Post on 22-Oct-2021
transcript
i
LAPORAN KEMAJUAN
PENELITIAN HIGH IMPACT
DANA ITS 2020
IMOBILISASI JAMUR PELAPUK COKLAT (Gloeophyllum trabeum) DALAM METAL ORGANIC FRAMEWORKS UiO-66 DAN APLIKASINYA
DALAM BIODEGRADASI LIMBAH PEWARNA BATIK REACTIVE BLACK 5
Tim Peneliti :
Adi Setyo Purnomo, M.Sc., Ph.D. (Departemen Kimia/Fakultas Sains dan Analitika Data) Dra. Ratna Ediati, M.Si., Ph.D. (Departemen Kimia/Fakultas Sains dan Analitika Data) Prof. Dr. Taslim Ersam, MS. (Departemen Kimia/Fakultas Sains dan Analitika Data)
Drs. Refdinal Nawfa, MS. (Departemen Kimia/Fakultas Sains dan Analitika Data)
DIREKTORAT RISET DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2020
Sesuai Surat Perjanjian Pelaksanaan Penelitian No: 835/PKS/ITS/2020
i
Daftar Isi
Daftar Isi .......................................................................................................................................................... i
Daftar Tabel .................................................................................................................................................... ii
Daftar Gambar ................................................................................................................................................ iii
BAB I RINGKASAN ...................................................................................................................................... 1
BAB II HASIL PENELITIAN ........................................................................................................................ 3
BAB III KENDALA PELAKSANAAN PENELITIAN ................................................................................ 8
BAB IV RENCANA TAHAPAN SELANJUTNYA ..................................................................................... 9
BAB V DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 10
ii
Daftar Tabel
Tabel 2.1 Hasil uji dekolorisasi RB5 dengan jamur G. trabeum dari percobaan ke-3 ............. 5
iii
Daftar Gambar
Gambar 2.1 Hasil regenerasi kultur jamur G. trabeum yang baik ............................................ 3
Gambar 2.2 Kultur jamur pelapuk coklat pada media cair (PDB) ............................................ 4
Gambar 2.3 Kurva Absorbansi Vs Panjang Gelombang .......................................................... 5
Gambar 2.4 Hasil uji dekolorisasi dengan masa inkubasi 28 hari ............................................ 6
Gambar 2.5 Kurva standar RB5 ................................................................................................ 6
Gambar 2.6 XRD dari UiO-66 .................................................................................................. 7
Gambar 2.7 Hasil SEM dari MOF UiO-66 (Perbesaran 10000x) ............................................. 7
1
BAB I
RINGKASAN
Berdasarkan data dari Kementrian Perindustrian Republik Indonesia tahun 2019 pada
triwulan III, Industri tekstil dan pakaian jadi merupakan sektor manufaktur yang mencatatkan
pertumbuhan paling tinggi sebesar 15,08 persen. Hal ini diperkuat oleh data dari Badan Pusat
Statistik (BPS) menunjukkan produksi industri pakaian jadi mengalami pertumbuhan signifikan
sebesar 15,29 persen. Salah satu andalan industri tekstil di Indonesia yaitu produk batik, tekstil jenis
ini telah lama dikerjakan mulai dari skala rumah tangga hingga skala pabrik. Namun di balik
perkembangan industri batik ternyata menyisakan masalah lingkungan dengan adanya limbah dari
proses pembuatannya terutama limbah pewarna. Banyak limbah yang memiliki tingkat toksisitas
yang tinggi yang terdiri dari senyawa-senyawa yang sulit didegradasi dimana limbah pewarna ini
dapat menimbulkan efek merugikan bagi lingkungan dan makhluk hidup. Salah satu pewarna azo
yang sering terdapat pada limbah pewarna tekstil adalah reactive black 5 (RB5). Selama proses
pewarnaan sekitar 15-50% pewarna tidak terikat dalam serat kain dan dibuang bersama limbah
tekstil. Mengingat dampak negatif dari pencemaran limbah tekstil ini maka perlu dicari solusinya,
dimana salah satu metode yang ramah lingkungan yaitu bioremediasi. Salah satu jamur yang dapat
digunakan untuk biodegradasi pewarna adalah jamur pelapuk coklat Gloeophyllum trabeum.
