+ All Categories
Home > Documents > digital.library.ump.ac.iddigital.library.ump.ac.id/263/4/18. PERANAN IKATAN... · 2019. 5. 31. ·...

digital.library.ump.ac.iddigital.library.ump.ac.id/263/4/18. PERANAN IKATAN... · 2019. 5. 31. ·...

Date post: 26-Jan-2021
Category:
Upload: others
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
14
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI PAI UMP TAHUN 2019 ISBN : 978-602-6697-31-8 203 PERANAN IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH DALAM MEMBENTUK KARAKTER ISLAMI MAHASISWA DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 1) Rosita, 2) Anjar Nugroho 1,2) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Email : [email protected], [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui peranan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dalam membentuk mahasiswa yang berkarakter Islami di Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dengan reduksi data, display data, dan verifikasi data.Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dalam membentuk karakter Islami mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Purwokerto berawal dari kegiatan pengkaderan Darul Arqam Dasar yang sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter kader IMM, kemudian dari pengkaderan tersebut menghasilkan beberapa karakter islam yang dapat terbentuk dalam setiap individu kader. Pada hasil penelitian ditemukan bahwa peranan kader IMM untuk membentuk karakter Islami mahasiswa yaitu dengan berperan sebagai mentor di kegiatan mentoring, dan menjadi tutor bimbingan baca Al-Qur’an. Kata kata Kunci: Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Karakter Islami PENDAHULUAN Mahasiswa merupakan struktur dalam masyarakat yang memiliki peran penting sebagai agen of change dan iron stock kepemimpinan bangsa (Imam, 2016). Salah satunya adalah mahasiswa menjadi kekuatan moral bangsa karena memiliki jumlah yang besar dari bagian kaum intelektual bangsa yang mampu mempengaruhi perubahan sosial serta kekuatan korektif dan pencetus kesadaran masyarakat terhadap kelalaian penguasa di dalam tugasnya menyelenggarakan pemerintahan atas nama rakyat, maupun sebagai sumber dari organisasi perjuangan. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sebagai salah satu elemen bangsa, merupakan gerakan kemahasiswaan yang memliki peran strategis untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang baik. Sebagai agen of change IMM harus di dukung dengan kualifikasi kader yang kompeten dalam melakukan perubahan sosial. Sesuai dengan identitasnya yaitu sebagai gerakan dakwah di kalangan masyarakat khususnya di kalangan mahasiswa, IMM memiliki tanggungjawab untuk membentuk kader yang mampu berdakwah amar maruf nahi mungkar. Untuk mewujudkan hal tersebut, kegiatan dan perkaderan di IMM harus diarahkan pada usaha untuk membentuk kader yang berkarakter islami. Sesuai dengan tujuan IMM pada AD IMM Bab III pasal 7 yaitu mengusahakan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan muhammadiyah. (Tanfidz XVI IMM: 2014). Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dalam mencapai tujuan Muhammadiyah diharapkan setiap kadernya mampu memadukan kemampuan ilmiah dan akidahnya serta tertib dalam beribadah tekun dalam studi, dan mengamalkan ilmunya untuk melaksanakan ketakwaan dan pengabdiannya kepada Allah SWT. Oleh karena itu sebagai organisasi
Transcript
  • PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI PAI UMP TAHUN 2019 ISBN : 978-602-6697-31-8

    203

    PERANAN IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH DALAM MEMBENTUK KARAKTER ISLAMI MAHASISWA DI UNIVERSITAS

    MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

    1)Rosita,

    2)Anjar Nugroho

    1,2) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Email : [email protected], [email protected]

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui peranan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dalam membentuk mahasiswa yang berkarakter Islami di Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dengan reduksi data, display data, dan verifikasi data.Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dalam membentuk karakter Islami mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Purwokerto berawal dari kegiatan pengkaderan Darul Arqam Dasar yang sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter kader IMM, kemudian dari pengkaderan tersebut menghasilkan beberapa karakter islam yang dapat terbentuk dalam setiap individu kader. Pada hasil penelitian ditemukan bahwa peranan kader IMM untuk membentuk karakter Islami mahasiswa yaitu dengan berperan sebagai mentor di kegiatan mentoring, dan menjadi tutor bimbingan baca Al-Qur’an.

    Kata – kata Kunci: Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Karakter Islami

    PENDAHULUAN

    Mahasiswa merupakan struktur dalam masyarakat yang memiliki peran penting sebagai agen of change dan iron stock kepemimpinan bangsa (Imam, 2016). Salah satunya adalah mahasiswa menjadi kekuatan moral bangsa karena memiliki jumlah yang besar dari bagian kaum intelektual bangsa yang mampu mempengaruhi perubahan sosial serta kekuatan korektif dan pencetus kesadaran masyarakat terhadap kelalaian penguasa di dalam tugasnya menyelenggarakan pemerintahan atas nama rakyat, maupun sebagai sumber dari organisasi perjuangan.

    Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sebagai salah satu elemen bangsa, merupakan gerakan kemahasiswaan yang memliki peran strategis untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang baik. Sebagai agen of change IMM harus di dukung dengan kualifikasi kader yang kompeten dalam melakukan perubahan sosial. Sesuai dengan identitasnya yaitu sebagai gerakan dakwah di kalangan masyarakat khususnya di kalangan mahasiswa, IMM memiliki tanggungjawab untuk membentuk kader yang mampu berdakwah amar maruf nahi mungkar. Untuk mewujudkan hal tersebut, kegiatan dan perkaderan di IMM harus diarahkan pada usaha untuk membentuk kader yang berkarakter islami. Sesuai dengan tujuan IMM pada AD IMM Bab III pasal 7 yaitu mengusahakan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan muhammadiyah. (Tanfidz XVI IMM: 2014).

    Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dalam mencapai tujuan Muhammadiyah diharapkan setiap kadernya mampu memadukan kemampuan ilmiah dan akidahnya serta tertib dalam beribadah tekun dalam studi, dan mengamalkan ilmunya untuk melaksanakan ketakwaan dan pengabdiannya kepada Allah SWT. Oleh karena itu sebagai organisasi

  • Rosita, Anjar Nugroho

    Peranan Ikatan Mahasiswa Muhammmadiya dalam Membentuk Karakter Islami di Universitas Muhammadiya Purwokerto

    204

    kemahasiswaan, IMM dapat berkontribusi lebih dalam perbaikan moral bangsa khususnya dalam lingkup kampus.

