+ All Categories
Home > Documents > ARTIKEL KKN BMC UNNES TAHUN 2020 KECAMATAN …

ARTIKEL KKN BMC UNNES TAHUN 2020 KECAMATAN …

Date post: 16-Oct-2021
Category:
Upload: others
View: 4 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
22
ARTIKEL KKN BMC UNNES TAHUN 2020 KECAMATAN KARANGMONCOL, KABUPATEN PURBALINGGA Kelompok 1 1. Satrio Aji Sasongko 2. Tri Anita Juniar 3. Nur Azizah 4. Aji Riskiyawan 5. Yeni Sofia Ramadani Kelompok 2 1. Bhekti Fitrianingsih 2. Khoerina Salwa 3. Tangguh Al Fatah 4. Puspita Nur Baeti
Transcript
Page 1: ARTIKEL KKN BMC UNNES TAHUN 2020 KECAMATAN …

ARTIKEL

KKN BMC UNNES TAHUN 2020

KECAMATAN KARANGMONCOL, KABUPATEN PURBALINGGA

Kelompok 1

1. Satrio Aji Sasongko

2. Tri Anita Juniar

3. Nur Azizah

4. Aji Riskiyawan

5. Yeni Sofia Ramadani

Kelompok 2

1. Bhekti Fitrianingsih

2. Khoerina Salwa

3. Tangguh Al Fatah

4. Puspita Nur Baeti

Page 2: ARTIKEL KKN BMC UNNES TAHUN 2020 KECAMATAN …

1

Strategi Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Kerajinan Tangan “Ardila Art” dengan Pendekatan Pentahelix dan Analisis SWOT

di Desa Panusupan, Kabupaten Purbalingga

Aji Riskiyawan, Nur Azizah, Satrio Aji Sasongko, Tri Anita Juniar, Yeni Sofia Ramadani

Kuliah Kerja Nyata Bersama Melawan Covid-19

Universitas Negeri Semarang

Email: [email protected]

Abstrak

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan bagian dari dunia usaha nasional yang

diakui oleh negara dan keberadaannya menjadi bagian penting dalam rangka meningkatkan

perekonomian masyarakat Indonesia, baik dalam lingkup kecil sampai lingkup yang lebih besar di

berbagai daerah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pengembangan UMKM

kerajinan tangan “Ardila Art” dengan pendekatan pentahelix dan analisis SWOT di Desa

Panusupan, Kabupaten Purbalingga. Pengembangan UMKM perlu ditinjau dan dilakukan

pembaharuan secara terus menerus sehingga dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi,

memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat sekitar serta memperoleh hasil produk yang

lebih maksimal. Salah satu strategi yang diterapkan adalah dengan merancang program-program

yang dibutuhkan bagi UMKM sebagai modal penguatan dan pengetahuan bagi pelaku UMKM

yang ikut serta terlibat didalamya, dengan bantuan pendekatan pentahelix dan analisis SWOT. Cara

yang dapat diterapkan yaitu dengan terus mengembangkan keunikan produk, memperluas

jangkauan pasar, menjaga dan meningkatkan kualitas produk dan tetap konsisten melakukan

promosi dan menjaga kelangsungan produksi kerajinan tangan “Ardila Art”.

Kata kunci: kerajinan tangan “Ardila Art”, pentahelix, strategi pengembangan, SWOT, UMKM

Page 3: ARTIKEL KKN BMC UNNES TAHUN 2020 KECAMATAN …

2

PENDAHULUAN

Industri kecil mempunyai kedudukan,

potensi dan peranan yang sangat penting

dalam mewujudkan ekonomi masyarakat

yang lebih baik. Pentingnya peranan industri

kecil dalam mengembangkan perekonomian

nasional ditunjukkan dengan ditetapkannya

Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2008

tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

(UMKM). Dalam Undang-Undang ini diatur

bahwa pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil

dan Menengah perlu diselenggarakan secara

menyeluruh, optimal dan berkesinambungan

sehingga mampu meningkatkan kedudukan,

peran, dan potensi Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah dalam mewujudkan pertumbuhan

ekonomi, pemerataan dan peningkatan

pendapatan rakyat, penciptaan lapangan

kerja, dan pengentasan kemiskinan (Ridwan

et al, 2014).

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

merupakan bagian integral dunia usaha

nasional mempunyai kedudukan, potensi,

dan peranan yang sangat penting dan

strategis dalam mewujudkan tujuan

pembangunan ekonomi pada khususnya.

Usaha kecil merupakan kegiatan usaha yang

mampu memperluas lapangan kerja dan

memberikan pelayanan ekonomi yang luas

pada masyarakat, dapat berperan dalam

proses pemerataan dan peningkatan

pendapatan masyarakat serta mendorong

pertumbuhan ekonomi dan berperan dalam

mewujudkan stabilitas nasional pada

umumnya dan stabilitas ekonomi pada

khususnya (Djabbar & Sudirman, 2017).

Selain itu, keberadaan UMKM juga

diartikan sebagai salah satu peran yang dapat

mewujudkan tujuan pembangunan nasional

karena potensi dan posisinya yang strategis.

UMKM adalah salah satu usaha yang bisa

dilakukan oleh masyarakat untuk

meningkatkan kesejahteraan hidup.

Karenanya, UMKM menjadi instrumen yang

sangat penting dalam memajukan bangsa

(Ulza et al, 2018).

Beberapa hal yang perlu

digarisbawahi terkait pentingnya sektor

UMKM adalah UMKM berperan besar

dalam menyerap pengangguran, mendukung

program pengurangan kemiskinan dan untuk

memfasilitasi peningkatan pendapatan dari

ekspor (Febriantoro, 2017). Sektor UMKM

sendiri telah tersebar di seluruh Indonesia

dengan usaha yang beraneka ragam, salah

satunya usaha produksi kerajinan tangan

“Ardila Art” di desa Panusupan, Kabupaten

Purbalingga. Maka dari itu pemberdayaan

dan pengembangan menjadi hal yang perlu

dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan

dengan strategi-strategi yang dirancang

dengan matang sehingga keberadaan UMKM

Page 4: ARTIKEL KKN BMC UNNES TAHUN 2020 KECAMATAN …

3

mampu menjaring banyak masyarakat demi

mewujudkan kemajuan perekonomian dan

kesejahteraan masyarakat dengan

kontribusinya dalam keberjalanan industri

kreatif. Selain itu, UMKM juga mampu

menciptakan lapangan pekerjaan lebih cepat

dibandingkan dengan sektor usaha lainnya,

begitupun dengan kontribusinya yang

dianggap penting dalam ekspor dan

perdagangan (Saputro, 2016).

