+ All Categories
Home > Documents > Membangun Budaya Peduli Risiko

Membangun Budaya Peduli Risiko

Date post: 31-Oct-2021
Category:
Upload: others
View: 10 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
38
Membangun Budaya Peduli Risiko Melalui Internalisasi Manajemen Risiko Tingkat Eksekutif di Lingkungan Direktorat Jenderal Anggaran 12 Mei 2015 Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan – Kesempurnaan Meraih Risk Managed 2015
Transcript
Page 1: Membangun Budaya Peduli Risiko

Membangun Budaya Peduli RisikoMelalui Internalisasi Manajemen Risiko

Tingkat Eksekutif di LingkunganDirektorat Jenderal Anggaran

12 Mei 2015

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan – Kesempurnaan

Meraih Risk

Managed 2015

Page 2: Membangun Budaya Peduli Risiko

Agenda

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBIK INDONESIAINSPEKTORAT JENDERAL

1. HUBUNGAN ANTARA GOOD GOVERNANCE,MANAJEMEN RISIKO, PENGENDALIAN INTERNDAN AUDIT INTERNAL

2. KONSEP RISIKO DAN MANAJEMEN RISIKO

3. BUDAYA RISIKO DAN STRATEGI PENGEMBANGANBUDAYA RISIKO

Page 3: Membangun Budaya Peduli Risiko

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan

DEFINISI

3

Good Corporate Governance adalah:

"KOMITMEN, ATURAN MAIN, SERTA PRAKTIK PENYELENGGARAAN

PROSES BISNIS SECARA SEHAT DAN BERETIKA“ (BPKP, soft

definition, 2012)

Manajemen Risiko adalah:

" PENDEKATAN SISTEMATIS UNTUK MENENTUKAN TINDAKAN TERBAIK

DALAM KONDISI KETIDAKPASTIAN “ (Peraturan Menteri Keuangan

No.191/PMK.09/2008)

Pengendalian Intern adalah:

“PROSES YANG INTEGRAL PADA TINDAKAN DAN KEGIATAN YANG

DILAKUKAN SECARA TERUS MENERUS OLEH PIMPINAN DAN

SELURUH PEGAWAI UNTUK MEMBERIKAN KEYAKINAN MEMADAI

ATAS TERCAPAINYA TUJUAN ORGANISASI” (Peraturan Pemerintah

Nomor 60 Tahun 2008)

Page 4: Membangun Budaya Peduli Risiko

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 4

DEFINISI lanjutan…..

Audit Internal adalah

SUATU PENILAIAN YANG SISTEMATIS DAN OBJEKTIF YANG DILAKUKAN

OLEH AUDITOR INTERN TERHADAP OPERASI DAN BERBAGAI KONTROL DI

DALAM ORGANISASI, UNTUK MENENTUKAN APAKAH INFORMASI

KEUANGAN DAN OPERASI TELAH AKURAT DAN DAPAT DIANDALKAN,

RISIKO TELAH DIIDENTIFIKASI DAN DIMITIGASI, PERATURAN/KEBIJAKAN

DAN PROSEDUR YANG DITETAPKAN TELAH DIPENUHI, KRITERIA OPERASI

(KEGIATAN) TELAH DIPENUHI, SUMBERDAYA TELAH DIGUNAKAN SECARA

EFISIEN DAN EKONOMIS, DAN TUJUAN ORGANISASI TELAH DICAPAI

SECARA EFEKTIF (IIA, internal audit best practices )

Risiko adalah

SEGALA SESUATU YANG BERDAMPAK NEGATIF TERHADAP PENCAPAIAN

TUJUAN YANG DIUKUR BERDASARKAN KEMUNGKINAN DAN

DAMPAKNYA (PMK 191 Tahun 2008).