    Dewasa ini dunia kemahasiswaan masih menjadi permasalahan umum yang sulit dituntaskan. Berbagai kasus yang melibatkan mahasiswa semakin marak, mulai dari adab dan etika mahasiswa terhadap dosen, pemicu konflik dengan masyarakat sekitar, pergaulan bebas yang menyebabkan penyimpangan perilaku sosial, minuman keras dan lainnya. Permasalahan seperti ini sangat memprihatinkan bangsa Indonesia karena harapan besar masyarakat mahasiswa mampu membangun bangsa kedepan lebih maju dan produktif. Dilihat dari fenomena tersebut bahwa kepribadian remaja atau mahasiswa harus dibarengi dengan pembentukan akhlak yang baik dan matang dari lingkungan diluar kampus agar dapat mengendalikan diri dalam beretika dan bermoral dalam kehidupan sehari – hari.

    Berdasarkan kasus permasalahan tersebut, berbagai upaya setiap lembaga pendidikan dasar samapai perguruan tinggi mengusahakan untuk perbaikan moral para pelajar, remaja dan mahasiswa. Karena akhlak mulia atau karakter islami merupakan salah satu bagian dari sistem ajaran Islam. Sistem ajaran Islam dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu Akidah (keyakinan), syariah (aturan – aturan hukum tentang ibadah dan muammalah) dan akhlak (karakter) (Marzuki, 2017: 5). Maka dari itu pembentukan karakter islami di dalam lingkup Perguruan Tinggi saja tidak maksimal, perlu adanya bantuan dari kegiatan atau organisasi kemahasiswaan. Pada peran inilah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) memiliki kontribusi nyata sesuai tujuannya yaitu untuk mengusahakan terbentuknya akdemisi islam yang berakhlak mulia. Berbagai program keagamaan, kajian, serta kebiasaan pergaulan islami di IMM dapat menjadi hal yang positif untuk membentuk mahasiswa yang berkarakter Islami.

    Universitas Muhammadiyah Purwokerto merupakan salah satu Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang hadir dengan harapan daapat mewujudkan mahasiswa sesuai dengan visi UMP yaitu Unggul, Modern dan Islami. Namun tidak banyak mahasiswa yang memiliki pemahaman mendalam tentang Islam. Berdasarkan pengamatan secara langsung mayoritas mahasiswa UMP dalam hal berpakaian masih belum sesuai dengan apa yang telah di syariatkan oleh Islam, masih terbata – bata dalam membaca Al-Qur’an, minimnya pemahaman tentang pergaulan Islami, belum mengindahkan suara adzan ketika berkumandang, ketika masuk waktu shalat terdapat mahasiswa yang memilih untuk menunggu di depan gerbang kampus. Pada gambaran permasalahan diatas, menunjukkan adanya kesenjangan antaran harapan dan kenyataan. Harapan idelanya, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto dapat menjadi mahasiswa yang religius dan dapat menanamkan ajaran Islam dengan benar.

    Berdasarkan harapan tersebut peranan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sebagai organisasi otonom Muhammadiyah memiliki dampak positif untuk melakukan pembinaan karakter islami mahasiswa. Karena menurut perspektif Islam karakter islami berasal dari akidah yang lurus dan kuat akan mendorong seorang muslim melaksanakan syariah yang ditujukan kepada Allah SWT sehingga tergambar akhlak (karakter) mulia dalam setiap individu. (Marzuki, 2017: 15). Menurut data Lembaga Pengkajian Pengamalan Islam Universitas Muhammdiyah Purwokerto dalam skema pembentukan karakter islami mahasiswa yang diterbitkan tahun 2018 terdapat beberapa program dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah masuk dan berperan dalam pembentukan karakter Islami Mahasiswa, diantaranya adalah Masa Ta’Aruf dan Darul Arqam Dasar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.

  • PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI PAI UMP TAHUN 2019 ISBN : 978-602-6697-31-8

    205

    Dua kegiatan tersebut merupakan penunjang dari kegiatan yang telah di programkan oleh pihak Lembaga Pengkajian Pengamalan Islam Universitas Muhammdiyah Purwokerto.

    Berdasarkan latar belakang itu, peneliti tertarik untuk meneliti Peran Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dalam membentuk karakter islami mahasiswa di Universitas Muhammdiyah Purwokerto. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui peranan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dalam membentuk mahasiswa yang berkarakter Islami.

    LANDASAN TEORI/KERANGKA TEORI

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mahasiswa adalah seseorang yang belajar di Perguruan Tinggi, di dalam struktur Pendidikan di Indonesia mahasiswa memegang status Pendidikan tertinggi di antara yang lain (Pusat Bahasa Depdiknas, 2008: 895). Menurut Sadli (2012: 2-3) seorang mahasiswa memiliki peranan yang penting bagi bangsa. Berikut yang menjadi tugas mahasiswa sebenarnya adalah:

    1. Guardian of Value. Mahasiswa sebagai penjaga nilai – nilai masyarakat yang kebenarannya

    mutlak: kejujuran, keadilan, gotong royong, integritas, empati dan lainnya.

    2. Agen Perubahan (Agent of Change). Mahasiswa juga sebagai penggerak yang mengajak

    seluruh masyarakat untuk bergerak dalam melakukan perubahan kea rah yang lebih baik

    lagi, dengan melalui berbagai ilmu, gagasan, serta pengetahuan yang mahasiswa miliki.

    3. Moral Force. Mahasiswa sebagai moral force diharuskan untuk memiliki moral yang baik.

    Tingkat intelektual seorang mahasiswa akan disejajarkan dengan tingkat moralitasnya. Ini

    yang menyebabkan mahasiswa menjadi kekuatan dari moral bangsa yang di harapkan

    dapat menjadi contoh dan penggerak perbaikan moral pada diri sendiri khususnya dan

    masyarakat.

    4. Social Control. Mahasiswa melalui kemampuan intelektual, kepekaan social serta sikap

    kritisnya, diharapkan mahasiswa mampu menjadi pengontrol sebuah kehidupan social

    pada masyarakat dengan cara memberikan saran, kritik serta solusi untuk permasalahan

    social masyarakat ataupun bangsa.