Desa Panusupan sendiri merupakan

salah satu desa dari 12 desa yang terletak di

barat laut Kecamatan Rembang, Kabupaten

Purbalingga dengan jumlah total masyarakat

sebanyak 9.648 jiwa. Selain sebagai desa

wisata, desa Pansusupan memiliki beberapa

hasil kerajinan yang menambah penghasilan

masyarakat desa setempat salah satunya yaitu

sektor usaha kerajinan tangan “Ardila Art”

Kerajinan tangan “Ardila Art”

merupakan tempat pembuatan kerajinan

kriya yang terletak di Desa Panusupan,

Kecamatan Rembang Kabupaten

Purbalingga yang dikelola oleh bapak Hadi

Asmara dalam bidang pembuatan seni

kaligrafi, seni lukis, dan seni wayang. Hasil

kerajinan yang telah diproduksi dipasarkan di

daerah setempat bahkan sudah diekspor

hingga mancanegara diantaranya Singapura,

Korea Selatan dan Arab Saudi. Namun dalam

usaha ini masih terdapat masalah yang perlu

diatasi, salah satunya yaitu dalam segi

pemasaran. Selain dari sisi pemasaran,

permasalahan lainnya yang perlu diatasi

adalah kurangnya tenaga kerja juga

mengganggu proses produksi sehingga sering

terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi

permintaan. Oleh karena itu diperlukan suatu

konsep dan strategi pengembangan Usaha

kerajinan tangan “Ardila Art” yang nantinya

dapat berdampak bagi kesejahteraan

masyarakat desa setempat.

Pengembangan sendiri merupakan

suatu usaha dalam rangka meningkatkan

kemampuan konseptual, teoritis, teknis, dan

moral individu sesuai dengan kebutuhan

pekerjaan atau jabatan melalui pendidikan

dan pelatihan (Alyas & Rakib, 2017). Di sisi

lain, program pengembangan Usaha Mikro,

Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai salah

satu instrumen untuk menaikkan daya beli

masyarakat yang pada akhirnya akan menjadi

katup pengaman dari situasi krisis moneter.

Pengembangan UMKM menjadi sangat

strategis dalam menggerakan perekonomian

nasional, mengingat kegiatan usahanya

mencakup hampir semua lapangan usaha,

sehingga kontribusi UMKM menjadi sangat

besar bagi peningkatan pendapatan.

Semua keberhasilan yang telah

dicapai oleh memiliki titik kelemahan yang

harus segera diselesaikan untuk dicarikan

Page 5: ARTIKEL KKN BMC UNNES TAHUN 2020 KECAMATAN …

4

solusi yang terbaik. Kelemahan yang

dihadapi oleh para pengusaha UMKM dalam

meningkatkan kemampuan usaha sangat

kompleks dan meliputi berbagai indikator

yang mana salah satu dengan yang lainnya

saling berkaitan antara lain; kurangnya

permodalan baik jumlah maupun sumbernya,

kurangnya kemam puan manajerial dan

keterampilan beroperasi dalam

mengorganisir dan terbatasnya pemasaran.

Disamping hal-hal terdapat juga persaingan

yang kurang sehat dan desakan ekonomi

sehingga mengakibatkan ruang lingkup

usaha menjadi sempit dan terbatas.

Kekawatiran ini dilandasi bahwa Indonesia

akan menghadapi MEA dan pasar bebas.

Ketiaka itu terlaksana tuntutannya adalah

UMKM harus mampu bersaing (Suci, 2017).

Perkembangan UMKM masih belum

menjalankan fungsi dan perannya secara

maksimal. Banyak kendala yang dihadapi

seperti: masalah keterbatasan modal, teknik

produksi, bahan baku, pemasaran,

manajemen serta teknologi (Adhitama,

2018). Menurut Kuncoro (2010)

Pengembangan UMKM adalah cara yang

dinilai besar peranannya dalam

pengembangan industri manufaktur.

Pengembangan UMKM akan membantu

mengatasi masalah pengangguran sehingga

bisa memperbesar lapangan kerja dan

kesempatan usaha yang pada akhirnya akan

mendorong pembangunan daerah dan

kawasan perdesaan.

Dalam pengembangan UMKM,

langkah-langkah yang akan diambil tidak

semata-mata langkah dari pemerintah dan

hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah.

Namun Pihak UMKM sendiri sebagai pihak

internal yang akan dikembangkan, dapat

mengayunkan langkah bersama-sama dengan

Pemerintah. Karena potensi yang mereka

miliki mampu menciptakan kreativitas usaha

dengan memanfaatkan fasilitas yang

diberikan oleh pemerintah yang strategi

pengembangannya dapat dilakukan dengan

bantuan pendekatan pentahelix.

Model pendekatan pentahelix

merupakan pengembangan dari model yang

sudah ada sebelumnya yaitu triplehelix dan

quadruplehelix. Model pentahelix

menggabungkan 5 unsur utama yaitu

Akademisi, Pelaku Bisnis, Komunitas atau

masyarakat, Pemerintah, dan Media.

Menurut Slamet et al (2017) model

pentahelix dapat digunakan untuk

memecahkan permasalahan yang kompleks

antara pemangku kepentingan atau aktor

yang terlibat. Kolaborasi pentahelix berperan

penting dalam pengembangan inovasi yang

dapat menunjang pembangunan sosial

ekonomi suatu daerah. Sinergitas yang baik

Page 6: ARTIKEL KKN BMC UNNES TAHUN 2020 KECAMATAN …

5

antara ke lima unsur dalam pendekatan

pentahelix ini menjadi kunci keberhasilan

dalam pengembangan usaha termasuk

pengembangan Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) dengan bantuan teknik

analisis SWOT.

