaruh pada ukuran nanopartikel yang
dihasilkan (Narsaiah et al., 2013). Dalam penelitian (Dwiastuti et al., 2016a),
diperoleh nilai ukuran partikel yang sesuai dalam range (50-100 nm) dan dengan
nilai SD terendah dengan konsentrasi fosfolipid sebesar 68 mg/mL, dari hasil
tersebut, peneliti akan mensintesis sediaan nanopartikel lipid dengan membuat dua
level yang masuk dalam range konsentrasi fosfolipid standar tersebut.
Sintesis ini melibatkan fenomena penjerapan obat dalam sistem kompleks
nanopartikel lipid dimana dapat mewakili jumlah zat aktif resorcinol yang
terperangkap (Chang and Yeh, 2012) dan menjadi hal penting untuk menentukan
kandungan obat dalam sistem kompleks tersebut menggunakan metode analisis
yang sesuai (Jeschek et al., 2016). Penentuan kadar free drug dapat dilakukan
dengan perhitungan persen efisiensi penjerapan dalam sediaan liposom (yang juga
termasuk dalam sediaan nanopartikel lipid) yang dibantu dengan metode HPLC
(Chimanuka, Gabriëls, Detaevernier, and Plaizier-Vercammen, 2002) (cit.,
Dwiastuti et al., 2018). Hal tersebut didukung juga oleh dua penelitian sebelumnya
yang telah mengembangkan metode HPLC dalam kuantifikasi resorcinol dalam
sediaan perawatan rambut (De et al., 2016, 2014).
Ketika optimisasi formula maupun proses formulasi, desain screening,
misalnya full factorial dapat memungkinkan screening sejumlah besar faktor dalam
jumlah eksperimen yang relatif kecil. Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi
faktor yang paling mempengaruhi sistem yang diterapkan dalam konteks proses
pengoptimalan. Paling sering, faktor-faktor dievaluasi pada dua tingkat dalam
desain ini. Desain faktorial dengan dua level untuk masing-masing faktor, biasa
digunakan dalam proses desain skrining karena pertimbangan efisiensi dan
ekonomis (Candioti et al., 2014).
Dalam penelitian ini, optimasi konsentrasi fosfolipid dan durasi sonikasi
dalam formulasi sediaan nanopartikel lipid dari fosfolipid soy lecithin dengan
menggunakan kombinasi metode pemanasan (suhu pembuatan 60oC) dan
ultrasonikasi untuk menghasilkan sistem penghantar bahan aktif resorcinol dengan
ukuran partikel yang baik menggunakan metode analisis desain faktorial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian termasuk jenis penelitian eksperimental kuasi, dimana tidak
dilakukan randomisasi terhadap variabel bebas konsentrasi soy lecithin dalam
formula dan durasi sonikasi, dengan menggunakan metode factorial design (FD)
dan dua level untuk menentukan konsentrasi fosfolipid yaitu soy lecithin dan durasi
sonikasi optimum pada formulasi sediaan nanopartikel lipid dengan bahan aktif
resorcinol sehingga dapat memperoleh sediaan dengan ukuran partikel yang baik
dan nilai efisiensi penjerapannya. Dalam penelitian ini, penentuan level untuk
mencapai parameter ukuran partikel sebesar 50-100 nm dan memperoleh nilai
efisiensi penjerapan sediaan berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh
Dwiastuti et al., (2016a) yang memasuki range ukuran partikel yang mencapai 50-
100 nm.
Alat dan Bahan Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah mortir dan stamper,
Model 300VT probe sonicator, ultra-turrax, blender, hot plate, ultra-purified water
(Thermo Scientific, Amerika), HPLC dengan UV detector (Shimadzu LC-2010C,
Japan), gelas ukur 100 mL, gelas beaker 250 mL, pipet tetes, batang pengaduk,
magnetic stirrer, thermometer, statif, neraca analitik (OHAUS (min 0.01),
America), cawan porselen, sendok, micropipette (Socorex), particle size analyzer
(PSA) dengan Dynamic Light Scattering (DLS) Universitas Islam Indonesia,
VIVASPIN 500 3kDa, software Minitab17, Microtube, dan wadah penyimpanan
(botol vial 100 mL).
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Resorcinol
(Pharmaceutical Grade) (Tokyo Chemical Industry), serbuk soy lecithin (Nacalai
Pharmaceutical Grade), ethanol (Pro-Analysis Grade), aquabidest (Laboratorium
Kimia Analisis Instrumen Universitas Sanata Dharma), fase gerak HPLC
(Acetonitrile : Methanol (gradient grade for liquid chromatography, Merck, USA)
: Aquabidest), dan aluminium foil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Perancangan Desain Penelitian
a. Penentuan faktor dan level penelitian
Berdasarkan latar belakang permasalahan dalam penelitian ini, maka faktor
yang akan diteliti adalah konsentrasi dari fosfolipid soy lecithin dan durasi
sonikasi dalam proses sintesis sediaan nanopartikel lipid. Kedua faktor
tersebut akan dibuat dua variasi level untuk menunjang proses optimasi,
dimana penentuan level dipandu pada hasil pustaka acuan yang memiliki
hasil sediaan yang memenuhi persyaratan (Dwiastuti et al., 2016a). Berikut
faktor dan level penelitian yang telah ditentukan :
Tabel I. Faktor dan Level dalam Penelitian
Faktor
Level
Level Rendah
(-1)
Level Tinggi
(+1)
Konsentrasi soy lecithin 6,5 % w/v 7 % w/v
Durasi Sonikasi 30 menit 40 menit
b. Perancangan desain optimasi konsentrasi fosfolipid dan durasi sonikasi
menggunakan aplikasi Minitab17
Merancang faktor konsentrasi fosfolipid dan durasi sonikasi pada
Factorial Design menggunakan aplikasi Minitab17. Rancangan optimasi
dapat dilihat pada Tabel II dan Tabel III.
Penelitian ini ditujukan untuk menguji pengaruh kedua faktor
(konsentrasi fosfolipid dan durasi sonikasi) dengan variasi level sebanyak dua
level. Kedua metode perancangan eksperimen tersebut menunjukkan bahwa
jumlah eksperimen yang dilakukan sebanyak 12 kali running untuk variabel
tergantung ukuran partikel dan 8 kali running untuk variabel tergantung
persentase efisiensi penjerapan. Dalam percobaan ini, dilakukan replikasi
sebanyak tiga kali (Putri et al., 2017) untuk uji ukuran partikel dengan
pembagian menjadi tiga blok dan dua replikasi untuk uji efisiensi penjerapan
dan dibuat pembagian menjadi dua blok dimana pembagian tersebut
dilakukan di bawah kondisi yang relatif homogen bertujuan untuk
meminimalkan bias dan variansi kesalahan karena faktor yang tidak
terkendali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Tabel II. Rancangan Optimasi Faktor untuk Respon Ukuran Partikel
StdOrder RunOrder CenterPt Blocks
Konsentrasi
Fosfolipid
(% w/v)
Durasi
Sonikasi
(menit)
1 1 1 1 6,5 30
2 2 1 1 7 30
3 3 1 1 6,5 40
4 4 1 1 7 40
5 5 1 2 6,5 30
6 6 1 2 7 30
7 7 1 2 6,5 40
8 8 1 2 7 40
9 9 1 3 6,5 30
10 10 1 3 7 30
11 11 1 3 6,5 40
12 12 1 3 7 40
Perancangan penelitian juga dapat dibuat dalam bentuk perhitungan
manual, yaitu :
N = n (2k)
12 = 3 (22)
Tabel III. Rancangan Optimasi Faktor untuk Respon Efisiensi Penjerapan
StdOrder RunOrder CenterPt Blocks
Konsentrasi
Fosfolipid
(% w/v)
Durasi
Sonikasi
(menit)
1 1 1 1 6.5 30
2 2 1 1 7 30
3 3 1 1 6.5 40
4 4 1 1 7 40
5 5 1 2 6.5 30
6 6 1 2 7 30
7 7 1 2 6.5 40
8 8 1 2 7 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Perancangan penelitian juga dapat dibuat dalam bentuk perhitungan
manual, yaitu :
N = n (2k)
8 = 2 (22)
Keterangan :
N : Total respon
n : Jumlah replikasi
2 : Jumlah level
k : Jumlah faktor
(Mee, 2009; Riswanto et al., 2019)
Pembuatan Sediaan Nanopartikel Lipid
a. Penentuan formula nanopartikel lipid resorcinol
Preparasi sediaan nanopartikel lipid dapat dimulai dengan mendispersikan
fosfolipid, yaitu soy lecithin dengan variasi konsentrasi dalam 100 mL
aquabidest dengan pengkondisian suhu sebesar 60oC.