    Gerakan mahasiswa berbasis Islam secara umum muncul sebagai respon terhadap sebuah realitas sosial. Sejarah mencatat bahwa gerakan–gerakan Islam kampus muncul sebagai respon pemuda dan mahasiswa Muslim atas kondisi sosial-keagamaan dan politik yang berlaku (Wildan, 2015: 426). Menurut Wildan (2015: 427–428) gerakan–gerakan Islam di berbagai perguruan tinggi di Indonesia berdiri dan berkembang karena disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, faktor ideologis, faktor politik, faktor globalisasi, faktor Political Opportunity Structure. Menurut Wildan (2015: 433) memasuki Indonesia merdeka, gerakan mahasiswa Islam ditandai dengan berdirinya sejumlah organisasi dengan basis massa di kampus. Terdapat tiga organisasi berdiri dalam perkembangan Islam Indonesia, yaitu: Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).

    Setelah munculnya tiga gerakan mahasiswa Islam pada masa Indonesia merdeka, memasuki masa reformasi Indonesia menyaksikan munculnya gerakan mahasiswa Islam yang secara ideologis beredar dari tiga organisasi gerakan mahasiswa, yaitu Kesatuan Aksi

  • Rosita, Anjar Nugroho

    Peranan Ikatan Mahasiswa Muhammmadiya dalam Membentuk Karakter Islami di Universitas Muhammadiya Purwokerto

    206

    Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) yang terbentuk dalam acara Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK).

    Menurut Anggaran Dasar IMM Bab I pasal 1 dan 2 pengertian Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah suatu gerakan mahasiswa Islam yang beraqidah Islam, bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Berdasarkan sejarah, IMM lahir pada tanggal 29 Syawal 1384 H bertepatan pada tanggal 14 Maret 1964 di Yogyakarta (Agham, 1997: 14). Maksud di dirikannya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah untuk turut memelihara martabat dan membela kejayaan bangsa, menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam, sesuai Al-qur’an dan as-Sunnah sebagai upaya menopang, melangsungkan dan merasakan cita–cita pendirian Muhammadiyah.

    Tujuan Muhammadiyah tercantum dalam tujuan IMM sebagai bentuk perjuangan, Tujuan IMM adalah mengusahakan terbentuknya akademisi islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan muhammadiyah. Maksud dari kata berakhlak mulia dipahami menjadi dua macam. Pertama sebagai tindakan praksis, karena dalam akhlak yang merupakan sikap yang terlihat serta terbaca oleh manusia. Akhlak mencerminkan perilaku dari seseorang dalam menyikapi berbagai persoalan yang terjadi pada realitas sosial. Yang kedua adalah tindakan transenden pada tuhan, yang merupakan cerminan dari pengetahuan yang berdialektika dengan agama, dalam rangka meningkatkan ibadah kepada Allah (Sani, 2011: 25). Berdasarkan tujuan tersebut, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah memiliki peranan dan fungsi yaitu:

    1. IMM sebagai Organisasi Kader. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sebagai organisasi kader Senantiasa berupaya mengadakan proses untuk aktualisasikan dan mengembangkan potensi manusiawi kader Ikatan sesuai dengan fitrah yang di berikan Allah swt, dalam rangka meningkatkan kualitas diri agar memiliki kemampuanserta kemauan untuk menghayatkan, mengamalkan serta mengembangkan dalam ber Islam, kemanusiaan, berbangsa dan bernegara menuju kualifikasi Insan Utama, yakni sebagai kader persyarikatan, umat dan bangsa. (Farid, 1990: 103).

    2. IMM sebagai Organisasi dakwah. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sebagai organisasi dakwah selalu berusaha menginternalisasikan dan menyiarkan dakwah islam ke segenap dimensi kehidupannya, menyadarkan dan meyakinkan kadernya, bahwa mereka berada dalam kaitan dan tanggung jawab sebagai khalifatul fil ard, pengemban misi rabbani, dimana dalam gerakannya IMM bergerak di bidang keagamaan, kemahasiswaan dan kemasyarakatan. (Farid, 1990: 106).

    3. IMM sebagai Eksponen Mahasiswa dalam Muhammadiyah. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sebagai eksponen mahasiswa Islam dalam Muhammadiyah, yaitu bahwa IMM adalah berarti merupakan bagian dari mata rantai dari perjuangan dan gerakan mahasiswa Islam Indonesia yang berada dalam Muhammadiyah, yaitu mahasiswa yang sadar akan keharusan melanjutkan tradisi revolusioner yang di rintis oleh KH Ahmad Dahlan, yang sadar akan benarnya ajaran yang di dakwahkan Muhammadiyah dan sadar akan pentingnya peran akademisi bagi masa depan Muhammadiyah. (Farid, 1990: 106).

    Menurut Marzuki (2017: 15) karakter islami adalah hasil atau akibat dari penerapan syariah (ibadah dan muammalah) yang dilandasi oleh fondasi akidah yang kokoh. Karena tanpa akidah dan syariah, mustahil akan terwujud karakter (akhlak) yang sebenarnya. Menurut Abudin (2017: 125) karakter Islami atau akhlak Islami adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah, disengaja, mendarah daging dan sebenarnya yang didasarkan pada

  • PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI PAI UMP TAHUN 2019 ISBN : 978-602-6697-31-8

    207

    ajaran Islam. Dengan kata lain akhlak Islami adalah akhlak yang di samping mengakui adanya nilai–nilai universal (diperlukan bantuan pemikiran akal manusia dan kesempatan sosial yang terkandung dalam ajaran etika dan moral) sebagai dasar bentuk akhlak, juga mengakui nilai–nilai yang bersifat lokal dan temporal sebagai penjabaran atas nilai–nilai universal itu. Dapat disimpulkan pula bahwa karakter islami merupakan sistem penanaman nilai–nilai akhlak manusia yang baik dengan melibatkan keyakinan, pengetahuan, kesadaran baik terhadap Allah, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil.

    Karakter Islami didasarkan pada dua sumber pokok ajaran islam, yaitu Al-Qur’an dan sunnah Nabi SAW. Menurut Abudin (2017: 127–131), ruang lingkup karakter islami sama dengan ruang lingkup ajaran Islam itu sendiri, khususnya yang berkaitan dengan pola hubungan akhlak atau karakter. Berikut ruang lingkup karakter Islami:

    1. Karakter islami terhadap Allah. Akhlak kepada allah diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada sang khalik. Terdapat empat alasan perlunya manusia berkarakter islami kepada Allah yaitu, 1) karena Allah yang telah menciptakan manusia, 2) karena Allah yang telah memberikan perlengkapan pancaindera, berupa pendengaran, penglihatan, akal pikiran dan hati sanubari. (lihat Q.S. An-Nahl [16]: 78), 3) karena Allah yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana yang diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia (lihat Q.S. Al-Jatsiyah [45]: 12-13), 4) karena Allah telah memuliakan manusia dengan diberikannya kemampuan menguasai daratan dan lautan (lihat Q.S. Al-Isra [17]: 70).