Menurut Fred (1998) analisis SWOT

adalah identifikasi berbagai berbagai faktor

secara sistematis untuk merumuskan strategi

perusahaan. Analisis ini didasarkan pada

logika yang dapat memaksimalkan kekuatan

(Strength) dan peluang (Opportunities),

namun secara bersamaan dapat

meminimalkan kelemahan (Weakness) dan

ancaman (Threats). Jadi analisis SWOT ini

berkaitan dengan pengambilan keputusan

yang berhubungan dengan pengembangan

misi, tujuan, strategi, dan kebijakan

perusahaan dengan mempertimbangkan

kelemahan, kekuatan, peluang, dan ancaman.

Oleh karena itu, artikel ini disusun

untuk membantu menyelesaikan

permasalahan terkait Strategi Pengembangan

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kerajinan

Tangan “Ardila Art” dengan Pendekatan

Pentahelix dan Analisis SWOT di Desa

Panusupan, Kabupaten Purbalingga.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian yang penulis lakukan

adalah deskriptif. Menurut (Sugiono, 2012)

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang

dilakukan yang berupaya menjelaskan upaya

atau langkah-langkah mengamati orang

dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi

dengan mereka, serta berusaha memahami

bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia

sekitarnya. Metode Penelitian yang

digunakan adalah metode kualitatif. Menurut

(Sugiono, 2012) metode kualitatif adalah

penelitian yang dilakukan dengan

menggunakan penjelasan yang berkaitan

dengan apa yang dirasakan oleh obyek

penelitian dengan menggunakan interpretasi

peneliti.

Untuk mendukung hasil yang dicapai

dalam penelitian ini, maka data

dikelompokkan menjadi: data primer, adalah

data yang diperoleh dari keterangan

informan, berupa wawancara. Data

Sekunder, data yang diperoleh dari instansi

dalam kaitan dengan penelitian yang

dilakukan baik yang diperoleh dari

perpustakaan, surat kabar, majalah/jurnal

ilmiah dan dokumen-dokumen tertulis

lainnya yang relevan dan dapat mendukung

bagi penelitian ini (Imaniar & Andhika,

2019).

Subjek dalam penelitian ini yaitu

pemilik usaha Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah Kerajinan Tangan “Ardila Art”

Bapak Hadi Asmara dan juga masyarakat

sekitar Desa Panusupan, Kecamatan

Page 7: ARTIKEL KKN BMC UNNES TAHUN 2020 KECAMATAN …

6

Rembang, Kabupaten Purbalingga, Jawa

Tengah.

Alat analisis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah analisis SWOT. Analisis

SWOT dalam (Rangkuti, 2015) adalah suatu

alat analisis untuk mengevaluasi faktor

internal dan faktor eksternal organisasi atau

perusahaan sehingga dapat memberikan

informasi mengenai isu-isu penting bagi

organisasi atau perusahaan. Analisis SWOT

dimulai dari faktor internal dengan

mengidentifikasi aspek positif, yaitu strength

(kekuatan) dan aspek negatif, yaitu weakness

(kelemahan). Sedangkan faktor eksternal

dengan mengidentifikasi opportunities

(peluang) dan threat (ancaman). Selain itu

juga dapat digunakan untuk membuat strategi

yang akan digunakan setelah melihat

kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.

Berdasarkan SWOT matrix, dapat disusun

empat strategi utama yaitu; SO, WO, ST dan

WT. Masing-masing strategi ini memiliki

karakteristik tersendiri dan hendaknya dalam

implementasi strategi selanjutnya

dilaksanakan secara bersama-sama dan

saling mendukung satu sama lain.

PEMBAHASAN

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

(UMKM) merupakan salah satu sektor yang

berperan besar dalam perekonomian

nasional. Menurut data dari Kementrian

Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Republik Indonesia, pada tahun 2018

setidaknya ada 64.194.057 unit usaha yang

tergolong dalam sektor UMKM. Oleh karena

itu, pengembangan UMKM harus mendapat

perhatian khusus dari semua pihak salah

satunya UMKM yang ada di Desa Panusupan

yang perlu dikembangkan usahanya baik

dalam bidang produksi maupun pemasaran

produk.

1. Identifikasi Masalah yang Dihadapi

UMKM Kerajinan Tangan “Ardila

Art” di Desa Panusupan

Dari wawancara yang dilakukan terhadap

pemilik usaha UMKM kerajinan tangan

“Ardila Art” di Desa Panusupan yaitu Bapak

Hadi Asmara, terdapat beberapa

permasalahan yang menjadi hambatan dalam

mengembangkan UMKM tersebut.

Permasalahan tersebut berasal dari beberapa

faktor antara lain, sedikitnya jumlah pelaku

yang ikut serta berperan aktif guna

mengembangkan UMKM, keterbatasan

Sumber Daya Manusia (SDM) yang

menguasai cara pembuatan produk hasil

usaha dan anggota yang akan meneruskan

usaha UMKM tersebut. Selain itu kurangnya

sarana dan prasarana sebagai penunjang,

kurangnya kegiatan pelatihan, adanya

kekurangan atau keterbatasan dalam hal

Page 8: ARTIKEL KKN BMC UNNES TAHUN 2020 KECAMATAN …

7

modal serta pengetahuan tentang sistem

pemasaran yang masih lemah serta

kurangnya keterlibatan pihak-pihak tertentu

dalam usaha mengembangkan UMKM

menjadi faktor penghambat penjualan produk

hasil usaha meskipun produk yang dihasilkan

telah sampai lingkup mancanegara. Hal

tersebut disebabkan karena proses

pembuatan dan pengiriman produk yang

membutuhkan waktu yang lumayan lama

membuat UMKM kerajinan tangan “Ardila

Art” kurang berjalan dengan efektif dan

efisien selama usaha ini didirikan.

Dari analisis permaslahan diatas, dapat

disimpulkan bahwa usaha UMKM Kerajinan

tangan “Ardila Art” di Desa Panusupan

masih memiliki berbagai masalah yang dapat

menghambat keberjalanan dan

pengembangan UMKM itu sendiri. Maka

dari itu UMKM di Kelurahan Jatirejo harus

memiliki daya saing dan kualitas yang baik

yaitu salah satunya dengan menciptakan

strategi pengembangan UMKM agar

pengelolaan UMKM berjalan dengan baik

ditataran internal dan berkembang dengan

maju dikawasan eksternal.