Tabel IV. Formula Acuan Nanopartikel Lipid 4-n Butylresorcinol
Sampel
Konsentrasi
Soy lecithin
(% w/v)
Resorcinol
(%w/v)
Aquabidest
(mL)
1 12,04 0,10 100
2 8,70 0,10 100
3 6,81 0,10 100
4 5,59 0,10 100
5 4,74 0,10 100
6 4,12 0,10 100
7 3,64 0,10 100
8 3,26 0,10 100
(Dwiastuti et al., 2016a)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Tabel V. Formula Modifikasi Nanopartikel Lipid Resorcinol
Formula Faktor Resorcinol
(%w/v)
Aquabidest
(mL) A B
F1 +1 -1
0,066
(penyesuaian
jumlah mol)
100
F2 -1 +1
F3 -1 -1
F4 +1 +1
Keterangan:
• Faktor A = konsentrasi soy lecithin, dan faktor B = durasi sonikasi
• Nilai level (-1, +1) dapat dilihat pada Tabel I
b. Formulasi sediaan nanopartikel lipid resorcinol
Penimbangan bahan dilakukan secara seksama dari soy lecithin dan
resorcinol menggunakan neraca analitik. Masing-masing 6,5 gram dan 7
gram soy lecithin didispersikan dalam 100 mL aquabidest di atas hot plate
dengan bantuan magnetic stirrer dengan pengkondisian suhu pembuatan
60oC. Setelah mencapai suhu 60oC, campuran tersebut ditambahkan dengan
larutan 0,066 %w/v resorcinol dan dihomogenkan menggunakan blender
dengan kecepatan high (Christania et al., 2020) selama 60 sekon dan
dilakukan kembali pengkondisian suhu 60oC di atas hot plate.
Homogenisasi campuran dilanjutkan menggunakan instrumen ultra-turrax
selama 60 sekon dengan skala 4 (Christania et al., 2020). Hasil campuran
tersebut dilanjutkan dengan sonikasi menggunakan probe sonicator selama
variasi durasi sonikasi (30 menit dan 40 menit) dengan suhu pengkondisian
60oC. Adapun pengaturan probe sonicator pada suhu pembuatan 60oC
adalah dengan amplitudo (power) konstan sebesar 40% (Emami et al., 2012)
dengan pulse frequency sebesar 60% (Siddiqui et al., 2014).
Pengujian Ukuran Partikel
Pengujian ukuran partikel menggunakan Particle Size Analyzer (PSA) dengan
Dynamic Light Scattering (DLS) di Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Sebanyak 0,5 µL hasil sintesis nanopartikel lipid dimasukkan ke dalam 25 mL labu
ukur, lalu ditambahkan dengan aquabidest hingga tanda batas dan dihomogenkan.
Sebanyak 0,5 mL larutan nanopartikel lipid dituangkan ke dalam kuvet dan ukuran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
partikel dapat diukur. Adapun hasil pengujian yang diharapkan adalah ukuran
partikel sebesar 50-100 nm (Sułkowski et al., 2005).
Pengukuran Nilai Persen Efisiensi Penjerapan (%EE)
a. Pemisahan free drug menggunakan Nanosep
Jumlah resorcinol yang terperangkap dalam sistem nanopartikel lipid
dievaluasi dengan metode ultrafiltrasi menggunakan tabung filter Sartorius
Vivaspin (Vivaspin, Goettingen, Jerman) dengan membran filter yang
memiliki cut-off berat molekul 3 kDa. Dua ratus mikroliter sistem dispersi
bermuatan resorcinol yang tidak diencerkan ditempatkan di ruang atas
tabung dan disentrifugasi pada 12.000 rpm selama 45 menit (Minispin,
Eppendorf, Hamburg, Jerman). Mengencerkan 100 µL filtrat menggunakan
ethanol dalam labu ukur 5 mL, dan jumlah resorcinol yang tidak
terperangkap diukur menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC)
(Tofani et al., 2016). Bentuk resorcinol yang bebas dari sistem nanopartikel
lipid dalam supernatan hasil sentrifugasi menunjukkan jumlah free drug
atau yang tidak terjerap (Dwiastuti et al., 2016a). Penentuan supernatan
yang merupakan bentuk free drug dari resorcinol berdasarkan pada nilai
bobot molekulnya. Bobot molekul resorcinol sebesar 110,11 g/mol
(National Center of Biotechnology Information, 2020c), dimana nilai
tersebut lebih kecil dari bobot molekul soy lecithin dengan nilai 643,9 g/mol
(National Center of Biotechnology Information, 2020d).
b. Penyiapan instrumen HPLC
1) Pembuatan Larutan Standar Resorcinol
Sepuluh miligram resorcinol ditimbang secara seksama, dimasukkan ke
dalam 10 mL labu ukur dan dilarutkan dengan ethanol. Kalibrasi larutan
standar dari resorcinol dibuat variasi konsentrasi, yaitu 10; 20; 30; 40;
50; 60; dan 70 ppm (Dwiastuti et al., 2018). Pembuatan larutan standar
dengan variasi konsentrasi 2,4,6,8,10 ppm juga dilakukan untuk uji
sensitivitas sistem HPLC.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2) Pengkondisian HPLC
Standar kalibrasi dari resorcinol dan larutan sampel dianalisis
menggunakan Shimadzu LC2010 HPLC dengan UV detector. Kolom
HPLC yang digunakan adalah Phenomenex® C18 column (250 x 4.6
mm, 5 μm). Fase gerak yang digunakan yaitu methanol-acetonitrile-
redistilled water (Dwiastuti et al, 2021) yang telah dioptimasi dengan
perbandingan 10:89:1 v/v. Besar flow rate dari fase gerak sebesar 0,8
mL/menit (Dwiastuti et al., 2018) dengan mode elusi gradien. Semua
larutan uji diinjeksi ke dalam sistem HPLC dengan volume injeksi 10
μL dan dideteksi menggunakan UV detector pada lambda 279 nm
(Dwiastuti et al., 2018).
3) Uji Kesesuaian Sistem
Kesesuaian sistem HPLC untuk proses analisis ditunjukkan dengan
menginjeksikan 6 replikasi larutan standar dengan suatu konsentrasi
sebelum dilakukan analisis sampel. Kriteria yang diterima adalah ketika
nilai %RSD dari waktu retensi dan nilai luas area senyawa resorcinol
muncul pada kromatogram setelah diinjeksikan dimana memiliki nilai
tailing factor di bawah 2,0 (Dwiastuti et al., 2018).