Page 5: Membangun Budaya Peduli Risiko

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan

Hubungan GCG, Risk Management, Internal Control & Internal Audit

5

ManajemenRisiko

Audit Internal

PengendalianIntern

Good Governance

Pemenuhan Kepatuhan(Compliance)

Sasaran Strategis

OrganisasiKeunggulan

Operasional

Pertumbuhan yg

Berkesinambungan

Quality Assurance

Page 6: Membangun Budaya Peduli Risiko

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan

Penjelasan

6

• Melalui Penerapan Tatakelola yang Baik

diharapkan suatu organisasi dapat mewujudkan

“Strategic Business Cycle” dengan baik, yaitu

meliputi implementasi sasaran strategis,

keunggulan operasional dan pertumbuhan orga-

nisasi yang berkesinambungan.

• Prinsip organisasi yang tumbuh dengan berkesi-

nambungan, yaitu apabila suatu organisasinya

sehat dan berkinerja tinggi.

Page 7: Membangun Budaya Peduli Risiko

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan

Lanjutan…

• Jika Organisasinya Sehat, namun Kinerjanya rendah,

maka dikategorikan “Tidak Optimal”

• Jika Organisasinya Tidak Sehat, namun Kinerja tinggi,

maka dikategorikan “Perlu Perbaikan dan Jika Tidak

Dilakukan Organisasi akan Mati Perlahan-lahan”

• Jika Organisasinya tidak Sehat dan Kinerjanya rendah,

maka dikategorikan “Perlu dilakukan Merger atau

bahkan dibubarkan)”

(Kementerian Keuangan, Survey MOFIN, 2014)

7

Page 8: Membangun Budaya Peduli Risiko

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan

KERANGKA HUBUNGAN MASING-MASING UNSUR PENGENDALIAN INTERN DAN MANAJEMEN RISIKO

8

Penetapan Konteks Lingkungan Pengendalian

Penilaian Risiko

Level Entitas/Strategis

Penilaian Risiko

Level Kegiatan/Operasional

Penanganan Risiko Kegiatan Pengendalian

Komunikasi dan Informasi

Peman tauan

Keterangan:

Manajemen risiko

Pengendalian intern

Page 9: Membangun Budaya Peduli Risiko

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan9

LANDASAN HUKUM PENERAPAN

MANAJEMEN RISIKO DI KEMENKEU

• PP 60 Tahun 2008, unsur Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah (SPIP), meliputi: Lingkungan Pengendalian,

Penilaian Risiko, Kegiatan Pengendalian, Informasi dan

Komunikasi, dan Pemantauan (monitoring) pengendalian

intern.

• Peraturan Menteri Keuangan No.191/PMK.09/2008,

pasal 2 antara lain mengharuskan setiap unit kerja di

lingkungan Kementerian Keuangan untuk menerapkan

dan mengembangkan manajemen risiko.

• Penetapan target kinerja tahun 2015 berupa pencapaian

tingkat kematangan penerapan manajemen risiko pada

level 4 (Risk Managed) dengan skor minimal 75.

Page 10: Membangun Budaya Peduli Risiko

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan

Konsep Risiko

10

Risk is like an iceberg and if not identified and correctly

assessed will result in disaster.

Known

Unknown

“Risk is Everywhere, and Risks comes from not knowing what you are

doing” (Warren Buffet).

Page 11: Membangun Budaya Peduli Risiko

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan

Konsep Risiko lanjutan

11

Risk Management is not an option, it’s a necessity.

Page 12: Membangun Budaya Peduli Risiko

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan12

• Risiko adalah segala sesuatu yang mungkindapat terjadi akibat adanya unsurketidakpastian, dan berdampak negatifterhadap pencapaian tujuan suatu organisasi.

• Tingkat (level) risiko diukur dari 2 (dua) parameter, yaitu seberapa besarkonsekwensi/dampak risiko bersangkutandan kemungkinan terjadinya risiko/frekwensi

Konsep Risiko (PMK-191/2008)

Page 13: Membangun Budaya Peduli Risiko

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan

Kategori Risiko

Risiko perlu dikategorisasikan untuk kemudahan

mencirikan dan menganalisis lebih lanjut.