2. Peran konsep Pentahelix dalam

pengembangan UMKM Kerajinan

Tangan “Ardila Art”

Salah satu cara untuk

mengembangkan UMKM Kerajinan Tangan

“Ardila Art” di Desa Panusupan adalah

dengan konsep Pentahelix. Konsep

Pentahelix yang melibatkan lima unsur yaitu

akademisi, pelaku bisnis, masyarakat atau

komunitas, pemerintah, dan media dinilai

mampu menjawab permasalahan yang ada

pada pengembangan usaha “Ardila Ar”t.

Keberhasilan konsep pentahelix dalam

pengembangan “Ardila Art” bergantung pada

masing-masing unsur dalam menjalankan

perannya. Adapun peran setiap unsur tersebut

dapat dijabarkan sebagai berikut

Page 9: ARTIKEL KKN BMC UNNES TAHUN 2020 KECAMATAN …

8

Gambar 1. Bagan Pentahelix Pengembangan Usaha Kerajinan Tangan “Ardila Art”

1) Akademisi dalam hal ini adalah

mahasiswa, dosen, maupun institusi

perguruan tinggi yang berperan untuk

membantu penelitian atau dalam hal

keilmuan lainnya sebagai acuan bagi pelaku

bisnis untuk mengembangkan usahanya dan

merekomendasikan kebijakan untuk

pemerintah sesuai dengan temuan pada

penelitiannya.

2) Pelaku bisnis merupakan objek yang

melakukan usaha dalam hal ini adalah

“Ardila Art”. Selain itu, pelaku bisnis disini

juga dapat sebagai investor yang

menanamkan investasi pada usaha kerajinan

tangan “Ardila Art” untuk meningkatkan

produksi dan pemasaran barang yang

dihasilkan.

3) Masyarakat atau komunitas disini

merupakan pihak yang memiliki social

power dan berperan sebagai penyedia tenaga

kerja. Selain itu, masyarakat dan komunitas

juga dapat berperan membantu pemasaran

produk kerajinan tangan “Ardila Art”.

4) Pemerintah berperan sebagi regulator dan

fasilitator dalam pengembangan usaha

kerajinan tangan “Ardila Art”. Sebagai

pemangku kebijakan, pemerintah dapat

membantu dengan membuat kebijakan yang

pro dengan pengembangan UMKM seperti

mempermudah proses perizinan, membuat

program sebagai tempat promosi produk

Page 10: ARTIKEL KKN BMC UNNES TAHUN 2020 KECAMATAN …

9

kerajinan tangan “Ardila Art”, dan lain

sebagainya. Sebagai fasilitator. Pemerintah

dapat berperan dalam mengembangkan

produksi dan juga mendorong minat

masyarakat di Industri kerajinan tangan

“Ardila Art”. Pemerintah yang dapat

berperan dalam hal ini seperti pemerintah

desa, Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Purbalingga, dinas pemuda,

olahraga dan pariwisata Kabupaten

Purbalingga, dan juga instansi-instansi terkait

lainnya.

5) Media berperan sebagai tempat untuk

mempromosikan dan menjual produk

kerajinan tangan “Ardila Art”. Dengan

mempromosikan produk baik melalui media

cetak maupun elektronik diharapkan mampu

menarik minat konsumen untuk membeli

produk kerajinan tangan ini. Kehadiran

teknologi yang semakin canggih juga dapat

dimanfaatkan untuk mempromosikan

sekaligus menjual produk secara mudah dan

murah.

3. Penggunaan Analisis SWOT sebagai

Strategi Pengembangan Kerajinan

Tangan “Ardila Art”

Dalam rangka pengembangan kerajinan

tangan yang akan diproduksi oleh pemilik

usaha, penggunaan analisis SWOT dapat

membantu dalam perencanaan pembuatan,

dan pemasaran produk, sehingga kerajinan

tangan yang dihasilkan menjadi lebih

menarik dan banyak diminati oleh

masyarakat sekitar hingga seluruh dunia

dengan diimbangi pemasaran produk yang

memadai. Adapun beberapa hal yang perlu

diperhatikan sebagai acuan dalam

pengembangan hasil usaha melalui analisis

SWOT diantaranya:

1. Strength (Kelebihan atau Kekuatan)

a. Produk kerajinan tangan “Ardila Art”

unik

b. Produk kerajinan tangan “Ardila Art”

tidak mudah rusak

c. Produk kerajinan tangan “Ardila Art”

beragam dan dapat menyesuaikan

pesanan

d. Harga produk cukup murah

2. Weakness (Kelemahan)

a. Kurangnya tenaga kerja

b. Tidak ada riset pasar untuk

pemasaran

c. Belum memanfaatkan teknologi

digital

d. Produk masih dibuat secara manual

3. Opportunity (Kesempatan)

a. Pangsa pasar yang masih sangat

potensial

b. Masih ada masyarakat yang belum

bekerja

Page 11: ARTIKEL KKN BMC UNNES TAHUN 2020 KECAMATAN …

10

c. Pengguna media sosial yang sangat

banyak dan terus meningkat

d. Belum banyak pesaing di pasaran

4. Threat (Ancaman)

a. Munculnya produk serupa sebagai

pesaing

b. Sulitnya mendapat stok kayu sebagai

bahan utama

c. Banyak produk lain yang lebih

kompetitif

d. Kurangnya minat masyarakat untuk

mengembangkan usaha Ardila Art

Berdasarkan analisis SWOT

berbantuan pendekatan Pentahelix yang telah

diuraikan di atas, maka penulis merumuskan

beberapa strategi dalam pengembangan

kerajinan tangan “Ardila Art”. Yang pertama

strategi S-O yaitu dengan terus

mengembangkan keunikan produk sesuai

dengan selera konsumen dan

memaksimalkan teknologi untuk

mempermudah promosi dan memperluas

jangkauan pasar. Yang kedua strategi W-O

dengan melakukan riset terhadap pasar

supaya dapat memetakan konsumen dan

membaca selera konsumen untuk produk

kerajinan tangan “Ardila Art”, meningkatkan

produksi dengan menambah tenaga kerja dari

masyarakat setempat serta lebih

mengoptimalkan peran teknologi untuk

membantu proses produksi. Yeng ketiga

strategi S-T dengan tetap menjaga dan

meningkatkan kualitas produk sehingga

dapat tetap bersaing di pasaran, mendorong

minat masyarakat untuk menekuni kerajinan

tangan ini karena sangat potensial, menjalin

kerjasama dengan pemasok kayu sehingga

aliran produksi tetap terjaga. Selanjutnya

yang terakhir strategi W-T dengan tetap

konsisten melakukan promosi dan menjaga

kelangsungan produksi kerajinan tangan

“Ardila Art”.