    2. Karakter islami ierhadap sesama manusia. Terdapat banyak rincian yang dikemukakan dalam Al-Qur’an berkaitan dengan perlakuan terhadap sesama manusia. Petunjuk hal ini berupa larangan melakukan hal – hal negatif (lihat QS Al-Baqarah [2]: 263), menekankan bahwa setiap orang didudukan secara wajar (lihat QS An-Nur [24]: 58). Selanjutnya kebiasaan untuk saling memaafkan dan mengendalikan nafsu dan amarah.

    3. Karakter islami terhadap lingkungan. Pada dasarnya akhlak yang diajarkan Al-Qur’an terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap alam. Ini berarti manusia dituntut untuk mampu menghormati proses yang sedang berjalan, sehingga tidak melakukan perusakan terhadap lingkungan.

    Dengan demikian karakter Islami lebih sempurna dibandingkan dengan karakter lainnya. Jika akhlak lainnya hanya berbicara tentang hubungan dengan manusia, maka akhlak islami berbicara pula tentang cara berhubungan Allah, manusia dan lingkungan. (Abudin, 2017: 131). Menurut Lickona dalam Marzuki (2017: 12) karakter tersusun ke dalam tiga bagian yang saling terkait yaitu pengetahuan tentang moral (moral knowing), perasaan bermoral (moral feeling), dan perilaku bermoral (moral action). Moral action merupakan perpaduan antara moral knowing dan moral feeling. Dengan demikian pengembangan karakter dilakukan melalui tiga tahap yaitu, pengetahuan, pelaksanaan dan kebiasaan. Menurut Muhaimin (2013: 305-306) untuk mewujudkan tiga tahap tersebut berikut metode yang dapat diterapkan dalam pembentukan karakter islami.

    1. Internalisasi nilai-nilai Islami pada setiap kegiatan. Internalisasi nilai nilai islami harus menjadi point utama dalam setiap kegiatan mulai dari materi materi diskusi atau kajian, seminar seminar serta kegiatan lainnya.

  • Rosita, Anjar Nugroho

    Peranan Ikatan Mahasiswa Muhammmadiya dalam Membentuk Karakter Islami di Universitas Muhammadiya Purwokerto

    208

    2. Pembiasaan. Pembiasaan adalah melakukan segala sesuatu secara berulang ulang dengan sengaja sehingga hal tersebut menjadi kebiasaan (habit).

    3. Keteladanan. Metode keteladanan adalah metode paling efektif dalam membentuk karakter islam, karena karakter yang baik tidak dapat dibentuk hanya dengan pelajaran, instruksi, dan larangan. Namun, disertai dengan contoh teladan yang baik dan nyata. Cara yang demikian itu telah dilakukan oleh Rasulullah SAW.

    4. Pendampingan. Pendampingan dapat dilakukan menggunakan metode pendekatan kultural guna mengenal kader lebih dalam. Tujuan dari pendampingan ini adalah bersahabat dengan kader sehingga dapat menasihati dan membantu persoalan masing – masing individu.

    Tabel : Nilai dan Indikator Karakter Islami

    No Nilai Karakter dan deskripsi Indikator

    1 Taat kepada Allah: tunduk dan patuh kepadaAllah

    - Melaksanakan perintah Allah secara ikhlas - Meninggalkan semua larangan Allah

    2 Ikhlas: Melakukan perbuatan tanpa pamrih apapun, selain hanya berharap Ridha Allah SWT

    - Melakukan perbuatan tanpa pamrih - Menolong sesama - Berbuat sesuatu hanya mengharap ridha

    Allah

    3 Percaya diri dan Pemberani: merasa yakin dengan kemampuan yang dimiliki

    - Berani melakukan sesuatu karena merasa mampu

    - Tidak selalu menggantungkan pada bantuan orang lain

    4 Rasional: berpikir dengan penuh pertimbangan dan alasan yang logis

    - Melakukan sesuatu didasari pemikiran yang logis

    - Selalu berpikir argumentatif

    5 Kritis: dapat menganalisis dan menemukan kesalahan atau kekurangan yang ada

    - Dapat menganalisis dan menyaring pendapat dan permasalahan yang dihadapi

    6 Kreatif dan inovatif: berusaha menemukan atau memperkenalkan hal yang menarik dan baru

    - Terampil dan dapat menemukan cara praktis dalam menyelesaikan sesuatu

    - Menemukan penemuan baru dalam hal tertentu.

    8 Bertanggung jawab dan amanah : melaksanakan tugas secara bersungguh – sungguh serta berani menanggungkonsekuensi dari sikap, perkataan, dan perilakunya

    - Menyelesaikan semua kewajiban - Tidak suka menyalahkan orang lain - Tidak lari dari tugas yang harus diselesaikan - Berani mengambil resiko

    9 Cinta ilmu: memiliki kegemaran untuk menambah dan memperdalam ilmu

    - Suka membaca buku atau sumber ilmu yang lain serta melakukan penelitian

    - Suka berdiskusi bersama teman tentang ilmu

  • PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI PAI UMP TAHUN 2019 ISBN : 978-602-6697-31-8

    209

    10 Peduli dan Rela berkorban: mau melakukan atau memberikan sesuatu sebagai pernyataan kebaktian dan kesetiaan kepada Allah SWT atau kepada manusia

    - Berani mengeluarkan tenaga dan harta demi orang lain

    - Membantu orang lain yang membutuhkan - Memberikan sebagian yang dimiliki kepada

    orang lain

    11 Adil: menempatkan sesuatu pada tempat yang semestinya

    - Bersikap sama kepada semua teman - Membagi sesuatu secara sama dan

    seimbang

    12 Rendah hati dan Bersahaja: berperilaku yang mencerminkan sifat yang berlawanan dengan sifat sombong

    - Berpenampilan sederhana - Selalu merasa tidak bisa meskipun

    sebenarnya bisa - Tidak menganggap remeh orang lain

    13 Bekerja keras, Militan dan Gigih: berusaha menyelesaikan pekerjaan secara optimal

    - Semangat dalam bekerja dan belajar - Terus berusaha tanpa putus asa - Dapat mempertahankan pendapat yang

    benar

    14 Berpikir positif: melihat sisi baik dari setiap hal yang diperhatikannya

    - Selalu berhusnuzon pada orang lain - Pandai dalam mengambil pelajaran dari

    setiap kejadian

    15 Antisipatif: mengantisipasi atau menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapi

    - Dapat menyelesaikan masalah - Selalu belajar dan mencari ilmu kapanpun

    dan dimanapun

    16 Visioner: berwawasan jauh kedepan - Tidak terbelenggu pada masa lalu - Selalu berpikir jauh kedepan - Menatap optimis masa depan yang cerah