Biodegradasi menggunakan jamur pelapuk coklat ini masih menjanjikan untuk diteliti, dimana
kemampuannya akan dioptimasi pada material Metal Organic Frameworks (MOF) UiO-66 dimana
MOF ini memiliki kemampuan yang baik sebagai adsorben zat pewarna. Kombinasi keduanya
diharapkan bisa menghasilkan material yang dapat digunakan dalam pengolahan limbah tekstil.
Sistem jamur/MOF menawarkan kecepatan adsorpsi pewarna yang cepat dan fotokatalis oleh MOF,
didukung oleh proses bioregenerasi oleh jamur sehingga diharapkan sistem ini dapat mendegradasi
pewarna lebih efisien. Berdasarkan hal tersebut, tujuan penelitian ini adalah mensintesis dan
mengkarakterisasi material jamur pelapuk coklat G. trabeum yang terimobilisasi dalam MOF UiO-
66 serta menguji kemampuan degradasinya pada pewarna batik RB5. Pengaruh penambahan MOF
UiO-66 pada sintesis material GT/UiO-66 akan dievaluasi dan dikarakterisasi sifat-sifatnya antara
struktur padatannya (XRD), morfologi, bentuk, ukuran dan susunan partikel (SEM), ukuran dan
volume pori dan luas permukaan spesifik (adsorpsi-desorpsi nitrogen), kestabilan termal padatan
(TGA), dan juga kemampuan degradasinya (Spektrofotometer UV-Vis). Material GT/UiO-66
2
selanjutnya diuji kemampuannya dalam mendekolorisasi pewarna RB5 dan metabolit produk hasil
degradasi akan diuji dengan LCMS. Tahapan-tahapan yang akan dilakukan: sintesis material
GT/UiO-66 dan karakterisasinya menggunakan XRD, TGA, Adsorpsi-desorpsi nitrogen, dan SEM;
uji degradasi pada pewarna RB5 dan kondisi optimum (pH dan suhu), dan analisis produk metabolit
dan persen dekolorisasi. Target luaran dari penelitian ini adalah publikasi dalam jurnal internasional
terindeks Scopus yaitu di jurnal “Applied Microbiology and Biotechnology” dengan Impact factor
3.670 (Q1). Penelitian ini diharapkan menghasilkan metode penanganan masalah limbah zat warna
dan dapat bermanfaat bagi ITS serta pelaku industri batik khususnya dan dapat dijadikan sebagai
referensi dalam upaya penanganan masalah limbah pewarna batik.
Kata kunci : Biodegradasi, Jamur Pelapuk Coklat, Gloeophyllum trabeum. MOF, UiO-66,
Reactive Black 5.
3
BAB II
HASIL PENELITIAN
2.1 Kemajuan Pelaksanaan Penelitian
Berdasarkan prosedur penelitian yang telah disusun sebelumnya, maka beberapa kemajuan
yang telah dapat dilaksanakan yaitu sebagai berikut:
1. Regenerasi Kultur Jamur
2. Persiapan Kultur Jamur pada Media Cair
3. Dekolorisasi Pewarna Reactive Black 5 dengan Kultur Jamur Cair (PDB)
4. Pembuatan Kurva Standar Reactive Black 5
5. Karakterisasi MOF UiO-66 dengan XRD dan SEM
2.2 Hasil Penelitian Yang Telah Diperoleh
2.2.1 Regenerasi Kultur Jamur
Regenerasi stok kultur Gloeophyllum trabeum ke dalam media PDA tidak selalu berjalan
baik, beberapa kali hasil inokulasi mengalami kontaminasi oleh bakteri. Sterilisasi dalam proses ini
sangat diperlukan sebab sedikit kesalahan dapat mengakibatkan kontaminasi. Peralatan dan media
tumbuh (PDA) harus disterilisasi dengan autoklaf terlebih dahulu kemudian dalam proses inokulasi
jamur di Laminar Air Flow juga harus tetap diperhatikan sterilisasinya.