KESIMPULAN

Pengembangan UMKM perlu

ditinjau dan dilakukan pembaharuan secara

terus menerus sehingga dapat menyelesaikan

masalah yang dihadapi, memberikan

kontribusi yang positif bagi masyarakat

sekitar serta memperoleh hasil produk yang

lebih maksimal.

Salah satu strategi yang diterapkan

adalah dengan merancang program-program

yang dibutuhkan bagi UMKM sebagai modal

penguatan dan pengetahuan bagi pelaku

UMKM yang ikut serta terlibat didalamya,

dengan sistem analisis SWOT berbantuan

pendekatan pentahelix.

Cara yang dapat diterapkan yaitu

dengan terus mengembangkan keunikan

produk, memperluas jangkauan pasar,

menjaga dan meningkatkan kualitas produk

Page 12: ARTIKEL KKN BMC UNNES TAHUN 2020 KECAMATAN …

11

dan tetap konsisten melakukan promosi dan

menjaga kelangsungan produksi kerajinan

tangan “Ardila Art”.

SARAN

UMKM merupakan salah satu aset

yang dapat memajukan dan mensejahterakan

daerahnya, maka dari itu UMKM harus

mampu melebarkan sayapnya dengan segala

kreativitas dan perannya di masyarakat.

Pelaku UMKM perlu meningkatkan

kesadaran bersama untuk ikut serta mau

berpartsipasi aktif dalam segala bentuk

kegiatan yang dirancang demi kemajuan

UMKM.

DAFTAR PUSTAKA

Alyas & Rakib, M. 2017. Strategi

Pengembangan Usaha Mikro, Kecil

dan Menengah dalam Penguatan

Ekonomi Kerakyatan (Studi Kasus

pada Usaha Roti Maros di

Kabupaten Maros). Jurnal

Sosiohumaniora. 19(2): 114-120.

Adhitama, M.R. 2018. Strategi

Pengembangan Sentra UMKM Ikan

Pindang di Desa Tasikagung

Kabupaten Rembang. Economics

Development Analysis Journal, 7(2):

203-209.

Departemen Koperasi. 2018. Perkembangan

Data Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah (UMKM) dan Usaha

Besar (UB) Tahun 2017-2018.

Kementrian Koperasi dan Usaha

Kecil dan Menengah Republik

Indonesia, Jakarta.

Djabbar, I & Sudirman, B. 2019.

Pengembangan Usaha Kecil dan

Menengah (UKM) Berbasis Kinerja

di Kabupaten Kolaka Utara. Jurnal

Ilmu Administrasi Publik, 7(2): 116-

129.

Febriantoro, W. 2018. Kajian dan Strategi

Pendukung Perkembangan E-

Commerce bagi UMKM di

Indonesia. Jurnal Manajerial, 3(5):

184-207.

Freddy, R. 1998. Analisis SWOT Teknik

Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Imaniar, D & Andhika, W. 2019. Strategi

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

dalam Meningkatkan Industri

Pariwisata melalui UMKM. Jurnal

Reformasi, 9(2): 90-95.

Kuncoro, M. 2010. Dasar-dasar Ekonomika

Pembangunan. Yogyakarta: YKPN

Yogyakarta.

Rangkuti. 2015. Analisis SWOT: Teknik

Membedah Kasus Bisnis, Cetakan

keduapuluh. Jakarta: Gramedia

Pustaka.

Page 13: ARTIKEL KKN BMC UNNES TAHUN 2020 KECAMATAN …

12

Republik Indonesia. 2008. Undang-Undang

No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah.

Sekretariat Negara, Jakarta.

Ridwan, M., Hartutiningsih., Mass’ad, H.

2014. Pembinaan Industri Kecil dan

Menengah pada Dinas Perindustrian,

Perdagangan, Koperasi dan UMKM

Kota Bontang. Jurnal

Administrative Reform, 2(2): 187-

199.

Saputro, D. 2016. Pemberdayaan Masyarakat

Melalui Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) Studi Kasus di

Sentra Industri Tepung Tapioka

Desa Pogalan, Kecamatan Pogalan,

Kabupaten Trenggalek.

Pemberdayaan Masyarakat Melalui

Usaha Kecil dan Menengah

(UMKM): 0-216.

Slamet, R., Bilpen, N., Roessobiyatno., Heru,

R., Agung, H., Luk, L.I. 2016.

Strategi Pengembangan UMKM

Digital dalam Menghadapi Era Pasar

Bebas. Jurnal Manajemen

Indonesia, 16(2): 136-147.

Suci, Y.R. 2017. Perkembangan UMKM

(Usaha Kecil, Mikro dan Menengah)

di Indonesia. Jurnal Ilmiah Cano

Ekonomos, 6 (1): 51-58.

Sugiono. 2012. Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Ulza, E., Ferdiansyah., Dirga, M. 2018.

Pemberdayaan Masyarakat Melalui

Pembinaan dan Bantuan Modal

Usaha di Hutan Kayu Jakarta Timur.

Jurnal Syukur, 1 (1): 61-69.

Page 14: ARTIKEL KKN BMC UNNES TAHUN 2020 KECAMATAN …

1

PEMBERDAYAAN PKK DESA BALERAKSA MELALUI BUDIDAYA DENGAN

MEDIA HIDROPONIK DI ERA PANDEMI COVID-19

Tangguh Al-Fatah1, Bhekti Fitrianingsih2, Khoerina Salwa3, Puspita Nur Baeti4

1Program Studi Pendidikan TIK, Fakultas Teknik 2Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan

3Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 4Program Studi Pendidikan Tata Kecantikan, Fakultas Teknik

Universitas Negeri Semarang

Abstrak

Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Baleraksa, Kecamatan Karangmoncol,

Kabupaten Purbalingga pada bulan Juli 2020. Kegiatan pemberdayaan melalui

budidaya sayuran dengan hidroponik dilaksanakan sebanyak dua kali pelatihan.