    17 Dinamis : memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan

    - Berusaha melakukan perubahan - Tidak puas dengan apa yang ada , dan

    selalu mencari informasi baru agar selalu up to date

    18 Produktif : berusaha untuk menghasilkan karya – karya yang baik

    - Dapat memanfaatkan waktu dengan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.

    - Tidak berhenti bekerja

    19 Toleran : menghargai dan membiarkan pendirian yang berbeda atau bertentangan dengan pendiriannya sendiri

    - Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain

    - Mengakui perbedaan dengan mengambil sikap positif

    20 Kebersamaan : mementingkan kerjasama dan tidak mementingkan diri sendiri

    - Senang bekerjasama, berdiskusi, dan belajar bersama mengenai berbagai macam masalah yang ada

    Sumber: Marzuki, Pendidikan Karakter Islam: 2017

    METODE PENELITIAN

    Berdasarkan pendekatannya penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Jenis penelitiannya adalah bersifat deskriptif. Penelitian dengan pendekatan kualitatif lebih

  • Rosita, Anjar Nugroho

    Peranan Ikatan Mahasiswa Muhammmadiya dalam Membentuk Karakter Islami di Universitas Muhammadiya Purwokerto

    210

    menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang diamati, dengan menggunakan logika ilmiah. Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Purwokerto, khususnya di seluruh komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Dengan pengumpulan data melalui observasi langsung di lapangan, untuk pengumpulan data mengenai problem dari karakter islami mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

    Wawancara dengan informan/narasumber, wawancara ini dilakukan langsung dengan Pimpinan Komisariat di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan kader didalamnya. Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data tentang peran Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dalam membentuk karakter islami mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Purowkerto dan untuk mendapatkan data sejarah berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Purwokerto melalui pelaku sejarah di masing-masing komisariat. Dokumentasi, kumpulan data berupa arsip – arsip dokumentasi yang dimiliki seperti materi perkaderan yang mendukung dalam peran pembentukan karakter islami. Selain data tersebut, data yang di dapat juga dapat berupa gambaran umum tiap komisariat di IMM UMP, manual acara pengkaderan.

    Analisis data yang digunakan adalah Analisis menurut Matthew B. Miles dan Michael Huberman melalui tiga alur yaitu: pertama, reduksi data, Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada penyerdehanaan, pengabstrakan, dan transformasi data yang muncul dari catatan lapangan. Reduksi data berlangsung secara terus menerus selama pengumpulan data berlangsung. Kedua, penyajian data, Bagian kedua dari analisis adalah penyajian data. Penyajian yang dimaksud menurut Matthew dan Michael yang dikuti oleh Hamid Patilima, sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian yang paling sering digunakan adalah pada data kualitatif pada masa yang lalu adalah teks naratif. Kegia, menarik kesimpulan atau memverifikasi data, Bagian terakhir dari analisis data adalah menarik kesimpulan dan verifikasi. Dari permulaan pengumpulan data, peneliti mulai mencari arti benda-benda, pola-pola, penjelasan, konfigurasi – konfigurasi yang mungkin, alur sebab – akibat, dan proposisi. Kesimpulan akhir tergantung pada besarnya kumpulan – kumpulan catatan lapangan, pengkodean, penyimpanan, dan metode pencairan ulang yang digunakan kecakapan peneliti, dan tuntutan sponsor. (dalam Patilima, 2011: 110)

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) memiliki alur perkaderan utama paling awal sebagai pintu masuk IMM yang di sebut dengan Darul Arqam Dasar (DAD), yaitu proses internalisasi ideologi dan menumbuhkan wacana intelektual. Dalam pelaksanaan DAD terdapat beberapa pengorganisasian yaitu Pimpinan Komisariat sebagai penanggung jawab perkaderan dan Tim Instruktur yang bertugas memandu dan memegang orientasi, materi dan kualitas perkaderan. (dalam Buku Sistem Perkaderan Ikatan: 2011). Dalam prosesi perkaderan DAD selama ini IMM UMP mempunyai konsep yang kemudian menjadi Standar Operasional Prosedur (SOP) DAD, terutama dalam hal pemilihan materi yang akan di sampaikan pada saat DAD. Adapun komposisi materi tersebut terdiri dari materi Materi Pokok Ideologi, Materi Pokok Keorganisasian/Kepemimpinan,Materi Pokok Wawasan/Kapita Selekta, Materi Pokok Terapan dan Muatan Lokal.

  • PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI PAI UMP TAHUN 2019 ISBN : 978-602-6697-31-8

    211

    Dalam prosesi perkaderan DAD selama ini IMM UMP mempunyai konsep yang kemudian menjadi Standar Operasional Prosedur (SOP) DAD, terutama dalam hal pemilihan materi yang akan di sampaikan pada saat DAD. Adapun komposisi materi tersebut terdiri dari:

    Tabel 2: kurikulum materi pengkaderan

    NO MATERI TUJUAN OUTPUT

    1 Materi Pokok Ideologi terdiri dari materi Keislaman, Kemuhammadiyahan dan Ke IMM an

    untuk menanamkan nilai-nilai ideologi kepada peserta DAD

    Kader memiliki pemahaman keagamaan yang baik, peserta menjalankan nilai - nilai Islami sesuai dengan Al Quran dan Assunnah dan peserta akan memiliki orientasi untuk hidup dalam kebersamaan (organisasi)

    2. Materi Gerakan Mahasiswa

    agar peserta DAD memahami hakikat dirinya sebagai mahasiswa, peran dan fungsi mahasiswa yang sesungguhnya sehingga tidak terbawa arus negatif yang terjadi di lingkungan sekitarnya

    peserta DAD akan menjadi mahasiswa yang lebih bertanggung jawab dalam menyandang status kemahasiswaannya