4) Uji Estimasi Kuantitatif
Estimasi kuantitatif untuk resorsinol dilakukan dengan menggunakan
metode multi-point calibration . Grafik kalibrasi senyawa dibuat dan
diterapkan dalam penentuan kuantitatif untuk resorcinol (Dwiastuti et
al., 2021).
c. Perhitungan % Efisiensi Penjerapan
Efisiensi penjerapan resorcinol dapat ditentukan dengan perhitungan :
% EE = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑎𝑙𝑖𝑡 −𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑎𝑙𝑖𝑡 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑘𝑎𝑝𝑠𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 (𝑓𝑟𝑒𝑒 𝑑𝑟𝑢𝑔)
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑎𝑙𝑖𝑡 (𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑟𝑢𝑔) × 100%
Analisis Data Statistik
Metode analisis statistik yang digunakan yaitu uji two-way Analysis of Variance
(ANOVA) dengan jenis rancangan Factorial Design menggunakan program
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
aplikasi Minitab17. Data yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa data hasil
pengujian ukuran partikel dan persentase efisiensi penjerapan sediaan nanopartikel
lipid. Analisis data pada penelitian ini melihat data pergeseran dari tiap faktor
variasi konsentrasi soy lecithin dan durasi sonikasi menggunakan Minitab17
sehingga didapatkan interaksi dari kedua faktor pada dua level untuk masing-
masing respon melalui suatu persamaan. Rancangan ini dapat digunakan untuk
melihat respon dan mengetahui apakah terdapat perbedaan bermakna antar formula
mengunakan two-way ANOVA dengan tingkat kepercayaan 95%. Nilai p-value <
0,05 sehingga menunjukkan adanya perbedaan signifikan pada ukuran partikel dan
persentase efisiensi penjerapan sediaan nanopartikel lipid resorcinol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
HASIL DAN PEMBAHASAN
Formulasi Sediaan Nanopartikel Lipid Resorcinol
Pembuatan nanopartikel lipid resorcinol menggunakan bahan utama fosfolipid soy
lecithin sebagai bahan untuk membentuk sistem lipid bilayer agar bahan aktif
resorcinol dapat terjerap dalam sistem tersebut. Penelitian ini menggunakan metode
sonikasi dan pemanasan dalam pembuatan sediaan nanopartikel lipid dan
berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan oleh Putri et al. (2017).
Pembuatan sistem nanopartikel lipid ini menggunakan suhu pemanasan sebesar
60°C dengan durasi sonikasi selama tiga puluh dan empat puluh menit. Peneliti
menggunakan suhu tersebut dikarena pemanasan juga berpengaruh pada
pembentukan sistem nanopartikel lipid, dimana soy lecithin memiliki suhu transisi
pada suhu 50-60oC. Dispersi soy lecithin akan membentuk fase gel pada suhu
kurang dari 50°C, sedangkan jika di atas suhu transisi, akan membentuk fase kristal
cair. Membran berubah dari fase gel menjadi fase kristal cair. Dalam pembuatan
sistem liposom, setiap molekul dapat bergerak lebih bebas kemudian membentuk
lapisan lipid menjadi liposom pada fase cair, sehingga tahap ini merupakan titik
kritis saat formulasi (Putri et al., 2017). Pada penelitian ini akan dilakukan sintesis
sediaan nanopartikel lipid pada suhu 60oC sesuai dengan literatur yang diacu
(Dwiastuti et al., 2018, 2016b, 2016a) dan telah dioptimasi melalui penelitian yang
dilakukan oleh Putri et al. (2017) dan menghasilkan ukuran partikel ≤100nm.
Selama proses pembuatan sediaan nanopartikel lipid, peneliti mengkondisikan suhu
pemanasan agar tetap pada 60°C ± 2°C menggunakan hot plate karena terjadi
penurunan suhu pada saat proses pencampuran menggunakan blender dan ultra-
turrax serta selama penggunaan probe sonicator. Penelitian ini menggunakan
etanol dalam membantu melarutkan bahan aktif resorcinol karena senyawa
resorcinol memiliki kelarutan yang baik pada pelarut ini (Haynes, 2017).
Pengujian Ukuran Partikel Sediaan Nanopartikel Lipid
Setelah pembuatan sediaan nanopartikel selesai, dilakukan pengujian untuk
mengetahui ukuran partikel menggunakan instrumen PSA dan nilai presentase
efisiensi penjerapan menggunakan instrument HPLC. Instrumen Particle Size Ana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
13
-lyzer menggunakan prinsip Dynamic Light Scattering (DLS), dimana DLS
mengukur ukuran hidrodinamik partikel dengan mekanisme menembakkan cahaya
dari laser yang melewati suspensi koloid terdispersi dan menganalisis modulasi
intensitas cahaya yang tersebar sebagai fungsi waktu (Lim et al., 2013). Gerak
Brown dari partikel berkorelasi dengan diameter hidrodinamiknya. Pengukuran
DLS menggunakan sudut hamburan 90 derajat menggunakan laser helium-neon
sebagai sumber cahaya, yaitu posisi detektor pada sudut siku-siku 90 derajat
terhadap cahaya datang (Griffiths et al., 2015). Gerak Brown dari masing-masing
partikel diintrepretasikan menjadi ukuran partikel, yang dihitung dengan perangkat
lunak menggunakan persamaan Stokes Einstein (Raval et al., 2018). Adapun data
ukuran partikel dipaparkan dalam data Z-Average yang merupakan nilai rata-rata
ukuran partikel pada intensitas cahaya yang dapat terukur menggunakan PSA. Nilai
target ukuran partikel yang diinginkan adalah sebesar > 40nm yang merupakan
ukuran partikel yang dapat bekerja secara lokal (Gautam et al., 2011) hingga
diameter 100 nm yang merupakan ukuran nanopartikel lipid yang sering digunakan
sebagai pembawa dalam sistem pengiriman obat karena mempunyai kemampuan
distribusi yang baik (Sułkowski et al., 2005).
Pengujian sampel menggunakan PSA membantu dalam mengetahui nilai
indeks polidispersitas sediaan uji. Nilai indeks polidispersitas (PDI) merupakan
parameter yang menggambarkan penyebaran distribusi ukuran partikel dan nilainya
dapat bervariasi dari 0 hingga 1, dimana partikel koloid dengan PDI kurang dari 0,1
menunjukkan partikel monodisperse dan nilai lebih dari 0,1 dapat menunjukkan
distribusi ukuran partikel polidispersi (Raval et al., 2018). Nilai PDI merupakan
nilai kuadrat dari deviasi standar dibagi dengan diameter partikel rata-rata. Nilai
PDI antara 0,1 dan 0,25 menunjukkan rentang distribusi kecil dalam ukuran
partikel, sedangkan nilai PDI> 0,5 menunjukkan dispersitas partikel yang lebih
besar dalam kaitannya dengan ukuran (Cooper et al., 2014). Adapun nilai
polidispersitas yang baik adalah <0,3 (Badran, 2014).