Kategorisasi risiko biasanya dilihat dari penyebabnya.

PMK 191 Tahun 2008 mengkategorikan risiko ke dalam 5

kelompok:

– Fraud

– Stratejik dan kebijakan

– Operasional

– Kepatuhan

– Finansial

13

Page 14: Membangun Budaya Peduli Risiko

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan

KONSEP MANAJEMEN RISIKO

14

Manajemen risiko merupakan perangkat manajemen yang ditujukan

untuk mengelola risiko demi tercapainya tujuan.

Page 15: Membangun Budaya Peduli Risiko

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan

PROSES MANAJEMEN RISIKO

15

Page 16: Membangun Budaya Peduli Risiko

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan

Apa Yang Perlu Dilakukan untuk

Menjalankan Proses Manajemen Risiko

• Memiliki Struktur Organisasi Manajemen Risiko.

• Memiliki sumber daya manusia yang kompeten

berkaitan dengan proses bisnis unit kerjanya,

dan memiliki wawasan terbuka tentang

pemahaman risiko serta mitigasi risiko.

• Memiliki komitmen yang kuat untuk menjalankan

proses manajemen risiko sesuai dengan kaidah

yang diatur dalam PMK-191/2008.

16

Page 17: Membangun Budaya Peduli Risiko

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan

KOMITE MANAJEMEN RISIKO

1. Pejabat Eselon I

2. Satu orang pejabat Eselon II (Ketua Manajemen Risiko)

3. Satu orang pejabat Eselon II

KETUA MANAJEMEN RISIKO

Struktur Manajemen Risiko

UNIT PEMILIK RISIKO

Unit Eselon II

• Pemilik Risiko

• Koordinator Manajemen Risiko

• Administrator Manajemen Risiko

Bab II Pedoman Umum

UNIT PEMILIK RISIKO

Unit Eselon II

• Pemilik Risiko

• Koordinator Manajemen Risiko

• Administrator Manajemen Risiko

17

Page 18: Membangun Budaya Peduli Risiko

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan

KOMITE MANAJEMEN RISIKO

TugasMelakukan pengawasan,

menetapkan kebijakan,

strategi, dan metodologi

manajemen risiko tingkat

Eselon I

Wewenang Menentukan selera risiko

Tanggung Jawab menetapkan kebijakan

dan perencanaan

strategis MR;

menetapkan sasaran-

sasaran MR unit Eselon I

(jangka pendek dan

jangka panjang);

mengembangkan strategi

MR untuk pencapaian

sasaran;

memantau eksposur

risiko yang dihadapi unit

Eselon I.

18

Page 19: Membangun Budaya Peduli Risiko

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan

APA YANG HARUS DILAKUKAN

KOMITE MANAJEMEN RISIKO

Mekanisme

Koordinasi

pertemuan tatap

muka secara

berkala, atau

melalui media

komunikasi lain;

Rapat Komite

Dilakukan secara berkala 6

bulan sekali.

Rapat dianggap sah bila

dihadiri minimal dua pertiga

(2/3) anggota.

Pengambilan keputusan:

musyawarah untuk mufakat

atau suara terbanyak (bila

tidak mufakat).

19

Page 20: Membangun Budaya Peduli Risiko

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan

KETUA MANAJEMEN RISIKO

menjalankan kepemimpinan dan menetapkan arah

bagi MR di unit Eselon I;

mengembangkan kerangka kerja dan kebijakan

operasional MR Unit Eselon I secara terpadu dan

menyeluruh, kapabilitas dan keandalan dalam

analisis risiko dan pelaporannya;

memastikan profil risiko sesuai dengan selera risiko

yang telah ditetapkan;

mengembangkan dan memantau berbagai indikator

risiko utama;

mengkomunikasikan profil risiko kepada pemangku

kepentingan (stakeholder) terkait;

mengembangkan kompetensi SDM dalam analisis

risiko serta dalam manajemen sistem dan data untuk

menunjang program MR Unit Eselon I.