Pelatihan ini bertujuan untuk memperkenalkan budidaya sayuran dengan

hidroponik kepada masyarakat Desa Bakeraksa. Jenis sayuran yang akan

dibudidayakan yaitu sawi dan kangkung. Sistem hidroponik yang disosialisasikan

adalah sistem hidroponik dengan paralon dan sistem hidroponik sederhana

dengan menggunakan ceting dan baskom. Hasil kuesioner berupa tanggapan

peserta terhadap pelatihan ini didapatkan data 15% sangat setuju, 85% setuju,

dan 0% tidak setuju untuk melakukan budidaya sayuran dengan hidroponik.

Sistem hidroponik dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sayuran secara

mandiri. Selain memenuhi kebutuhan sayuran, masyarakat dapat melakukan

kegiatan yang produktif dan bermanfaat di era pandemi Covid-19.

Kata Kunci: Budidaya Sayuran, Hidroponik, Desa Baleraksa

METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

Lokasi Kegiatan

Kegiatan ini berlokasi di Desa Baleraksa, Kecamatan Karangmoncol,

Kabupaten Purbalingga. Kegiatan dilaksanakan pada bulan Juli 2020.

Partisipan Kegiatan

Sasaran pada kegiatan ini adalah ibu-ibu PKK, Pemerintah Desa, Karang

Taruna, dan masyarakat. Dengan adanya kegiatan ini, masyarakat perlu

diperkenalkan pada media yang dapat digunakan untuk mempertahankan

ketahanan pangan berupa sayur-sayuran, minimal untuk dikonsumsi sendiri.

Page 15: ARTIKEL KKN BMC UNNES TAHUN 2020 KECAMATAN …

2

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah rockwoll, air, pupuk/nutrisi AB Mix, dan

benih tanaman sawi dan kangkung. Alat yang digunakan adalah ember, baskom,

ceting, pipa paralon, tutup, keni, Te, mesin/pompa air, selang, dan Holesaw 7P

BENZ.

Metode Pelaksanaan Kegiatan

Metode yang digunakan adalah sosialisasi, pembuatan media, pelatihan 1,

pelatihan 2, dan pendampingan. Peserta terdiri dari 25 orang, perwakilan dari

PPK, Pemerintah Desa, Karang Taruna, dan masyarakat, masing-masing

mewakilkan 5 orang untuk mengikuti kegiatan yang dilaksanakan. Tahapan yang

pertama yaitu sosialisasi, kegiatan sosialisasi dilakukan untuk memperkenalkan

budidaya sayuran dengan media hidroponik terlebih dahulu. Hasil sosialisasi

ditetapkan 2 titik untuk pembuatan hidroponik. Di Dusun Karang Wringin dan

Dusun Karang Randu. Akan tetapi untuk pelatihan ditempatkan pada satu tempat

yaitu di Dusun Karang Wringin. Tahapan yang kedua yaitu pembuatan media.

Pembuatan media disusun terlebih dahulu sebelum dilakukan pelatihan bersama

warga. Tahapan ketiga yaitu pelatihan 1, pelatihan pada tahap ini masyarakat

tidak menyusun media hidroponik, namun hanya mengikuti pelatihan bagaimana

budidaya menanam sayuran dengan media hidroponik. Oleh karena itu media

tersebut dibuat terlebih dahulu agar kegiatan berjalan dengan lancar dan efektif.

Dalam penyampaian materi dalam pelatihan, ada jua jenis cara yaitu dengan

hidroponik media paralon atau dengan menggunakan baskom dan ceting bekas.

Tahapan keempat yaitu pelatihan 2, melihat ketercapaian pelatihan hidroponik

yang pertama, maka dilakukan kembali pelatihan hidroponik kedua. Pada

pelatihan kedua ini, informasi mengenai hidroponik dikemas dalam power point

dan tidak melakukan simulasi pembuatan hidroponik paralon. Tahapan yang

terakhir yaitu pendampingan, pendampingan dilakukan pada tahap pelatihan

hidroponik kedua, peserta diberi bibit dan nutrisi untuk mencoba melakukan

penyemaian dengan dibantu oleh panitia pelaksana. Peserta mempraktikkan

hidroponik menggunakan media ceting dan baskom bekas, yang nantinya dibawa

pulang oleh masing-masing peserta.

Pengambilan Data

Evaluasi dalam suatu kegiatan sangat penting dilakukan. Pada kegiatan ini,

evaluasi dilakukan pada setiap tahapan pelatihan dan akhir kegiatan dengan

menyebarkan kuesioner. Kegiatan ini dianggap berhasil jika >50% peserta latihan

berminat untuk menerapkan program budidaya ini.

Page 16: ARTIKEL KKN BMC UNNES TAHUN 2020 KECAMATAN …

3

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ketergantungan kebutuhan pangan, buah, dan sayur yang dialami

masyarakat Indonesia terhadap negara lain merupakan masalah yang dari tahun

ke tahun belum juga terselesaikan, padahal Indonesia dikenal dengan negara

agraris yang hanya memiliki dua musim cuaca yang serta mayoritas pencaharian

masyarakatnya adalah sebagai petani (Nisa’, 2018). Namun, kenyataannya hasil

pertanian di Indonesia dirasa masih kurang. Hal ini dikarenakan masih banyak

masyarakat yang bersifat konsumtif dan kurang produktif terutama dalam hal

pemenuhan kebutuhan pangan sehari-hari seperti sayuran. Salah satu kendala

dalam budidaya sayuran adalah keterbatasan lahan. Oleh karena itu, pelatihan

tentang budidaya sayuran dengan hidroponik akan sangat bermanfaat, baik di

masa sekarang maupun masa yang akan dating karena metode ini tidak perlu

membutuhkan lahan yang luas, bisa dilakukan menggunakan peralatan yang

sederhana maupun yang lebih modern apabila memiliki biaya yang memadai.