Gambar pada Lampiran 1 menunjukkan kurva distribusi ukuran partikel
nanopartikel lipid yang memiliki hasil sebaran mendekati distribusi normal atau
right-handed inclination. Kurva distribusi normal ditandai dengan bentuk kurva
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
yang menyerupai lonceng simetris. Kurva distribusi ukuran partikel untuk sebagian
besar kelompok partikel adalah asimetris dan cenderung ke arah diameter yang
lebih besar dengan diameter kecil yang menempati sebagian besar dari keseluruhan
partikel (Xu and Zhou, 2014). Pembuatan nanopartikel lipid resorcinol
menghasilkan ukuran partikel dan nilai IP sebesar :
Tabel VI. Hasil Ukuran Partikel dan Nilai PI Sediaan Nanopartikel
Lipid Resorcinol
Formula Replikasi
Ukuran
Partikel
(nm)
Polydispersity
Index
1
1 124,4 0,158
2 123,3 0,176
3 125,4 0,106
2
1 114,3 0,198
2 113,6 0,133
3 113,2 0,224
3
1 130,0 0,181
2 128,9 0,226
3 127,2 0,274
4
1 120,8 0,206
2 120,0 0,121
3 119,7 0,272
Dari data Tabel VI menunjukkan bahwa seluruh sampel belum masuk
dalam range target ukuran partikel. Ukuran partikel dari masing-masing sampel uji
memiliki ukuran melebihi 100 nm, namun masih dalam range target ukuran partikel
yang baik bila diaplikasikan yaitu 50-150nm (Ko and Lee, 2010; Liang et al., 2004;
Sułkowski et al., 2005). Ukuran partikel yang dihasilkan belum mencapai 100nm
dipengaruhi oleh mekanisme probe sonicator yang digunakan untuk formulasi
sediaan uji. Probe sonicator memberikan energi tinggi ke suspensi lipid namun
memiliki kecenderungan terjadinya overheating yang dapat mempengaruhi proses
penjerapan sediaan uji (Mozafari, 2010). Probe sonicator memberikan daya yang
diarahkan ke volume suspensi yang kecil dan memiliki gaya geser yang rendah
sehingga tidak memastikan bahwa semua volume suspensi melewati bagian tip
sonikator ini (Taylor, 2010), hal ini menyebabkan nanopartikel yang memiliki
ukuran partikel yang baik hanya yang mengalami kontak langsung dengan tip
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
sonikator. Probe sonicator yang digunakan memiliki kecenderungan tidak
mengalami kontak langsung dengan seluruh volume sediaan uji, sehingga
diperlukan kombinasi dengan pengadukan kecepatan tinggi untuk memperoleh
hasil yang optimal (Taylor, 2010). Meskipun memiliki nilai indeks polidispersitas
yang sangat kecil, namun pembuatan sistem nanopartikel lipid ini akan memberikan
hasil ukuran partikel yang lebih baik menggunakan instrumen bath sonicator,
seperti hasil pada penelitian yang dilakukan Dwiastuti et al. (2018) dengan nilai
ukuran partikel <100nm dengan nilai polidispersitas <0,3.
Pengujian dilakukan dalam masa penyimpanan kurang dari 30 hari setelah
hari pembuatan sediaan, sehingga waktu penyimpanan tidak mempengaruhi
besarnya ukuran partikel yang diperoleh. Berdasarkan penelitian yang telah
divalidasi oleh Dwiastuti, et al (2018), sediaan dalam masa penyimpanan di bawah
30 hari, menghasilkan sediaan ukuran partikel di bawah 100 nm dengan
peningkatan ukuran partikel ± 2nm setiap minggunya.
Berdasarkan data pada Tabel VI, nilai indeks polidispersitas menunjukkan
sebaran ukuran partikel masuk dalam nilai distribusi yang baik, yaitu di bawah 0,3
(Badran, 2014). Nilai indeks polidispersitas yang rendah menunjukkan bahwa
sistem dispersi tersebut memiliki sifat yang lebih stabil untuk jangka panjang.
Rentang indeks polidispersitas pada kisaran 0-0,5 menunjukkan ukuran partikel
telah terdistribusi secara homogen(Gao et al., 2008).
Pengujian Efisiensi Penjerapan
Jumlah free drug dari resorcinol dalam sediaan dan persentase efisiensi
penjerapan resorcinol telah ditentukan dalam penelitian ini. Metode HPLC dengan
detektor spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang 279nm (Dwiastuti
et al., 2021) yang telah dioptimasi digunakan untuk menentukan kandungan free
drug resorcinol dalam sediaan uji. Adapun fase gerak yang digunakan dalam
metode HPLC adalah metanol:acetonitril:redistilled water dengan perbandingan
10:89:1 v/v dan flow rate sebesar 0,8 mL/menit dengan mode elusi gradien. Hasil
optimasi tersebut menunjukkan nilai uji kesesuaian sistem dengan nilai %RSD pada
6 kali replikasi injeksi larutan standar 40ppm sebesar kurang dari 2% dan peak yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
dihasilkan pada kromatogram memiliki nilai tailing factor kurang dari 2,0. Hasil
pengujian estimasi kuantitatif juga menunjukkan nilai R2 sebesar 0,9995 dengan
persamaan kalibrasi :
y = 16630x + 17911 (1)
Uji kesesuaian sistem berfungsi untuk mengkonfirmasi kinerja sistem
HPLC terhadap pemisahan analit (Dwiastuti et al., 2021). Pemisahan analit
resorcinol menggunakan metode HPLC muncul dengan retensi waktu sekitar 3,4
menit. Nilai persentase efisiensi penjerapan dihitung berdasarkan dari nilai area
pada kromatogram yang muncul. Area yang muncul pada kromatogram larutan
standar resorcinol yang telah dibuat, digunakan sebagai acuan dalam perhitungan
efisiensi penjerapan. Konsentrasi standar yang telah dibuat adalah 44ppm, dan
ditemukan luas area sebesar 658052,5 menggunakan metode analisis HPLC dengan
pengaturan fase gerak yang telah dioptimasi. Filtrat hasil sentrifugasi sediaan uji
menggunakan nanosep sebanyak 100µL akan diencerkan menggunakan ethanol
dalam labu ukur 5mL.
Hasil persentase efisiensi penjerapan pada Tabel VII menghasilkan nilai
rerata 68,75395434% untuk F1, F2 dengan nilai rerata sebesar 66,68580044%, F3
dengan nilai rerata sebesar 68,032100825%, dan F4 dengan nilai rerata sebesar
75,5801288%. Nilai persentase efisiensi penjerapan tersebut memiliki nilai yang
lebih tinggi dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dwiastuti et al. (2018),
menggunakan nanopartikel soy lecithin dengan senyawa aktif 4-nBR dengan
metode pemanasan dan sonikasi yang menghasilkan nilai persentase efisiensi
penjerapan sebesar 48.75 (± 37.28)% setelah penyimpanan sediaan selama 30 hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Tabel VII. Data Hasil Pengujian Efisiensi Penjerapan
Replikasi Formula
Kandungan
Free Drug
Resorcinol
(µg/mL)
Jumlah
Penimbangan
Analit
(mg)
Persentase
Efisiensi
Penjerapan (%)
1
F1 199,6257138 65 69,28835173
F2 220,4204072 65 66,08916813
F3 224,2550556 67 66,52909617
F4 183,2941901 66 72,22815302
2
F1 206,5728798 65 68,21955695
F2 212,6641871 65 67,28243275
F3 194,9753249 64 69,53510548
F4 134,8345307 64 78,93210458
Respon Sifat Fisik Sediaan Berdasarkan Statistik Analysis of Variance
(ANOVA)
Respon sifat fisik yang dihasilkan dari kedua faktor yang digunakan yaitu
kosentrasi soy lecithin dan durasi sonikasi dilakukan pengujian statistik
menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) software Minitab17. Uji statistik
ANOVA akan menunjukkan nilai signifikansi (p-value) setiap faktor dan
interaksinya berpengaruh atau tidak terhadap respon yang dihasilkan. Nilai p-value
yang dianggap memberikan pengaruh atau berbeda bermakna apabila nilai p-value
< 0,05 (Afsah-Hejri et al., 2011).
a. Respon ukuran partikel
Pada penelitian ini dilakukan uji statistik ANOVA untuk melihat
pengaruh kedua faktor terhadap respon ukuran partikel yang dihasilkan.