Tugas

&

Tanggung

Jawab

20

Page 21: Membangun Budaya Peduli Risiko

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan

mengembangkan kebijakan dan implementasi

operasional MR di Unit Eselon I;

memverifikasi dan memvalidasi hasil proses MR di

seluruh UPR;

menyelenggarakan rapat bersama dengan para

Pemilik Risiko dan Koordinator MR.

Wewenang

Tujuan:

Menganalisis profil risiko dan rencana penanganan risiko

tingkat UPR; dan

memberi rekomendasi mengenai rencana dan strategi

MR kepada Komite MR.

Dilaksanakan berkala 3 bulan sekali melalui tatap muka atau

media komunikasi lain.

Dianggap sah apabila dihadiri minimal dua pertiga (2/3)

anggota.

Pengambilan keputusan: musyawarah untuk mufakat atau

dengan suara terbanyak (bila tidak mufakat).

Rapat

Bersama

APA YANG HARUS DILAKUKAN

KETUA MANAJEMEN RISIKO

21

Page 22: Membangun Budaya Peduli Risiko

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan

APA YANG HARIS DILAKUKAN

UNIT PEMILIK RISIKO (Eselon II)

Pemilik Risiko

Tugas &Tanggung Jawab

memastikan proses MR di

unitnya telah sesuai

dengan kebijakan dan

prosedur yang ditetapkan;

mengendalikan risiko di

unitnya dengan batasan

risiko yang ditetapkan

Komite MR; dan

melaporkan profil risiko di

satuan unit kerjanya

kepada Komite MR melalui

rapat bersama Ketua

Manajemen Risiko setiap 3

(tiga) bulan atau sesuai

periode yang ditetapkan

Ketua MR.

Wewenang

menetapkan profil risiko di

unit masing-masing; dan

menunjuk Koordinator

Manajemen Risiko di unit

masing-masing.

22

Page 23: Membangun Budaya Peduli Risiko

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan

APA YANG HARUS DILAKUKAN KOORDINATOR MR PADA

MASING-MASING UNIT PEMILIK RISIKO

Koordinator MR

Tugas dan Tanggung Jawab

Memahami dengan baik:

Kebijakan, pedoman, dan prosedur penerapan MR;

proses MR;

rencana penanganan risiko;

profil risiko di satuan unit kerjanya.

Mengarahkan dan memantau penerapan program MR di unitnya masing-masing;

Mengkoordinasi proses identifikasi, analisis, evaluasi, mitigasi, dan pelaporan

risiko; dan

Berkoordinasi dengan Ketua Manajemen Risiko dalam rangka mengelola risiko di

unit masing-masing.

Wewenang

Membantu pemilik risiko dalam

pengelolaan risiko di lingkungan Unit

Pemilik Risiko serta bertanggungjawab

langsung dalam proses manajemen risiko

dalam operasionalnya sehari-hari.

Personil

• Seluruh pejabat Eselon

III; dan/atau

• Salah satu pejabat

fungsional setingkat yang

ditunjuk oleh Pemilik

Risiko.

23

Page 24: Membangun Budaya Peduli Risiko

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan

APA YANG HARUS DILAKUKAN ADMINISTRATOR MR

PADA MASING-MASSINGUNIT PEMILIK RISIKO

Administrator MR

Tugas dan Tanggung Jawab

menatausahakan proses dan

hasil identifikasi, analisis,

evaluasi, mitigasi, dan

pelaporan risiko.

Personil

• Pejabat Eselon IV

yang ditunjuk.