Gambar 2.1 Hasil regenerasi kultur jamur G. trabeum yang baik
Sterilisasi yang dilakukan dalam tahap ini yaitu dengan menggunakan alat autoklaf,
temperatur sterilisasi biasanya 121C, sedang tekanan sekitar 17,5-20 psi. lama sterilisasi tergantung
dari volume dan jenis bahan. Media disterilisasi hanya 20-40 menit jika terlalu lama menyebabkan:
degradasi vitamin dan asam-asam amino, inaktivasi sitokinin zeatin riboside dan perubahan pH
4
yang mengakibatkan depolimerisasi agar [1]. Selain itu untuk mencegah kontaminasi organisme
lain dalam mengembangbiakkan kultur jamur ada juga yang menggunakan antibiotik, namun dari
penelitian terkini telah meningkatkan perhatian pada potensi terjadinya perubahan ekspresi genetik
dari sel kultur dengan adanya antibiotik ini [2].
2.2.2 Persiapan Kultur Jamur Pada Media Cair
Pada tahap persiapan kultur jamur pelapuk coklat dari media padat (PDA) ke media cair
(PDB) juga mengalami hal yang sama. Indikasi kegagalan pada tahap ini yaitu setelah kultur
diinkubasi sehari biasanya media menjadi keruh atau terdapat biofilm di permukaan media akibat
kontaminasi organisme lain.
Gambar 2.2 Kultur jamur pelapuk coklat pada media cair (PDB)
Biofilm merupakan suatu lapisan komunitas kompleks yang dapat berasal dari
perkembangbiakan bakteri. Dalam biofilm, sel tumbuh dalam agregat multiseluler terbungkus
dalam matriks ekstraseluler yang diproduksi oleh bakteri sendiri [3]. Adanya kontaminasi bakteri
dapat menghambat aktivitas enzimatik dari jamur. Bila bakteri telah masuk dalam sistem maka akan
bersaing dengan jamur terhadap substrat yang ada dan ini menghambat pertumbuhan jamur yang
akhirnya menimbulkan ketidakefektifan dalam degradasi dan dekolorisasi pewarna [4].
2.2.3 Dekolorisasi Pewarna Reactive Black 5 dengan Kultur Jamur Cair (PDB)
Uji dekolorisasi pewarna Reactive Black 5 diawali dengan pembuatan larutan pewarna 2000
ppm kemudian diinjeksikan ke kultur jamur G. trabeum yang berisi PDB sehingga konsentrasi
akhirnya 100 ppm. Uji dekolorisasi ini dilakukan hingga 3 kali: pertama, dengan panjang
gelombang 450-600 nm dengan masa inkubasi hingga 14 hari, kedua, panjang gelombang 300-800
nm dan masa inkubasi hingga hari ke 28, dan yang ketiga dengan panjang gelombang 300-800 nm
5
dengan masa inkubasi 7 hari. Hasil absorbansi kemudian dibuat grafiknya dengan panjang
gelombang sebagai sumbu X-nya. Berikut kurva Absorbansi Vs panjang gelombang yang telah
diukur dengan spektrofotometer UV-Vis:
Gambar 2.3 Kurva Absorbansi Vs Panjang Gelombang
Pengukuran % dekolorisasi diukur dari panjang gelombang maksimum 596 nm, data yang
diperoleh sebagai berikut:
Tabel 2.1 Hasil uji dekolorisasi RB5 dengan jamur G. trabeum dari percobaan ke-3
Treatmen Kontrol Abio Absorbansi %Dekolorisasi
H1 1.540 0.869 43.571
H3 1.540 0.147 90.455
H5 1.540 0.138 91.039
H7 1.540 0.241 84.351
Proses biodekolorisasi mencapai maksimal pada hari ke-5 dengan % dekolorisasi sebanyak
91,039% namun terjadi kenaikan intensitas warna di panjang gelombang 350 nm. Hal ini
disebabkan adanya transformasi dalam struktur yang disebabkan oleh kondisi asam karena
-0,500
0,000
0,500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
300 400 500 600 700 800
K Abiotik
H1
H3
H5
H7
6
terbentuknya asam organik selama pre-inkubasi jamur. Selain itu kemungkinan telah terbentuk
metabolit sekunder dari hasil degradasi pewarna dengan radikal hidroksil yang dihasilkan dari
reaksi Fenton [5]. Gambar 2.4 memperjelas proses dekolorisasi yang terjadi dan kemungkinan
adanya metabolit sekunder yang terbentuk dari perubahan warna yang tampak. Keberadaan
metabolit sekunder dari proses degradasi ini nantinya dipastikan dengan LCMS.