Faktor memiliki pengaruh terhadap respon apabila nilai p-value < 0,05. Nilai
p-value model dilihat terlebih dahulu untuk melihat apakah model yang
digunakan tersebut valid dan dapat digunakan persamaannya dalam
menentukan efek kedua faktor terhadap respon ukuran partikel. Berikut
persamaan FD untuk respon ukuran partikel:
y= 651,2 – 73,47 (konsentrasi soy lecithin) – 15,54 (durasi sonikasi)
+ 2,160 (konsentrasi soy lecithin*durasi sonikasi) (2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Tabel VIII. Respon Ukuran Partikel pada Uji Statistik ANOVA
Signifikansi
Model R2
0,000 98,67%
Nilai p-value dari model adalah 0,000 (<0,05) sehingga
menunjukkan bahwa model yang digunakan telah valid. Model yang valid
tersebut membuat persamaan regresi dari Minitab17 dapat digunakan untuk
melihat perbandingan antara nilai yang diperoleh selama percobaan (data
actual) dan nilai respon yang diprediksi oleh Minitab17 ini. Data
perbandingan nilai respon ukuran partikel tergambar pada Tabel IX.
Tabel IX. Perbandingan Data Actual dan Prediksi Respon Ukuran
Partikel
Formula Replikasi Nilai Ukuran Partikel (nm)
Prediksi Aktual
F1
1
124,31 124,4
F2 113,645 114,3
F3 128,645 130
F4 120,11 120,8
F1
2
124,31 123,3
F2 113,645 113,6
F3 128,45 128,9
F4 120,11 120
F1
3
124,31 125,4
F2 113,645 113,2
F3 128,45 127,2
F4 120,11 119,7
Dilakukan analisis persamaan model yaitu pengujian asumsi residual
untuk mengansumsi apakah residual bersifat identik, independen, dan
terdistribusi normal atau tidak. Pengujian asumsi normalitas residual
berutujuan untuk mendeteksi apakah nilai residual berdistribusi normal atau
tidak (Febrianto et al., 2018). Dari hasil yang ditampilkan pada Gambar 1,
menunjukkan bahwa titik-titik residual yang diplot jatuh kira-kira hampir
sepanjang garis lurus, sehingga residualnya normal atau setidaknya
mendekati normal (Mathews, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Gambar 1. Uji Normalitas Residual untuk Respon Ukuran Partikel
Pengujian asumsi residual identik dilakukan untuk memeriksa apakah varian
residual dari model yang diperoleh sama penyebarannya (homokedastisitas)
atau tidak. Dari plot yang dihasilkan pada Gambar 2, diperoleh bahwa
residual tersebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu yang
menunjukkan bahwa asumsi residual identik terpenuhi. Residu memiliki
jumlah variasi yang hampir sama pada semua tingkat nilai yang dipasang
(Matthew, P.G., 2005).
Gambar 2. Grafik Uji Homokedastisitas untuk Respon Ukuran Partikel
Uji asumsi indipendensi residual dilakukan untuk mengetahui apakah antara
faktor yang digunakan saling berhubungan atau tidak. Pada Gambar 3
terlihat bahwa tidak ada pola yang memungkinkan residual diprediksi dari
pola yang mendahuluinya, sehingga error tampak independent (Matthew,
P.G., 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Gambar 3. Grafik Uji Independensi Residual untuk Respon Ukuran
Partikel
Untuk menentukan hubungan antara faktor konsentrasi soy lecithin dan durasi
sonikasi dengan ukuran partikel dari sediaan uji, data ditampilkan secara
grafis menggunakan diagram Pareto pada Gambar 4. Diagram Pareto
tersebut membandingkan nilai absolut dan signifikansi efek (Sredović
Ignjatović et al., 2015).
Gambar 4. Diagram Efek Pareto terhadap Ukuran Partikel
Dari gambar diagram tersebut, terdapat garis vertikal dengan nilai
2.45 yang merupakan baseline interval kepercayaan 95% (Sredović
Ignjatović et al., 2015). Faktor yang paling signifikan secara statistik yang
mempengaruhi ukuran partikel yang dihasilkan adalah durasi sonikasi dan
interaksi durasi sonikasi dengan konsentrasi soy lecithin merupakan faktor
lain yang masuk sebagai pengaruh signifikan secara statistik. Besaran relatif
dari variabel proses ditentukan berdasarkan efek faktor dan nilai p-value yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
sesuai (Sredović Ignjatović et al., 2015). Durasi sonikasi yang tinggi terbukti
dapat mereduksi diameter nanopartikel dengan amplitudo sonikator sebesar
lebih dari 55% (Esmaeilzadeh-Gharedaghi et al., 2012). Hasil ini
mengonfirmasi bahwa faktor durasi sonikasi memiliki pengaruh terhadap
ukuran partikel sediaan uji yang dihasilkan.
Hasil analisis statistik menggunakan metode ANOVA Two-Way
menunjukkan nilai R-square model yang diperoleh sudah baik yaitu sebesar
98,67%. Nilai R-square sudah memenuhi persyaratan bahwa variabel bebas
berpengaruh kuat terhadap respon hanya jika nilai R2 ≥ 0,8 (Riswanto et al.,
2020). Respon yang dihasilkan menunjukkan bahwa nilai p-value untuk
konsentrasi soy lecithin sebesar 0,092 yang sesuai dengan data pada diagram
Pareto pada Gambar 8, yang menunjukkan bahwa variabel konsentrasi soy
lecithin tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ukuran partikel yang
dihasilkan.
b. Respon efisiensi penjerapan
Pada penelitian ini dilakukan uji statistik ANOVA untuk melihat
pengaruh kedua faktor terhadap respon efisiensi penjerapan yang dihasilkan.
Faktor berpengaruh terhadap respon apabila nilai p-value < 0,05. Nilai p-
value model dilihat terlebih dahulu untuk melihat apakah model tersebut valid
dan dapat digunakan persamaannya dalam menentukan efek kedua faktor
terhadap respon efisiensi penjerapan resorcinol. Berikut persamaan FD untuk
respon efisiensi penjerapan:
y= 381 – 47,6 (konsentrasi soy lecithin) – 10,76 (durasi sonikasi)
+ 1,634 (konsentrasi soy lecithin*durasi sonikasi) (3)
Tabel X. Respon Efisiensi Penjerapan pada Uji Statistik ANOVA
Signifikansi
Model R2
0,110 86,83%
Nilai p-value dari model adalah 0,110 (>0,05) sehingga menunjukkan
bahwa model tidak valid. Hal ini juga menunjukkan bahwa kedua faktor atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
rentang level tidak berpengaruh signifikan terhadap respon efisiensi
penjerapan. Intepretasi nilai p-value kedua faktor dan interaksinya serta
persamaan yang didapatkan tidak dapat ditindaklanjuti karena nilai p-value
model sudah menunjukkan tidak berpengaruh signifikan (tidak valid). Hal ini
menunjukkan bahwa pada rentang konsentrasi soy lecithin dan durasi sonikasi
yang peneliti gunakan tidak berpengaruh terhadap respon efisiensi
penjerapan. Jangka waktu penyimpanan sediaan uji yang sangat lama, yaitu
lebih dari 30 hari penyimpanan yang membuat sediaan tidak stabil.