    3 Materi Manajemen Diri

    mampu memanaj diri dalampersoalan manajemen waktu, menentukan skala prioritas dalam hidup dan mampu menyeimbangkan antara tanggung jawab organisasi dan tanggung jawab akademik

    peserta akan menjadi mahasiswa yang bijak dalam mengelola manajemen waktunya

    4 Materi Analisis Sosial

    untuk mengenalkan kondisi masyarakat secara langsung sehingga peserta akan belajar menganalisis suatu permasalahan dan merumuskan suatu cara untuk menyelesaikan persoalan tersebut

    peserta menjadi mahasiswa yang memiliki kepedulian dan peka terhadap kondisi di sekitarnya

    Sumber: Dokumentasi Term Of Reference materi pengkaderan Darul Arqam Dasar (DAD)

    Berdasarkan hasil dokumentasi rundown acara DAD Hal yang menunjang perkaderan selain materi adalah proses proses pendekatan terhadap peserta yang bertujuannya untuk meningkatkan kapasitas diri peserta. Pertama adalah pendampingan baca Al Qur’an dan hafalan doa, hal ini di lakukan agar kader tersebut memenuhi standar kualifikasi kader IMM yaitu mampu membaca Al quran secara tartil. Kedua, menerapkan jadwal rutin kultum. Hal ini bertujuan untuk melatih kepercayaan diri peserta untuk tampil di depan umum serta meningkatkan kemampuan komunikasi dan publik speaking peserta. Ketiga, pada malam terakhir DAD di lakukan prosesi jerit malam. Pada session ini peserta di ajak untuk melakukan muhasabah diri, refleksi tentang makna hidup selama ini dan membangun orientasi baru

  • Rosita, Anjar Nugroho

    Peranan Ikatan Mahasiswa Muhammmadiya dalam Membentuk Karakter Islami di Universitas Muhammadiya Purwokerto

    212

    kedepannya. Pada proses ini peserta menjadi sadar dengan dirinya sendiri sehingga menjadikan peserta menjadi mahasiswa yang rendah diri dan optimis kedepannya.

    Berdasarkan hasil studi dokumentasi, observasi serta wawancara, konsep dan arah pengkaderan DAD diatas mempengaruhi pembentukan karakter islami kader. Berikut adalah karakter islami yang nilainya diambi dari Marzuki, 2017: 98 yang secara umum dimiliki kader IMM UMP.

    Tabel 3 : karakter IMM

    No Karakter Keterangan (karakter terbentuk dari kebiasaan/rutinitas kegiatan di IMM)

    1 Taat beribadah

    setiap rapat atau diskusi yang diadakan oleh masing-masing Pimpinan Komisariat, diawali dengan membaca basmallah, membaca Al-Qur’an dan saat terdengar adzan, kegiatan dihentikan untuk melaksanakan ibadah sholat. setiap rapat atau diskusi yang diadakan oleh masing-masing Pimpinan Komisariat, diawali dengan membaca basmallah, membaca Al-Qur’an dan saat terdengar adzan, kegiatan dihentikan untuk melaksanakan ibadah sholat

    2. Ikhlas di kegiatan IMM juga diajarkan untuk menolong sesama tanpa pamrih, misalnya dalam kegaitan donor darah, galang dana untuk saudara-saudara yang terkena musibah dan lainnya.

    3. Percaya diri mengemukakan pendapat di forum setiap rapat, melatih tampil diri di depan umum dengan terlibat dalam susunan kepanitiaan, dan memiliki kemampuan untuk mencoba hal baru.

    4. Rasional mengutamakan musyawarah, sehingga karakter ini terbentuk dengan selalu diadakannya diskusi (tidak asal berbicara) setiap ada kegiatan tentang manfaat dan tujuan kegiatan serta follow up setelah kegiatan.

    5. Bertanggung jawab

    Selalu dilibatkan dalam kepanitaan guna melatih tanggung jawab semua kader agar lebih tanggung jawab, komitmen, paham konsekuensi dan berani ambil resiko.

    6. Peduli berlatih bersodaqoh dan melakukan kegiatan baksos (bakti sosial) untu warga yang kurang mampu. Dari kegiatan dan rutinitas tersebut, perlahan karakter islami kader IMM terbentuk

    7 Bekerja Keras kader terus belajar dari kakak tingkat (senior) atau dari pengalaman yang sudah mereka alami untuk terus berjuang dan tidak putus asa di jalan dakwah organisasi.

    8 Antisipatif IMM mengajarkan dalam setiap menyikapi problematika harus tenang, dan memiliki dua planning dalam melakukan kegiatan.

    9 Dinamis diskusi maupun kajian keilmuan agar kader selalu berpikir maju dan bisa melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.

    10 Kebersamaan diskusi bersama Badan Pengurus Harian (BPH) atau Pimpinan yang lain, Nongkrong bareng bersama kader baru, serta temu kangen dengan alumni guna menjalin komunikasi dan silaturahmi yang baik

  • PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI PAI UMP TAHUN 2019 ISBN : 978-602-6697-31-8

    213

    Sumber: hasil wawancara dengan kader IMM UMP

    Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan Lembaga Pengkajian Pengalaman Islam, serta informasi dari beberapa kader IMM di lingkungan Universitas Muhammadiyah Purwokerto, tercatat permasalahan tentang karakter mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Purwokerto diantaranya adalah :

    1. Tidak mengindahkan suara adzan. Permasalahan ini peneliti amati secara langsung masih terjadi di lingkungan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Setiap terdengar kumandang suara adzan, banyak mahasiswa yang mengejar pintu gerbang kampus untuk segera keluar dari kampus. Ketika gerbang sudah ditutup, mahasiswa lebih memilih untuk menunggu di gerbang kampus di bandingkan pergi ke Masjid untuk segera melaksanakan ibadah sholat.

    2. Banyaknya mahasiswa yang tidak lulus Tes Baca Al-Qur’an (TBA). Berdasarkan data per Desember 2018 dari Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam tercatat 394 mahasiswa angkatan 2015, 505 mahasiswa angkatan 2016, dan 669 mahasiswa angkatan 2017 Universitas Muhammadiyah Purwokerto dinyatakan belum lulus Tes Baca Al-Qur’an dan belum mampu untuk membaca Al-Qur’an. Hal ini disebabkan karena mahasiswa tersebut kebiasaan dalam membaca Al-Qur’an jarang, malas untuk belajar Al-Qur’an dan pengaruh lingkungan hidup disekitar yang tidak mendukung.