Masyarakat Desa Baleraksa, khususnya ibu-ibu PKK secara umum tidak

bekerja atau hanya melakukan pekerjaan rumah tangga. Salah satu kebutuhan

yang dibutuhkan rumah tangga sehari-hari yaitu sayur-sayuran. Kebutuhan

tersebut didapatkan dengan membeli di pasar, warung, atau orang yang berjualan

sayuran keliling setiap hari. Jarang sekali ada ibu-ibu yang menanam sayuran

sendiri di rumah. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya kesadaran untuk bisa

menanam sendiri di rumah, maupun disebabkan karena terbatasnya lahan. Oleh

karena itu, mahasiswa KKN dari berbagai universitas di Desa Baleraksa bekerja

sama mengadakan pelatihan budidaya sayuran dengan hidroponik. Harapannya,

sasaran dari pelatihan ini dapat mempraktikkan budidaya sayuran dengan

hidroponik ini, sehingga kebutuhan akan sayuran dapat dipenuhi secara mandiri.

Selain itu, dimasa pandemi ini masyarakat dihimbau untuk mengurangi aktivitas di

luar rumah selama tidak ada keperluan yang sangat penting. Sehingga melalui

pelatihan ini, masyarakat dapat menggunakan waktunya secara produktif untuk

melakukan budidaya sayuran di rumah.

Dalam merealisasikan penanaman sayuran secara mandiri dapat dilakukan

dengan cara hidroponik. Hidroponik adalah lahan budidaya pertanian tanpa

menggunakan media tanah, sehingga hidroponik merupakan aktivitas pertanian

yang dijalankan dengan menggunakan air sebagai medium untuk menggantikan

tanah. Sehingga sistem bercocok tanam secara hidroponik dapat memanfaatkan

lahan yang sempit. Pertanian dengan menggunakan sistem hidroponik memang

tidak memerlukan lahan yang luas dalam pelaksanaannya, tetapi dalam bisnis

pertanian hidroponik hanya layak dipertimbangkan mengingat dapat dilakukan di

pekarangan rumah, atap rumah maupun lahan lainnya (Roidah, 2014).

Banyak keuntungan dan manfaat yang dapat diperoleh dari sistem tersebut.

Sistem ini dapat menguntungkan dari kualitas dan kuantitas hasil pertaniannya,

Page 17: ARTIKEL KKN BMC UNNES TAHUN 2020 KECAMATAN …

4

serta dapat memaksimalkan lahan pertanian yang ada karena tidak membutuhkan

lahan yang banyak.

Manfaat yang dilihat dari penanaman hidroponik sebagai berikut:

1. Keberhasilan tanaman untuk tumbuh dan berproduksi lebih terjamin.

2. Perawatan lebih praktis dan gangguan hama lebih terkontrol.

3. Pemakaian pupuk lebih hemat (efisien).

4. Tanaman yang mati lebih mudah diganti dengan tanaman yang baru.

5. Tidak membutuhkan banyak tenaga kasar karena metode kerja lebih hemat

dan memiliki standarisasi.

6. Tanaman dapat tumbuh lebih pesat dan dengan keadaan yang tidak kotor

dan rusak.

7. Hasil produksi lebih continue dan lebih tinggi di banding dengan

penanaman ditanah.

8. Harga jual hidroponik lebih tinggi dari produk non-hidroponik.

9. Beberapa jenis tanaman dapat dibudidayakan di luar musim.

10. Tidak ada resiko kebanjiran, erosi, kekeringan, atau ketergantungan

dengan kondisi alam.

11. Tanaman hidroponik dapat dilakukan pada lahan atau ruang yang terbatas,

misalnya di atap, dapur atau garasi ((Roidah, 2014).

Dengan menggunakan tanaman hidroponik ini masyarakat diharapkan akan

lebih memilih memproduksi sayuran sebagai kebutuhan pokok pangan secara

mandiri dari pada membeli di pasar, jika hal itu terjadi kemandirian dalam

memproduksi bahan pokok rumah tangga akan muncul karena kemandirian pada

diri masyarakat menjadi hasil sebuah pemberdayaan. Kemandirian dalam

mengembangkan perilaku dibidang ekonomi dimaksudkan agar masyarakat

mempunyai pengetahuan, persepsi dan sikap serta kemampuan dalam

meningkatkan ekonomi tanpa merusak kawasan (Ristianasari, 2013).

Sosialisasi

Kegiatan sosialisasi ini dilakukan untuk memperkenalkan budidaya sayuran

dengan hidroponik dan sekaligus menginformasikan akan diadakannya pelatihan

budidaya sayuran hidroponik yang akan dilaksanakan di Dusun Karang Wringin.

Pembuatan Media, Persiapan Alat dan Bahan

Page 18: ARTIKEL KKN BMC UNNES TAHUN 2020 KECAMATAN …

5

Gambar 1. Alat dan Bahan

Pembuatan media, persiapan semua alat dan bahan, serta rangkaian intalasi

hidroponik dari paralon telah dilakukan sebelum pelatihan. Hal ini dilakukan untuk

mempersingkat waktu pelatihan, karena untuk menyusun itu semua dapat

memakan banyak waktu, apalagi bagi kami yang juga masih dikatakan pemula.

Sehingga dalam pelatihan yang akan dilaksanakan peserta langsung bisa melihat

contoh hidroponik dengan paralon maupun yang sederhana menggunakan ceting

dan baskom. Dalam penyusunan hidroponik ini, kami juga berkonsultasi dan

meminta bantuan kepada salah satu perangkat desa yang kebetulan beliau

merupakan narasumber dalam pelatihan yang kami adakan. Beliau sudah

berkecimpung dalam budidaya sayuran, khususnya dalam hal ini hidroponik.

Pelatihan 1

Gambar 2. Kegiatan Pelatihan 1 Budidaya Sayuran dengan Hidroponik

Page 19: ARTIKEL KKN BMC UNNES TAHUN 2020 KECAMATAN …

6

Gambar 3. Hidroponik dengan Paralon Gambar 4. Hidroponik dengan Ceting

Pelatihan budidaya sayuran dengan hidroponik dilaksanakan pada hari

Kamis, 16 Juli 2020. Pelatihan ini bertujuan untuk memperkenalkan budidaya

sayuran dengan hidroponik kepada masyarakat Desa Bakeraksa. Namun, karena

kondisi pandemi Covid-19 sekarang ini, membuat kami harus membatasi jumlah

peserta dan pelaksanaannya harus mematuhi protokol kesehatan seperti

memakai masker. Peserta berjumlah 25 orang yang terdiri dari ibu-ibu PPK,

Pemerintah Desa, Karang Taruna, dan masyarakat, dengan masing-masing

berjumlah 5 orang. Dalam pelatihan ini, peserta dapat memahami tentang teknik

hidroponik dengan paralon maupun yang sederhana menggunakan ceting dan

baskom, beberapa peserta terlihat antusias dan aktif bertanya. Peserta diberi

benih sayuran dan nutrisi diakhir kegiatan agar bisa praktik di rumah.