Ketidakstabilan sediaan uji didukung oleh faktor tidak adanya stabilizer yang
ditambahkan pada sediaan uji. Penambahan stabilizer akan membentuk
ikatan sambung silang dengan senyawa pembawa sehingga menjadikan
partikel tetap stabil dan menghasilkan penjerapan partikel yang baik (Pawar
et al., 2008).
Penentuan Area dan Komposisi Optimum
Model yang didapatkan pada respon ukuran partikel menunjukkan hasil p-
value yang signifikan. Nilai p-value yang signifikan ini menyebabkan persamaan
yang sudah didapatkan melalui uji statistik ANOVA dapat digunakan untuk
memprediksi respon yang dihasilkan ketika diaplikasikan level pada kedua faktor
untuk menghasilkan nilai respon yang optimal. Hal tersebut membuat contour plot
yang dihasilkan juga dapat digunakan untuk menentukan area optimum dari
optimasi faktor konsentrasi soy lecithin dan durasi sonikasi menggunakan metode
desain faktorial.
Pengaturan optimasi dengan analisis response optimizer yaitu
menggunakan mode target dengan nilai terendah 50nm, nilai target 100nm, dan
nilai tertinggi sebesar 150nm. Hasil yang diperoleh dari pengaturan optimasi ini
adalah F2 dengan konsentrasi soy lecithin sebesar 6.5% w/v dan durasi sonikasi
selama 40 menit. Prediksi hasil pengujian ukuran partikel F2 dari ketiga
replikasinya memperoleh nilai Z-Average terendah, yaitu sebesar 113.7nm. Hasil
tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Esmaeilzadeh-
Gharedaghi et al. (2012) yaitu peningkatan durasi sonikasi dalam konsentrasi
fosfolipid yang rendah menyebabkan penurunan yang signifikan pada diameter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
partikel nano. Hasil prediksi ini sesuai dengan analisis menggunakan contour plot
seperti pada Gambar 5.
Dari Gambar 5 menunjukkan bahwa untuk dapat memperoleh ukuran
partikel seminimal mungkin, yaitu area berwarna biru tua dengan nilai prediksi
ukuran partikel <115nm yaitu dengan mengaplikasikan konsentrasi soy lecithin
sebesar 6,5 %w/v dan durasi sonikasi selama 40 menit.
Gambar 5. Contour Plot Respon Ukuran Partikel terhadap Kedua Variabel
Model untuk efisiensi penjerapan tidak menunjukkan adanya hasil p-value
yang signifikan. Nilai p-value yang tidak signifikan ini menyebabkan persamaan
yang sudah didapatkan melalui uji statistik ANOVA tidak dapat digunakan. Hal
tersebut membuat contour plot yang dihasilkan juga tidak dapat digunakan untuk
menentukan area optimum dari optimasi faktor konsentrasi soy lecithin dan durasi
sonikasi menggunakan metode desain faktorial.
Pada analisis Minitab17, titik optimum pada model efisiensi penjerapan
ditemukan. Titik optimum ditentukan melalui analisis response optimizer dengan
menetapkan mode yang disesuaikan. Mode yang digunakan untuk respon efisiensi
penjerapan adalah mode minimum dengan pengaturan nilai target sebesar 50% dan
nilai tertinggi sebesar 100%. Mode minimum ini digunakan karena nilai efisiensi
penjerapan yang diharapkan adalah lebih dari 50%. Titik optimum tersebut berada
pada formula F2 dengan konsentrasi soy lecithin sebesar 6,5% w/v dan durasi
sonikasi selama 40 menit. Pada formula F2 didapatkan respon nilai efisiensi
penjerapan sebesar 66.6858%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Konsentrasi soy lecithin dan durasi sonikasi yang dapat menghasilkan respon
ukuran partikel yang optimal ditemukan pada formula 2 dengan konsentrasi soy
lecithin sebesar 6,5%w/v dan durasi sonikasi selama 40 menit meskipun belum
memasuki rentang nilai ukuran partikel yang diharapkan. Tidak ditemukan
formula optimal untuk respon efisiensi penjerapan karena faktor waktu
penyimpanan sediaan uji yang tidak terkontrol.
2. Ditemukan area optimum pada contour plot untuk respon ukuran partikel yaitu
pada area berwarna biru tua yang menunjuk pada konsentrasi soy lecithin sebesar
6,5% w/v dan durasi sonikasi selama 40 menit. Tidak dapat ditentukan area
optimum pada analisis contour plot untuk respon efisiensi penjerapan. Formula
2 dengan level konsentrasi fosfolipid soy lecithin sebesar 6,5% w/v dan durasi
sonikasi selama 40 menit menghasilkan suatu sistem nanopartikel lipid yang
terprediksi optimal pada analisis response optimizer.
3. Diperoleh nilai efisiensi penjerapan dengan nilai rerata 68,75395434% untuk F1,
F2 dengan nilai rerata sebesar 66,68580044%, F3 dengan nilai rerata sebesar
68,032100825%, dan F4 dengan nilai rerata sebesar 75,5801288%.
Saran
1. Waktu pengujian sediaan nanopartikel lipid resorcinol sebaiknya dikendalikan
dalam jangka waktu yang konsisten dihitung sejak formulasi selesai dilakukan.
2. Dapat dilakukan penambahan stabilizer pada proses formulasi untuk menjaga
stabilitas sediaan dan dapat memperoleh nilai efisiensi penjerapan yang baik.
3. Perlu dilakukan validasi metode analisis pada hasil formulasi dengan konsentrasi
soy lecithin 6,5% w/v dan durasi sonikasi 40 menit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
DAFTAR PUSTAKA
Afsah-Hejri, L., Jinap, S., Arzandeh, S., Mirhosseini, H., 2011. Optimization of
HPLC Conditions for Quantitative Analysis of Aflatoxins in Contaminated
Peanut. Food Control, 22(3–4), 381–388.
Attama, A.A., Momoh, M.A., Builders, P.F., 2012. Lipid Nanoparticulate Drug
Delivery Systems: A Revolution in Dosage Form Design and
Development in Recent Advance in Novel Drug Carrrier Systems, in:
Intech. p. 38.
Badran, M., 2014. Formulation and In Vitro Evaluation of Flufenamic Acid Loaded
Deformable Liposomes for Improved Skin Delivery. Digest Journal of
Nanomaterials and Biostructures, 9(1), 83–91.
CAMEO-Chemical, 2020. Resorcinol.
https://cameochemicals.noaa.gov/chemical/4409, diakses tanggal 15
Desember 2020.
Candioti, L.V., Zan, M.M. De, Cámara, M.S., Goicoechea, H.C., 2014.
Experimental Design and Multiple Response Optimization using The
Desirability Function in Analytical Methods Development. Talanta, 124,
123–138.
Christania, F.S., Dwiastuti, R., Yuliani, S.H., 2020. Lipid and Silver Nanoparticles
Gels Formulation of Tempeh Extract. Journal of Pharmaceutical Sciences
and Community, 16(2), 56–62.
Cooper, D.L., Conder, C.M., Harirforoosh, S., 2014. Nanoparticles in Drug
Delivery: Mechanism of Action, Formulation and Clinical Application
towards Reduction in Drug-associated Nephrotoxicity. Expert Opinion on
Drug Delivery, 11(10), 1661–1680.
Dwiastuti, R., Christin, D., Putri, A., Hariono, M., Octa, F.D., 2021. Multiple
Response Optimization of an HPLC Method for Analyzing Resorcinol and
4- n -Butyl Resorcinol in Lipid Nanoparticles 21(2), 502–511.