Gambar 2.4 Hasil uji dekolorisasi dengan masa inkubasi 28 hari (kiri ke kanan: Kontrol abiotik
(RB5); Hari ke-0, Hari ke-7, Hari ke-14, Hari ke-21, Hari ke-28)
2.2.4 Pembuatan Kurva Standar Reactive Black 5
Tahap ini dilakukan dengan membuat larutan standar RB 5 dari 2000 ppm kemudian
diencerkan menjadi 100 ppm dan selanjutnya diencerkan secara simultan 25, 20, 15, 10, dan 5 ppm.
Kurva ini berguna untuk menghitung nilai kapasitas adsorpsi dari UiO-66 dan biokomposit Gt-UiO-
66.
Gambar 2.5 Kurva Standar RB5
y = 0,0311x + 0,0005R² = 0,9997
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
0 5 10 15 20 25 30
7
2.2.5 Karakterisasi MOF UiO-66
Karakterisasi yang telah dilakukan dengan material yang ada yaitu morfologi dari MOF
UiO-66 menggunakan instrumen X-Ray Diffraction (XRD) dan SEM, hasil dapat dilihat seperti
pada gambar dibawah ini:
Gambar 2.6 XRD dari UiO-66
Gambar 2.7 Hasil SEM dari MOF UiO-66 (Perbesaran 10000x)
10 15 20 25 30 35 40 45 50 552Theta (°)
0
1000
2000
3000
4000
5000
Inte
nsity
(cou
nts)
8
BAB III
KENDALA PELAKSANAAN PENELITIAN
Kendala yang dihadapi peneliti dalam eksperimennya diantaranya:
1. Kondisi alat dan lingkungan yang belum steril menimbulkan kontaminasi pada kultur jamur
2. Adanya kerusakan pada alat inkubator shaker sehingga digunakan kombinasi alat shaker yang
dimasukkan dalam inkubator
3. Analisa kimia yang dilakukan di instansi/laboratorium lain pada saat pandemik ini memerlukan
waktu lebih lama.
9
BAB IV
RENCANA TAHAPAN SELANJUTNYA
Tahap yang selanjutnya yang akan dilakukan yaitu:
1. Pembuatan Biokomposit Gt/UiO-66 2. Karakterisasi UiO-66 dan Biokomposit dengan XRD, TGA, GSI, dan SEM 3. Uji dekolorisasi pewarna dengan biokomposit disertai variasi pH dan suhu 4. Uji dekolorisasi pewarna dengan UiO-66 5. Identifikasi produk metabolit dari hasil degradasi pewarna Reactive black 5 dengan jamur G.
trabeum dan biokomposit Gt/UiO-66 6. Perhitungan kapasitas adsorpsi dari UiO-66 dan biokomposit Gt/UiO-66 7. Penulisan draft dan artikel untuk dikirimkan ke jurnal internasional terindeks Scopus (Q1)
10
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
[1] A. Susilowati and S. Listyawati, "Keanekaragaman Jenis Mikroorganisme Sumber Kontaminasi Kultur In vitro di Sub-Lab. Biologi Laboratorium MIPA Pusat UNS," Biodiversitas, vol. 2, no. 1, pp. 110-114, 2001.
[2] Anonim, "Sigma Aldrich," [Online]. Available: https://www.sigmaaldrich.com/technical-documents/articles/biology/cell-culture/cell-culture-troubleshooting-contamination.html. [Accessed 8 September 2020].
[3] D. Lopez, H. Vlamakis and R. Kotler, "Biofilms," Cold Spring Harbor Perspectives in Biology, vol. 2, pp. 1-11, 2010.
[4] S. Sen, S. Raut, P. Bandyopadhyay and S. Raut, "Fungal decolouration and degradation of azo dyes: A review," Fungal Biology Reviews, pp. 112-133, 2016.
[5] A. Purnomo, V. Mauliddawati, M. Khoirudin, A. Yonda, R. Nawfa and S. Putra, "Bio-decolorization and novel bio-transformation of methyl orange by brown-rot fungi," International Journal of Environmental Science and Technology, 2019.