    3. Minuman Keras. Persoalan minuman keras menjadi persoalan yang terjadi di luar kampus seperti tempat kost atau kontrakan mahasiswa, biasanya mahasiswa yang mengkonsumsi minuman keras adalah mahasiswa baru yang masih terbawa kebiasaan lama sebelum menjadi mahasiswa di Universitas Muhamamdiyah Purwokerto atau terpengaruh dengan teman sebayanya. Berdasarkan data wawancara dengan LPPI (tanggal 4 Januari 2019), beliau mengatakan bahwa: “Ya, terdapat beberapa mahasiswa yang pernah minuman keras, namun, terjadi di luar kampus dan jika dibandingkan hanya sedikit yang terkena permasalahan itu, misal jika dibandingkan hanya 1:1000”. Berdasarkan data tersebut persoalan ini terjadi diluar kampus namun hanya beberapa mahasiswa saja.

    4. Krisis kepercayaan diri. Hal ini mengacu pada jumlah mahasiswa yang berani bersaing dalam berbagai kompetisi atau usaha dalam mencapai sesuatu, antara lain minimnya mahasiswa yang berani ikut dalam kegiatan yang di selenggarakan oleh kampus untuk meningkatkan kreatifitas dan softskill mahasiswa diantaranya adalah pembuatan Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM), Duta Genre dan menjadi Mentor dalam program Mentoring.

    5. Kurang bertanggung jawab. Sikap kurang bertanggung jawab terutama bagi mahasiswa yang sering bolos kuliah dan tidak menuntaskan tanggung jawab akademiknya, persoalan ini hampir terjadi di semua fakultas di universitas Muhammadiyah purwokerto sehingga muncul istilah mahasiswa ghaib dan mahasiswa abadi.

    6. Rendahnya sikap jujur. Hal ini dapat saat proses ujian yaitu masih banyaknya mahasiswa yang menyontek pada saat mengerjakan soal ujian selain itu problem utamanya adalah masih tingginya mahasiswa yang titip absen pada jam kuliah.

    Persoalan – persoalan karakter tersebut bukan hanya menjadi tanggung jawab Pimpinan Universitas semata melainkan semua elemen yang berada dalam lingkungan Universitas Muhammadiyah Purwokerto termasuk Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang merupakan Organisasi Otonom Muhammadiyah. IMM sebagai Ortom adalah pelangsung dan

  • Rosita, Anjar Nugroho

    Peranan Ikatan Mahasiswa Muhammmadiya dalam Membentuk Karakter Islami di Universitas Muhammadiya Purwokerto

    214

    penyempurna amal usaha muhammadiyah sehingga sangat di nantikan peran dan kontribusinya bagi Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

    Menurut Muhaimin (2013) metode yang dapat diterapkan dalam pembentukan karakter islami adalah melalui internalisasi nilai – nilai Islami pada setiap kegiatan, pembiasaan, keteladanan, dan pendampingan. Berkaitan dengan teori tersebut, hasil penelitian ini dalam penerapan peranan IMM dalam membentuk karakter Islami mahasiswa juga memliki kesamaan bahwa IMM dalam jalan dakwahnya melalui kegiatan kampus menerapkan metode seperti yang tercantum dalam buku Muhaimin (2013) yaitu: pertama, internalisasi nilai – nilai Islami, hal ini dibuktikan dalam pembentukan karakter taat beribadah kader selalu mengawali dengan kegiatan dengan basmallah dan membaca Al-Qur’an, kemudian setelah itu menghentikan kegiatan ketika adzan berkumandang dan membaca surat Al-Kahfi setiap hari jum’at di beberapa komisariat. Hal tersebut juga di terapkan saat kader IMM berperan dalam kegiatan mahasiswa umum. Kedua, pembiasaan, berdasarkan hasil wawancara kader komisariat melihat karakter islami yang terbentuk dalam setiap individu karena sering mengikuti kegiatan di IMM sehingga terbiasa dan menjadi rutinitas pada individu kader. Ketiga, metode keteladanan dan pendampingan ini berdasarkan hasil observasi serta wawancara dengan kader dan LPPI, kader IMM terapkan pada kegiatan kampus seperti menjadi mentor dan tutor Bimbingan baca Al-Qur’an.

    Berdasarkan hasil tersebut, peranan IMM dalam membentuk karakter Islami mahasiswa secara umum adalah mengaplikasikan peranan dan fungsi IMM sebagai organisasi dakwah dan pengkaderan dengan dibuktikan melalui berperannya IMM dalam setiap program kampus diantaranya:

    1. Menjadi mentor pada kegiatan mentoring. Tujuan diadakannya mentoring adalah agar mahasiswa UMP dapat memhami perilaku-perilaku Islami serta dapat membiasakan diri dengan kebiasaan Islami yang sering disebut dengan 9 Golden Habbit (9 Kebiasaan Emas) yang telah tercantum pada Diary Moslem yang dipegang oleh masing-masing mentee (mahasiswa baru) melalui pemantauan dari para mentor setiap kelompok. Mentoring ini memiliki kesempatan yang besar dan kader IMM mengambil peran di jalan dakwah dalam pembentukan karakter Islami yang matang, karena waktu yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa baru di UMP adalah selama dua semester.

    2. Tutor Bimbingan baca Qur’an. Diadakannya Bibaq ini karena terdapat permasalahan yang telah peneliti cantumkan pada problem karakter islami mahasiswa UMP, bahwa disetiap angkatan mahasiswa baru terdapat beribu mahasiswa yang tidak lulus baca Al-Qur’an. Hal ini disebabkan karena kurangnya karakter taat beribadah (khususnya dalam baca al-qur’an) pada setiap individu mahasiswa.Tutor Bibaq, tidak sepenuhnya dari mahasiswa namun dari Tim LPPI juga ikut andil dalam membimbing baca Al-Qur’an mahasiswa.

    Meskipun tidak ada spesikifikasi dalam persyaratan menjadi tutor harus kader IMM, namun sejauh ini berdasarkan data Tutor Bibaq dari LPPI, mayoritas adalah kader IMM. Sampai pada periode Bibaq 2018 dari 53 kelompok bibaq, mayoritas tutornya adalah kader IMM dan Tim dari LPPI. Berdasarkan data tersebut maka IMM di UMP sangat berperan dalam membimbing mahasiswa yang belum lancar dalam baca Al-Quran dan secara tidak langsung dapat membina karakter islami taat beribadah mahasiswa UMP agar lebih tekun dalam belajar Al-Qur’an, sehingga para mahasiswa tersebut dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berperannya IMM sebagai Tutor Bibaq, maka dapat dijadikan

  • PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI PAI UMP TAHUN 2019 ISBN : 978-602-6697-31-8

    215

    sebagai teladan atau contoh yang baik kepada mahasiswa tersebut bahwa kader IMM mampu memliki basic keagamaan yang bagus.

    Berdasarkan hasil analisis dari penelitian ini, bahwa terdapat peluang dan hambatan kedepan. Peluang yang dapat IMM lakukan adalah, dengan memiliki karakter kader yang mayoritas dari segi keamanan bagus, IMM dapat mengembangkan jalan dakwahnya lebih luas dengan membentuk creative minority, menggelorakan budaya tekun dalam studi, serta sebagai moral force mahasiswa UMP secara umum. Adapun hambatan dari IMM sehingga peranan yang telah dilakukan IMM belum mencapai hasil yang maksimal dalam pembentukan karakter islami mahasiswa yaitu, program IMM yang masih bersifat ekslusif di setiap komisariat, hal ini karena kurangnya komunikasi antar sesama kader IMM di UMP. Dan minimnya nilai karakter kreatif pada individu setiap kader, sehingga kurang memvariasikan dan menginovasi kegaitan-kegaitan yang baru guna menunjang karakter islami mahasiswa secara umum.

    KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa peranan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dalam membentuk karakter Islami mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Purwokerto berawal dari kegiatan pengkaderan Darul Arqam Dasar yang sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter kader IMM, kemudian dari pengkaderan tersebut menghasilkan beberapa karakter islam yang dapat terbentuk dalam setiap individu kader. Pada hasil penelitian ditemukan bahwa peranan kader IMM untuk membentuk karakter Islami mahasiswa yaitu dengan berperan sebagai mentor di kegiatan mentoring, dan menjadi tutor bimbingan baca Al-Qur’an. Peluang yang dapat IMM lakukan adalah, dengan memiliki karakter kader yang mayoritas dari segi keamanan bagus, IMM dapat mengembangkan jalan dakwahnya lebih luas dengan membentuk creative minority, menggelorakan budaya tekun dalam studi, serta sebagai moral force mahasiswa UMP secara umum.Hambatan dari IMM sehingga peranan yang telah dilakukan IMM belum mencapai hasil yang maksimal dalam pembentukan karakter islami mahasiswa yaitu, program IMM yang masih bersifat ekslusif di setiap komisariat, hal ini karena kurangnya komunikasi antar sesama kader IMM di UMP. Dan minimnya nilai karakter kreatif pada individu setiap kader.

    DAFTAR PUSTAKA

    Agham, Noor Chozin. 1997. Melacak Sejarah Kelahiran dan Perkembangan Ikatan Mahasiswa Muhamamdiyah. Jakarta: PERKASA.

    Aris Kurniawan. 2018. Peran Mahasiswa Menurut para Ahli Beserta Peran dan Fungsinya. (Online), (https://www.gurupendidikan.co.id) diakses tanggal 11 Desember 2018 pukul 20.15)

    Azzam. 2011. Melacak Akar Ideologi Gerakan Mahasiswa Islam Indonesia. (Online), (http://www.academia.edu) diakses tanggal 12 Desember 2018 pukul 05.23)

    Bungin, Burhan. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

    Caly, Sadli. 2012. Mahasiswa dan Menulis. (Online), (http://etheses.uin-malang.ac.id) diakses tanggal 12 Desember 2018 pukul 08.48

    Dewan Pimpinan Pusat IMM. Sistem Perkaderan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Jakarta : 2011

    https://www.gurupendidikan.co.id/http://www.academia.edu/http://etheses.uin-malang.ac.id/

  • Rosita, Anjar Nugroho

    Peranan Ikatan Mahasiswa Muhammmadiya dalam Membentuk Karakter Islami di Universitas Muhammadiya Purwokerto

    216

    Djam’an Satori dan Komariah, 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif,. Bandung : Alfabeta.

    Fathoni, Farid, 1990. Kelahiran Yang di Persoalkan. Surabaya: Bina Ilmu.

    Indah Wahyuningsih.”Pendidikan Kader Muhammadiyah Dalam Meningkatkan Karakter Mahasiswa”. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta : 2014. (diakses pada tanggal 13 September 2018. 22:30)

    Makhrus Ahmadi, Aminudin Anwar. 2014. Geneaologi Kaum Merah Pemikiran dan Gerakan. Yogyakarta: MIM Indigenous School dan Rangkang Education.

    Marzuki. Pendidikan Karakter Islam, Jakarta: AMZAH. 2015

    M. Abdul Halim Sani. Manifesto Gerakan Intelektual Profetik. Yogyakarta : 2011.

    Mila Ayuningtyas.” Nilai – nilai Pendidikan Islam dalam Organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Komisariat Muhammad Abduh Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta Periode 2014”. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta : 2014. (diakses pada tanggal 13 September 2018. 22:30)

    Miswar, (dkk.) Akhlak Tasawuf Membangun Karakter Islami. Medan: Perdana Publishing. 2015

    Moleong Lexy, 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Prosdakarya

    Moleong Lexy, 2016. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Prosdakarya

    Muhaimin, 2013. Rekontruksi Pendidikan Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

    Nata, Abudin. 2017. Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia (cet.XII). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

    Nazir, Moh. 2011. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

    Patilima, Hamid. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

    Pribadi, Imam. "Peranan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (Imm) Dalam Membentuk Perilaku Beragama Mahasiswa Di Perguruan Tinggi Muhammadiyah." Voice of Midwifery 5.07 (2016): 39-54

    Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. . Bandung: ALFABETA.

    Susiyanti.”Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Karakter Islami (Akhlak Mahmudah) di SMA Negeri 9 Bandar Lampung”. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan. Lampung : 2016. (diakses pada jurnal uin raden intan pada tanggal 13 September 2018. 22:11)

    Wildan, Muhammad (dkk.) 2015. Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia Jilid 3. Jakarta: Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya.

    Cover Pendidikan Agama Islam_bELAKANG.pdfPage 1

    Cover Pendidikan Agama Islam_DEPAN.pdfPage 1

    Cover Pendidikan Agama Islam_bELAKANG.pdfPage 1


Recommended