Dwiastuti, R., Marchaban, Istyastono, E.P., Riswanto, F.D.O., 2018. Analytical
Method Validation and Determination of Free Drug Content of 4-n-
butylresorcinol in Complex Lipid Nanoparticles using RP-HPLC Method.
Indonesian Journal of Chemistry, 18(3), 496–502.
Dwiastuti, R., Noegrohati, S., Istyastono, E.P., Marchaban, 2016a. Formulation and
Physical Properties Observations of Soy Lecithin Liposome Containing 4-
n-butylresorcinol. AIP Conference Proceedings, 1755.
Dwiastuti, R., Noegrohati, S., Istyastono, E.P., Marchaban, 2016b. Metode
Pemanasan dan Sonikasi Menghasilkan Nanoliposom dari Fosfolipid
Lesitin Kedelai (Soy Lecithin). Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas,
13(1), 23–27.
Emami, J., Rezazadeh, M., Varshosaz, J., Tabbakhian, M., Aslani, A., 2012.
Formulation of LDL Targeted Nanostructured Lipid Carriers Loaded with
Paclitaxel: A Detailed Study of Preparation, Freeze Drying Condition, and
In Vitro Cytotoxicity. Journal of Nanomaterials, 2012, 1–10.
Esmaeilzadeh-Gharedaghi, E., Faramarzi, M.A., Amini, M.A., Rouholamini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Najafabadi, A., Rezayat, S.M., Amani, A., 2012. Effects of Processing
Parameters on Particle Size of Ultrasound Prepared Chitosan
Nanoparticles: An Artificial Neural Networks Study. Pharmaceutical
Development and Technology, 17(5), 638–647.
Febrianto, L.S., Dwidayati, N.K., Hendikawati, P., 2018. Perbandingan Metode
Robust Least Median of Square (LMS) Dan Penduga S untuk Menangani
Outlier pada Regresi Linier Berganda. Unnes Journal of Mathematics,
7(1), 83–95.
Gao, L., Zhang, D., Chen, M., 2008. Drug Nanocrystals for the Formulation of
Poorly Soluble Drugs and Its Application as a Potential Drug Delivery
System. Journal of Nanoparticle Research, 10(5), 845–862.
Gautam, A., Singh, D., Vijayaraghavan, R., 2011. Dermal Exposure of
Nanoparticles: An Understanding. Journal of Cell and Tissue Research,
11(1), 2703–2708.
Griffiths, P.C., Cattoz, B., Ibrahim, M.S., Anuonye, J.C., 2015. Probing the
Interaction of Nanoparticles with Mucin for Drug Delivery Applications
Using Dynamic Light Scattering. European Journal of Pharmaceutics and
Biopharmaceutics, 97(May), 218–222.
Haynes, W.M., 2017. CRC Handbook of Chemistry and Physics, 97th Editi. ed.
CRC Press LLC, Boca Raton.
Hibbert, D.B., 2012. Experimental Design in Chromatography: A Tutorial Review.
Journal of Chromatography B: Analytical Technologies in the Biomedical
and Life Sciences, 910, 2–13.
Hazardous Substances Data Bank, 2020a. Resorcinol. Pubchem.
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/source/hsdb/722, diakses tanggal 15
Desember 2020.
Hazardous Substances Data Bank, 2020b. Resorcinol. Pubchem.
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Resorcinol#section=LogP,
diakses tanggal 15 Desember 2020.
Jacobi, A., Mayer, A., Augustin, M., 2015. Keratolytics and Emollients and Their
Role in the Therapy of Psoriasis: a Systematic Review. Dermatology and
Therapy, 5(1), 1–18.
Kang, K.C., Lee, C. Il, Pyo, H.B., Jeong, N.H., 2005. Preparation and
Characterization of Nano-Liposomes using Phosphatidylcholine. Journal
of Industrial and Engineering Chemistry, 11(6), 847–851.
Ko, S., Lee, S.C., 2010. Effect of Nanoliposomes on The Stabilization of
Incorporated Retinol. African Journal of Biotechnology, 9(37), 6158–
6161.
Koshiyama, K., Wada, S., 2016. Collapse of a Lipid-Coated Nanobubble and
Subsequent Liposome Formation. Scientific Reports, 6(June), 1–8.
Liang, X., Mao, G., Ng, K.Y.S., 2004. Mechanical Properties and Stability
Measurement of Cholesterol-Containing Liposome on Mica by Atomic
Force Microscopy. Journal of Colloid and Interface Science, 278(1), 53–
62.
Lim, J., Yeap, S.P., Che, H.X., Low, S.C., 2013. Characterization of Magnetic
Nanoparticle by Dynamic Light Scattering. Nanoscale Research Letters,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
8(1), 1–14.
Machado, A.R., Assis, L.M. de, Machado, M.I.R., Souza-Soares, L.A. de, 2014.
Importance of Lecithin for Encapsulation Processes. African Journal of
Food Science, 8(4), 176–183.
Martien, R., Adhyatmika, Irianto, I.D.K., Farida, V., Sari, D.P., 2012.
Perkembangan Teknologi Nanopartikel Sebagai Sistem Penghantaran
Obat. Majalah Farmaseutik, 8(1), 133–144.
Mathews, P.G., 2005. Design of Experiments with MINITAB, The American
Statistician.
Medscape, 2020. Resorcinol. https://reference.medscape.com/drug/compound-w-
for-kids-salicylic-acid-topical-999359#10, diakses tanggal 15 Desember
2020.
Mee, R.W., 2009. Analysis of Full Factorial Experiments, in: A Comprehensive
Guide to Factorial Two-Level Experimentation. Springer, p. 29.
Mozafari, M.R., 2010. Nanoliposomes : Preparation and Analysis, in: Methods in
Molecular Biology. Humana Press, pp. 35–36.
National Center of Biotechnology Information, 2020a. Resorcinol. Pubchem.
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Resorcinol#section=Structu
res, diakses tanggal 15 Desember 2020.
National Center of Biotechnology Information, 2020b. Resorcinol. Pubchem.
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Resorcinol#section=Solubil
ity, diakses tanggal 15 Desember 2020.
National Center of Biotechnology Information, 2020c. Resorcinol. Pubchem.
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Resorcinol#section=Chemi
cal-and-Physical-Properties, diakses tanggal 15 Desember 2020.
National Center of Biotechnology Information, 2020d. Lecithin from Soybean.
Pubchem. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Lecithin-from-
Soybean#section=Computed-Properties, diakses tanggal 15 Desember
2020.
Puri, A., Loomis, K., Smith, B., Lee, J.H., Yavlovich, A., Heldman, E., Blumenthal,
R., 2009. Lipid-based nanoparticles as pharmaceutical drug carriers: From
concepts to clinic. Critical Reviews in Therapeutic Drug Carrier Systems,
26(6), 523–580.
Putri, D.C.A., Dwiastuti, R., Marchaban, Nugroho, A.K., 2017. Optimization of
Mixing Temperature and Sonication Duration in Liposome Preparation.
Jurnal Farmasi Sains Dan Komunitas, 14(2), 79–85.
Rajabi, M., Mousa, S., 2016. Lipid Nanoparticles and Their Application in
Nanomedicine. Current Pharmaceutical Biotechnology, 17(8), 662–672.
Raval, N., Maheshwari, R., Kalyane, D., Youngren-Ortiz, S.R., Chougule, M.B.,
Tekade, R.K., 2018. Importance of Physicochemical Characterization of
Nanoparticles in Pharmaceutical Product Development, Basic
Fundamentals of Drug Delivery. Elsevier Inc.