24

Page 25: Membangun Budaya Peduli Risiko

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan

Kebijakan Skala Risiko

rendah sedang tinggi

KEMUNGKINAN

KONSEKUENSI

rendah

sedang

tinggi

rendah

sedang

tinggi

25

Page 26: Membangun Budaya Peduli Risiko

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan

SELERA RISIKO

26

rendah sedang tinggi

KEMUNGKINAN

KONSEKUENSI

rendah

sedang

tinggi

rendah

sedang

tinggi

CONTOH

Selera

risiko

Seberapa besar Risiko yang diterima dan risiko mana yang akan diambil

alih penanganannya secara langsung oleh Pimpinan Unit Eselon I

Page 27: Membangun Budaya Peduli Risiko

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan

Dokumentasi Proses MR

Membuktikan adanya identifikasi & asessment

risiko yang sistematis

Mengembangkan database pengetahuan

organisasi

Memberi rencana tanggapan & perlakuan

kepada pengambil keputusan

Memfasilitasi pemantauan dan kaji ulang.

TUJUAN

27

Page 28: Membangun Budaya Peduli Risiko

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan

Dokumentasi Proses MR

• Formulir 1 : Form 1.0 Piagam Manajemen Risiko

• Formulir 2 : Form 2.0 Risk Register A – Proses Identifikasi Risiko

• Formulir 3 : Form 3.0 Risk Register B – Proses Analisis Risiko

• Formulir 4 : Form 4.0 Risk Register C – Proses Evaluasi Risiko

• Formulir 5 : Form 5.0 Rencana Penanganan Risiko

• Formulir 6 : Form 6.0 Monitoring Penanganan

• Formulir 7 : Form 7.0 Pelaporan Hasil Monitoring

28

Page 29: Membangun Budaya Peduli Risiko

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan

Mitigasi Risiko

• Mitigasi Risiko adalah langkah yang diambil untuk

mengurangi insiden dan/ atau efek dari suatu

bencana atau kegagalan

• Mitigasi risiko harus selalu memperhatikan dan

didasarkan pada penyebab suatu risiko.

• Mitigasi risiko harus memperhatikan biaya yang

dikeluarkan (CBA).

• Mitigasi risiko ditujukan untuk menurunkan level

risiko, bukan mengurangi jumlah risiko.

• Menentukan opsi penanganan risiko yang akan

dijalankan

• Menyusun rencana penanganan risiko

• Rencana mitigasi risiko harus disusun secara “SMART”

(Spesific, Measurable, Achievable, Realistic, Time

bound).

Page 30: Membangun Budaya Peduli Risiko

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan

OPSI PENANGANAN (MITIGASI) RISIKO

• MENERIMA RISIKO

• MEMBAGI RISIKO

• MENGHINDARI RISIKO

• MENGURANGI DAMPAK

• MENGURANG KETERJADIANNYA/FREK

WENSINYA

30

Page 31: Membangun Budaya Peduli Risiko

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00

KO

NS

EK

UE

NS

I

KETERJADIAN

PETA RISIKO

5

1

STRATEGI PENANGANAN RISIKO

Pindahkan atau Membagi

Risiko/Contingency Plan

(tanggap darurat)

Hindari Risiko atau

Pencegahan melalui

upaya mengurangi

dampak

atau mengurangi

frekwensinya

Terima Risiko/Bisa

Diabaikan atau

Tidak perluPenanganan

khusus

Tangani Dengan

Pengendalian

31

Sumber : Risk Assessment BPKP

Page 32: Membangun Budaya Peduli Risiko

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan

Tantangan Menghadapi Perubahan terkait

Penerapan Manajemen Risiko

32

Tahap Transisi

Manajemen Puncak & Senior

Komitmen

Manajemen Menengah

Eksplorasi

PerlawananSeluruhpegawai

Penolakan

Bln ke 1 Bln ke 2 Bln ke 3 Bln ke 4 Bln ke 5 Bln ke 6 Bln ke 7 Bln ke 8 Bln ke 9

Page 33: Membangun Budaya Peduli Risiko

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan

Manajemen Puncak Harus Komit sebelum

Perubahan Diluncurkan

Setiap introduksi program baru selalu mengalami tahapan transisi

sebelum penerapan program tersebut berfungsi secara efektif,

termasuk pula penerapan manajemen risiko dan pengendalian

intern, sebagaimana penjelasan berikut ini:

• Pada tahap penolakan akan dirasakan hampir semua pegawai

mempertanyakan kegunaannya (karena sudah nyaman dengan

kondisi yang ada);

• Pada tahap perlawanan, hampir sebagian pegawai mulai

merasakan manfaatnya, namun masih ragu dan enggan untuk

melaksanakannya;

• Pada tahap eksplorasi, pejabat/pegawai sudah mulai melihat

dengan jelas manfaatnya dan mulai timbul keinginan untuk

memahami dan mengeksplorasi lebih jauh;

• Pada tahap Komitmen, seluruh pejabat/pegawai melaksanakan

perubahan dengan baik.

33

Page 34: Membangun Budaya Peduli Risiko

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan

Budaya Peduli Risiko

• Sasaran dari budaya peduli risiko adalah penciptaan dan

pengembangan budaya pengambilan keputusan

(strategis maupun operasional) melalui pertimbangan

yang matang dan penuh kehati-hatian dengan cara

memanfaatkan proses manajemen risiko yang baik.

• Untuk mendapatkan proses manajemen risiko yang baik,

maka diperlukan:

- Proses Identifikasi dan Assesment Risiko harus

dilakukan dengan dengan benar dan bersungguh-

sungguh;

- Mengkomunikasikan seluruh potensi risiko yang

mungkin terjadi

- Mempertimbangkan risiko dan manfaat atas setiap

pengambilan keputusan.34

Page 35: Membangun Budaya Peduli Risiko

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan

Pentingnya “Tone from The Top” Mencipakan

Budaya Peduli Risiko

• Budaya adalah perilaku. Oleh karena itu, apabila

budaya risiko dianggap penting bagi organisasi,

maka perilaku tersebut perlu ditunjukkan oleh

Pimpinan Puncak beserta para pemimpin di

seluruh tingkatan.

• Peran pimpinan puncak dan jajarannya merupa-

kan kunci utama di dalam menjalankan perubah-

an,

• Jenis kepemimpinan dan perilaku pimpinan

akan menjadi penentu bagi terciptanyua budaya

peduli risiko yang diinginkan.

35

Page 36: Membangun Budaya Peduli Risiko

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan

STRATEGI PENGEMBANGAN BUDAYA

PEDULI RISIKO

• Penciptaan “Critical Mass”, artinya Pimpinan organisasi

di dalam menciptakan kesadaran akan pentingnya

manajemen risiko perlu meakukan sosialisasi dan

pelatihan secara ekstensif kepada seluruh pegawai, agar

mereka menjadi tahu apa itu risiko dan sadar arti penting

manajemen risiko dalam melaksanakan tugasnya

maupun pengambilan keputusan.

• Penyelarasan dengan Insentif dan Sanksi, artinya

organisasi perlu menyelaraskan pencapaian sasaran

yang diinginkan dengan perilaku yang diinginkan,

melalui upaya pemberian insentif dan sanksi.

36

Page 37: Membangun Budaya Peduli Risiko

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan

Ris

k N

aiv

e

Ris

kA

ware

Ris

kD

efin

ed

Ris

k M

an

aged

Ris

k E

nab

led

Score 0-29,00 Score 30-54,99 Score 55-74,99 Score 75-89,99 Score 90-100

SEKILAS TENTANG TINGKAT KEMATANGAN

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO

2015

Page 38: Membangun Budaya Peduli Risiko

Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan 38

AVOID THIS!!!


Recommended