Pelatihan 2

Gambar 5. Kegiatan Pelatihan 2 Budidaya Sayuran dengan Hidroponik

Melihat ketercapaian pelatihan pertama, akhirnya pelatihan kedua ini

diadakan pada hari Sabtu, 25 Juli 2020 di Gedung Serba Guna Balai Desa

Baleraksa. Pelatihan kedua ini juga berdasar saran dari masyarakat agar lebih

banyak lagi yang dapat belajar mengenai teknik budidaya dengan hidroponik.

Pendampingan

Page 20: ARTIKEL KKN BMC UNNES TAHUN 2020 KECAMATAN …

7

Gambar 6. Kegiatan Pendampingan Penyemaian Hidroponik dengan Ceting

Pendampingan dilakukan pada tahap pelatihan hidroponik kedua, peserta

diberi bibit dan nutrisi untuk mencoba melakukan persemaian dengan dibantu oleh

panitia pelaksana. Peserta mempraktekkan hidroponik menggunakan media

ceting dan baskom bekas, yang nantinya dibawa pulang oleh masing-masing

peserta.

Gambar 7. Hasil Budidaya Sayuran Kangkung dengan Hidroponik Sederhana

Menggunakan Ceting (umur 15 hari)

Hasil Kuesoiner dan Tanggapan Masyarakat dalam Kegiatan Pelatihan

Hidroponik

Untuk sosialisasi kepada PKK dalam pemberdayaan penanaman sayuran

dengan media hidroponik mendapat respon cukup baik, dan antusiasme warga.

Dalam sosialisasi ini kami menargetkan kepada masyarakat dengan kuota yang

terbatas 20 sampai 25 masyarakat, yang terdiri dari berbagai golongan dari ibu-ibu

PKK, Pemerintah Desa, Karang Taruna, dan masyarakat biasa. Dari sini kami

mendapat tanggapan dan hasil respon masyarakat dalam mengikuti pelatihan

hidroponik tersebut.

Page 21: ARTIKEL KKN BMC UNNES TAHUN 2020 KECAMATAN …

8

Tabel 1. Data dan Hasil Perhitungan Kuesioner Tanggapan Masyarakat Desa

Baleraksa terhadap Pemberdayaan PKK Melalui Budidaya Sayuran dengan Media

Hidroponik

Keterangan :

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

ST : Tidak Setuju

Dalam data hasil tanggapan masyarakat di atas, bahwa sebanyak 15%

sangat setuju dan 85% setuju menerima kegiatan pelatihan hidroponik oleh KKN

ynag ditujukan sebagian besar kepada PKK atau ibu rumah tangga. Kegiatan ini,

termasuk dalam kegiatan aktif atau produktif disaat pandemi saat ini, membantu

perekonomian dan keterampilan masyarakat dalam bidang berkebun, serta dapat

dilakukan secara mandiri di rumah dengan pelatihan yang sudah diberikan.

Evaluasi

Berdasar hasil kuesioner yang telah disebar, dapat dikatakan bahwa

pelatihan ini telah berhasil. Hal ini dapat telihat dengan jumlah >50% masyarakat

tertarik untuk menerapkan teknik budidaya dengan metode hidroponik ini. Hasil

kuesioner berupa tanggapan peserta terhadap pelatihan ini didapatkan data 15%

sangat setuju, 85% setuju, dan 0% tidak setuju untuk melakukan budidaya

sayuran dengan hidroponik. Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk menambah ilmu

mengenai budidaya sayuran. Harapannya, masyarakat dapat memulai mencoba

Pernyataan SJ S TS

Pada saat kegiatan pelatihan

hidroponik, warga mengikuti

dengan baik dan tertib

32% 68% 0%

Pada saat kegiatan

dilaksanakan, sudah sesuai

target dan tujuan

64% 36% 0%

Apakah untuk kegiatan ini,

KKN BMC mengadakan

sesuai program kerja

25% 75% 0%

Tujuan pelatihan ini,

membantu masyarakat dalam

berkebun di rumah

80% 20% 0%

Kegiatan dilakukan dengan

baik dan memperhatikan

protokol kesehatan

28% 72% 0%

Untuk kegiatan ini,

masyarakat berminat untuk

melakukannya

15% 85% 0%

Page 22: ARTIKEL KKN BMC UNNES TAHUN 2020 KECAMATAN …

9

melakukan budidaya sayuran dengan hidroponik, sehingga kebutuhan akan

sayuran dapat dipenuhi secara mandiri. Selain itu, kegiatan ini diharapkan menjadi

kegiatan yang positif, sehingga masyarakat dapat melakukan kegiatan yang

produktif dan bermanfaat di tengah kondisi pandemi Covid-19 yaitu dengan

melakukan budidaya sayuran.

DAFTAR PUSTAKA

Nisa’, Sholihatun. 2018. Membangun Kreatifitas Ibu-Ibu Fatayat dalam Bidang

Budidaya Sayur dengan Menggunakan Metode Hidroponik di Dusun Sejajar

Desa Payaman Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan. Skripsi.

Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah Dan

Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Ristianasari , P. Muljono , dan D. S. Gani. 2013. Dampak Program Pemberdayaan

Model Desa Konservasi Terhadap Kemandirian Masyarakat: Kasus di

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Lampung. Jurnal Penelitian Sosial

Dan Ekonomi Kehutanan. Vol. 10(3): 173 - 185.

Roidah, Ida Syamsu. 2014. Pemanfaatan Lahan dengan Menggunakan Sistem

Hidroponik. Jurnal Universitas Tulungagung Bonorowo. Vol. 1(2): 43 - 50.


Recommended