Risselada, H.J., Marrink, S.J., 2009. Curvature Effects on Lipid Packing and
Dynamics in Liposomes Revealed by Coarse Grained Molecular
Dynamics Simulations. Physical Chemistry Chemical Physics, 11, 2056–
2067.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Riswanto, F.D.O., Desra, A., Sari, R.M., Thomas, V., Rohman, A., Pramono, S.,
Martono, S., 2020. Employing an R Software Package RSM for
Optimizing of Genistein, Daidzein, and Glycitein Separation and Its
Application for Soy Milk Analysis by HPLC Method. Indonesian Journal
of Chemistry, 20(5), 1184–1198.
Riswanto, F.D.O., Rohman, A., Pramono, S., Martono, S., 2019. Application of
Response Surface Methodology as Mathematical and Statistical Tools in
Natural Product Research. Journal of Applied Pharmaceutical Science,
9(10), 125–133.
Shah, R., Eldridge, D., Palombo, E., Harding, I., 2015. Lipid Nanoparticles:
Production, Characterization and Stability. Springer, New York.
Siddiqui, A., Alayoubi, A., El-Malah, Y., Nazzal, S., 2014. Modeling The Effect of
Sonication Parameters on Size and Dispersion Temperature of Solid Lipid
Nanoparticles (SLNs) by Response Surface Methodology (RSM).
Pharmaceutical Development and Technology, 19(3), 342–346.
Sredović Ignjatović, I.D., Onjia, A.E., Ignjatović, L.M., Todorović, Ž.N.,
Rajaković, L. V., 2015. Experimental Design Optimization of the
Determination of Total Halogens in Coal by Combustion–Ion
Chromatography. Analytical Letters, 48(16), 2597–2612.
Sułkowski, W.W., Pentak, D., Nowak, K., Sułkowska, A., 2005. The Influence of
Temperature, Cholesterol Content and pH on Liposome Stability. Journal
of Molecular Structure, 744–747, 737–747.
Taylor, A.C., 2010. Advances in Nanoparticle Reinforcement in Structural
Adhesives, in: Advances in Structural Adhesive Bonding. Woodhead
Publishing Limited, pp. 151–182.
Tofani, R.P., Sumirtapura, Y.C., Darijanto, S.T., 2016. Formulation,
Characterisation, and In Vitro Skin Diffusion of Nanostructured Lipid
Carriers for Deoxyarbutin Compared to a Nanoemulsion and Conventional
Cream. Scientia Pharmaceutica, 84(4), 634–645.
Vitorino, C.S.P., 2013. Lipid Nanoparticles and Permeation Enhancement for
Transdermal Drug Delivery. Universidade de Coimbra, Portugal.
Welsch, F., 2008. Routes and Modes of Administration of Resorcinol and Their
Relationship to Potential Manifestations of Thyroid Gland Toxicity in
Animals and Man. International Journal of Toxicology, 27(1), 59–63.
World Health Organization, 2006. Resorcinol, Concise International Chemical
Assessment Document 71. WHO Press, Switzerland.
Xu, Z., Zhou, B., 2014. Fundamentals of Air Cleaning Technology and Its
Application in Cleanrooms Chapter 1: Particle and Size Distribution, in:
Springer-Verlag Berlin Heidelberg. pp. 12–26. 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
LAMPIRAN
Lampiran 1. Pengujian Ukuran Partikel
Setelah Pembuatan Replikasi 1
Formula 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Formula 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Formula 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Formula 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Setelah Pembuatan Replikasi 2
Formula 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Formula 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Formula 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Formula 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Setelah Pembuatan Replikasi 3
Formula 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Formula 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Formula 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Formula 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Lampiran 2. Dokumentasi Hasil Formulasi Sediaan Nanopartikel Resorcinol
Formula Gambar Sediaan
F1
F2
F3
F4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Lampiran 3. Pengujian Efisiensi Penjerapan
Kromatogram Larutan Standar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Data Replikasi I
Formula 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Formula 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Formula 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Formula 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Data Replikasi II
Formula 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Formula 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Formula 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Formula 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Lampiran 4. Data Optimasi Fase Gerak Metode Analisis HPLC
1. Uji Kesesuaian Sistem
NO TR AREA RESOLUSI TF K' N
1 4,244 510222 0 0,811 0 1155
2 4,258 507839 0 0,767 0 1914
3 4,236 508070 0 0,845 0 1412
4 4,256 508059 0 0,837 0 1360
5 4,233 507497 0 0,879 0 1487
6 4,266 503314 0 0,753 0 1709
MEAN 4,248833 507500,1667 0 0,815333333 0 1506,167
SD 0,013182 2266,45939 RSD
(%) 0,310251 0,446592837
2. Data Linearitas Menggunakan Standard Resorcinol
KONSENTRASI
(ppm) AREA
10 174117
20 348051
30 531871
40 687148
50 850663
60 1013482
70 1176326
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Lampiran 5. Data Perhitungan Persentase Efisiensi Penjerapan
Konsentrasi Standard (ppm) 44
Luas Area Standard 658052,5
Persamaan Regresi Linear Kurva Baku y = 16630x + 17911
REPLIKASI I
Formula
Sampel Luas Area
Konsentrasi Sampel
(Pengenceran 5 mL)
(ppm)
Konsentrasi
Sampel (100 mL)
(ppm)
Konsentrasi
Analit Sediaan
(ppm)
% EE
F1 59711 3,992514275 199,6257138 650 69,28835173
F2 65931 4,408408144 220,4204072 650 66,08916813
F3 67078 4,485101113 224,2550556 670 66,52909617
F4 54826 3,665883801 183,2941901 660 72,22815302
REPLIKASI I
Formula
Sampel Luas Area
Konsentrasi Sampel
(Pengenceran 5 mL)
(ppm)
Konsentrasi
Sampel (100 mL)
(ppm)
Konsentrasi
Analit Sediaan
(ppm)
%EE
F1 61789 4,131457596 206,5728798 650 68,21955695
F2 63611 4,253283743 212,6641871 650 67,28243275
F3 58320 3,899506498 194,9753249 640 69,53510548
F4 40331 2,696690614 134,8345307 640 78,93210458
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi berjudul “Optimasi Konsentrasi Soy
Lecithin dan Durasi Sonikasi Formulasi Nanopartikel
Lipid dengan Zat Aktif Resorcinol Menggunakan Probe
Sonicator: Aplikasi Metode Factorial Design” memiliki
nama lengkap Agustine Nita Wulandari dan merupakan
anak pertama dari dua bersaudara pasangan FX. Suwandi
dan Margaretha Endang Suprapti Setiyaningsih. Penulis
lahir di Bogor, pada 18 Agustus 1999. Pendidikan formal
yang ditempuh penulis yaitu TK Pangudi Luhur Jakarta
Selatan (2004-2005), SD Pangudi Luhur Jakarta Selatan
(2005-2011), SMP Pangudi Luhur Jakarta Selatan (2011-
2014), dan SMA Pangudi Luhur Van Lith (2014-2017).
Penulis melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma pada tahun 2017. Selama masa perkuliahan, penulis terlibat dalam kegiatan
kepanitiaan dan organisasi universitas. Kegiatan kepanitiaan yang penulis ikuti
yaitu sebagai anggota divisi medis pada kegiatan FACTION #2 pada tahun 2017
dan FACTION #3 pada tahun 2018. Penulis juga terlibat dalam kepanitiaan
Kegiatan Seminar Kebangsaan Sanata Dharma 2019 “Intelektual Muda Indonesia
sebagai Fondasi Bangsa” sebagai bendahara. Penulis terlibat dalam organisasi
Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sanata Dharma periode 2018/2019
sebagai sekretaris Kementerian Sosial Politik Kajian Strategis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI